Ruby merebahkan badan dan menatap langit-langit kamarnya,ragu pada diri sendiri itu yang dia rasakan.
"Aku hubungi mbak Vii saja",gumam Ruby setidaknya curhat dengan seorang yang bisa dipercaya bisa sedikit mengurangi beban dipikiran dan juga hati.
Ruby mulai menghubungi nomor Vilara namun hanya berdering dan kemudian terangkat.
''Hallo,assalamualaikum'',ucap seorang disebrang.
''Waalaikumsalam,mbak Vii nya ada'',ucap Ruby karena suara yang menjawab bukan Vilara.
''Vilara sedang istirahat,ini ibu bicara dengan siapa?'',tanya bu Khodijah.
''Saya Ruby bu,teman kos mbak Vii dulu'',ucap Ruby.
''Owh,baik apa ada pesan dengan Vilara nanti biar ibu yang sampaikan'',ujar Khodijah.
''Tidak ada bu hanya ingin tanya kabar saja,karena sudah lama tidak mengobrol'',ucap Ruby.
''Kabar Vii alhamdulilah baik nak,dan babynya juga baik'',
''Apa mbak Vii sudah melahirkan?'',tanya Ruby.
''Iya nak,dan bayinya laki-laki'',jawab Khodijah dengan nada senang.
''Alhamdulilah'',ucap Ruby senang.
''Sudah dulu ya nak,nanti biar ibu yang beritahu Vilara bila kamu menghubunginya'',ujar bu Khodijah.
''Baik bu,terimakasih Assalamualaikum'',jawab Ruby.
"Waalaikumsalam",jawab Bu Khodijah setelah itu mematikan sambungan telepon.
Sedang Ruby berpikir sejenak,
"Aku jadi ingin menemui mbak Vii",gumam Ruby seketika kangen dengan Vilara.
Sedangkan Vilara mulai belajar untuk duduk dibantu Fikri dan ibunya pasca operasi.
''Pelan-pelan sayang'',ujar Fikri,Vilara hanya tersenyum dan mengangguk,rasa nyeri diperut iya tahan agar segera bisa bertemu dengan sang jagoan.
''Huuuffffthh'',sesaat Vii sudah berhasil duduk.
''Apa sekarang sudah boleh lihat anak kita mas'',ujar Vii setelah berhasil duduk.
''Belum sayang,besok ya'',ucap Fikri.
''Tapi Vii ingin melihatnya sekarang mas'',ucap Vii begitu berharap.
''Sebentar,''ucap Fikri mengambil ponsel dan mendial ponsel mbak Keysha.
''Assalamualaikum Fikri ada apa?'',tanya Key.
''Mbak tolong keruang baby,istriku ingin melihatnya'',ucap Fikri.
''Ok,mbak kesana dulu'',ucap Keysha.
''Jangan dimatikan panggilannya mbak'',ujar Fikri.
''Iya cerewet'',ucap Key sambil berjalan kearah ruang inkubator dimana keponakannya berada.
''Dia sedang bobo'',ucap lirih Key saat masuk kedalam ruangan khusus bayi mengarahkan ponselnya agar Vilara bisa melihat nya.
Vilara mengamati putranya lewat ponsel dengan mata berkaca-kaca,ingin rasanya ia berlari kesana untuk memeluk jagoan kecilnya mberi sedikit kehangatan,dan mencium khas aroma bayi.
''Terimakasih mbak Key'',ucap Vii sambil tersenyum.
''Iya,"ucap Key dan mematikan ponselnya.
Sedang Vii memandang sang suami dengan mata berkaca-kaca.Fikri memeluk sang istri.
"Kenapa?"tanya Fikri mengusap punggung istri.
"Waktunya dia masih nyaman berada dirahimku mas,tapi karena aku dia hiks hiks",ucap Vii mengingat sang anak harus memakai alat bantu nafas.
"Sayang ini sudah takdir,jangan menyalahkan diri,kita ambil hikmahnya saja walaupun dia belum waktunya lahir namun semua orang bahagia sayang,Allah menghadirkan dia lebih cepat agar kita juga lebih cepat bahagia,''ucap Fikri.
Vilara diam sesaat.
''Apa mas juga bahagia?,walaupun Naima jauh dari mas?'',tanya Vii mendongak melihat sang suami.
''Mas sangat bahagia,untuk masalah Nai dia sudah dewasa sayang sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri,jauh tak bearti hilang hubungan kandung,walau jauh dimata setidaknya tidak jauh dihati'',jelas Fikri.
''Mas sudah tidak marah dengan Nai kan?'',tanya Vilara,Fikri mengangguk.
''Inshaallah sudah tidak sayang'',ucap Fikri.
''Alhamdulilah'',ucap Vii mengeratkan pelukan kepada sang suami.
Ceklek.
''Assalamualaikum'',ucap orang tua Vii beserta bu Khodijah.
''Waalaikum salam'',ucap Fikri membantu Vii rebahan kembali.
''Nak bagaimana?,sudah bisa duduk'',tanya bu Khodijah.
''Alhamdulilah sudah bu'',ucap Vii.
''Fikri sarapan dulu nak'',ucap bu Sani membawakan makanan untuk sang mantu.
''Iya bu,nanti saja'',ujar Fikri.
''Ayo nak,ayah juga belum sarapan'',Ajak Ayah Iswan kepada Fikri,pasti Fikri belum makan karena sibuk mengurus putrinya.
"Mas sarapan dulu sana,temenin ayah",ucap Vilara dan Fikri mengangguk.
Fikri melangkah menuju meja dimana ayah mertua dan ibu mertuanya sedang menata makanan yang beliau bawa dari rumah.
Sedangkan bu Khodijah menuju brankar Vii.
''Nak tadi diponselmu ada yang menghubungi'',ucap bu Khodijah memberikan ponsel kepada Vii.
''Siapa bu?'',tanya Vii sambil menerima sodoran ponsel.
''Teman kos mu dulu,Ruby namanya'',ujar bu Khodijah.
''Dia bilang apa bu?'',
''Hanya tanya kabar,tapi kenapa ibu seperti tidak asing dengan nama itu?'',ucap bu Khodijah mengingat-ingat.
Vilara tersenyum.
''Dia yang waktu itu nabrak Sobri bu'',ucap Vii.
''Owh,iya haaahaahaa'',ucap Bu Khodijah karena ingat akan kejadian kantong semar.
''Kalau boleh tau Ruby itu seperti apa nak?'',tanya bu Khodijah.
''Dia gadis baik bu,punya tekad yang kuat walau dari keluarga berada namun dia tetap mandiri,dia kuliah sambil berjualan online jadi pembiayaan kos dan makan dia sendiri kalau menyangkut kuliah baru orang tua nya,bahkan gadis itu bisa beli motor sendiri dengan penghasilannya'',ujar Vilara menceritakan tentang Ruby.
''Benar-benar sebongkah Ruby'',ucap Bu Khodijah dengan senyum penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qudsiyah Agus
babang furqon gmna??????
2022-02-23
0
Putri Rizky
semoga Ruby dan Sobri berjodoh, ya Thor
2021-11-08
0
Herlinatriyono 786
kayaknya bu kodijah pingin jodohin sobri ama ruby
2021-09-19
1