Dion menghela napas, dia tidak membayangkan akan bertemu Viena. Sejak pertemuan pertamanya beberapa minggu yang lalu, Dion selalu memikirkan Viena. Viena sungguh berbeda, lebih cantik dan anggun. Tidak ada alasan untuk membuat hatinya tidak menyukainya lagi. Viena tidak pernah menyakiti Dion ketika mereka bersama. Viena selalu menuruti apa permintaan Dion. Dion merasa ketulusan Viena memang tidak bisa digantikan oleh perempuan lain. Pevi memang mirip dengan Viena, mereka juga sangat keras kepala, tapi Pevi lebih susah ditebak keinginannya dan bisa tidak memperdulikan Dion. Dion yang harus terus menebaknya dan harus peka. Namun kali ini, Viena menjadi sangat dingin. Dion menjadi penasaran. Viena seperti pertama kali yang dulu ia temui. Yang selalu membuat Dion penasaran.
"Vienaaa!! Kenapa kau muncul ketika aku sudah menemukan orang seperti mu!!" Teriak Dion dalam mobil sambil memukul kemudi.
"Bisa saja aku berakhir dengan Pevi, tapi aku sudah menyayanginya, aku takut menyesal lagi, tapi kenapa kamu membuatku susah melupakanmu VIENAAAA!!" lagi lagi Dion teriak. Dia sedang meluapkan kekesalannya, penyesalannya.
"Tenang Dion, kau cukup berteman saja dengan Viena, karna sebentar lagi kau akan bertunangan dengan Pevi," Dion terdiam lalu menuju lobby bawah di depan lift kantor Viena, menunggu Viena.
Dion menunggu Viena di sofa lobby dekat lift kantor Viena. Tak berapa lama ponselnya bergetar.
Ddrrrtt..ddrrtt
Percakapan Telepon Dion dan Rika (Mamanya Dion)
Dion : ya mam?
Rika : kau sedang apa? Kabarmu baik?
Dion : ya mam, aku sedang menunggu Viena meeting untuk makan malam,
Rika : oh iya, kapan kau akan menemuiku dengan Viena?
Dion : entahlah mam, seperti yang kubilang dia berubah, dia jauh lebih dingin, bagaimana kalau kau bertemu dengan Pevi saja?
Rika : sudah kukatakan aku tidak akan bertemu dengan pacarmu itu lagi, jangan membahas dia.
Dion : mam cukup, aku sudah memilih Pevi dan Viena sudah berlalu, dia tidak mau menerimaku lagi mam.
Rika : terserahmu saja! Langsung katakan pada Viena, aku ingin bertemu dengannya, turutilah perkataan mamamu, Dion, sampai jumpa, jaga dirimu!
Tuuutt panggilan terputus. Dion menghela napas. Mamanya sungguh menyukai Viena. Ketika beliau tahu, Dion langsung memutuskan Viena saat perintah ayahnya dikeluarkan, Rika langsung jatuh sakit. Beliau mengalami struk ringan dan sempat dirawat dirumah sakit. Sekarang, Rika sudah membaik tapi masih harus duduk dikursi roda. Saat itu, Dion benar benar hancur. Dia sudah gagal membuat kedua orang tuanya bahagia. Dia tidak berpikir panjang ketika ayahnya memerintahkannya. Dia hanya berpikir, jika ia menuruti salah satu orang tuanya saja, mereka berdua akan bahagia.
Dion berusaha bersikap normal. Dia akan membuat pertemuan Rika dan Viena tapi tidak ada hubungan lebih. Dion memutuskan memainkan game ponselnya sambil menunggu Viena. Ada beberapa pegawai dan Lexa salah satunya yang hendak naik ke kantor, melihat keberadaan Dion di sofa lobby.
"Lexa, bukannya itu Pak Dion, pemilik hotel prime yang ganteng itu?" Tanya Susan, pegawai Viena yang juga akan meeting. Lexa menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Iya Susan, itu Pak Dion, ayo Lex, kita kasih tau Miss Viena!" Sergah Abby semangat.
"Abby, sejak kapan kau tahu kedekatan mereka berdua?" Lexa mengintrogasi.
"Lexa, kau lupa, aku ini junior Miss Viena, makanya aku bisa masuk ke perusahaannya. Kau tau? Hubungan Miss Viena dan Pak Dion itu adalah yang paling romantis. Mereka adalah pasangan yang sangat mesra," Abby menggabungkan tangannya dan menaruhnya didadanya sambil memiringkan kepalanya karna senang dengan hubungan Dion dan Viena.
"Ya tapi sudah tidak mesra lagi. Aku kasihan dengan bos kita. Sudah biarkan saja tuan hotel itu. Kita beritahu Miss saja." Lanjut Lexa dan mereka bertiga berlalu ke kantor.
"Bisakah kalian cepat sedikit agar kita bisa pulang lebih awal?" Viena memijit tulang hidungnya melihat mereka tiba.
"Tentu miss, kami tidak mau menganggu saturday night mu," balas Abby tersenyum menggoda.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu, cepat mulai brain stroming ini," Viena memang tidak penasaran karna dia ingin cepat pulang ke apartemen.
"Dimana Maikel dan Delon, Miss?" Tanya Susan kemudian.
"Kami disini," seketika Delon mucul bersama partnernya itu.
"Baiklah ayo kita mulai. Lexa, katakan bagaimana perkembangan iklan Pak Revo itu?" Viena memulai rapat.
"Iklan tersebut sudah di tayangkan, tapi masih sedikit pengaruhnya, jadi Pak Revo ingin iklan 1 lagi untuk perbandingan, Miss," jelas Lexa.
"Baiklah, apa yang mau kau buat, Delon, Susan?" Tanya Viena pada bagian kreatif.
"Memberitahukan kandungan isotonik dengan rasa yang menyegarkan, Miss. Berikan sedikit animasi dan menunjukan Produk lebih sering, bagaimana menurutmu, Miss?" Jelas Delon. Viena menyetujui dan memulai brain storming mereka dengan melihat produk isotonik lain, dan memutuskan animasi seperti apa yang mau digunakan.
Dua jam berlalu, meeting mereka selesai. Viena segera membereskan barang barangnya untuk pulang dan bareng naik lift dengan team nya.
"Miss, kau butuh tumpangan?" Lexa menawarkan mencoba menguji Viena.
"Bicara apa kau, Lexa? Sudah ada yang menunggunya, kau mau membuat yang menunggunya kecewa?" Lanjut Abby menyeringai. Viena menaikan alisnya dan seketika pintu lift terbuka. Dion masih setia disana terjaga. Dia sudah lama tidak bermain game jadi hanya sebentar dan terjaga tidur di sofa lobby.
"Selamat malam minggu, Miss." Ijin Susan berlalu ke basemen parkir bersama Delon dan Maikel. Viena lagi lagi mendelik bingung.
"Lexa, ada apa sih?" Tanya Viena penasaran. Hari ini, anak buahnya sangat aneh.
"Lihatlah ke sofa itu, Miss dan selamat bersenang senang, jangan menolaknya, dia sudah menunggumu sejak kita mulai meeting," jelas Lexa. Viena langsung melihat ke arah sofa lobby dan dia tersentak. Lagi lagi jantungnya berdetak kencang. Ia merasa terharu dan hendak memeluk Dion tapi tertahan. Viena berpikir, sebenanrnya apa yang diinginkan Dion dari dirinya? Viena sungguh dilema. Hubungan apa yang ingin dibina Dion bersama Viena? Apa mereka bisa bersama kembali?
....
Next part 9 tunggu dan sabar ya . Masih di luar pulau beberapa minggu . Like dan komen semangat author lhoo 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Nur Indah Farilah
ini cerita kayag aku sakit bgt pas diputusin bertahun2 nggak bisa move on , ngaak jelas apa penyebabnya . menjalani dengan siapapun udah mati rasa
2022-12-17
1
wiemay
bakalan CLBK nih
2022-01-20
0
Manu Mere
viena jangan terbawa perasaan akan lebih menyakitkan biarkanlah berlalu
2021-04-21
0