POV AUTHOR
Wajah Viena memerah tapi juga terdiam. Dion seperti sangat menggodanya. Dia juga makin tidak tahan melihat wajah Dion yang semakin menawan. Dion terlihat lebih bersih dan tampan dengan rambut spike nya yang bertahan.
Dion membenarkan kembali posisi duduknya sambil tersenyum nakal.
"Aku bercanda Viena, memangnya kau masih menyukaiku?" Dion tergelak sambil meminum kopi Viena
"Bisakah kau memesan minuman atau makananmu dulu? Kau terus saja mengambil milikku," sambung Viena mengalihkan salah tingkahnya karna Dion terus menggodanya.
"Bukannya lebih baik satu untuk berdua, hah?" Lagi lagi Dion tersenyum yang membuat Viena makin tak karuan. Viena mencoba menetralkan mimiknya.
"Kalau begitu kita langsung saja membicarakan kerjasama kita. Konsep apa yang anda inginkan Pak Dion?" Viena memotong semua usaha Dion untuk menggodanya dengan kembali ke poin inti mereka bertemu.
"Jangan langsung seperti itu Viena. Kita sudah lamaaaaa sekali tidak bertemu, apa benar kau tidak merindukanku?" Dion melipat tangan nya di dada dan tersenyum jail.
"Cukup Dion, ini bukan masalah tidak bertemu atau tidak, ini kerjasama. Apa ini tujuanmu bertemu? Kalau begitu kenapa tidak secara pribadi?" Viena menatap tajam Dion namun sedikit sendu. Ia mengingat kembali 4 tahun yang lalu, ketika Dion mengatakan selesai dan Viena bukan yang terbaik.
"Baik baik aku menyerah," Dion mengangguk angguk dan mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan untuk memesan minuman.
"Begini, sudah lama sekali aku tidak memakai jasa iklan untuk mempromosikan hotelku. Belakangan sudah banyak juga hotel dan apartemen berdiri dengan harga rendah. Tidak menutup kemungkinan, mereka mendapatkan konsumen yang meningkat. Aku hanya bergerak pada hotel, aku hanya ingin fokus. Aku ingin memberi tahu semua orang, bahwa kualitas itu yang utama dan hotelku memberikan itu. Aku hanya ingin kau memberi tahu orang orang itu bahwa kualitas itu juga harus diperhitungkan," Dion berhenti sampai disitu dan menyeruput kopinya. Viena takjup, sungguh perubahan Dion yang sangat memukau. Dion bisa menjelaskan dengan penuh wibawa seperti yang ayah Viena katakan. Viena merasa memang Dion yang pantas bersama hidupnya, tapi itu hanyalah hayalan saja. Dion sudah memilih yang lain. Ya, Viena merasa seperti itu.
"Sudah puas melihat ketampananku?" Dion tersenyum melihat Viena yang terdiam memandangnya ketika Dion selesai menjelaskan.
"A-aku tidak," Viena melihat lihat berkas Hotel Prime lagi di ipad.
Drrt drrtt..
Ponsel Dion bergetar di meja. Viena melirik sedikit ada nama Pevi. Siapa Pevi? Pikir Viena. Apa Pevi pacar Dion? Viena tidak ambil pusing dan mencoba berpikir positif. Dion langsung mengangkat ponselnya tanpa permisi terlebih dahulu.
Percakapan Telepon Dion dan Pevi:
Dion : "Halo?"
Pevi : "Kamu dimana? Apa sudah selesai?"
Dion : "sebentar lagi, kenapa?"
Pevi : "tidak ada, aku hanya mengabari aku sudah pulang kerja,"
Dion : "baiklah, setelah semua selesai aku akan keapartemenmu."
Pevi : "baiklah, aku mencintaimu,"
Dion : "sama halnya denganku."
Pembicaraan terputus. Viena mulai mencerna dan mengingat, dulu Dion juga selalu mengakhiri pembicaraannya seperti itu ketika Viena mengatakan dia menyayanginya. Tidak salah lagi, Pevi adalah kekasih Dion sekarang. Viena menunduk cukup lama dan akhirnya tersadar ketika Dion menjentikan jarinya.
"Kau baik-baik saja, Viena?" Kata Dion membuyarkan lamunan Viena. Viena tersentak dan mulai membereskan ipad dan ponselnya. Viena menghabiskan kopinya.
"Baiklah Bapak Dion Prime, aku rasa sampai sini dulu pertemuan kita. Aku masih harus berbelanja kebutuhanku. Kerangka design iklanmu akan kukirimkan sekitar lusa atau 3 hari lagi. Bahan bahan lainnya akan aku cari tahu sendiri atau aku akan mengutus Lexa menghubungi asistenmu." Viena tersenyum dan kembali hendak menjabat tangan Dion.
"Tapi kopiku belum habis, Viena, bisakah kita berbicara sebentar lagi?" Wajah Dion terlihat masam dan sedikit terkejut. Mengapa Viena sedingin ini?
.......
Next part 4
Sebenaranya apa yang diharapkan Dion dari Viena? Ayo cari tahu terus 😁
Plis like n komen thankyou 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Ricky Pangestu
Come on Move on dong Vienna mantan lu udah bahagia knp lu msh sedih mengenang mantan, buat mantan lu menyesal krn dia sdh membuang lu
2022-08-23
1
Arin
ayolah Vienna lupakan masa lalu...aplgi Dion udh pnya yg lain
2022-05-19
0
Een Bunda Al-fatih
uuuuuuhhhhhh ngeselin banget si Dion ini.pen tak tonjok aja.gerem kali aku😡
2022-05-10
0