Di sebuah taman kota ada banyak sekali orang yang sedang duduk berbicara manja pada kekasih atau suami mereka. Di taman kota ini sangat indah , ada pancuran yang menyejukkan hati dan masih banyak hiasan lain yang memanjakan mata.
Di salah satu kursi panjang , duduklah dua gadis yang sedang memperhatikan sekitar dengan seksama. Mereka adalah Ayuti dan Renata.
''Kamu kenapa sih minta putus dari aku! Emangnya aku kurang apa?!'' Terlihatlah sepasang kekasih yang bertengkar di sebelah kursi panjang dekat mereka.
''Kamu itu banyak kurangnya , kurang cantik , seksi dan ya kamu itu kurang sempurna untukku.'' Ucap pria itu dengan kasar lalu pergi tanpa memberi kejelasan , gadis itu menangis sesenggukan di kursi itu sendirian.
''Auhhhhhh.......Pria seperti ini yang membuat ku ingin menguburnya hidup-hidup. Dia punya apa coba? Apa dia sudah sempurna hingga meminta kekasihnya agar sempurna. Jika kau ingin aku sempurna seperti bidadari maka kau harus sesempurna pangeran. Modal janji doang bangga.'' Kesal Ayuti yang terus saja bicara tanpa henti. Hari ini dirinya menggunakan celana jeans panjang lalu baju yang tertutup jaket dan memakai sendal.
''Sudah jangan ikut campur , tapi memang salah juga sih si cowok. Sok-sokan mau cari yang sempurna.'' Ucap Renata yang juga ikut kesal.
''Hari ini aku tertampar yang namanya realita.'' Ucap Ayuti tiba-tiba membuat Renata menatapnya intens.
''Maksudnya?''Ayuti menatap langit cerah yang di hiasi banyak sekali bintang yang cantik.
''Sekarang aku menyadari kalau sebenarnya harapanku untuk mendapatkan pria yang tampan seperti di hayalan ku itu tidak benar.'' Ayuti terdiam beberapa detik lalu kembali berucap.
''Pria yang tampan dan merasa dirinya sempurna akan mencari wanita yang sempurna. Karna pria itu tidak buta. Dia bisa melihat mana batu berlian mana batu krikil.'' Renata menyentuh bahu Ayuti.
''Jangan pernah yang namanya menjelekan diri sendiri , kau cantik , semua wanita itu cantik. Kau akan lebih cantik apa adanya , karna pria yang baik tidak akan pernah memandang fisik.'' Ayuti tersenyum menatap Renata.
''Kau benar , aku cantik apa adanya. Aku akan terlihat cantik di pria yang tepat. Aku tidak pernah menyesali keadaan ku sekarang , aku bahagia dengan hidupku. Kecantikan hanya bersifat sementara. Anggap saja perkataan ku tadi sebagai kenyataan yang harus ku lihat hingga aku tidak akan bermimpi terlalu tinggi lagi.''
''Sudahlah , ayo kita belanja. Kita kesini untuk bersenang-senang bukan untuk bersedih.'' Ajak Renata sambil menarik tangan Ayuti agar berdiri.
''Kau belikan saja aku ya? Aku ingin berkeliling sebentar.''
''Ayo ikut lah , nanti kalau aku di culik gimana dong nyari gadis sepertiku.''
'' Banyak tuh di empang. Sudah sana , nanti ngantrinya lama. Liat tuh , banyak pembeli. Setelah berkeliling aku akan menyusul.'' Renata tidak bisa memaksa lagi jadi dia pergi sendiri membeli makanan yang ia mau.
Ayuti berkeliling di taman kota itu , saat di belakang pancuran air. Ayuti berjongkok sambil melihat jalanan karena memang taman ini terletak di tengah-tengah jalan jadi terlihat jelas orang yang lalu lalang menggunakan kendaraan.
Ayuti yang tadinya melamun di kejutkan seseorang yang tiba-tiba menabraknya dari sampingnya.
''Awwww......'' Keluh Ayuti saat kakinya di injak pria itu.
''Eh ada orang ternyata? Gue kira gak ada orang lagian kalau udah tau kulit gelap gitu malah diem di tempat gelap kan gak keliatan. Hahaha....'' Hina pria itu sambil tertawa puas bersama temannya.
Ayuti hanya diam dan mengusap kaki yang di injaknya. Perkataan pria itu memang menusuk hati tapi Ayuti tak menghiraukannya dan menganggap tidak mendengarnya.
Karena tidak mendapat respon dari si gadis pria itu langsung pergi merasa di cuekin. Ayuti memeluk lututnya erat karena dingin mulai menusuk ke tulangnya. Ayuti tidak menyimpan dendam ucapan pria tadi tapi , bagaimana pun ucapan pria tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya.
Jika waktu SD atau SMP Ayuti akan menangis karna di ejek tapi sekarang dirinya malah menjadi cuek dan mengabaikannya meski terkadang masih di jadikan pikiran.
Netra Ayuti tertuju pada segerombolan pria yang sedang mendekati satu pria yang duduk santai di kursi depan toko. Ayuti menajamkan penglihatannya lalu melihat kalau pria yang duduk itu adalah pria yang sama yang ada di rumah Fabian.
Ayuti memperhatikan gerak-gerik para pria itu , awal mulanya Yuda diam meski sudah di tampar dan di caci maki. Hingga sebuah bogem mentah melayang pada ketua geng itu dari Yuda. Terlihat sekali Yuda yang sangat murka mengganjar habis-habisan pria itu.
Ayuti bisa melihat kalau ada sesuatu yang menyulut api amarah Yuda. Ayuti yang orangnya sangat kepo alias penasaran lalu menyebrang jalan dan melihat dari jauh yang di lakukan Yuda.
Mereka seperti satu lawan kelompok , dahi , pipi , bibir sudah banyak lebam dan juga luka. Tak lama , segerombolan pria juga datang lalu ikut bertarung , terlihat kalau yang datang tadi adalah teman-teman Yuda. Penjaga toko yang terlihat panik langsung menelpon polisi.
''Kenapa?!! Kesel?!! Itulah kenyataannya keluarga lo!!'' Ucap ketua geng dengan tersenyum remeh.
Bughhh..........
Kembali lagi Yuda melayangkan bogem mentahnya. Tak lama kemudian , polisi datang dan membuat semuanya lari kocar-kacir. Tapi Yuda tidak , dia diam dan menatap polisi itu datang ke arahnya.
Plakkkk........
Sebuah tamparan melayang ke pipi Yuda yang sudah terluka. Ayuti sampai membulatkan matanya saat polisi itu main tangan. Bukankah itu salah ya? Pikir Ayuti.
''Kau berulah lagi! Tidak bisa kalau diam di rumah dan tidak membuat masalah. Entah nasib buruk apa yang menimpaku hingga memiliki anak sepertimu? Papa menyekolahkan dirimu bukan untuk menjadi bajingan seperti ini. Sudah dua tahun kau selesai kuliah tapi tidak bekerja juga. Menyesal aku memiliki putra sepertimu!'' Ucap polisi itu yang ternyata adalah papa Yuda yaitu Daniel carson.
''Aku tidak berharap menjadi anak papa.'' Daniel dengan segera melayangkan tinjunya ke arah anaknya. Bahkan tanpa berfikir apakah anaknya salah atau benar yang terpenting adalah Yuda tetap salah.
Ayuti yang melihat itu seperti tidak bisa diam saja , saat akan menghampiri mereka berdua Daniel sudah pergi dari sana dan masuk kedalam mobil polisi. Penjaga di sana juga langsung masuk kedalam toko lagi.
Ayuti menghampiri Yuda yang diam saja dan terlihat marah.
''Maaf sebelumnya , apa kakak baik-baik saja?'' Ayuti bertanya dengan hati-hati , Yuda menatap Ayuti penuh amarah.
''Jangan pernah urusi urusan orang , urus saja dirimu sendiri.'' Ayuti diam membisu.
Yuda berjalan lalu melihat kaleng bekas di hadapannya , dengan amarah yang meletup-letup Yuda menendang kaleng itu hingga terpental ke tiang listrik lalu tidak sengaja mengenai Ayuti yang berada di belakang Yuda.
''Akhhhhhh.........'' Pekik Ayuti memegang sebelah wajahnya , Yuda yang mendengarnya langsung berbalik dan melihat Ayuti yang jongkok sambil memegang sebelah kanan wajahnya.
Yuda menghampiri Ayuti dengan perasaan bersalah yang menyelimuti hatinya.
''Akhhhh!!'' Pekik Ayuti dengan menangis , Yuda juga ikut berjongkok di hadapannya.
''Apanya yang kena? Coba buka tanganmu biar aku periksa.'' Ayuti tidak mau menurut dan malah menangis.
''Uuuuu........Sakit sekali.'' Bagiamana tidak sakit , Keleng yang tadi itu juga sudah rusak hingga pasti sangat melukai Ayuti. Yuda sudah berfikir kalau yang kena itu adalah mata Ayuti.
''Nama yang sakit? Coba singkirkan tanganmu dulu!'' Bentak Yuda yang juga khawatir.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa:
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Khaerita Putri
pelan pelan tak pahami cerita nya semoga tambah bikin penasaran
2022-06-01
0