HAPPY READING...
***
Arjun terbangun saat lampu di ruangan kamar miliknya belum di hidupkan. Matahari juga telah terbenam beberapa jam yang lalu.
Jam berapa sekarang? batinnya bicara.
Arjun merenggangkan ototnya untuk mengumpulkan kesadarannya kembali. Dan setelahnya meraih ponsel untuk melihat jam berapa saat ini.
Delapan malam? batinnya terkejut dengan melihat jam saat ini. Arjun tidak menyangka kalau tadi tidurnya lebih dari cukup untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian menjalani sebuah acara yang tidak penting untuknya tapi begitu penting untuk kedua orang tuanya.
Entah apa yang membuat Arjun tidur se nyenyak itu. Padahal biasanya ia hanya tidur 3-4 jam saja setiap harinya.
Tapi yang jelas Arjun tertidur setelah memcium bau parfum Persik yang tertinggal di telapak tangannya.
Arjun bergegas bangun, menghidupkan lampu dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Cukup lama ia berada di dalam hingga 20 menit kemudian keluar dengan hanya mengenakan sebuah handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya saja.
Butiran air sisa mandi masih terlihat jelas membasahi dada serta perutnya. Menambah kesan tampan bagi siapa saja yang melihatnya.
Bersyukurlah Arjun tentang itu. Selain terlahir dari keluarga yang kaya, ia juga memiliki paras yang menawan sama persis seperti sang Ayah.
Arjun menuju ke depan kaca. Menyisir rambutnya dan tak lupa menyemprotkan sedikit parfum ke baju dan pergelangan tangannya.
Walaupun tampan, di saat sendiri seperti inilah penyakit Arjun muncul. Ya... tidak banyak yang tau kalau pria itu punya penyakit aneh.
Dimana Arjun seringkali terdiam lama yang memuji-muji dirinya di depan cermin seperti sekarang.
"Wah... gue benar-benar tampan," gumamnya sambil sesekali menghadap ke kiri, kanan bahkan membelakangi cermin untuk melihat tubuh bagian belakangnya.
Tidak berhenti sampai disitu saja. Arjun yang masih menatap cermin berusaha untuk membuka kancing kemeja nya.
1 kancing telah terbuka, Waw... keren... tapi masih kurang sepertinya... batinnya bicara.
Hingga Arjun kembali membuka kancingnya lagi. 2 kancing telah terbuka dan membuatnya semakin bersuara lebih heboh lagi.
"Wow... ketampanan ku semakin terlihat," ucapnya tetap menyombongkan diri seolah hanya dia pria tampan yang ada di muka bumi ini. Yang lain hanya terlihat seperti remahan biskuit yang akan terbuang sia-sia.
Karena 2 kancing kemeja nya terbuka, dada Arjun juga otomatis terlihat. Dan tentu saja hal itu akan menarik begitu banyak pasang mata nantinya.
Malam ini Arjun telah janjian untuk bertemu dengan Dion dan juga Galih di tempat biasa, Klub malam. Di Sana lah mereka akan menghabiskan malam dengan ditemani oleh wanita-wanita cantik dan juga minuman keras.
Arjun telah mengenakan jam tangan miliknya. Tapi saat kembali mengamati penampilannya untuk kesekian kalinya, tiba-tiba ponsel miliknya berdering.
Dengan ngedumel kesal, Arjun berjalan mendekati ponsel yang teronggok di atas ranjang tidurnya. Melihat siapa yang sedang mengganggu nya itu. Dan setelah melihat sebuah nama di ponsel itu, Arjun mengumpat.
"Iya-iya Gue ingat!" ucapnya tanpa basa-basi lebih dulu.
Tentu saja Arjun kesal dengan penelpon itu yang tak lain adalah Dion, sahabatnya.
Padahal Arjun bukan lah orang tua yang sudah pikun jika janjian dengan orang lain.
Jangan kan janjian dengan para sahabatnya untuk menikmati malam di Klub, bahkan jadwal pekerjaannya sampai minggu depan pun Arjun masih mengingatnya sampai sekarang.
"Yaelah... gini amat jadi calon pengantin!" balas Dion di seberang sana.
"T*i lo!" umpat Arjun lagi hingga terdengar Dion tergelak kencang dari balik ponsel.
"Udah-udah... gue mau berangkat..." tambah Arjun sambil berjalan meraih kunci mobil dan dompetnya dengan satu tangan yang lain.
"Gue tunggu, jangan lama-lama!"
"Yo-i" jawab Arjun dan segera menutup kembali pintu kamar dan menuruni anak tangga menuju ke lantai dasar rumah itu.
***
Selama perjalanan, Arjun bersenandung ria mengikuti musik yang dimainkan. Sesekali menginjak gas lebih dalam untuk mendahului kendaraan di depan agar cepat sampai di tempat tujuan.
Hingga kurang lebih 30 menit, Arjun telah sampai di tempat dimana dia, Dion dan juga Galih akan menghabiskan malam ini.
Arjun turun dengan memamerkan pesonanya.
Di tempat ini, Arjun bisa masuk dengan leluasa karena para penjaga telah mengenalinya. Sudah 7 tahun Arjun sering keluar masuk di tempat ini.
Baru menginjakkan kaki di dalam tempat itu, musik yang menghentak disertai lampu kelap-kelip menyambutnya. Arjun berjalan tanpa memperdulikan wanita-wanita dengan pakaian kekurangan bahan bergoyang di tengah-tengah ruangan.
Menitipkan anak tangga untuk menuju ruang VIP yang sering dia gunakan.
Bahkan pemilik Klub malam ini telah memprioritaskan ruangan Nomor 2 itu hanya untuk Arjun dan teman-temannya.
Bisa di katakan ruangan nomor 2 memang khusus untuk mereka.
Saat Arjun tiba di pintu ruangan nomor 2, pintu itu langsung dibuka agar Arjun bisa langsung masuk.
Di dalam ruangan itu sudah ada Dion yang sedang duduk di temani oleh 2 orang wanita seksi di kanan dan kirinya sambil menikmati minuman keras.
Di sofa lain juga ada Galih, sahabat sekaligus Asisten pribadi Arjun di kantor yang juga duduk di temani seorang wanita.
Arjun segera mendudukkan tubuhnya. Membanting kunci mobil tepat di meja depannya. "Kalian berdua sudah lama tiba?" tanyanya dengan sedikit tak percaya.
Apalagi terlihat sebuah botol minuman yang sudah tidak ada isinya.
Tentu saja isi dari minuman itu telah berpindah pada perut kedua sahabatnya.
"1 jam yang lalu..." jawab Galih menjelaskan.
"Kenapa kalian tidak menelpon ku?" tanya Arjun kesal. Apalagi ia terlambat gara-gara ketiduran sejak sore.
"Gue juga tau diri bukan, Lo sudah terlalu capek karena bertemu dengan calon istri Lo..." protes Dion.
Bagaimanapun Dion juga kesal karena Arjun tidak memberitahunya soal Lamaran yang diadakan tadi siang. Jika bukan karena Galih, sampai saat ini pun Dion tidak akan pernah tau kalau sahabatnya akan menikah minggu depan.
"T*i Lo!" cerca Arjun karena merasa alasan Dion barusan tidak masuk akal.
"Jadi siapa dia?" tanya Dion penasaran.
Yang ia tau, Arjun memiliki 3 kekasih tapi semuanya meminta putus beberapa hari yang lalu. Itupun juga Galih yang memberitahunya.
"Lo gak akan kenal..." jawab Arjun ketus.
Ucapan Arjun tentu saja semakin membuat Dion penasaran. "Siapa? bukan anak dari Kolega Bokap lo? Model? atau Pemain sinetron?" ucap Dion menerka-nerka siapa yang akan menjadi istri dari sahabatnya itu.
Arjun memang terkenal pemilih. Tidak semua wanita yang dijadikannya kekasih. Hanya wanita yang berparas cantik, seksi dan tentu saja yang menggoda yang dipilihnya.
"Anak teman Bokap nya," celetuk Galih tanpa meminta persetujuan dari Arjun lebih dulu.
Jawaban Galih tentu saja membuat Dion terkejut. Pria itu bahkan langsung meletakkan gelasnya dengan keras hingga tercipta sebuah suara yang cukup mengejutkan semua orang di sana. "Jadi bukan Model apalagi Artis?" tanya Dion menggebu-gebu.
Dalam pikirannya perempuan seperti apa yang mampu membuat Arjun menerima nya, apalagi dia bukan dari kalangan publik figur.
"Tidak," jawab Galih lagi dan tentu saja Arjun menatap nya seolah memperingati.
Masih gue pantau Lo ya... begitu jalan pikiran Arjun saat ini.
"Wah... dia pasti cantik," tebak Dion lagi.
"Cantik? dia hanya gadis SMA yang belum resmi lulus... hahaha" celoteh Galih dan setelahnya pria itu tertawa sangat kencang seolah menertawai nasib Bosnya yang tidak beruntung sama sekali.
Dion langsung membulatkan matanya dengan mulut menganga.
***
Hai... Bagaimana kabar kalian? Sehat-sehat terus yak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
teman ga beres nih ...
2021-11-17
0
Bzaa
sehat otor, semoga dirimu jg sama... 😘
2021-11-15
1
🌸 andariya❤️💚
up double ya kak 👍💖💙💚💜❤️🤍🌹
2021-09-12
3