Masih di rumah sakit yang sama dan orang yang sama. Yuda sedang di periksa oleh dokter dan dokter mengatakan kalau Yuda bisa pulang sore nanti.
Ayuti dan Fabian sibuk dengan tugas mereka dan hanya sesekali mengangguk pelan mendengar ucapan dokter.
''Yeahhh.........Sudah selesai , sekarang nonton tiktok.'' Ucap Ayuti senang sambil menutup bukunya dan mengambil ponselnya. Fabian hanya menggeleng melihat kelakukan Ayuti.
''Ah....... Oppa dadu Sarange , aduhhh tampannya.......Kenapa aku baru tau kalau ciptaan tuhan itu sangat tampan.'' Ucap Ayuti malu-malu tanpa melihat sekitar yang bingung menatapnya. Saking gregetnya Ayuti sambil memukul gemas lengan Fabian yang ada di sampingnya tanpa sengaja.
Bahkan Ayuti menaikan kakinya ke atas sofa dan ia lipat lalu ia peluk.
''Yah......Dasar pengganggu , kan mereka bentar lagi kiss....''Ucap Ayuti sambil menurunkan kakinya kesal. Fabian yang sudah melihat hal ini jadi terbiasa karena memang Ayuti akan marah , sedih , bahagia hanya dengan menonton drama Korea atau trailer nya saja.
Berbeda dengan Yuda , Edwin dan Nyzan yang pertama kali melihat Ayuti seperti cacing yang kesurupan. Fabian Menutup layar ponsel Ayuti dengan tangannya.
''Jangan nonton disini , di rumah saja. Lihat kakak-kakak ku menatapmu heran , bisa-bisa mereka ngira kamu gila.'' Ucap Fabian yang membuat Ayuti menatap mereka bertiga dengan tersenyum malu.
''Terima kasih oppa.....'' Ucap Ayuti yang membuat Fabian reflek membelalakkan matanya.
''Apa itu Oppa?'' Tanya Yuda karena melihat Fabian yang kaget mendengarnya.
''Oppa itu bahasa Korea untuk kakak laki-laki atau bisa juga untuk pria yang kita sayang atau pacar.'' Ucap Ayuti sambil menatap layar ponselnya.
''Jadi kau memanggilku seperti itu karena-?'' Fabian sengaja menggantung ucapannya untuk memastikan Ayuti menjawabnya.
''Sebagai Kakak , '' Saat Ayuti menoleh Fabian dengan sengaja maju kearah Ayuti dan Ayuti terus memundurkan wajahnya.
''Jangan main-main denganku , kita tidak tau apa yang akan terjadi.'' Ayuti tidak mau kalah , ia juga memajukan wajahnya hingga membuat Fabian yang memundurkan tubuhnya.
''Maka aku akan bermain denganmu.'' Setelah ucapan Ayuti yang serius seperti itu lalu dengan sekejap Fabian dan Ayuti tertawa bersama. Mereka tadi hanya memerankan tokoh yang ada di drama yang Ayuti tonton.
''Hahaha........Bukankah aku pintar dalam berakting.'' Fabian mengangguk sambil tertawa.
''Tidak ada yang lucu!! Aku akan pulang hari ini dan detik ini juga.'' Ucap Yuda kesal dengan wajah yang sudah merah padam.
''Bukankah ada 2 jam lagi untuk pulang?'' Tanya Edwin yang ingin membuat temannya ini kesal.
''Diam!! Aku ingin pulang sekarang!!'' Yuda bangun dari duduknya lalu menyambar baju yang ada di nakas rumah sakit dan pergi kekamar mandi dengan membanting pintu saat menutupnya.
''Kenapa dengan kak yuda?'' Tanya Ayuti bingung , Edwin hanya tersenyum menatap Ayuti.
''Tidak apa , mungkin dia lagi pms.'' Ucap Edwin sembarangan. Ayuti dan Fabian saling pandang lalu terkekeh bersama.
Kini mereka berlima sudah keluar kamar dan menuju parkiran. Ayuti berada di sebelah Fabian dan menjadi paling ujung , Yuda menegur Ayuti yang terus memperhatikan ponselnya sambil berjalan.
''Siapa yang chat denganmu hingga kau terus memperhatikan ponsel , nanti nabrak tiang baru rasa.'' Sungut Yuda yang membuat Ayuti langsung menoleh kesal padanya.
''Apa pedulimu? Urus saja dirimu sendiri.'' Ceplos Ayuti tanpa sengaja , Ayuti juga merasa tidak enak hati tapi ya ucapan sudah keluar dan tak bisa ia tarik kembali.
''Fabian , aku duluan ya....Bye......'' Ayuti berlari kecil untuk menghindar dari Yuda. Ayuti selalu menyesal jika mengucapakan sesuatu yang membuat orang tidak nyaman.
🐷
Di rumah depan rumah , kini Yuda sudah berdiri dengan Fabian. Edwin dan Nyzan sudah pamit pulang karna orang tua mereka sudah murka dirumah.
Yuda perlahan membuka pintu dan di ruang tamu terlihat kalau ada seorang wanita paruh baya yang menatapnya sinis , disana juga ada papa dan mama Yuda. Yuda sudah tau , jika kedatangan wanita ini maka yang terjadi pasti akan berat untuknya.
Benar saja , baru saja Yuda masuk kerumah sudah di sapa dengan ucapan sinis nenek itu.
''Ohh tenyata berani pulang juga? Saya kira masih punya malu jadi gak akan pulang. Udah mama bilang bukan , jangan punya anak dari wanita ini. Papa kamu aja yang selalu membela wanita ini.'' Ucap sinis nenek itu dengan tersenyum jijik pada Yuda lalu melirik Sarah.
''Kami juga tidak memiliki hubungan seperti itu kok tante , lagian aku juga menyesal karna melahirkan anaknya. Kalau bukan karna warisan papa aku tidak akan tahan untuk berada di rumah ini dan seatap dengannya.'' Ucap Saras tak kalah sinis.
Fabian memegang bahu Yuda untuk menguatkan dirinya.
''Iya , jika papa saat itu tidak memberikan warisannya pada Yuda. Sudah ku bunuh dia saat masih di rahimu.'' Ucap Daniel dengan kejamnya.
''Nenek , om , Tante , bukankah kalian ini terlalu kejam. Apa kalian tidak bisa menerima kak Yuda? Apa salahnya?'' Ucap Fabian yang sudah mulai mendidih sedangkan Yuda hanya diam dengan wajah datar dan menatap mereka bertiga.
''Oh cucuku sayang , pergilah kekamar sayang. Jangan ikut campur.'' Ucap Merisa dengan tersenyum penuh kasih sayang pada Fabian.
''Nenek!'' Seru Fabian yang sudah tidak bisa menerima ini semua karna ini tidak adil.
''Jangan membantah , pergilah!'' Fabian tidak bisa membantah neneknya ini , ia terlalu lemah untuk itu. Jadi Fabian masuk kedalam kamarnya dan mengunci rapat-rapat pintunya.
Yuda menghela nafas menahan amarah lalu hendak melangkah ke atas tapi kembali di hentikan oleh ucapan si nenek lampir.
''Cih , tidak tau malu masih mau masuk kekamar? Dia pikir hidup itu hanya untuk bersenang-senang? Dia disini hanya numpang tapi sok-sokan mau jadi pemilik rumah.'' Yuda memundurkan langkahnya , lalu menatap mereka bertiga dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
''Aku sudah lelah , aku tidak pernah berharap di lahirkan oleh keluarga ini. Apa yang sebenarnya kalian inginkan.'' Yuda berkata dengan serak , suaranya tercekat , saat ini hatinya yang sudah terbelah menjadi dua dan kini di tusuk oleh ribuan pisau.
''Pergilah sejauh mungkin , hingga kami tak bisa menemukanmu dan kalau bisa pergilah ke dasar bumi dan kubur dirimu disana.'' Ucap Sarah dan Merisa secara bersamaan. Yuda tersenyum getir.
''Aku akan turuti semuanya , ternyata tidak semua ibu memiliki hati seorang ibu.'' Ucap Yuda lalu pergi dari sana tanpa membawa apapun. Hanya dia dan hatinya yang sudah hancur.
Baru saja Yuda berjalan beberapa langkah dari rumah , hujan sudah mulai turun dengan deras seakan tuhan juga ikut merasakan sakit yang yuda rasakan. Kata sakit bahkan tidak bisa mencerminkan hatinya saat ini. Hati yang sudah hancur berkeping-keping dan tidak bisa tersusun kembali.
Yuda berjalan tanpa arah maupun tujuan , dirinya terus berjalan meski hujan sangat deras dan petir menggelegar. Rasa takut itu tidak ada yang ada hanya rasa sakit yang teramat sangat. Yuda seakan kehabisan akal , dirinya hanya diam dan terus berjalan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa :
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments