via berjalan memasuki gerbang sekolah.
"woy, kenapa lo? lemes amat?" kata kia yang tiba tiba muncul di sebelahnya.
"ck lo ngagetin aja" kata via kesel
"kusut banget muka lo?"kata kia
"bad mood gue" kata via
"gara gara gak ada Erza ya? cieeee baru di tinggal kemaren udah kangen aja" goda kia
"lo apaan sih" ketus via
"ngaku lo" kia mencolek pipi via
"diem gak" kata via
"cieee yang lagi kasmaran, tapi malah di tinggal" kia terus menggoda via
"diem kia lo makin lama makin nyebelin sumpah" via benar benar kesal. kia tertawa keras melihat via marah.
"au ah sebel sama lo" via berjalan cepat menuju kelasnya. via berjalan menuju bangkunya.
via melirik bangku di sebelahnya. kosong. biasanya ada Erza di sana.
'baru sehari aja gue udah kangen' batin via.
selama pelajaran berlangsung via tidak memperhatikan guru yang menerangkan. pikirannya mengembara ke masa di mana Erza masih ada di dekatnya. berbagai moment bersama Erza kembali berputar di otaknya setiap dia menutup matanya, dia selalu melihat wajah Erza.
'segitu kangennya gue sama lo za'
***
Enam bulan sudah berlalu. selama itu Erza tidak pernah memberi kabar sama sekali. via khawatir, dia takut erza kenapa napa. dia takut Erza melupakannya.setiap hari via selalu murung, hidupnya terasa sepi tanpa Erza di dekatnya. Dia jadi jarang makan, tubuhnya semakin kurus. dia susah untuk tidur pada malam harinya, hal ini menyebabkan daerah di sekitar matanya menghitam.
'seberpengaruh itukah seorang Gean Erzano Verdinata bagi seorang Viana Putri Mahendra?' batin via
via menapaki jalan kecil di taman dekat kompleknya. setiap sore dia selalu menghabiskan waktu di taman. menikmati senja yang dapat membuat dirinya merasa damai. dia hanya duduk melamun di taman itu. hingga langit berubah gelap barulah dia pulang.
sekarang via sedang berdiri di balkon kamarnya. dia memandang langit malam yang begitu gelap.
'masih ingatkah Erza pada ku?'batin via
pertanyaan itu terus berputar di otak via
"gue akan selalu ngabarin lo gue janji"
kata kata Erza terus terngiang di benaknya.
'mana janji lo? lo bilang lonakan selalu ngabarin gue? buktinya lo sekarang gak ada kabar sama sekali ' batin via
dia tersenyum miris, mengingat dia bukan siapa siapa Erza.
'apa hak gue buat di kasih kabar sama Erza. saudara? bukan, pacar? apalagi' batin via
'seharusnya gue gak usah berharap terlalu tinggi. seharusnya dari awal gue sadar, gue itu bukan siapa siapanya. buat apa gue nunggu dia' batin via terus bergejolak. dadanya terasa sangat sesak. matanya mulai berkaca kaca. sebulir air mata jatuh di pipinya. via mengusap air mata itu perlahan.
'buat apa gue nangisin orang yang belum tentu inget sama gue' batin via
namun tangisnya tak dapat di hentikan. air matanya terus mengalir di pipi nya.
'gue nyerah za. gue gak kuat nunggu lo selama ini. tanpa kabar. gue sadar gue bukan siapa siapa lo. gue ingin nyerah za. sangat ingin. logika gue bilang gak ada gunanya gue nunggu lo. tapi hati gue berkata lain. dia ingin gue terus nunggu lo. tapi gue udah gak kuat za gue nyerah' tangis via semakin kencang. suara isak tangisnya memenuhi kamar itu. kamar bernuansa dark blue itu di penuhi aura kesedihan. via duduk bersimpuh di dekat pagar balkon.
'akhirnya gue nyerah za'
***
zuko berdiri di depan pintu kamar via. lagi, dia mendengar tangis via untuk ke sekian kalinya. hampir setiap malam dia mendengar via menangis di kamarnya. dia dan kedua orang tuanya khawatir pada via. memang saat via keluar dari kamar itu dia tampak ceria dan tegar. namun ketika dia berada di dalam kamar itu, dia rapuh, dia hancur. dia hanya bisa menangis.
'vi jangan nangis, gue ikut sedih kalo lo sedih' batin zuko
setetes air mata membasahi pipinya. satu hal yang dapat membuat zuko menangis adalah via. dia selalu merasa sedih saat melihat via sedih. hatinya terasa sakit saat melihat via menderita.
zuko meninggalkan kamar via. dia beranjak menuju kamarnya sendiri
'gue harap lo bisa nemuin kebahagiaan lo suatu saat nanti vi'
***
via berbaring di kamarnya. dia baru saja menerima raport kenaikan kelas tadi pagi. via menatap langit langit kamarnya.
kriiiiiiing
handphone via berbunyi nyaring. dia meraih handphonenya yang ada di atas nakas. dia melihat siapa yang menelponnya.
deg
via membeku saat membaca nama si penelpon
'Erza nelpon? gue pasti mimpi' batin via
ia mencubit pipinya, sakit. berarti ini bukan mimpi. dengan cepat ia mengangkat telpon itu.
"halo" suara itu. suara orang yang sangat di rindukannya. suara yang selalu berkata ketus dan dingin.
"halo vi lo ada di sana" kata Erza di sebetang telpon.
via benar benar tidak percaya ini. lidahnya tersa kelu. setetes air mata mebasahi pipinya.
"ha halo za" suara via bergetar. sekuat tenaga ia menahan tangisnya.
"akhirnya gue bisa denger suara lo. gue kangen" kata Erza
"gue juga" kata via pelan
"gue bakal terbang ke indonesia nanti malam" kata Erza. via terkejut. dia sangat terkejut, dia tak menyangka Erza akan pulang nanti malam.
"lo gak seneng gue pulang" kata Erza karna dia tidak mendengar jawaban dari via.
"bu bukan gitu. gu gue cuma kaget aja" kata via gugup
"gue cuma mau ngomong itu. ada yang mau lo omongin?" tanya Erza
"kenapa lo gak ada kabar? lo bilang, lo bakalan ngabarin gue. tapi mana, enam bulan ini lo ngilang. gue khawatir" lirih via
"maaf, gue sibuk di sini" kata Erza
"sesibuk itu kah?" via tersenyum miris. air matanya mengalir semakin deras. dia menggigit bibirnya agar isak tangisnya tidak terdengar oleh Erza.
"sory"kata Erza
"gak papa gue sadar gue bukan siapa siapa lo" sebuah isakan lolos dari bibir mungil via
"jangan nangis via. gue minta maaf" kata Erza
"apa hak lo ngelarang gue nangis?" kata via di sela isak tangisnya
"gue sayang sama lo via. jangan nangis karena gue gak ada si sana buat ngehapus air mata lo" kata Erza lirih.
"lo jahat za lo jahat. lo biarin gue nanggung rindu ini sendiri. lo biarin gue khawatir sama lo. kenapa lo gak ngasi gue kabar. kenapa lo seolah olah ilang di telan bumi. gue kangen lo za" kata via. tangisnya semakin kencang.
"gue minta maaf vi. gue gak bermaksud bikin lo sedih. tunggu gue sebentar lagi. gue bakal secepatnya balik ke indonesia" kata Erza
"gue tunggu lo pulang" lirih via. setelah itu ia memutuskan sambungan telepon. perasaan nya campur aduk, antara senang, marah, dan sedih. karna terlalu lelah menangis akhirnya ia tertidur
***
via membuka matanya perlahan. dilihatnya jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 19.00
'lama banget gue tidur' batin via
dia melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi. tubuhnya lebih segar sekarang. dia menggunakan celana pendek hitam dan hoodie berwarna dark blue.
setelah selesai via turun ke ruang TV. dia berfikir dari pada berdiam diri di kamar lebih baik dia menonton TV.
via duduk di salah satu sofa di sana. tangannya terus mengganti saluran TV. tidak ada satu pun acara yang menarik baginya. dia pun meletakkan remot TV. di meja. dia meletakkan kepalanya di sandaran kursi. matanya menatap langit langit ruangan itu.
"sebuah pesawat dari jepang yang akan terbang ke Indonesia jatuh karena terjadi badai salju. ada sekitar 576 orang di dalam kapal itu. puluhan tim SAR dan TNI membantu mengevakuasi korban. dari 576 penumpang 75 diantaranya meninggal ada 2 korban hilang. seluruh korban di evakuasikan di bandara soekarno-hatta. sekian berita hari ini. saya selina mediana melaporkan dari tempat kejadian"
tubuh via membeku saat mendengar berita itu. di lihatnya berita itu dengan teliti.
'Erza' batin via.
tangannya meraih handphonnya yang berada di atas meja dia mencoba menelpon Erza. dari puluhan telponnya tidak ada satupun yang di angkat.tubuhnya gemetar.
'benarkah Erza sudah tiada' batin via. dia berlari keluar rumah. dia menaiki mobilnya dengan terburu buru. dengan kecepatan maksimal dia melaju menuju tempat Evakuasi korban, Bandara soekarno-hatta.
sesampainya di bandara, via segera menghampiri seorang petugas.
"pemisi pak, apakah ada korban bernama Gean Erzano Verdinata?" tanya via
"sepertinya tidak ada. mungkin dia termasuk korban hilang" kata petugas itu setelah mengecek data yang dia pegang.
"gak mungkin, pasti bapak salah lihat coba di cek lagi" kata via. jantungnya berdebar tak karuan. matanya terasa panas
"saya sudah mengecek dengan teliti. nama itu tidak ada di dalam daftar. saya tau perasaan anda. saya permisi dulu" petugas itu pergi dari hadapan via.
'gak mungkin' batin via.
tubuhnya terasa lemas. via duduk bersimpuh di temapatnya tadi. air matanya tak dapat di bendung lagi. dia menangis dengan kencang. dia tidak peduli dengan orang orang yang melihatnya.
'ini pasti hanya mimpi. Erza gak mungkin pergi. tuhan tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments