Dirumah sakit.
Fikri tengah membereskan baju Vilara karena esok Vii sudah boleh pulang.
"Mas",panggil Vii membuat si empu menoleh dan mendekat.
"Ada apa sayang?",tanya Fikri duduk ditepi brankar disamping Vii.
"Besok ibu Khodijah katanya mau ke kota X,memang ada acara apa mas disana?",tanya Vii.
"Acara cari mantu",jawab Fikri.
Membuat Vii mengerutkan dahi,
"Mantu?",ucap Vii mengulang kata membuat Fikri mengangguk.
"Jangan-jangan Ruby?",tebak Vii.
"Mungkin",jawab singkat Fikri.
"Tapi kata mbak Sanah,bang Furqon sekarang sedang dekat dengan Ruby juga loh mas",ucap Vii.
"Sayang,ibu itu hanya menunjukan saja tak berniat memaksa'',ucap Fikri.
"Iya Vii tau,tapi yang dikhawatirkan reaksi Sobrinya seperti apa begitu",ucap Vii.
"Sobri itu kalau mau ya mau,kalau enggak ya enggak,
''Apa dulu mas juga seperti itu?'',tanya Vii.
Fikri hanya tersenyum,''Aku butuh jawaban mas,bukan senyuman'',ucap Vilara.
''Mas juga ditunjukan oleh ibu,tapi hanya sebuah foto siluet seorang gadis memegang mushaf kecil,''ujar Fikri.
''Terus mas'',ucap Vii penasaran.
''Mas menolak'',ucap Fikri membuat Vii mengerutkan dahi.
''Kenapa?'',tanya Vii.
''Karena mas enggak butuh foto mas butuh sosok aslinya'',ucap Fikri memeluk Vilara dengan sayang.
''Gombal'',ucap Vii namun tersenyum tipis,tanda senang.
''Beneran sayang,dan yang membuat mas ingin segera mengkhitbahmu saat tak sengaja kamu salah masuk dalam mobil mas'',ujar Fikri,Vilara langsung memandang wajah tampan suaminya.
''Waktu itu Vii kan pakai nikob mas'',ucap Vii.
''Tapi mas bisa merasakan detak jantung mas yang berdetak tak beraturan,saat mas memandang mata mu yang indah ini,''ucap Fikri.
''Mas sekarang pinter banget gombal sich'',ucap Vilara gemas menakup kedua pipi suaminya.
''Ehheeemmm,ganggu enggak nich'',goda gus Wildan dan diikuti ning Miftah dari belakang masuk kedalam ruang rawat Vilara.
Vilara dan Fikri menengok kearah pintu.
"Ganggu banget",ujar Fikri.
"Heheehee,kalau begitu kita keluar dulu kalau sudah nanti kasih kode bagaimana",ucap Wildan menggoda Fikri.
Fikri hanya mendengus sedang Vilara menunduk malu.
Membuat Wildan dan Miftah terkekeh.
***
Pagi harinya Sobri dan bu Khodijah menuju ke kota X.dalam perjalanan Sobri melirik sekilas raut wajah sang bude yang begitu senang.
''Bude,nanti ikut Sobri ke restoran saja ya,jangan kemana-mana sendirian'',ucap Sobri ,dan bu Khodijah langsung menengok kearah nya.
''Iya nak'',ucap bu Khodijah.
Sesampainya dikota yang dituju Sobri dan bu Khodijah dijemput salah satu karyawan restoran milik Sobri.
"Nanti bude istirahat diruangan Sobri saja,soal nya hari ini Sobri ada rapat sebentar",ucap Sobri.
"Iya nak,tapi selesai rapat temenin bude jalan-jalan",ucap bu Khodijah.
"Siap bude",ucap Sobri.
Beberapa saat kemudian Sobri dan bude nya sampai dimana bangunan resto yang cukup berkelas.
"Tolong antar kan ibu saya kedalam ruangan saya",ucap Sobri kepada salah satu karyawan perempuan.
"Baik pak,mari bu",ucap karyawati.
Bu Khodijah kemudian mengikuti dari belakang dan dipersilahkan masuk kedalam ruangan.
Setelah beberapa jam,Sobri menghampiri bu Khodijah yang tengah memainkan ponselnya.
"Nak bisa antar ibu jalan-jalan sekarang?,"
"Bisa bude",ucap Sobri sedikit lesu karena butuh istirahat,melihat wajah Sobri yang lelah membuat bu Khodijah tidak tega.
"Kamu istirahat saja nak,nanti bude minta tolong dengan sopir kamu saja",ucap bu Khodijah.
"Sobri ikut bude,nantikan bisa istirahat dimobil,"ucap Sobri.
"Baiklah,ayo",ucap Bu Khodijah.
Setelah puter sana puter sini keliling sana keliling sini hingga Sobri terlelap dalam mobil.
''Pak tolong ke arah gang itu'',tunjuk bu Khodijah dan dituruti oleh sang supir.
Sekarang mobil yang bu Khodijah dan Sobri tumpangi berada digang yang terdapat beberapa pedagang kaki lima.
Bu Khodijah tersenyum disaat target sudah terlihat.
''Nak,Sobri bangun'',ucap bu Khodijah membangunkan Sobri.
''Heemm,apa bude?'',tanya Sobri dengan suara serak.
''Bude mau turun sebentar mau beli itu martabak telor'',ucap Bu Khodijah,kemudian Sobri tersadar dan melihat sekeliling.
''Nanti diresto saja bude,nanti Sobri suruh bikinin sama koki saja,jangan makan sembarangan'',
''Ck,bude laper nya sekarang,kamu tunggu dimobil saja'',ucap Bu Khodijah dan segera turun dari mobil,sedang kan Sobri masih mengumpulkan separuh nyawanya.
Bu Khodijah berjalan menuju kursi plastik dan duduk bersama gadis yang sedang bermain ponsel.
''Assalamualaikum'',sapa bu Khodijah
''Waalaikumsalam'',ucap Ruby menengok kearah bu Khodijah dan tersenyum ramah.
''Ramai sekali disini,apa martabaknya enak ya nak?'',tanya bu Khodijah.
''Heehee,martabak nya lumayan bu,harga nya juga terjangkau'',ucap Ruby.
''Ooh,anak sering jajan disini?'',tanga bu Khodijah
''Sering bu,''jawab Ruby.
''Anak ini,,,
''Saya Ruby bu'',ucap Ruby meraih tangan bu Khodijah,
''Nak Ruby ini tinggal disini?'',tanta bu Khodijah.
''Saya cuma kos dekat sini bu'',jawab Ruby.
''Menantu saya dulu juga kos dekat-dekat sini'',
''Benarkah,siapa bu nama nya siapa tau Ruby kenal'',ucap Ruby.
''Nama nya Vilara istri nya Fikri.''ujar bu Khodijah
''Mashaallah,itu Ruby kenal bu,bagaimana kabar mbak Vii bu'',ucap Ruby antusias.
''Alhamdulilah baik'',ucap Bu Khodijah.
''Neng ini martabaknya sudah jadi'',ucap penjual martabak.
''Iya mang,Ruby kesana dulu bu'',ucap Ruby menghampiri pedagang dan membayar serta menenteng kantong kresek.
Khodijah tersenyum senang melihat Ruby,
''Semoga berhasil,kalau dia jodoh Sobri dekatkan lah ya Allah'',batin bu Khodijah.
Ruby kembali menghampiri bu Khodijah dan membuka box martabak milik nya.
''Makan punya Ruby saja bu'',ucap Ruby
''Iya nak terima kasih,mungkin sebentar lagi martabak ibu juga sudah jadi'',ucap bu Khodijah.
''Ibu kesini dengan siapa?'',tanya Ruby.
''Dengan saya'',ucap Sobri ketus dan sudah berada didepan bu Khodijah dan Ruby.
''Nak Ruby kenalkan ini keponakan saya nama nya Sobri'',ucap bu Khodijah,membuat Ruby senyum terpaksa dan mengangguk pelan.
''Sobri,ini Ruby teman kos nya Vilara dulu'',ucap bu Khodijah
''Sobri sudah tau bu'',ucap Sobri malas.
''Kalian saling kenal?'',tanya bu Khodijah.
''Tidak...iya'',ucap Ruby dan Sobri berbarengan.
''Yang benar yang mana ini'',ucap bu Khodijah dengan menyembunyikan senyum nya.
''Cuma pernah bertemu bu'',ujar Ruby.
''Sudah selesai belum bu?'',tanya Sobri mengalihkan pembicaraan.
''Belum mungkin sebentar lagi'',ucap bu Khodijah.
''Ck,besok-besok jangan jajan sembarangan bu'',ucap Sobri.
''Sombong'',batin Ruby melirik Sobri.
''Jangan seperti itu nak enggak baik '',ucap bu Khodijah menasehati Sobri.
''Iya bu'',ucap Sobri.
''Nak Ruby,besok temani ibu jalan-jalan bisa?'',tanya Bu Khodijah.
''Dia pasti enggak bisa bu'',ucap Sobri,membuat Ruby kesal.
''Bisa bu,jam berapa?'',ucap Ruby.
''Alhamdulilah,Sobri jangan suka seudzon tidak baik'',ucap Khodijah kembali mengingatkan Sobri,Sobri hanya menghela nafas.
''Minta nomor ponsel nya nak'',ucap Bu Khodijah dan meraba gamis nya.
''Ibu lupa enggak bawa ponsel,Sobri bude pinjam ponsel mu'',ucap bu Khodijah menarik ponsel dari genggaman Sobri dan diberikan kepada Ruby,Sobri hanya pasrah tak ada yang berani bila bude sudah bertindak.
''Tolong dicatat disitu nak,nanti biar Sobri yang kasih tau jam berapa nya'',ucap Bu Khodijah dan bertepatan dengan martabak beliau yang sudah jadi,Bu Khodijah berpamitan dengan Ruby menuju mobil diikuti oleh Sobri.
Didalam mobil.
''Misi pertama berhasil'',gumam bu Khodijah tersenyum sambil membuka box martabak telor nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Rinjani
kok blm begitu ngeh ceritanya
2022-10-29
0
Lizah Nur
ko belom lajut thor uda gak sabar
2021-09-30
1
Endang 💖
kok blm up lagi kak
2021-09-30
0