Pagi hari yang biasanya cerah kini menjadi mendung , hujan terus mengguyur tanah tanpa henti. Saking derasnya , Ayuti bahkan tidak bisa kesekolah. Ayuti dan Renata sudah sangat rapi dan hendak berangkat tapi terhalang oleh hujan deras ini.
''Apa Tuhan sedang bersedih? Apa beban yang tuhan miliki , kau bisa berbagi padaku.'' Gumam Ayuti sambil memainkan jarinya di tetesan hujan dan menatap ke atas langit.
''Gimana ni? Hujan terus deras , mantel udah di bawa sama ayah ke sawah. Kita gak bisa sekolah kalau gini.'' Ucap Renata sedih , Ayuti diam dan mengeringkan tangannya. Lalu tangannya masuk kedalam saku rok dan mencari info di grup apakah sudah ada yang datang atau belum. Setelah itu memasukan ponselnya ke plastik dan memasukan ponselnya ke tas yang sudah di mantel.
''Rere , kita hujan-hujanan aja gimana?'' Tanya Ayuti memberikan ide gila itu padahal sekolah juga jauh kalau jalan kaki.
''Gak mau ah , nanti sakit malah makin repot. Lagian ini dingin tau.'' Tolak Renata sambil memeluk tubuhnya sendiri agar hangat.
''Gak seru kamu re , kalau begitu aku duluan ya....'' Ayuti nekat berlari di jalan yang becek dan sedikit berlumpur.
''Ayuti!!!'' Panggil Renata dengan kesal , sahabatnya satu ini memang kadang gila hujan-hujanan.
Ayuti seakan tuli lalu terus berlari keluar desa. Tak jauh di luar desa ada pos satpam , yang memang untuk orang bertanya tentang jalan ke arah desa dan ada pak satpam juga. Ayuti berlari kesana dengan keadaan basah dan berteduh disana.
''Eh Ayuti , abis dari mana? Kenapa basah semua gitu?'' Tanya Pak satpam yang memang sudah mengenal Ayuti.
''Hehehe , Ayuti mau kesekolah. Lagian kalau hujan gini pasti lama redanya. Meski hujan-hujanan harus tetap menuntut ilmu kan?'' Ayuti hanya beralasan saja , padahal teman sekelasnya saja belum ada yang datang ke sekolah dan bahkan ada yang baru bangun akibat keenakan tidur karena hujan.
''Wah Ayuti anak yang pintar ya , anak bapak di rumah mana mau kesekolah. Palingan kalau hujan gini minta bolos sekolah.'' Curhat pak satpam dengan tersenyum miris.
''Gpp kali pak , lagian anak bapak kan baru TK masa mau di paksa sih lagian juga pasti di liburkan kalau sudah hujan gini.'' Sahut Ayuti yang tidak habis pikir dengan pak satpam , Ayuti tau kelakuan pak satpam yang sungguh sangat mengesankan. Masa anaknya yang TK biasanya sekolah jam 8 dia suruh sekolah jam 6 , bahkan gerbang sekolah aja belum buka.
''Biar rajin aja gitu , siapa tau nanti jadi presiden.'' Harap pak satpam.
''Semoga aja ya pak , kalau anak bapak itu bijak , adil dan pintar , maka akan saya doakan agar terpenuhi impian bapak.'' Ucap Ayuti dengan tersenyum ramah.
Brummmmm..........
Cit.............
Dua motor besar kini berhenti di hadapan Ayuti , Ayuti menatap mereka berdua dan seperti mengenal siapa mereka.
''Kak Edwin , kak Nyzan?'' Sapa Ayuti dengan menundukkan wajahnya ingin memastikan wajah kedua orang itu.
Dan benar saja , itu adalah Edwin dan Nyzan.
''Ayuti , kamu kemarin di chat Yuda gak? Dia bilang dia dimana gak? Atau mau kemana?'' Tanya Edwin langsung tanpa basa-basi.
''Enggak , kak Yuda gak chat maupun telpon seperti biasnya. Emang kenapa?'' Tanya Ayuti penasaran.
''Kemarin ada masalah di keluarganya lalu dia pergi gitu aja.''Jelas Edwin.
''Palingan entar juga balik.'' Ucap Ayuti dengan enteng.
''Ini gak seperti biasanya. Ya udah kalau Yuda ada telpon atau SMS beri tahu kami ya.'' Ayuti mengangguk , Edwin dan Nyzan langsung balik dan menancap gas.
''Siapa itu Ayuti?'' Tanya pak satpam penasaran.
''Temen , pak satpam Ayuti pamit ya.'' Ayuti kembali berlari dan mencoba tidak ikut campur urusan Yuda.
Setelah berlari begitu jauh , Ayuti berhenti di tengah-tengah hujan. Pikirannya tak bisa tenang kalau Yuda belum pulang. Karna rasa empatinya terlalu besar.
Ayuti berlari ke arah jalan lain , yang seharunya jalan menuju sekolah Ayuti malah ke jalan kecil yang kadang orang lewati sebagai jalan lebih cepat menuju jalan besar.
Ayuti berlari sambil celingukan , di jalan ini memang jarang ada yang melewati karena lebih aman menggunakan jalan biasa. Ayuti berlari kecil dan matanya sibuk mencari. Di jalan ini kalau tidak hujan biasanya akan ada banyak begal atau penjahat lain.
Tak jauh dari sana , mata Ayuti menangkap seseorang yang sepertinya sangat ia kenal. Orang itu menaiki pagar jembatan dan menatap ke bawah.
''Yuda?'' Ucap Ayuti kaget , jantungnya memompa dengan cepat , ia berlari dengan sekuat tenaga. Setidaknya ia dulu pemain softball jadi larinya sedikit kencang.
Ayuti menarik lengan Yuda yang hampir terhuyung kedepan , dengan sekuat tenaga Ayuti menarik Yuda hingga Yuda terjatuh kebelakang. Ayuti yang juga tersungkur langsung bangun saat Yuda kembali bangun dan ingin meloncat Kembali.
''Kak yuda!!!!!'' Teriak Ayuti memegang tangannya agar tidak naik kesana lagi.
''Lepas!!'' Bentak Yuda dan menepis Ayuti. Ayuti tidak mau kalau dia menarik tangan Yuda lalu tangan kanannya refleks langsung memukul pipi mulus Yuda.
Plakkkk........
Setidaknya tamparan itu bisa membuat Yuda berhenti dan menatap Ayuti dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
''Yuda!!! Apa kau gila!! Apa kau ingin marah padaku!??? Silahkan , ingin membalas pukulanku!??? Silahkan.'' Ayuti berteriak dengan air mata yang sudah keluar. Jantungnya sangat berdetak kencang karna takut. Takut Yuda akan kembali bunuh diri di depannya.
Ayuti menangis seperti anak kecil , suaranya sangat terdengar. Yuda menunduk lalu bersimpuh dan juga menangis. Ayuti yang melihat Yuda seperti tidak memiliki harapan dan sepertinya sangat hancur , dengan lembut dia mendekap Yuda dalam pelukannya. Entah dorongan apa itu , tapi Ayuti bisa merasakan sakit dari tangis Yuda.
''Kenapa kau ingin bunuh diri kak! Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Tidak kah kau memikirkan orang yang kau sayang?'' Tanya Ayuti dengan memeluk dan mengusap pelan punggung Yuda ingin menenangkan.
''Semua sudah berakhir , aku adalah anak yang tidak di harapan hiks........ Seharusnya dari kecil aku sudah tau kalau aku hanya beban dan aib untuk mereka. Saat aku masih kecil aku selalu berharap bisa memeluk mama dan papa dan berbicara dengan mereka tanpa harus berdebat atau saling menghina. Ternyata harapanku sia-sia , aku hanya anak yang buruk untuk mereka. Aku kira dengan aku nakal , aku bisa menarik perhatian mereka tapi aku salah. Hikss........'' Yuda memeluk Ayuti dengan erat , saat ini dirinya membutuhkan seseorang sebagai sandaran.
''Aku ingin mereka tau kalau aku sangat menyayangi mereka , meski mereka selalu memintaku pergi ke dasar bumi agar mereka tidak bisa melihatku lagi. Aku bukan anak yang baik Ayuti........Hiks .........Aku adalah beban......Huaaa........'' Ayuti yang pertama kali melihat pria menangis selain adiknya sendiri , jadi ikut sedih. Ayuti bisa merasakan rasa sakit yang teramat sangat untuknya.
Memang benar Ayuti tidak tau bagaimana cerita aslinya tapi Ayuti tau kalau kejadian itu membuat Yuda terguncang.
''Kak , sekarang aku nanya. Kalau kakak bunuh diri apa kakak akan di akui? Apa kakak akan disayang? Tidak kak , mereka akan menyayangimu setelah tau kalau kau itu bukan anak yang buruk. Kau adalah anak yang sangat baik dan juga sangat penyayang. Dengan bunuh diri kakak tidak akan tau dunia luar , betapa indahnya dunia ini kakak tidak akan tau.'' Jelas Ayuti dengan terus menangis.
''Aku sudah tidak memliki harapan , aku sudah tidak memiliki keluarga.'' Ucap Yuda , Ayuti melepaskan pelukannya lalu mengangkat dagu Yuda hingga tatapan mereka bertemu.
''Ada aku , kak Edwin , kak Nyzan , dan Fabian. Kita semua keluarga kak , keluarga tidak harus ada hubungan darah tapi keluarga adalah seseorang yang selalu ada untuk kita.'' Ucap Ayuti sungguh-sungguh.
''Apa kau mengutip kata-kata itu dari drama?'' Ayuti tersenyum dengan masih mata yang berkaca-kaca.
''Aku serius Yuda!!'' Ucap Ayuti tegas , hujan terus membasahi mereka membuat mereka basah kuyup.
''Terima kasih ,'' Ucapan itu terlontar begitu saja saat Ayuti menoleh kesana-kemari untuk memastikan tidak ada orang desa yang melihat mereka.
''Untuk apa?'' Tanya Ayuti menatap heran pada Yuda , dengan tangan yang menghapus air matanya.
''Karna mau menyelamatkan ku dan menangis bersama ku. Aku penasaran kenapa kau peduli dengan ku?'' Tanya Yuda dengan menatap intens Ayuti , Ayuti yang di tatap menjadi salah tingkah.
''Entahlah , mungkin sebagai sesama manusia atau rasa empati. Ayo berdiri , kita gak mungkin kan terus disini hujan-hujanan karena ini kehidupan nyata bukan drama atau novel , yang dimana hujannya tidak akan buat kita sakit.'' Ayuti bangun begitu juga dengan Yuda mereka berjalan kembali ke jalan biasa.
Di jalan itu juga sudah ada tempat berteduh jadi mereka disana untuk berteduh.
''Wahhhh......dingin sekali......'' Ucap Ayuti menggigil , ia kira kalau dirinya tidak akan menggigil seperti ini karna hujan.
''Ini pakai jaket ku saja ,'' Ayuti menolak pemberian Yuda.
''Kau pikir ini drama Korea , jaket kak Yuda itu udah basah kan makin dingin dong....'' Ucap Ayuti kesal dan Yuda hanya nyengir.
Ayuti membuka mantel tasnya dan merogoh ponselnya. Ayuti mengetik sesuatu di ponselnya lalu memasukan kembali ponselnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa :
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments