Dirumah sakit.
Keysha tak konsentrasi saat bekerja dikarenakan laporan tentang seseorang yang dia minta kepada Sobri beberapa hari yang lalu.
''Astagfirullohalazim'',ucap Key beristigfar.
''Ada apa Dok?,''tanya suster yang dari tadi mendengar Keysha beristigfar berkali-kali.
''Tidak ada apa-apa sus'',ucap Keysha.
''Dok kemarin ada yang menghubungi saya dikira saya Dokter dan bertanya tentang weekend ini mau bertemu dimana?'',jelas suster,Keysha diam sesaat mencoba berpikir.
''Tolong nanti suster kirim nomor nya ke whatsapp saya saja'',pinta Keysha
''Baik Dok'',ucap suster
''Pasien ada berapa lagi sus?'',tanya Key
''Masih ada tiga lagi Dok,''ucap Suster.
''Baiklah,segera panggilkan'',ucap Keysha.
"Baik Dok",ucap Suster dan keluar dari ruangan Keysha dan memanggil pasien dengan nomor urutan.
Sedangkan Naima tengah menyantap makanan bersama ayah dan ibunya.
''Nak,menurut mu bila bang Sobri ayah kenalkan dengan seorang gadis menolak tidak ya'',ucap Pak Imam.
''Memang siapa gadis nya yah,dan seperti apa keluarganya,boleh Nai lihat fotonya'',ucap Naima antusias.
''Ayah mu belum tau semua itu nak,niat nya setelah kami satu bulan disini baru menemui gadis tersebut'',ucap bu Siti.
''Kenapa harus menunggu satu bulan?'',tanya Nai menatap kedua orang tua yang membesarkannya itu.
''Ibu mu masih mau menemani mu disini nak'',ujar Pak Imam.
Naima menggela nafas perlahan.
''Tidak perlu sampai satu bulan juga bu untuk menemani Nai disini,niat baik jangan ditunda lama-lama juga yah,enggak baik'',ujar Naima.
''Iya bawel'',ucap bu Siti mengacak kepala sang putri.
''Memang kamu sudah beneran betah disini nak?'',tanya pak Imam,karena tak ada sanak saudara yang berada dinegara ini.
''Inshaallah,Nai betah yah,tapi kalau bang Sobri menikah Nai boleh pulang kan?'',tanya Nai.
''Kamu harus pulang,masa iya kamu tidak akan menghadiri pernikahan semua abang-abang mu'',ucap Pak Imam,membuat Naima terdiam teringat hal bodohnya yang saat pernikahan abang Fikrinya terhasut oleh temannya tentang sosok isteri sang kakak kandung.
''Nai'',panggil Pak Imam karena menyadari putrinya melamun.
''Haah,iya yah,''ucap Naima tersadar.
''Bantu ibu cuci piring'',ucap pak Imam.
''Heheehe iya yah'',ucap Nai sambil membawa piring kotornya menuju tempat pencucian piring.
Pagi hari di kota X bu Khodijah sudah bersiap.
''Sobri,nak'',panggil bu Khodihah mengetuk pintu kamar Sobri.
Ceklek.
''Ada apa bu?'',tanta Sobri
''Tolong hubungi nomor Ruby,pagi ini ibu tunggu ditaman kota'',ujar bu Khodijah.
''Ibu saja yang menghubungi'',ucap Sobri malas dan menyodorkan ponsel kepada bu Khodijah,
''Dasar anak nakal,ibu bawa dulu ponsel mu'',ucap bu Khodijah meraih ponsel tapi dengan sedikit menarik garis bibir nya dan berlalu pergi.
Beberapa saat kemudian bu Khodijah mengembalikan ponsel ke Sobri yang tengah fokus dengan laptop nya.
''Nak ibu berangkat dulu,ini ponsel nya'',ucap bu Khodijah meletakan ponsel Sobri diatas meja.
''Hati-hati bu,jangan pulang larut malam ya'',ucap Sobri seakan memperingati anak gadis.
''Dasar bocah sableng,kamu kira ibu mu ini abg labil apa'',ucap bu Khodijah dan berlalu pergi meninggalkan Sobri yang terkikik.
Ruby sedang menunggu bu Khodijah disebuah bangku taman sambil berpikir.
''Kenapa kakak kantung semar ingin berbicara serius dengan ku,kira-kira apa yang mau dibicarakan,atau jangan-jangan dia ingin menyuruh bu Khodijah untuk menanyakan ganti rugi yang waktu itu'',gumam Ruby yang teringat akan pesan dari Sobri.
kk kantung semar.
Ibu mau bertemu dengan mu ditaman kota,lain kali aku ingin berbicara dengan mu,namun kali ini biar ibu ku dulu yang mewakilkannya.
Ruby menghela nafas,hari ini dia ingin menikmati hari dengan jalan-jalan.
"Assalamualaikum",sapa bu Khodijah.
"Waalaikumsalam",ucap Ruby sambil meraih tangan bu Khodijah dan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
"Barrakallah",ucap Bu Khodijah sambil tersenyum.
Sedangkan Ruby seperti ada desiran aneh dalam hati,dan sesak bersamaan,ya dia teringat akan mama nya.
"Ayo nak,kita mulai jalan-jalan dari mana ini",ucap bu Khodijah antusias.
"Bagaimana kalau dari sini kita jalan sambil kulineran kaki lima bu",ucap Ruby memberi ide.
"Boleh ayo",ucap bu Khodijah semangat.
Misi kali ini untuk mengenal karakter sang target,serta mengorek informasi sebanyak-banyak nya.
Bu Khodijah sosok yang asyik menurut Ruby,walau usia beliau tidak muda lagi namun bisa menjadi seperti teman.
"Andai mama ku seperti ini terhadap ku",batin Ruby yang memperhatikan bu Khodijah yang tengah bercerita tentang semua keponakannya.
Jalan-jalan Ruby hari ini diakhiri dengan sholat Ashar berjamaah disebuah masjid,selesai menunaikan kewajiban bu Khodihah dan Ruby duduk diserambi masjid.
"Nak,apakah kamu sudah mempunyai pacar?",tanya bu Khodijah.
"Belum bu,dan Ruby tak berniat pacaran,Ruby ingin pacaran setelah menikah saja",ucap Ruby membuat bu Khodijah tersenyum.
"Ehhem,kalau pacaran setelah menikah nya dengan anak ibu mau tidak?",ucap bu Khodijah.
"Heehee,ibu ini ada ada saja,anak ibu kan hanya mbak Keysha saja,masa iya Ruby jeruk makan jeruk bu",ujar Ruby yang mulai akrab dengan bu Khodijah.
"Haahaa,maksud ibu dengan Sobri kepobakan ibu yang sudah ibu anggap anak sendiri",jelas bu Khodijah membuat Ruby terbatuk.
"Uuhuukk,uhuuk",
Bu Khodijah menepuk pelan bahu Ruby.
"Bagaimana nak?",tanya bu Khodijah,Ruby terdiam sesaat.
"Kalau jodoh tak akan kemana bu,tapi untuk saat ini Ruby masih fokus untuk kuliah belum ada niat untuk taaruf atau tentang menerima khitbah",ucap Ruby sambil tersenyum.
"Amiin,tak apa nak",ucap bu Khodihah senang karena telah mendapat lampu hijau dari sang target tinggal mendekatkan sang Ponakan yang memang tantangan tersendiri bagi bu Khodijah.
"Ayo kita pulang,ibu yang antar ke kos",ucap bu Khodijah dan Ruby hanya menurut.
Setelah mengantar Ruby,bu Khodihah mendapat panggilan video dari sang adik.
"Assalamualaikum mbak",ucap bu Siti.
"Waalaikumsalam",jawab bu Khodijah.
"Mbak ada dimana ini?",tanya bu Siti.
"Ada dalam mobil mau pulang keapartemen nya Sobri",ucap bu Khodijah.
"Oh,mbak habis jalan-jalan?",tanya bu Siti.
"Iya,ada apa?,tumben tanya panjang lebar",ucap bu Khodijah yang seakan hafal akan gelagat sang adik yang kiranya akan ada sesuatu yang ingin disampaikan.
"Hehehe,mbak tau saja",ucap bu Siti membuat bu Khodijah hanya menggeleng kecil.
"Begini mbak,saya dan mas Imam berencana ingin mendekatkan Sobri dengan anak gadis temannya mas Imam,menurut mbak bagaimana?",ucap bu Siti.
"Kalian sudah tau tentang gadis itu belum?",tanya bu Khodijah.
"Belum mbak,rencananya dua minggu lagi kita akan pulang ke tanah air dan menemuinya",ucap bu Siti.
"Aku juga sedang mendekatkan Sobri dengan anak gadis,kalian tunggu misi ku ini dulu,setelah itu kita baru tanya kepada Sobri dia mau pilih yang mana",ucap Bu Khodijah.
"Baik mbak,tapi mbak apa sudah tau tentang gadis yang mbak mau dekatkan dengan Sobri?",tanta bu Siti.
"Jelas sudah dong,"ucap bu Khodijah.
"Tapi waktu mbak hanya dua minggu loh",ucap bu Siti.
"Itu lebih dari cukup",ucap bu Khodijah.
Bu Siti hanya menghela nafas,
"Ya sudah mbak,assalamualaikum",ucap bu Siti.
"Waalaikumsalam",ucap Bu Khodijah.
Setelah panggilan video disudahi bu Khodijah bergumam.
"Mau cari mantu,cariin istri untuk anak nya kok belum tau tentang calonnya,heeemm bisa-bisa seperti membeli kucing dalam karung",gumam bu Khodijah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
RN
totok pembangkit mampir
2021-10-08
0
Dasih Sapawi
kok gk up thor
2021-10-05
0
Nugroho
semangat kk
2021-10-04
0