19

Setelah berbincang dengan ibu Halimah ibu dari Jouhari,Dan bercengkrama dengan Keke putri Jouhari.

Saat akan pulang bu Halimah memeluk Keysha dengan erat.

''Jangan menjauh lagi dari kami nak'',bisik bu Halimah,Keysha hanya mengangguk.

''Bunda,besok main kesini lagi ya'',ucap Keke berharap.

''Besok bunda Dokternya kerja sayang'',ucap Jouhari mengusap kepala Keke.

''Lainkali bunda dokter kesini lagi,atau Keke saja ya yang main tempat bunda Dokter'',ucap Keysha kepada Keke.

Seeerrr,ucapan Keysha membuat hati Jouhari berdesir sedang Keke mengangguk dengan senyum merekah menghiasi wajah manisnya.

''Key,pamit bu Assalamualaikum'',ucap Keysha menyalami bu Halimah setelah itu ia berlalu menuju mobil sedang ibu Halimah dan Keke melambai.

''Kode itu Jou'',ucap Bu Halimah menepuk bahu Jou yang diam terpaku dan sedikit terjengkit.

''Iya bu,Jou akan mengejarnya'',ucap Jou membuat ibu Halimah menghentikan langkah.

''Jangan mengejarnya,tapi mengikatnya dan jadikan dia halal untuk mu'',ucap bu Halimah sambil melangkahkan kakinya kembali.

''Kasihan bunda yah kalau dikejar,nanti capek terus sakit bagaimana?'',ucap Keke polos membuat Jou tergelak.

''Hehee,iya putri ayah yang cantik'',ucap Jou menggendong sang putri.

''Kapan kita kerumah bunda ayah?'',tanya Keke.

''Secepatnya sayang'',ucap Jou dan membawa sang putri kecil masuk kedalam rumah.

Lain halnya Naima gadis ini sedang sibuk untuk fokus akan materi yang disampaikan dosen,baginya saat ini belajar,belajar,dan belajar.

''Nai,nanti pulang dengan ku saja'',ajak seorang mahasiswa.

''Maaf Imran tidak bisa,Nai akan pulang bersama kami'',ucap Husna menunjuk Salwa juga.

''Kalian ini seperti lintah yang terus menempel kepada Naima'',sungut Imran dan berlalu pergi.

''Andai dari dulu sikap ku seperti ini mungkin kejadian kemarin tak akan ada'',batin Naima selalu mengingat kejadian saat berusaha merusak kebahagian abang Fikri dan Vilara.

Sesal,itu yang dirasakan dan memang seperti itu penyesalan pasti datangnya belakangan(kalau datang nya awal itu pendaftaran ya😂).

Namun sekali lagi,sesuatu yang salah bisa dibenarkan,sesuatu yang buruk masih bisa diperbaiki,pengalaman adalah guru terhebat yang pernah ada untuk orang yang mau berubah lebih baik lagi.

Hari yang mulai terik membuat Furqon serta Ruby beranjak dari taman menuju rumah makan yang tak jauh dari tempat mereka duduk tadi.

''Dirumah makan ini menunya enak-enak bang,murah lagi'',seloroh Ruby saat menunggu pesanan datang.

''Rub,abang enggak habis pikir orang tua mu kaya pakai banget,tapi kenapa kamu nya ngontrak ditempat yang biasa saja?,bukannya tinggal diapartemen malah dikos yang sempit'',tanya Furqon.

''Bang Furqon yang ganteng seantero kota X,Ruby hanya ingin menikmati hidup saja bang,karena bahagia itu tak semua diukur dengan materi'',ucap Ruby.

''Dan kenapa kamu juga tak bilang kalau orang tua mu seorang Adi emhp'',ucap Furqon belum selesai karena langsung ditutup mulutnya dengan tangan oleh Ruby.

''Kenapa?'',tanya Furqon setelah Ruby melepasnya.

''Karena Ruby tak mau jadi bahan lelucon abang,yang pasti berpikiran Ruby ini konslet otak nya karena halu ketinggian anak kos berkhayal menjadi putri pengusaha'',ucap Ruby sambil memutar jari dipelipis nya.

''Udah atuh neng dan aden,kalau kalian seperti ini membuat mbok Surti tambah lapar'',sahut Mbok Surti yang dari tadi hanya mendengarkan dua mahluk.

Ruby memandang mbok Surti dan tersenyum.

''Bukan kenapa itu Rub,tapi kenapa kamu menutup mulut abang'',ucap Furqon yang masih mengoceh.

''Biar enggak ngomong terus,udah ah itu pesenan kita datang'',ucap Ruby melihat pelayan membawa pesanan mereka.

''Ck,''decih Furqon dan mulai menyantap hidangan saat sudah tersaji diatas meja.

Menjelang sore Ruby dan mbok Surti baru diantar oleh Furqon pulang.

''Abang enggak mampir dulu?'',

''Enggaklah,abang mau istirahat besok pagi saja kesini nya'',ucap Furqon.

''Waalaikumsalam,hati-hati bang'',ucap Ruby sambil melambaikan tangan.

Tin.

Dan mobil Furqon meninggalkan kediaman Ruby.

''Mbok,menurut mbok bang Furqon bagaimana orangnya?'',tanya Ruby sambil berjalan kedalam rumah.

''Den Furqon orangnya baik,ramah,ganteng,sopan,dan jelas sayang pisan ma neng Ruby'',ucap Mbok Surti sambil melangkah masuk kedalam rumah mengikuti Ruby.

Ruby menghela nafas.

''Tapi kenapa aku belum bisa mencintainya'',batin Ruby.

Saat masuk berpapasan dengan tantenya.

''Bagus ya,pergi pagi pulang sore mau jadi apa kamu Ruby,contoh itu kakak kamu dia pergi pagi pulang sore untuk bekerja tak seperti mu,keluyuran tak jelas'',cibir Resti adik kandung mama Ratih.

''Sore tante,Ruby pamit dulu ke kamar permisi'',ucap Ruby,malas berlama-lama ataupun menanggapi tante nya.

''Dasar anak tak punya sopan santun,orang tua ngomong ditinggalin'',ucap Resti kesal yang melihat keponakannya menaiki tangga.

''Ada apa Res?'',tanya mama Ratih dari arah dapur membawa dua gelas minum.

''Itu mbak si Ruby,aku nasehati malah acuh'',ucap Resti seakan sedih.

''Biarkan saja,apa mau anak itu aku tak peduli'',ucap mama Ratih.

''Jangan begitu mbak,mau bagaimana pun Ruby itu tetap putri mu'',ucap Resti dengan sedikit bibir atas ditarik membuat lengkungan.

''Entahlah'',ucap mama Ratih pasrah.

''Mbak seperti banyak pikiran?,ada apa,cerita dong sama aku'',ucap Resti sambil menyesap minumannya.

''Safira menyukai pemuda yang dekat dengan Ruby'',bisik mama Ratih.

''Kan hanya menyukai mbak'',ucap Resti.

''Kamu ini seperti tak tau seperti apa Safira, bila dia ingin dia harus bisa mendapatkannya'',ucap mama Ratih dengan nada sebal.

''Biarkan saja mbak,toh pemuda itu juga belum menikahi Ruby'',ucap Resti enteng.

''Bukan masalah menikah atau belumnya Res,tapi latar belakang pemuda itu,pemuda itu hanya seorang guru'',ucap mama Ratih lirih namun penuh penekanan.

Resti hanya senyum tipis.

''Safira sudah banyak berkorban untuk perusahaan loh mbak,masa muda nya dia abdikan untuk perusahaan,biarlah mbak dia mendapat kebahagiannya'',ucap Resti.

''Enggak tau lah Res,pusing aku'',ucap mama Ratih terpejam sambil mengurut pangkal hidungnya,sedang Resti tersenyum tipis.

Pagi harinya Safira berdandan seperti biasa sedangkan,mama Ratih mengetok kamar Ruby.

Tok

tok

''Ruby buka pintunya?'',ucap mama Ratih.

''Tumben mama ketuk pintu'',gumam Ruby.

''Ruby'',panggil mama Ratih.

''Ada apa ma?'',ucap Ruby saat pintu terbuka sempurna.

''Mama disuruh papa untuk menemanimu ke butik'',ucap mama Ratih.

''Tapi papa tak memberitahu Ruby ma'',ucap Ruby yang heran,ada apa gerangan.

''Sebelum papa landing tadi hubungi mama untuk mengajak mu kebutik,agar nanti bila Safira lamaran kamu tak membuat malu keluarga'',ucap mama Ratih.

Ruby menghela nafas.

''Cepat mama tunggu dibawah'',ucap Mama Ratih. Ruby segera mengganti baju dan segera turun kebawah.

Sepeninggal Mama Ratih dan Ruby, Furqon datang kerumah Ruby,Safira keluar dari kamarnya saat mendengar deru mobil.

''Assalamualaikum'',ucap Furqon.

''Waalaikumsalam'',jawab Safira.

Kemudian sebuah mobil putih memasuki perkarangan dan berhenti,Furqon dan Safira melihat kearah mobil tersebut.

''Kesayangan tante'',ucap Resti setelah turun dari mobil mendekati Safira dan cipika cipiki.

''Tante,mama baru saja keluar dengan Ruby'',ujar Safira.

''Jadi Ruby tidak ada'',ucap Furqon,membuat tante dan ponakan menoleh kearah Furqon.

''Iya baru saja keluar'',ucap Safira.

''Ini calonnya Ruby ya'',tebak Resti.

''Saya Resti tantenya Ruby'',ucap Resti mengulurkan tangan.

''Furqon tante'',jawab Furqon memperkenalkan diri.

''Ayo masuk dulu nak Furqon'',ujar Resti.

''Iya tante'',ucap Furqon yang tak enak menolak ajakan tante dari gadis yang ia cinta.

''Duduk dulu nak Furqon'',ucap Resti,Furqon hanya mengangguk.

Saat Resti hendak kedapur Safira mengikuti.

''Kenapa kamu ikuti tante,sana temanin nak Furqon dulu,biar tante yang membuat minum'',ucap Resti sambil mendorong Safira.

''Terimakasih tante'',ucap Safira berbalik arah menuju ruang tamu dimana pangeran impiannya berada.

''Ehhemm,udah lama kenal dengan Ruby?'',tanya Safira basa basi.

''Hampir satu tahun,tapi deket nya baru'',ucap Furqon,Safira hanya mengangguk pelan.

''Tidak kerja?'',tanya Furqon yang melihat Safira mengenakan pakaian kantor.

''Tadi mau berangkat,tidak taunya ada tamu'',ucap Safira.

''Bo*oh kamu itu bicara apa?".Batin Safira.

''Diminum dulu nak Furqon''.ucap Resti menaruh orange jus diatas meja.

''Terimakasih tante''.ucap Furqon.

''Lanjutkan ngobrolnya,tante mau nyusulin mama kamu dulu Fira'',ucap Resti sambil berdiri.

''Emang mama kemana tante?'',tanya Safira.

''Kebutik katanya'',ucap Resti.

''Kalau begitu biar Furqon yang antar tante'',ucap Furqon.

''Tidak usah nak,biar tante saja sendiri kesana kamu disini saja nanti biar Ruby tante kasih tau bila kamu kesini'',ucap Resti.

''Hati-hati tante'',ucap Safira.

Setelah Resti pergi Safira dan Furqon minum untuk melebur rasa canggung.

Saat didalam mobil sudah mau sampai butik Ruby baru sadar bila dia tak membawa ponselnya.

''Ma,ponsel Ruby tertinggal'',ucap Ruby.

''Ini sudah mau sampai butik Ruby'',ucap mama Ratih.

''Tapi bang Furqon belum Ruby kasih tau bila Ruby keluar ma'',ucap Ruby.

''Pasti nanti orang nya juga menunggu'',ucap mama Ratih.

''Dirumahkan enggak ada orang ma,''ucap Ruby gelusah.

''Kamu kira satpam dan pembantu dirumah bukan orang,pasti mereka juga kasih tau lah'',ucap Mama Ratih kesal.

Ruby hanya menghela nafas perlahan.

''Kalau kamu enggak mau belanja dengan mama kamu dimobil saja'',ucap mama Ratih saat sudah sampai didepan butik.

''Ruby ikut ma'',ucap Ruby dan turun dari mobil mengikuti mama Ratih,setelah memilih dan memilah baju dan dirasa cocok mereka menuju kasir membayar dan pulang.

Saat sampai dirumah,tampak sepi namun setelah itu mobil papa masuk pekarangan.

''Papa kenapa sudah pulang?'',tanya mama Ratih kepada papa Adi Baskara.

''Papa cancel pertemuannya karena ada hal yang lebih penting dari pertemuan itu'',ucap papa Adi,Ruby hanya mengerutkan dahi.

Papa Adi segera bergegas masuk rumah menuju kamar Safira dan diikuti Mama Ratih serta Ruby namun kosong.

''Papa cari Safira?,Safira dikantor pa'',ucap mama Ratih.

''Ruby kekamar dulu ma,pa'',ucap Ruby,mama papa nya hanya mengangguk.

''Asistennya bilang Safira tidak masuk hari ini,dan lihat ini'',ucap papa Adi,menyerahkan ponselnya kepada istrinya namun belum sempat memutar sebuah video.

''Aaaakkkkhh'',teriak Ruby membuat mama Ratih dan papa Adi menuju kamar Ruby.

Terpopuler

Comments

Siti Sopiah

Siti Sopiah

kaya nya furqon d jebak tuh

2021-11-13

0

arghi

arghi

lanjut thorr

2021-11-11

0

Muetz Haroh

Muetz Haroh

lanjuuutttt

2021-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!