HAPPY READING...
***
Akira, Tiara dan juga Dean baru saja keluarga dari Aula tempat di laksanakan nya acara wisuda beberapa saat yang lalu.
"Orangtua Lo tidak bisa datang ya?" tanya Dean kepada Akira. Dari cara pria itu menatap Akira, tentu saja ada sebuah kekhawatiran yang terlihat.
"Iya, Ayah dan Ibu pergi ke Kota X tadi subuh..." jawab Akira dengan perasaan campur aduk. Padahal ia sudah tidak sabar menanti kan hari ini. Hari dimana ia benar-benar lulus dari SMA. Akira telah merencanakan untuk berfoto bersama dengan orangtuanya.
Tapi semuanya gagal seketika karena paman Akira meninggal dunia. Tentu saja Ayah ibunya terpaksa harus pergi dan meninggalkan Akira di hari bahagianya ini.
"Jangan sedih," pinta Dean dengan tulus. Dari cara ia memandang Akira, semua orang juga tau kalau Dean memiliki sebuah perasaan yang sangat dalam untuk gadis itu.
Akira mencoba untuk tersenyum agar Tiara dan Dean tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya.
"Ayo kita berfoto..." ucap Tiara memecah suasana tidak nyaman disana.
Dean meminta salah satu temannya untuk memotret dia, Akira dan juga Tiara.
Banyak sekali foto yang mereka ambil. Ada juga potret Akira yang hanya berdua saja dengan Dean, bersama dengan Tiara dan juga seorang diri. Hal itu sedikit mengobati rasa kecewa Akira.
Hingga tiba-tiba sebuah suara terdengar memanggil nama Akira dari belakang.
Akira, Tiara dan juga Dean langsung menengok ke arah sumber suara.
Mata Akira langsung membulat sempurna melihat siapa yang baru saja datang dengan menampakkan senyum cerah dan juga membawa sebuah Buket bunga.
"Arjun?" ucap Akira hingga membuat Tiara dan juga Dean menatap ke arahnya.
Tiara mencoba mengingat tentang sosok di depannya yang sepertinya tidak terlalu asing.
Ya... Tiara pernah melihat pria itu.
"Lo pria yang waktu itu kan?" ucap Tiara mengingat Arjun.
Tiara ingat pernah di kejar pria itu saat di taman bunga bersama Akira.
"Hai..." sapa Arjun tampa dosa. Ia juga baru menyadari kalau gadis yang bersama dengan Akira adalah gadis yang di kejar Galih waktu itu.
"Kenapa Lo disini?" tanya Akira kepada Arjun. Itulah pertanyaan yang ingin ia tanyakan sejak tadi.
Apalagi Arjun sama sekali tidak di undang nya untuk datang ke sekolah ini.
"Kenapa? apa salahnya?" Arjun balik bertanya.
"Orang tua mu tidak bisa datang kesini bukan? makanya Gue datang untuk menemani Lo di hari bahagia ini..." tambah Arjun seolah-olah menjadi pahlawan yang telah menyelamatkan Akira saat ini.
Di sana hanya Dean yang terlihat kebingungan dengan pria yang cukup dewasa jika dibandingkan dengannya.
"Siapa dia?" tanya Dean tiba-tiba.
Karena yang Dean tau sampai saat ini, pria itu tidak mungkin kakak Akira karena hadis yang di sukainya itu adalah anak tunggal.
Ya... Dean mengetahui semua tentang Akira.
Wajah Akira berubah pias. Ia kebingungan untuk memperkenalkan Arjun sebagai apa.
Aaa... gue harus bilang apa? tidak mungkin kan kalau bilang dia adalah calon suamiku... Dean akan salah paham nanti... bagaimana ini?
Arjun tau perubahan wajah Akira saat ini. Terlihat kalau gadis itu sangat cemas.
"Kamu tidak ingin memperkenalkanku?" goda Arjun berusaha untuk memancing Akira.
Akira semakin gugup. Bahkan butiran keringat mulai memenuhi keningnya.
Bagaimana ini? bagaimana ini? gue harus jawab apa?
Apalagi tatapan Tiara dan juga Dean seperti sedang mencari jawaban darinya.
"Akira..." panggil Dean hingga membuat yang di panggil semakin gugup. Nafasnya seperti tercekat di tenggorokan.
"Dia..."
Akira sejenak menatap Arjun. Mencari sebuah jawaban apakah yang harus ia katakan kepada kedua sahabatnya. Tapi Arjun seolah membuang muka terhadapnya.
"Dia -..." ucapnya dengan nafas berderu.
Tangan Arjun terangkat untuk menjabat tangan dan berkenalan, "Kenalkan gue Arjun, Gue -..."
"Dia Sepupu gue..." sela Akira tiba-tiba.
Entah kenapa ia berkata demikian. Yang jelas Akira memang sedang menyembunyikan sesuatu dari Dean, pria yang sudah sangat lama Akira incar.
Hal itu tentu saja membuat Arjun tersenyum aneh. Sepupu? Ck... ternyata dia benar-benar menyembunyikannya...
Arjun tidak menyangka kalau Akira akan mengenalkan dirinya sebagai sepupu kepada sahabatnya.
Tapi bukannya marah, Arjun mendukung sandiwara itu. Toh... hubungan mereka juga hanya sekedar sandiwara belaka.
"Dean," jawab Dean sambil menjabat tangan Arjun.
Oh jadi dia yang mengirim pesan kepada Akira waktu itu? Apa dia pacarnya?
"Arjun,"
"Tiara..."
Di sana hanya Tiara yang sedikit curiga dengan ucapan Akira. Padahal ia sangat yakin kalau pria di depannya adalah pria yang di temui nya saat di taman bunga.
Sepupunya Akira? Apa gue sebodoh itu hingga bisa di bohongi? ucap Tiara dalam hati sambil menatap tajam Akira.
Arjun memberikan bulat bunga kepada Akira dan tentu saja gadis itu menerimanya dengan senang. Apalagi ini adalah pertama kalinya ada yang memberikannya bunga.
"Lo suka?" tanya Arjun memastikan.
"Hem..." Akira mengangguk kan kepalanya sambil terus mencium harus bunga itu.
Sedangkan Dean menatap nya seperti cemburu. Ia cemburu melihat Akira senang dengan pemberian pria lain.
"Ayo foto kita juga," perintah Arjun kepada Dean yang saat itu memang sedang membawa kamera.
Tanpa ragu sama sekali, Arjun berdiri di samping Akira. Memeluk pinggang gadis itu agar tidak ada lagi jarak di antara mereka.
Tentu saja Akira terkejut dengan perlakuan Arjun, apalagi Dean menatap nya dengan aneh.
Akira berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Arjun. "Jangan bergerak!" perintah pria itu hingga menciutkan nyali Akira.
Akira akhirnya hanya bisa pasrah.
Terdengar Dean berhitung mundur sambil mengarahkan kamera ke arah Arjun dan juga Akira.
Dari kamera itu, ada beberapa potret Arjun dan Akira dalam berbagai pose.
"Aku ke sana dulu..." pamit Dean menyerahkan Kamera ke tangan Tiara dan segera pergi meninggalkan Akira.
Apa mereka tidak berlebihan seperti itu? Sepupu, aku tidak pernah mendengar Akira menceritakan pria itu sama sekali... batin Dean pergi menghindar.
Setelah kepergian Dean, Akira terlihat sangat sedih. Ia yakin kalau Dean tadi cemburu melihat kedekatannya dengan Arjun.
Walaupun mereka belum resmi pacaran tapi Akira dan Dean memiliki perasaan yang sama.
***
Akira dan Arjun pulang bersama. Di sepanjang perjalanan, mereka benar-benar tidak berbicara sama sekali. Hanya terdengar deru kendaraan lain dan juga suara angin yang khas karena Arjun membuka kaca di sampingnya.
Hingga pertanyaan Arjun menjadi satu-satunya yang memecah keheningan di sana.
"Apa dia pacar Lo?".
"Bukan urusan Lo," jawab Akira dan tetap membuang pandangannya mengamati jalanan dari balik jendela mobil.
Akira memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Dean agar hubungan mereka tidak lebih buruk lagi.
Apalagi melihat cara Dean pergi tadi, Akira paham kalau pria itu cemburu. Hatinya juga ikut sakit melihatnya.
***
Halooo... dikit Dulu ya untuk Partai kali ini... kita lanjut besok... See U...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Nindira
Hai thor aku mampir lagi. ayo semangat
💪💪💪💪💪💪
2022-01-15
0
Maheera Indra
jejaak lagi...
2022-01-12
0
@sulha faqih aysha💞
kasian Dean wanita yang di cintai akan menjadi milik orang lain 💔💔💔
2021-12-06
1