HAPPY READING...
***
"Arjun... bangun..." ucap Mami Livia sambil terus berusaha menggoyang-goyangkan tubuh putranya yang masih tertidur sangat lelap.
Ini ada kedua kalinya wanita itu masuk ke kamar Arjun pagi ini.
Tapi usahanya sia-sia karena Arjun sama sekali enggan untuk bangun.
"Arjun..." panggil wanita itu lagi.
Hingga Mami Livia sengaja meninggikan nada bicaranya untuk sedikit membuat Arjun sadar kalau dirinya sedang tidak bercanda.
"Arjun!" teriaknya hingga menggema memenuhi sudut kamar tersebut.
Tentu saja hal itu langsung membuat Arjun menggeliat dan berusaha untuk membuka matanya. "Apa sih Mi..." ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Kamu sulit sekali sih di bangunin!" protes Mami Livia.
Masih dengan mengerjapkan matanya, Arjun duduk untuk mendengar apa yanga kan dikatakan oleh ibunya.
Padahal ia sudah berencana untuk tidur seharian karena kemarin ia telah mengambil cuti 2 hari, untuk acara lamaran nya dan juga hari ini untuk sedikit mengistirahatkan tubuhnya.
Apalagi Arjun baru pulang saat dini hari tadi karena semalaman berkumpul dengan Dion dan juga Galih.
Bukan hanya matanya yang mengantuk, kepalanya juga masih pening karena minuman yang ia tenggak semalam.
"Ada apa Mi?" tanya Arjun dengan nada halus.
"Mami ingin kamu segera mandi dan bersiap. Hari ini adalah hari paling membahagiakan untuk Akira..." ucap Mami Livia menjelaskan.
Arjun masih tidak paham dengan apa yang dibicarakan ibunya. Apa hubungannya denganku? begitu batinnya bicara.
"Hari ini hari kelulusan Akira. Kamu harus datang dan menemani nya..." perintah Mami hingga membuat mata Arjun yang tadinya sulit terbuka kini berubah menjadi bulat sempurna.
"He? kenapa?" protes Arjun spontan.
Kenapa harus gue yang datang ke acara unfaedah seperti itu? lagian kemana Om Adam dan juga istrinya? batin Arjun.
"Kasian Akira. Orangtuanya pergi tadi subuh ke kota lain karena kakak pertama Adam meninggal dunia... Ayolah Jun, temani Akira di hari bahagianya... kasian kan kalau dia sendirian?" bujuk Livia dengan susah payah bahkan sampai menunjukkan ekspresi penuh kesedihan.
"Mau ya..." pinta Mami Livia mengiba. Andai saja ia tidak sibuk hari ini, Dia yang akan pergi menemani calon menantunya itu tanpa meminta bantuan Arjun.
Tapi sayangnya Mami Livia sudah berjanji untuk bertemu dengan teman-teman arisannya.
"Baiklah..." jawab Arjun mengalah. Bagaimanapun sikapnya yang keras kepala, tapi Arjun selalu menuruti keinginan ibunya.
Seketika senyum secerah mentari terukir indah di bibir Mami Livia. "Cepat mandi..." perintahnya dan setelah itu segera bangkit meninggalkan kamar putra semata wayangnya.
Pintu kamar telah tertutup lagi. Merepotkan sekali... gumam Arjun pelan sambil melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Arjun telah tiba di Sekolah tempat Akira menimba ilmu. Di tempat parkir telah terisi penuh oleh mobil dan kendaraan roda 2 yang tentu saja adalah milik orang tua murid yang hadir.
"Belum di mulai kan acaranya?" gumam Arjun sambil mengamati sekitar.
Banyak sekali orang tua murid yang mondar mandir bersama dengan putra putrinya.
Arjun segera turun dari mobil. Mengamati penampilannya dan segera berjalan mengikuti kemana langkah orang-orang di depannya menuju. Terlintas sebuah ide dalam kepalanya, "Apa gue telpon dia Ya?"
Setelahnya Arjun benar-benar merogoh ponsel di saku jasnya dan langsung menghubungi Akira.
Setidaknya ia tidak akan terlihat bodoh jika sendirian seperti ini.
Tapi nasib memang tidak berpihak pada Arjun saat ini. Bagaimana tidak? Ia telah menghubungi nomor Akira beberapa kali, tapi tidak ada jawaban.
"Agghh... dia kemana sih?" protesnya kesal.
Hingga terdengar sebuah pengumuman dari Speaker yang berada di sudut-sudut gedung. Dalam pengumuman itu, semua orang diminta untuk menuju ke Aula karena acara akan dimulai.
Tentu saja Arjun mengerti hal itu. Ia berjalan bersama dengan orang-orang menuju ke Aula sambil terus mengedarkan pandangannya mencari sosok Akira walaupun rasanya mustahil. Karena semua siswi sekolah itu mengenakan kebaya dan tentu saja penampilannya berbeda dengan hari-hari biasa.
Arjun duduk bersama dengan orang tua murid lainnya. Mungkin saat ini Arjun lah yang terlihat paling muda di antara lainnya.
Agghhh... seharusnya gue tidak menyetujui permintaan Mami... nyesel gue! ucapnya dalam hati.
Selama acara, mata Arjun sibuk mencari sosok Akira dari deretan bangku di depan sana yang telah terisi penuh oleh siswa dan siswi.
Hingga tak terasa acara kelulusan itu telah usai. Dengan masih berkeyakinan penuh Arjun berjalan mencari Akira. "Permisi... ada yang lihat Akira?" tanyanya pada segerombol siswi yang sedang berfoto-foto.
"Akira? aku tidak tau..." jawab mereka.
Ya mana ada yang tau keberadaan orang lain saat ini? tentu saja mereka sibuk dengan dirinya sendiri.
Masih mengumpat beberapa kali, Arjun terus mencari. Hingga ia bertanya lagi pada gerombolan siswi lainnya. "Ada yang lihat Akira?" tanya Arjun masih ramah.
"Disana..." tunjuk gadis berkebaya biru pada 2 orang gadis dan seorang pria tak jauh dari tempat Arjun berdiri.
Seketika senyum lega terukir di bibir Arjun saat itu. "Makasih..." ucapnya lalu segera pergi menemui Akira.
"Akira..." panggil Arjun ketika jarak diantara mereka sudah sangat dekat.
Walaupun Akira memakai kebaya berwarna merah maroon dengan riasan berbeda, tapi Arjun tetap mengenali wajah gadis biasa-biasa saja tersebut.
Akira, Tira dan seorang pria yang sedang bicara langsung menoleh ke arah pria yang baru saja memanggilnya.
Akira langsung membulatkan matanya melihat siapa pria itu. "Arjun?" ucapnya hingga Tiara dan Dean menatap ke arahnya.
"Lo darimana sih? di telepon tidak di angkat..." protes Arjun tanpa basa-basi sama sekali.
Sedangkan Akira masih terdiam dengan melotot tanpa berkata sepatah katapun.
Beda lagi dengan Tiara. Gadis itu berusaha mengingat tentang wajah pria ber jas Navy yang cukup familiar baginya.
Kayaknya gue pernah liat dia deh... begitu otaknya mengingat-ingat.
Disana hanya Dean yang terlihat kebingungan. Dean adalah teman pria Akira satu-satunya di sekolah ini. Walaupun mereka tidak satu kelas, tapi hubungan antara Akira dan Dean cukup baik.
"Kenapa Lo disini?" tanya Akira nyolot setelah cukup lama tersadar dari rasa terkejutnya.
"Kenapa? salah ya?" Arjun malah balik bertanya. Seharusnya Akira bersyukur ada orang yang menemaninya di hari bahagia seperti ini, tapi gadis itu terlihat tidak suka dengan kedatangan Arjun di sekolahnya.
Tiara masih berpikir keras hingga dia teringat dengan wajah pria itu, "LO!" teriaknya mengejutkan Akira, Arjun dan juga Dean.
Semua orang langsung menatap ke arah Tiara.
"Lo pria waktu itu kan?" tanya Tiara dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.
Ya, Tiara ingat dengan pria di depannya saat ini. Pria yang ditemuinya saat di Taman bunga beberapa waktu yang lalu. Pria yang telah mengejar Akira hingga Tiara pun ikut lari bersembunyi di dalam kamar mandi yang bau.
Ia sangat ingat akan hal itu.
Lalu siapa pria itu? kenapa bisa kenal dengan Akira? itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak Tiara saat ini.
Hal itu tentu saja membuat Akira panik.
Ia tidak bisa menyembunyikan Arjun dari sahabatnya dan juga Dean.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
🐰Far Choinice🐰
mampir lagii
2022-02-09
1
Maheera Indra
jejek....
2022-01-12
0
Conny Radiansyah
jujur aja Akira
2021-11-17
1