Sesampainya di rumah Ayuti langsung membersihkan diri , begitu juga dengan Renata. Di rumah ayah dan ibu Ayuti belum datang jadi tidak tau kalau Ayuti pulang terlambat.
Di dalam kamar Ayuti terus menangis , Renata yang baru saja selesai membersihkan diri langsung menghampiri Ayuti.
''Kenapa Ayuti?'' Tanya Renata sambil duduk di sebelah Ayuti.
''Tadi apa aku salah ya bicara seperti itu? Seharusnya kan aku tidak boleh ngomong gitu. Udah sakit malah aku marahin.'' Ucap Ayuti menyesal dengan ucapannya sendiri.
''Sekarang kau menyesal? Sudahlah kau hanya panik saja saat itu , lalu mendengar penjelasan mereka kau jadi kesal. Sudah tidak apa , mereka akan mengerti.''
🐷
Di kamar rumah sakit , semua orang tengah membujuk Yuda untuk makan agar dia bisa minum obat.
''Kak jangan kayak anak kecil deh , makan bubur ini dulu terus minum obatnya.'' Bujuk Fabian yang sudah lelah bicara.
''Tidak , aku tidak suka bubur dan obat.'' Tolak Yuda.
''Kalau gak makan bubur , kan gak cepet sembuh.''
''Sudahlah Fabian , tidak ada yang bisa mengalahkan keras kepalanya.'' Ujar Edwin menengahi.
Mereka semua menyerah , bahkan dokter sendiri tidak bisa berbuat apa karna itu adalah keputusan pasien.
🐷
Pagi harinya , seperti biasa Ayuti berangkat lebih pagi karna ada piket hari ini. Di sekolah Ayuti menjalankan tugasnya yaitu piket kelas lalu membuang sampah ke bak sampah. Saat akan melewati salah satu kelas , Ayuti melihat vas bunga yang jatuh dan disana ada pria yang menghinanya waktu lalu. Ayuti hanya cuek dan pergi ke kelasnya.
Saat jam mata pelajaran di mulai , Ayuti mendapat panggilan dari BK.
''Atas nama Ayuti Aleyda Ravindra , ikut bapak keruang BK.'' Ucap guru BK , Ayuti bingung apa kesalahan yang ia perbuat? Ayuti merasa kalau dia tidak berbuat salah sama sekali.
''Emang apa yang kau perbuat sampai di panggil ke BK?'' Ayuti menggeleng menjawab pertanyaan Wita.
Ayuti dan pak Harto sebagai guru BK menuju ruang BK. Di sana sudah ada pria yang membulinya waktu itu.
''Mereka bilang kalau kamu melihat bahwa mereka sama sekali tidak memecahkan vas itu? Apa benar?'' Tanya pak Harto.
''Iya , Ayuti kau lihat vas bunga itu sudah pecah saat kami sampai disana kan?'' Tanya Raka. Memang saat mereka sampai vas itu sudah pecah.
''Emang dia mau belain kita , lagian waktu itu kita udah buli dia. Pasti dia mau balas dendam nih sama kita.'' Tanya Boby teman Raka.
''Entahlah , aku tidak tau apa yang terjadi setelah ini.'' Balas Raka.
''Saya tidak melihat mereka memecahkan vas bunga itu pak.'' Ucap Ayuti tegas dan apa adanya.
''Apa kamu tidak berbohong?'' Tanya pak Harto sekali lagi.
''Iya pak , saya tidak berbohong. Saat saya akan kembali ke kelas memang saya tidak melihat kalau mereka yang memecahkan vas itu.'' Jawab Ayuti yakin.
''Baiklah , kalian bisa kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran.'' Ayuti dan yang lain langsung keluar dari ruang BK.
''Hey Malika , eh maksudnya Ayuti. Kenapa kau mau membantu kami?'' Tanya Raka , Ayuti berbalik dan bicara dengan tegas.
''Aku tidak membela kalian , memang aku tidak melihatnya jadi aku mengatakan yang sejujurnya. Jika kalian yang melakukan itu maka bertanggung jawablah , jika tidak lupakan.'' Ucap Ayuti lalu kembali ke kelas.
Di dalam kelas Ayuti banyak yang bertanya padanya dan dia jawab dengan jujur tanpa di lebih-lebihkan.
Saat jam pelajaran selesai , Fabian menghampiri Ayuti yang sedang menonton drama. Hanya mereka berdua yang berada di kelas itu.
''Kenapa gak bohong aja , bilang kalau mereka yang mecahin vas nya? Lagian mereka juga sering buli kamu kan.'' Ayuti tersenyum menatap Fabian.
''Aku tidak sejahat itu , saat itu dan hari ini berbeda. Yang lalu biarlah jadi masa lalu dan yang sekarang adalah sekarang. Intinya aku tidak suka mengingat masa lalu yang kelam.'' Ayuti terkekeh sendiri mendengar ucapannya.
''Kau memang baik , oh iya bisa ikut ke rumah sakit gak? Aku minta tolong bujuk kak Yuda untuk makan , dari kemarin dia kekeuh gak mau makan.'' Ayuti menautkan kedua alisnya.
''Kenapa aku?''
''Ya siapa tau , kemarin waktu kamu marah aja dia diem. Coba aja dulu.'' Bujuk Fabian.
''Iya deh aku coba , kalau gak mau makan gak ada cara lain selain diam hahaha......'' Fabian hanya tersenyum menatap Ayuti , senyum Ayuti begitu manis menurutnya.
Hari ini adalah hari Jumat , jadi sekolah di pulangkan lebih awal. Jam 1 siang Ayuti dan Renata sudah pergi bersama Fabian untuk mengunjungi Yuda dan kedua temannya.
Sesampainya di rumah sakit mereka langsung menuju kamar inap Yuda. Baru saja pintu terbuka Ayuti sudah mendapat sambutan yang sangat sadis. Yaitu sambutan bantal melayang ke wajahnya.
Yuda langsung mematung karena lemparannya meleset , yang seharusnya kena Nyzan malah kena Ayuti. Gadis itu masuk dengan wajah biasa saja , dia tidak marah dan terus masuk kedalam.
Ayuti menaruh bantal yang dia pegang tadi di ranjang Yuda.
''Ehh..... Ayuti hehehe kena tadi ya? Maaf......itu salah si Nyzan yang menghindar.'' Ucap Yuda , Ayuti menaruh bantal itu di belakang Yuda.
''Udah makan?'' Tanya Ayuti tiba-tiba yang membuat Yuda langsung kaget.
''Belum ,'' Ayuti mengambilkan bubur di sebelahnya yang memang sudah disiapkan oleh suster.
''Makan dulu , kata Fabian kakak gak makan dari kemarin. Gimana mau sembuh kalau gak makan.'' Ayuti membukakan bungkus makanan itu lalu menaruhnya di sisi ranjang Yuda.
''Gak mau Ayuti , bubur itu gak enak. Gak ada rasa , hambar.'' Yuda memalingkan wajahnya , dia masih tidur terlentang.
''Emang kakak mau diem disini aja? Gak mau keluar dari rumah sakit ini gitu? Nyaman disini?'' Tanya Ayuti yang membuat Yuda menoleh.
''Enggak , bau rumah sakit kayak bau racun.'' Ayuti tersenyum.
''Iya makanya , kalau mau keluar rumah sakit harus makan dan minum obat. Aaaa........'' Ayuti menyendok bubur lalu mengarahkan ke mulut Yuda.
''Aku bisa sendiri ,'' tolak Yuda.
''Dengan tangan kiri?'' Tanya Ayuti , Yuda tidak bisa menolak lalu membuka mulutnya. Tak lama setelah Yuda mengunyah buburnya , air mata Yuda menetes begitu saja.
''Eh , apa aku terlalu maksa ya? Maaf kalau kamu mau makan sendiri kamu bisa coba.'' Ucap Ayuti yang merasa bersalah , lalu dirinya mengusap air mata Yuda dan menaruh sendok ya ia pegang.
''Bukan itu yang aku maksud , aku hanya gak pernah di suapi dari kecil jadi sedikit berkesan untukku. Ayo lanjutkan suapi aku......'' Yang lain disana hanya melihat lalu kembali bicara satu sama lain.
''Aaaaa........'' Ayuti menyuapi Yuda kembali.
''Kalian berdua sangat setia kawan sekali , aku kira temen itu cuman nyari di perlunya doang tapi ternyata kalian enggak.''
''Eh kita emang setia , emang Ayuti di sekolah gak punya temen?''
''Punya , hanya saja tidak terlalu akrab sih. Oh iya , kalau boleh tanya memang kalian sekarang umurnya berapa?'' Tanya lagi Ayuti.
''Kami umur 20 tahun , tahun ini.'' Jawab Edwin.
''Bisakah kalian hentikan tanya jawab ini sampai aku selesai makan? Dari tadi Ayuti terus memundurkan sendoknya saat aku sudah membuka mulut.'' Kesal Yuda yang membuat semua orang disana tertawa.
''Katanya bubur itu hambar dan tidak ada rasa.'' Jawab semua orang bersamaan lalu membuat Yuda semakin kesal.
''Ini aaaaa.......'' Ayuti menyuapi Yuda hingga Bubur itu kandas tak tersisa.
Selesai menyuapi makanan , Ayuti juga menyuapi obat untuk Yuda. Setelah itu Ayuti pamit dari sana karena waktu sudah menunjukan sore hari.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hay........Guys apa kabar , terima kasih sudah membaca novel author jangan lupa:
Like 👍
komen✍️
vote💌
jadikan favorit kalian💕
Beri juga bintangnya ya🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments