HAPPY READING SEMUANYA...
***
Arjun mengalihkan pandangannya saat sebuah tawa dari seseorang terdengar jelas di belakangnya.
Tawa yang seolah sedang mengejek apa yang telah terjadi pada dirinya barusan.
Bahkan tawa itu terdengar jelas bukan hanya di telinga Arjun, tapi juga Asistennya Galih.
Hingga kedua pria itu memutar tubuhnya untuk mencari sumber suara yang jelas bahwa tawa itu tercipta dari seorang perempuan.
Mata Arjun membulat sempurna ketika melihat di belakangnya tadi ada 2 gadis muda yang sedang berdiri menatapnya.
"Hahaha... Tiara, kamu lihat adegan tadi kan?" salah satu gadis di sana terlihat tertawa renyah sambil memukul-mukul bahu temannya.
Hal itu tentu saja membuat Arjun kesal. Arjun menyipitkan matanya seolah mengunci 2 mangsa di depannya.
Dasar... Bocah...! batinnya dengan gigi bergerutu menahan kemarahan.
Kejadian beberapa saat yang lalu adalah sebuah kejadian yang memalukan dimana ia di tampar oleh 3 wanita. Tapi bagi 2 bocah di depan sana, seolah melihat sebuah pertunjukan yang sangat menggelikan serta lucu.
"HEI BOCAH!" teriak Arjun dengan lantang.
Bahkan teriakan itu mampu membuat Akira yang tertawa langsung berhenti. Mulutnya otomatis tertutup seketika. Hanya meninggalkan ekspresi gugup dengan bola mata yang membulat sempurna.
Arjun dan Galih mendekati 2 gadis muda di depannya. "Berani sekali kalian menertawai ku..." ucap Arjun dengan nada bicara yang datar tapi sangat menakutkan.
Tentu saja hal itu mampu menciutkan nyali Akira dan Tiara.
Keduanya menggandeng tangan satu sama lain dengan sangat erat, bahkan juga berkeringat dan terasa dingin.
Yahhh... dia marah... batin Akira ketakutan.
Sesuai insting saat Arjun mendekat otomatis Akira dan Tiara juga melangkah mundur perlahan.
"Dasar Bocah ingusan!" cerca Arjun kesal. Harga dirinya benar-benar jatuh saat mendengar bocah yang mungkin adalah siswi SMA telah menertawai nya dengan keras tadi.
"Akira... bagaimana ini?" gumam Tiara pelan.
"Jangan takut... jangan takut..." hibur Akira walaupun dalam dadanya saat ini, jantungnya benar-benar berdetak tak karuan dan mungkin saja akan segera copot.
Tapi Akira tidak bisa menambah ketakutan sahabatnya.
"Apa kalian sangat suka tadi?" tanya Arjun terus mendekat sambil memicingkan mata.
Di tanya seperti itu, otomatis Akira dan Tiara menggelengkan kepalanya mencari keselamatan untuk diri mereka.
Gawat! kalau tidak segera melarikan diri, bisa mati aku...batin Akira bicara.
"Ra..." panggilnya.
"Hm," jawab Tiara tetap melihat ke arah depan.
"Kalau aku berhitung sampai 3, Siap-siap selamatkan dirimu... SATU!" ucapan Akira masih terdengar membingungkan bagi Tiara.
"DUA..."
"TIGA... lari..." ucap Akira sambil berlari lebih dulu. Dan beberapa detik kemudian Tiara juga ikut berlari sekuat tenaga meninggalkan 2 pria tak di kenal nya itu.
"HEI!" teriak Arjun tapi kedua gadis itu telah berlari kencang.
"Kejar satunya!" perintah Arjun kepada Galih karena kedua gadis tadi berlari dengan arah yang berbeda.
Arjun ikut berlari mengejar gadis dengan rambut sebahu yang tak lain adalah Akira, sedangkan Galih mengejar Tiara.
Entah apa yang akan Arjun lakukan pada gadis nakal itu setelah mendapatkannya, tapi setidaknya ia akan memberi pelajaran nanti. Memberi pelajaran karena telah menertawainya tadi.
"Aaa... bagaimana ini?" ucap Akira ngos-ngosan sambil terus berlari menyelamatkan diri apalagi di belakangnya salah satu pria itu sedang mengejarnya.
Sedangkan Tiara? tentu saja bernasib sama. Terus berlari dan bersembunyi dari kejaran pria tak dikenalnya.
Hingga Akira tiba di sebuah loket masuk, ia segera masuk dan sembunyi di dalam sana. Berjongkok di bawah meja. "Tolong saya..." pintanya pada petugas yang menjaga Loket masuk wisata tersebut.
"Jangan bilang siapa-siapa kalau saya bersembunyi disini... tolong," pinta Akira dengan wajah mengiba.
Dan seketika ia menutup mulutnya saat seorang pria mondar-mandir di depan Loket tersebut. Berdoa agar diri nya tak terlihat oleh siapapun, seperti hantu. Ya... Akira berharap ia berubah menjadi hantu tak kasat mata kali ini.
Sambil menutup mulutnya, Akira memejamkan mata. Jangankan untuk bicara, menarik nafas saja ia lakukan se pelan mungkin.
***
Tiara berlari menjauh tapi tidak searah dengan sahabatnya. Mereka benar-benar terpisah dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Walaupun beberapa kali ia mengumpat karena semua ini adalah Akira yang menjadi biang masalahnya.
Tapi untuk memarahi sahabat Lucknut nya itu akan Tiara pikirkan nanti, yang jelas saat ini adalah ia harus bisa sembunyi dari kejaran pria ber jas hitam yang tadi.
Dengan berlari sekuat tenaga, Tiara tiba di kamar mandi untuk pengunjung Taman bunga itu.
"Bagaimana ini?" gumamnya pelan. Tiara ragu untuk masuk karena kamar mandi seperti di depannya itu tentu saja bau dan menjijikkan.
Tapi tidak ada pilihan lain selain bersembunyi disana, lebih baik menahan bau kamar mandi daripada harus tertangkap oleh kejaran pria tak di kenalnya.
Tiara perlahan masuk ke dalam sana. Tak lupa menutup hidungnya rapat-rapat.
Hingga tak berapa lama terdengar derap langkah kaki seseorang mendekati tempat itu. Tiara sedikit menahan nafasnya agar tidak ketahuan.
"Sial! kencang sekali larinya..." suara itu menjadi satu-satunya suara yang tercipta di tempat itu.
Siapa lagi kalau bukan Galih yang terpaksa mengejar gadis muda sesuai perintah Arjun tadi.
"Apa dia sembunyi di kamar mandi? tidak-tidak... gue tidak bisa masuk ke dalam kamar mandi perempuan..." ucap Galih pada dirinya sendiri.
Sehingga ia memutuskan untuk kembali saja dan bilang kepada Arjun kalau telah kehilangan jejak gadis yang ia kejar.
Di dekat Loket masuk, Galih menghampiri Arjun. "Lo menemukannya?", Arjun pun menggeleng. " Itu bocah larinya kencang juga..." ucapnya karena Arjun gagal mengejar gadis berambut pendek tadi.
"Gue juga kehilangan jejaknya..." adu Galih.
"Sudahlah... ayo kita kembali ke kantor..." ajak Arjun pada Asistennya.
***
Hingga beberapa menit telah berlalu. Pria yang mengejarnya tidak lagi berada di sana.
"Mbak... dia sudah pergi?" tanya Akira kepada petugas yang menjaga Loket masuk.
"Iya..." jawabnya enteng.
"Mbak yakin?" tanya Akira lagi. Kali aja pria itu masih berada di depan Loket saat ini dan menanti Akira keluar.
"Dia sudah pergi... keluar lah!" perintah wanita itu meyakinkan Akira.
Walaupun masih ragu, Akira tetap keluar. Mengedarkan pandangan nya mengamati tempat itu untuk meyakinkan kalau pria yang telah mengejarnya tadi sudah tidak ada.
Akira juga penasaran dengan bagaimana keadaan sahabat yang ia tinggalkan tadi. Segera ia mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Tiara.
"Halo?" ucapnya ketika teleponnya telah tersambung.
"Hei! kenapa kamu meninggalkan ku tadi?"
Teriakan dari Tiara membuat Akira menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Lo dimana?" tanya Akira setelah mendengar Tiara tak lagi berteriak.
"Kamar mandi..."
"Cepatlah kesini... gue tunggu di Loket masuk," pinta Akira.
Yang terpenting kali ini adalah mereka bisa segera pergi dan meninggalkan Taman bunga.
Tiara berlari menuju ke tempat Akira berada. Setelah sampai, langsung saja ia memukul bahu sahabatnya itu. "Lo benar-benar keterlaluan!" marahnya.
"Aauu... sakit tau..." protes Akira sambil menyentuh bahu yang baru saja di pukul oleh Tiara.
"Gara-gara Lo, gue sampai lari dan sembunyi di kamar mandi yang menjijikkan..." adu Tiara kesal. Bahkan bau dari kamar mandi masih tercium jelas di hidungnya sampai sekarang.
"Gue juga sama... udahlah, ayo kita pulang saja... mungkin mereka masih disini mencari keberadaan kita..." ucap Akira menyarankan untuk kembali pulang saja.
"Ayo..." jawab Tiara mengiyakan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
author aku ijin like aja ya komen nya gak terlalu muncul di tiap episode
2022-02-24
3
Realpcy_Cyl
lanjut tor
2022-02-24
1
Ufuk Timur
baru baca beberapa eps awal kak 🤗 udah tap love sana favorit juga, , next akan baca lagi. mampir di novelku juga ya, , judulnya Aili Tan's Revenge 🥰🤗 terimakasih
2022-01-26
1