Hari begitu cepat berlalu , dari pagi menjadi siang lalu malam dan pagi lagi. Terkadang kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi hari ini , esok hari atau hari kedepannya. Banyak hal yang terjadi di dunia ini , tanpa kita sadari banyak waktu dan kenangan terlewati begitu saja bahkan tanpa bisa diulang.
Sepulang sekolah , di sore harinya Ayuti sedang berjalan santai di jalanan yang sepi ini , sama seperti hatinya yang sedang sepi dan mati rasa. Ucapan demi ucapan terus terlintas dalam pikirannya. Ia sangat perasa , meski sudah berusaha menasehati diri sendiri kalau semua akan baik-baik saja tapi hati dan pikirannya tidak sejalan.
Ayuti terus berkeliling desa dengan berjalan kaki , tiada tempat untuknya meluapkan rasa amarah ataupun rasa sedih. Ia harus pergi kemana untuk menangis sendiri dan berteriak. Dadanya sangat sesak karena rasa emosi yang tak tersampaikan. Dengan memutuskan berjalan kaki tidak membuat hati dan pikiran jernih. Ia membutuhkan tujuan yang pasti.
Dering dari ponsel genggamnya , membuat pikiran Ayuti teralihkan. Ayuti mengangkat ponsel tersebut dan menyapa dengan penuh senyum palsu.
''Halo......Ada apa Wita?'' Tanya Ayuti setelah panggilan di jawab. Sebenarnya ia tidak ingin tersenyum tapi keadaan memaksanya.
''Ayuti , coba lihat pesanku. Aku sudah mencarikan pelembab kulit dan lip tint yang cocok untukmu.'' Ayuti berterima kasih untuk kepedulian temannya satu ini.
''Hmmm.....Terima kasih.'' Ayuti mematikan ponselnya lalu menghidupkan musik dan berjalan kembali , sudah tiga kali dirinya bolak balik dari ujung ke ujung.
''Ayuti!!'' Panggil Yuda saat dirinya lewat di depan rumah Yuda.
''Oh , ada apa kak?'' Tanya Ayuti tanpa menghampiri Yuda dan mematikan musiknya.
''Kenapa dari tadi aku liat cuma bolak balik aja? Emang ada yang ketinggalan?'' Ayuti tersenyum.
''Tidak kak , tadi hanya latihan jalan. Sambil mau melangsingkan badan.'' Ujar Ayuti dengan terkekeh , dirinya sudah langsing untuk apa lagi olah raga. Itu hanya alasan saja.
''Body sudah bagus gitu kenapa masih mau langsing , terlalu kurus juga gak bagus.'' Ucap Nyzan yang datang dari dalam rumah dan berdiri di samping Yuda dan juga Edwin.
''Kakak bisa aja.''
''Diem Lo! Ayuti sini jangan jauh-jauh , gak enak ngobrolnya.'' Ucap Yuda yang tadi mendelik pada Nyzan kini bicara manis pada Ayuti. Ayuti mendekat ke arah mereka bertiga.
''Dimana Fabian? Tumben gak kelihatan.'' Tanya Ayuti iseng , Edwin menatap Ayuti dengan tatapan curiga.
''Emang kenapa nanyain Fabian , pasti kamu suk-''
''Jangan sembarangan! Mereka masih kecil dan harus belajar.'' Ucap Yuda yang menyela ucapan Edwin.
''Hahaha......Iya kak Yuda benar , aku bertanya karna tidak melihatnya saja. Kami adalah teman sekelas jadi harus saling toleransi.'' Ucap Ayuti sambil tertawa renyah.
''Oh iya kita belum kenalan , kenalin aku Nyzan yang paling ganteng sejagat raya dan dia Edwin yang paling jelek sejagat raya.'' Ucap Nyzan dengan PD nya.
''Iyain aja , dia kehabisan obat kemarin. Lupa beli obat jadi kumat deh.'' Ayuti kini tersenyum tulus , melihat perdebatan ini membuatnya sedikit menghilangkan rasa sedihnya.
''Ada yang mencariku?'' Tanya Fabian yang datang dari belakang Ayuti. Ayuti hendak berbalik , dengan cepat Yuda menarik Ayuti hingga dia lebih maju lagi. Karena jika Ayuti sampai berbalik tadi mungkin saja sudah terjadi adegan kiss dengan Fabian karena Fabian tepat berada di belakang Ayuti sambil memajukan wajahnya.
Ayuti sampai kaget kembali karena tingkah Yuda lalu melepas tangan Yuda.
''Maaf tadi jika tidak ku tarik maka akan ada adegan yang tidak seharunya terjadi.'' Ayuti tersenyum lalu kembali berbalik dan menatap Fabian.
''Ini permen , aku tau apa yang membuatmu bolak-balik dari tadi. Aku juga mengikutimu dari belakang tapi kau tidak menyadarinya.'' Ayuti tersenyum lalu menerima permen kaki yang diberikan oleh Fabian.
''Terima kasih , '' Ayuti tersenyum dan langsung memasukkannya kedalam mulutnya. Yuda terlihat kesal karena hal itu , entah mengapa dirinya ingin sekali menarik permen itu dari bibir Ayuti dan membuangnya jauh-jauh. Nafasnya mulai memburu , dan dirinya mengepalkan kedua tangannya. Edwin yang melihat itu sangat bingung tapi ada satu hal yang membuatnya sangat terkejut.
''Hey , lihat tiga orang yang sedang berjalan kemari.'' Edwin menunjuk tiga wanita yang datang dengan menenteng sepatu hak tingginya dan berjalan ke arah rumah Yuda.
''Beby!!!'' Ucap wanita itu melempar sepatu yang ia pegang dan berlari ke arah Yuda. Dengan sengaja wanita itu juga mendorong Ayuti lalu Fabian merangkulnya agar tidak terjatuh , Yuda yang tau siapa wanita itu dengan kejamnya dia malah menyingkir hingga wanita itu mendarat indah di atas lantai yang sangat bersih itu.
''Awww!!!'' Teriak wanita itu yang masih terkapar mengenaskan. Kedua temannya langsung membantu wanita itu bangun.
''Gimana? Enak lantainya?'' Ejek Edwin dengan tertawa terbahak-bahak bersama dengan Nyzan.
''Ya ampun , lihat ini. Baju udah kucel kayak gini , abis kena badai ya?'' Ejek Nyzan , tapi wanita itu tidak menghiraukannya dan berbalik pada Yuda. Siapa lagi kalau Tara.
''Beby kok gitu sih!! Tadi kenapa malah menghindar kan aku jatuh jadinya , tadi mobil aku gak bisa masuk gang sana. Gang nya terlalu sempit , kenapa sih mau aja kamu tinggal di desa ini. Desa kumuh kayak gini , cih!'' Yuda hanya memutar bola mata malas.
''Gang disana emang sempit kak , kalau lewat gang sebelah sini bisa kok mobilnya.'' Ujar Ayuti menunjukan jalan , Yuda tersenyum menatap Ayuti.
''Eh emang siapa yang nanya kamu? Kurang ajar banget sih , ngejawab tanpa di tanya. Gue tebak dia pasti dari desa ini ya kan? Cihhh liat penampilannya , gak banget deh.'' Ejek Tara , senyum Ayuti tiba-tiba hilang dan tertinggalah rasa sedih.
''Tara!!!'' Teriak Yuda penuh emosi.
''Maaf karena menjawab sebelum di tanya , kalau begitu aku pamit.'' Ayuti berlari dari sana dan berlari kearah rumahnya.
''Sialan Lo , pergi gak dari sini!!! Pergi!!!'' Kini emosi Yuda memuncak seperti bom. Tara yang tidak pernah melihat Yuda marah pun menjadi takut bukan main. Biasanya Yuda hanya akan bicara ketus atau mendiamkannya saja , tapi kali ini Yuda sangat marah dan murka padanya.
''Kamu kenapa sih be-....''
''Sebelum gue tendang Lo dari sini pergi sekarang , dan jangan pernah dateng lagi.'' Tara dan kedua temannya langsung lari kocar-kacir.
Yuda hendak menyusul Ayuti kerumahnya tapi di tahan oleh Fabian.
''Kak ini itu desa bukan kota , di desa banyak mata dan banyak telinga yang akan membuat gosip yang tidak-tidak. Ayuti menjaga reputasinya agar tidak mempengaruhi keluarganya nanti.'' Yuda menyadari hal itu lalu berjalan masuk kedalam rumah. Di dalam kamar, Yuda menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.
''Kenapa hati ini sakit sekali , padahal kita baru ketemu beberapa hari yang lalu. Gue rasa ini adalah sebuah rasa yang sangat dalam , apa ini rasa kasihan? Mungkin saja. Karena melihat dirinya yang sering dibuli membuat gue jadi simpati. Iya ini adalah rasa kasihan.'' Yuda mencoba memejamkan matanya dan ingin tertidur tapi sudah di ganggu oleh dua curut yaitu Edwin dan Nyzan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa:
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments