kia menemani via di sebuah kafe. tadi via menelponnya untuk datang ke kafe.
"lo kenapa vi?" tanya kia. sedari tadi via hanya menangis.
"Erza ki" kata via lirih
"kenapa Erza?" tanya kia lembut
"dia udah gak ada" kata via
"lo dapet berita dari mana?" kia terkejut mendengar berita yang via katakan.
"tadi dia nelpon, dia bilang mau pulang. terus tadi aku liat berita pesawat yang dia naiki kecelakaan" kata via. tangisnya kembali pecah.
"lo yakin Erza naik pesawat itu?" tanya kia berusaha tenang.
"gue yakin ki" kata via
"udah vi. kita tunggu kabar yang lebih pasti" kata kia. dia berusaha menenangkan via.
"mending kita pulang" kata kia.
"gue masih pengen di sini ki" kata via
"gue temenin"kata kia.
'berat banget hidup lo vi. banyak banget masalah yang perlu lo hadepi. tapi gue yakin lo kuat'
***
dua hari sudah berlalu. belum ada kabar pasti dari Erza maupun keluarganya.via duduk termenung di sebuah taman. belakangan ini dia tampak murung dan tak bersemangat.
"lo via?" tanya seseorang di hadapan via.
"iya kenapa?" tanya via bingung pasalnya dia tidak mengenal orang itu.
"lo lupa sama gue?" tanya orang itu
"emang lo siapa?" tanya via
"gue melvin" kata orang itu
"melvin?" via terkejut. bagaimana tidak. di hadapannya sekarang berdiri, sosok lelaki yang tak lain adalah sahabatnya saat SMP.
"gimana kabar lo. keliatannya lo lagi bad mood" kata melvin
"iya" kata via pelan
"kenapa?" tanya melvin
"biasa lah" kata via
"masalah cowok? tumben lo mau berurusan sama cowok" kata melvin
"gak tau" kata via
"pasti cowok itu spesial banget buat lo" kata melvin serius
"ya gitu deh" kata via malu malu
"cieeee via udah gede sekarang" goda melvin.
"apaan sih" kata via
"emang dia kenapa kok lo murung?" tanya melvin
"kecelakaan pesawat" kata via lirih
"tunggu tunggu gue gak salah dengerkan?" tanya melvin
"nggak pendengaran lo masih sehat" kata via
"coba lo ulang lagi" kata melvin dia membuka telinganya lebar lebar agar dapat mandengar dengan jelas
"dia kecelakaan pesawa" kata via
"beneran?" melvin terkejut mendengar penuturan via. via hanya mengangguk sebagai jawaban.
"lo yakin?" tanya melvin dia masih tidak percaya.
"gue belum tau dia beneran kecelakaan atau nggak. tapi gue yakin itu pesawat yang dia naikin buat pulang ke indonesia" suara via bergetar. cairan bening kembali membasahi pipi mulus via. dia sedih, di pikir dia akan kembali dengan Erza. namun ternyata Erza sudah tiada.
"lo belum tau pastinya kan? lo harus positif thinking. gue yakin Erza masih hidup" kata melvin mencoba menenangkan via
"gue kangen sama dia vin gue kangen banget" tangis via semakin kencang.
"sudah enam bulan dia gak ada kabar.. hisk... gue udah hampir putus asa nunggu dia..hisk... terus...hisk.... tiba tiba dia nelpon...hisk... dia bilang dia mau pulang . tapi sekarang....hisk... gue gak bakal bisa ketemu dia lagi... hisk...gue sayang dia vin.....hisk...sangat sayang ." kata via di sela isak tangisnya
melvin tidak tega melihat via yang begitu rapuh. seakan akan bila di sentuh sedikit saja dia akan hancur berkeping keping. melvin menarik via ke dalam dekapannya.
"lo percaya sama gue. dia pasti masih hidup. dia pasti juga sayang sama lo. dia pasti sangat kangen sama lo. gue yakin" melvin mengusap punggung via agar via lebih tenang.
"makasih vin. dari dulu lo selalu jadi penyemangat gue" kata via lirih.
via tidak menyadari di balik pohon dekat tempatnya berada ada seseorang yang sedari tadi menatapnya. tangan orang itu terkepal kuat di sisi tubuhnya. hatinya sakit seperti di iris dengan sebilah belati melihat via yang berpelukan dengan melvin
'gue salah udah percaya lo bakal nunggu gue'
***
seorang cowok memasuki rumahnya dengan wajah yang kusut.
"udah pulang?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama dari seorang cowok tadi.
"iya ma" kata cowok itu pelan.
"kenapa kamu?" tanya sang mama
"capek ma" kata cowok itu
"kamu sudah ngabarin via tentang kepulangan kamu za" ya cowok itu adalah Erza. dia baru pulang dari jepang hari ini.
"gak usah ma" kata Erza pada rika mamanya.
"kenapa? kayak nya dia nunggu kamu. dia sering nelpon mama nanya kabar kamu" kata rika
"mungkin dia cuma iseng. ya udah ma. Erza ke kamar dulu" Erza berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
melihat itu Rika hanya bisa geleng kepala
'kenapa anak itu? biasanya semangat kalo bicarain via'
***
Erza membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. dia begitu lelah, sesampainya di indonesia dia langsung pergi menemui via setelah mampir ke rumah sebentar untuk absen muka pada mamanya. tapi yang di dapatnya adalah pemandangan yang menyakitkan baginya.
'kenapa lo ingkar janji vi?'
Erza bangkit dan berjalan menuju balkon kamarnya.
Erza sedang menunggu seseorang di taman belakang sekolah.
"kenapa lo manggil gue" kata kia
"gue denger lo deket sama via" kata Erza
"iya dia sahabat gue" kata kia
"dia sering cerita sama lo?" tanya Erza
"dia kalo curhat mesti sama gue" kata kia
"ada apa sih za lo aneh banget" kata kia
"gue mau minta bantuan lo" kata Erza
"bantuan apa?" tanya kia penasaran
"gue mau nembak via" kata Erza pelan
"beneran? coba ulang lagi gue gak denger" kata kia terkejut.
"ck gue tau lo gak budek" kata Erza
"ya udah gak gue bantu" kata kia
"iya iya gue mau nembak via" kata Erza
"yes akhirnya temen gue gak jomblo" teriak kia seneng
"lo bisa diem gak ntar ada yang denger" kata Erza
"jadi gimana rencana lo?" tanya kia
"gak tau" kata Erza
"lo gak punya rencana?" tanya kia. Erza hanya mengangguk. melihat itu kia menepuk jidatnya
"lo gimana sih, mau nembak tapi gak punya rencana" kata kia
"ya maka dari itu gue nanya lo" kata Erza.
"ya udah gini aja lo ajak via jalan jalan ke tempat yang dia sukai. nah ntar gue siapin tempat dinner di sana. terus lo dinner. nah habis itu lo nyanyiin dia lagu terus tembak deh" kata kia panjang lebar
"gue nembaknya kapan?" tanya Erza
"lo **** atau gimana sih. kan lo yang mau nembak kok lo tanya gue? lo abis kejedot pintu ya makanya lo jadi ******, atau otak lo ketinggalan? ambil dulu gih sana. katanya murid paling pinter di sekolah, tapi malah **** di bidang cinta. emang ya semua orang punya kelebihan dan kekurangan." cerocos kia kesal.
"lo terlalu banyak bacot" kata Erza sinis.
"lo nya aja yang **** bin ******" kata kia semakin kesal
"ck ya udah minggu ini" kata Erza.
dua hari berikutnya via masuk rumah sakit karna tertembak oleh cika. dan Erza mendapat kabar tentang pertukaran pelajarnya.
"ki kayaknya rencananya gagal deh" kata Erza.
"lah kenapa?" tanya kia
"gue ikut pertukaran pelajar ke jepang" kata Erza
"ya udah di tunda aja" kata kia
"emang dia mau nunggu gue?" tanya Erza. dia ragu via mau menunggunya.
"ya lo tanya lah" kata kia
"kalo dia gak mau?" tanya Erza
"dia pasti mau. dia juga sayang sama lo. dia pasti rela nunggu lo" kata kia.
"ya udah ntar gue tanya" kata Erza
"ok selamat LDR an" kia memutuskan sambungan teleponnya
"gue yakin via mau nunggu" kata Erza pada dirinya sendiri.
Erza memejamkan matanya. kilas balik saat dia berniat menembak via berputar di kepalanya.
'lo bilang via mau nunggu gue ki. tapi nyatanya nggak' batin Erza
matanya terpejam rapat. semilir angin malam menerpa wajahnya. dia tak peduli pada dinginnya angin malam yang menusuk kulitnya. rasa sakit di hatinya lebih terasa. dadanya terasa sesak, hatinya sakit.
'sesakit ini kah rasanya memperjuangkan cinta' batin Erza
sebulir cairan bening menetes di pipi Erza. dia mengusapnya pelan.
'bahkan seorang Erzano yang gak pernah nangis pun bisa nangis karna cinta' batin Erza.
dia terkekeh pelan. kepalanya mendongak menatap gugusan bintang yang terhampar di atasnya.
"lo jahat vi. lo bilang lo mau nunggu, tapi lo malah pergi sama cowok lain. kanapa lo giniin gue. rasanya sakit banget" kata Erza lirih.
'harus kah gue berhenti di sini, di saat hatiku menyuruh untuk terus maju?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments