Hari ini pagi begitu mendung , sangat sulit mencari secercah cahaya matahari. Dunia seakan sedang menangisi kepergian seseorang. Meski mendung , langit masih menampakan keindahannya.
Di depan pintu , Ayuti duduk sambil menatap langit dengan rasa takjub , tuhan adalah seniman karena Tuhan bisa membuat dunia beserta isinya. Rintik hujan mulai turun dan membasahi tanah yang biasanya selalu kering. Ayuti berfikir bagaimana cara mencari uang yang lumayan bisa membantu biaya rumah.
Tadi saat di dapur , Ayuti mendengar kalau uang sudah mulai menipis dan beras terus berkurang. Sawah yang ayah miliki juga tidak berisi apapun , Ayuti seakan kehabisan akal untuk mencari uang. Jika hanya mengandalkan uang yang ia peroleh maka itu tidak akan cukup. Terlebih lagi biaya sekolah kedua adiknya yang masih belum lunas.
''Huhh........'' Ayuti menghela nafas berat , pikirannya sedang mencari cara untuk mendapatkan uang untuk membantu orang tuanya.
''Ada apa? Kenapa kayak tertekan gitu sih? Apa ada yang membuatmu khawatir?'' Baru datang saja Renata sudah menanyakan 3 pertanyaan sekaligus.
''Aku baik-baik saja , apa pekerjaan mu sudah selesai?'' Tanya Ayuti , ia ingat kalau tadi Renata harus mencuci piring kotor.
''Sudah beres......Kalau kau mau berbohong itu belajar dulu. Pasti kepikiran dengan ucapan ayah sama ibu tadi pagi ya? Aku juga mendengarkan itu dan juga sedang mencari solusi. Aku ngerasa kalau aku disini hanya menjadi beban untuk kalian.'' Ucap Renata sambil menunduk Sedih.
''Kenapa ngomong gitu sih? Kita itu satu keluarga mengerti! Tidak ada yang namanya beban disini. Kalau sampai ayah dengar ini maka dia akan sedih.'' Renata yang tadinya menunduk lalu menatap Ayuti.
''Aku gak mau ayah sedih. Aku juga memikirkan untuk bekerja tapi , dimana? Kau tau bukan , kita belum tamat jadi sangat sulit mencari pekerjaan untuk kita.'' Ayuti menyetujui ucapan Renata.
''Aku ingin cepat-cepat tamat , dan membantu ayah dan ibu mencari uang.''
''Iya , hanya membutuhkan beberapa bulan saja maka kita akan tamat.'' Timpal Renata.
''Benar , kita akan bekerja keras dan menghasilkan uang. Aku juga sangat ingin , jika sudah bisa mengubah ekonomi keluarga maka aku akan lanjut kuliah.'' Renata tersenyum menatap Ayuti.
''Benar , kita harus menuntut ilmu hingga ke negri cina.'' Ayuti dan Renata tertawa saat mengingat selogan itu.
Tak lama kemudian , hujan yang tadi sangat deras lama-lama mereda dengan sendirinya. Ayuti yang sedang memainkan ponselnya dan Renata juga melakukan hal yang sama.
''Hujan-hujan gini jadi inget mantan'' Ayuti membaca salah satu postingan temannya.
''Hah! Hujan-hujan inget mantan tuh jemuran kagak di inget.'' Sewot Ayuti sendiri , Renata hanya mendengarkan sambil tersenyum tipis.
Sekitar beberapa menit , datanglah seorang wanita yang Ayuti kenal. Dia adalah Sarah tetangga sebelah.
''Ayuti ,'' Sapa Sarah dengan tersenyum , di belakangnya ada Yuda dan Fabian yang sedang menenteng rantang di kedua tangan mereka.
Ayuti dan Renata langsung bangun dan menyambut mereka dengan tersenyum ramah.
''Tante Sarah , silakan masuk dulu.'' Sarah menolak dengan cepat.
''Tidak perlu nak , Tante juga buru-buru. Begini nak , Tante kesini buat nganterin rantang mu yang kemarin , sambil juga ada makanan untuk kalian karna sudah menyambut kami disini.'' Ayuti menerima rantang itu dengan sopan. Renata sudah mendengar tentang tetangga baru itu dari Ayuti jadi dirinya tidak terkejut.
''Beneran nih Tante , gak mau mampir dulu?'' Tanya Ayuti memastikan.
''Enggak deh nak , lain kali aja. Tante juga harus ke tetangga yang lain untuk bawa rantang-rantang ini. Ya sudah , kalau begitu Tante pamit ya. Lain kali mampir lah kerumah Tante.'' Ayuti mengangguk , Sarah menepuk pundak Ayuti lalu pergi dari sana.
Terlihat jelas kalau keterpaksaan di wajah Yuda yang terus cemberut. Mata Ayuti dan Yuda tidak sengaja saling menatap , dengan jailnya Ayuti tersenyum dengan tangan yang menyentuh bibirnya lalu tangan itu maju dan memberikan kis jarak jauh.
Yuda yang melihat itu entah mengapa ingin tersenyum lalu dirinya benar tersenyum. Renata yang melihat Yuda tersenyum ke arah mereka , menjadi bingung. Kenapa ia tersenyum?.
''Pria itu tersenyum pada siapa?'' Tanya Renata yang memang belum tau nama Yuda.
''Entah , '' Ayuti pura-pura tidak tau kejahilan yang ia buat sendiri.
''Apa jangan-jangan........'' Ucap Renata yang menggantung membuat Ayuti semakin penasaran akan akhirnya kalimatnya.
''Jangan-jangan pria itu gila.'' Celetuk Renata yang membuat Ayuti tertawa begitu saja.
''Pria itu adalah anak dari Tante Sarah , namanya Yuda. Dan perkiraanku sih , Fabian itu adalah sepupu Yuda.'' Ujar Ayuti menebak. Renata mengenal Fabian karena saat di taman kemarin , Renata dengan berani bertanya dan mengira kalau Fabian bertemu Ayuti jadi , dari situlah mereka berkenalan.
Ayuti masuk kedalam rumah untuk memberikan rantang pada ibunya.
''Udah dikembaliin? Isi makanan pula?'' Tanya ibu sambil mengeluarkan makanan itu.
''Iya bu , katanya sebagai ucapan terimakasih.'' Ayuti hendak pergi namun di cegah oleh ibunya.
''Mau kemana?'' Tanya ibu pada Ayuti , Renata yang juga disana hanya diam saja.
''Mau kekamar bu , mau buat tugas.'' Jawab Ayuti.
''Keluar bentar gih , beliin ibu gula sama kopi.'' Ibu hendak mengeluarkan uang tapi Ayuti langsung pergi sambil berkata.
''Biar aku yang bayar.'' Ibu kembali memasukan uang tadi.
''Re , bantu ibu buat taruh makanan ini di rak ya?'' Renata mengangguk lalu melakukan apa yang diminta ibu lakukan.
🐷
Ayuti keluar rumah dan berjalan santai , menuju ke warung. Di depan warung banyak sekali pria yang nongkrong disana. Ayuti jadi enggan untuk ke warung itu lalu malah mencari warung yang lebih jauh. Kalau dirinya kesana yang ada bisa di ejek massa.
Ayuti kembali berjalan , lalu beberapa menit sampailah di warung yang sepi. Setelah membayar apa yang ia beli , Ayuti kembali berjalan pulang. Tak lama , ada dua bocah dan satu pria yang seumuran dengannya.
''Eh lihat serem deh , kok ada baju melayang. Siang-siang gini kok malah serem sih.'' Ucap pria yang seumuran dengan Ayuti , pria itu malah berbicara dengan keras hingga membuat orang yang lalu lalang mendengarnya dengan jelas.
Ayuti masih diam dan terus berjalan , tak sampai disitu kesabaran Ayuti di uji. Bocah yang ikut pria itu juga ikut mengejeknya.
''Dia kayak batu ya , kayak batu yang di pakein baju lalu terbang deh hahaha........'' Ayuti masih diam dan terus berjalan , menganggap mereka itu hanya anjing yang menggonggong.
Dalam hati Ayuti sudah mencaci maki pria itu tapi tidak dengan dua bocah tadi. Namanya juga bocah pasti kan gak tau mana yang bener dan yang enggak tapi , pria itu sudah dewasa masa masih seperti anak-anak. Ayuti yang meraba ponsel ternyata menemukan earphone di sakunya.
Ayuti memasang earphone itu lalu menghidupkan lagu yang sangat keras agar tidak mendengarkan orang lain bicara apa. Kerena ucapan pria tadi dirinya ingin menangis , rasa insecure kembali menghantui dirinya. Kepercayaan diri Ayuti kembali punah karna ucapan tadi.
Dua orang yang sedang di belakang Ayuti mendengar jelas apa yang pria dan bocah itu katakan. Pria dan bocah itu merasa lelah bicara lalu pergi dengan segera.
''Hay Ayuti!'' Sapa Fabian yang kini sudah berada di sampingnya. Ayuti langsung mematikan musik yang mengalun indah dan membuka earphone nya.
''Hay , udah selesai bawa rantangnya.'' Ayuti bicara sambil tersenyum ramah , meski dirinya sedih tidak pernah ia perlihatkan sama sekali.
''Dari mana?'' Tanya Fabian sambil menengok apa yang Ayuti perlihatkan. Fabian mengangguk.
Yuda hanya diam dan berada di belakang Ayuti. Fabian yang merasa di perhatikan warga , langsung sedikit menjaga jarak. Ia melakukan itu karna harga diri wanita itu sangat penting bagi gadis seperti Ayuti.
''Ayuti , ada waktu luang gak?'' Tanya seseorang yang Ayuti kenal suaranya.
''Eh mbak Ti , ada apa mbak?'' Tanya Ayuti yang menghampiri mbak Ti di depan rumahnya. Yuda dan Fabian juga berhenti disana.
''Minta tolong jaga Gauri ya , abisnya mbak mau jualan ke pasar. Seperti biasa nanti malem baru mbak jemput.'' Ayuti mengangguk lalu mengambil alih Gauri dari tangan mbak ti. Mbak ti adalah menantu dari saudara ayah ayuti. Gauri adalah gadis kecil yang baru bisa berjalan , umurnya kini menginjak 1 setengah tahun.
Ayuti menerima perlengkapan untuk Gauri dan membawa Gauri pergi bersamanya. Ayuti mendekat kearah Yuda dan Fabian lalu mereka berjalan bersama.
''Lebam diwajahnya masih ada , apa dia tidak memperhatikan wajahnya. Apa peduliku?'' Ayuti bicara di dalam hati sambil berjalan.
''Eh , gadis manis , siapa namanya?'' Tanya Fabian yang di acuhkan oleh Gauri. Ayuti terkekeh.
''Dia gak biasa dengan orang baru , namanya adalah Gauri. Eh , bukankah rumah kalian udah lewat ya?'' Tanya Ayuti sambil berhenti. Yuda dan Fabian juga berhenti.
''Hehehe iya , sengaja aku mau nganter kamu sekalian tapi kalau kak Yuda ngapain?'' Tanya Fabian.
''Aku ingin menemui Tante yang mama bilang tadi , katanya disana kunci motor yang mama ambil dariku.'' Yuda berjalan lebih dulu.
''Udah sampai sini aja , aku duluan ya Fabian.'' Ayuti berjalan sambil tetap menggendong Gauri.
''Gadis yang tangguh , meski dihina sekalipun dia tetap menampilkan kalau dirinya tidak terpengaruh.'' Gumam Fabian sambil berbalik arah karena rumahnya sudah lewat dua rumah dari tempatnya berdiri.
Ayuti berjalan pelan karna harus menggendong Gauri , Ayuti memang gadis yang memiliki simpati yang besar dan juga sangat penyayang. Rasa pemaaf nya lebih besar dari keegoisannya.
Yuda yang tadinya berjalan duluan , kini berjalan melambat hingga beriringan dengan Ayuti.
''Apa kau baik-baik saja?'' Tanya Yuda mengingat penghinaan yang Ayuti terima tadi. Setelah mengatakannya barulah Yuda menyadari kalau dirinya terlalu ikut campur.
''Apa ada sesuatu yang terjadi? Aku baik-baik saja dan akan terus seperti itu.'' Ucap Ayuti sambil tersenyum.
''Oh iya , waktu kemarin aku belum sempat untuk minta maaf. Maaf atas kejadian kemarin.'' Ucap Yuda , Ayuti langsung menaruh telunjuknya di depan bibir hitamnya.
''Jangan bilang-bilang , itu sudah kemarin dan anggap aja masa lalu. Ya udah aku masuk duluan bay , semoga dapet ya kuncinya.'' Ayuti masuk kedalam rumah dan menutup pintu.
Yuda kembali memfokuskan pikirannya untuk mencari rumah yang mamanya sebutkan tadi. Yuda harus mendapatkan kunci motornya , jika tidak maka dirinya tidak akan bisa kemana-mana. Itulah alasan kenapa Yuda mau di suruh oleh mamanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa:
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Fa Rel
like thor
2021-12-22
0