masa lalu

Alan menghempaskan tubuh nya di sofa yang ada di kamarnya. dia benar benar tidak menyangka dapat bertemu lagi dengan via, princes nya.

     "alan anterin aku ke toko buku ya" teriak seorang wanita berumur 14 tahun dia masih mengenakan seragam putih birunya.

     "kamu mau beli buku apa vi" alan saat itu masih berumur 15 tahun dan dia baru duduk di kelas IX SMP.

    " mau beli novel, aku bosen di rumah novelnya udah di baca" kata via

    "ok ayo aku anterin" kata alan merekapun pergi ke toko buku.

     kilasan masa lalu kembali berputar di kepala alan. Saat saat di mana ia sangat dekat dengan via. banyak orang yang menyangka mereka pacaran tapi kenyataannya tidak.

     "Via kamu di mana?" teriak Alan yang sedang mencari via di tengah hutan. mereka sedang ada acara kemah dari sekolah. namun tiba tiba via hilang, sepertinya dia tersesat saat mencari kayu bakar di hutan.

    "viaaaa jawab gue kalo lo denger. via lo dimana" teriak alan lagi .sungguh dia khawatir. jam sudah menunjukkan pukul 12 malam namun via belum juga di temukan. Alan terus berlari menyusuri hutan. dia berhenti saat melihat siluet seseorang yang tengah duduk di bawah pohon.

    "viaaaa" Alan berlari ke arah via yang tengah duduk di bawah pohon.

    "Alan.. hisk gue takut" via langsung memeluk Alan erat. dia benar benar ketakutan.

    "sudah jangan nangis aku ada di sini" Alan mengusap punggung via berusaha menenangkan.

    "aku takut" lirih via

    "ya udah kita kembali ke tenda ya" kata Alan lembut seraya menghapus jejak air mata di pipi via. via hanya mengangguk.

    "aawww" via meringis kesakitan saat hendak bangkit dari duduknya. tadi dia sempat jatuh saat berlari mencari jalan keluar, dan sepertinya kakinya terkilir.

    "kamu gak papa via?" Alan berkata khawatir

     "kaki aku sakit"kata via

     "kayaknya kaki kamu terkilir" kata Alan setelah memeriksa kaki via.

    " ayo naik kita balik ke tenda sekarang" Alan berjongkok di hadapan via. via terkejut, dengan ragu dia pun naik ke punggung Alan. Setelah pas dengan posisinya alan mulai melangkahkan kaki nya pelan.

    " Alan bintangnya bagus" kata via mendongak ke atas.

    " bagusan juga aku" kata Alan menyombongkan diri.

    " dih ke pede an" via mencibir alan.

    Selama perjalanan menuju tenda mereka terus bercanda tawa seolah tidak ada beban dan masalah.

     lagi, kenangan bersama via kembali berputar di kepala Alan. dia tersenyum mengingat kenangan indah bersama via.

      via adalah orang yang paling di sayanginya, wanita yang ingin dia bahagiakan dan ingin dia jaga hingga akhir hayat. namun harapan untuk bisa bersama sirna bersamaan dengan kenyataan yang di dengarnya.

    Alan memasuki sebuah rumah besar yang terlihat sepi. itu adalah rumah via, dia terus berjalan menuju sebuah kamar dengan pintu berwarna biru yang berada di lantai dua.

  

    saat sampai di depan pintu itu Alan membukanya perlahan. dan... kosong kamar itu kosong tidak tampak sang pemilik kamar di kamar itu.

    'via kemana' batin alan.

    Alan mengitari kamar via. matanya tak sengaja melihat sebuah buku bersampul biru dengan gambar bunga di depannya. Alan penasaran.

    'ck gak baik melihat barang orang tanpa izin' batin Alan. ia pun mengabaikan rasa penasarannya. namun saat hendak keluar kamar ia kembali menoleh pada buku itu. sungguh dia sangat penasaran. dia pun melongokkan kepalanya ke luar untuk melihat keadaan.

     'aman, maaf ya via aku sudah liat barang mu tanpa izin' batin alan.

     Alan pun membaca lembar demi lembar tulisan dari buku itu.

     ' via suka sama aku?' batin alan

     dia benar benar terkejut pasalnya buku itu berisi curahan hati via tentang rasa sukanya pada Alan yang sudah lama ia pendam.

     "Alan " Alan di kejutkan oleh suara via, saat ia menoleh ternyata via sudah ada di hadapannya.

    "Alan baca diary aku?" tanya via.

    "via maaf" lirih Alan

     " berarti Alan sudah tau?"kata via, dan hanya di balas anggukan oleh Alan.

     "kenapa kamu gak bilang" kata Alan.

    "aku takut kamu gak suka sama aku" lirih via.

    "aku juga sayang kamu via, dari awal kita ketemu" via terkejut mendengar perkataan Alan.

    "jadi.." via tidak menyelesaikan perkataannya, lidahnya seakan mati rasa. dia benar benar bahagia. ternyata cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan.

    " aku sayang kamu via, kenapa kamu pendem semuanya? kenapa kamu sakitin diri kamu sendiri. kita bisa berjuang bareng bareng." Alan memeluk via erat.

   " maaf" hanya itu yang dapat via katakan dia sangat bahagia.

     dua hari kemudian Alan datang ke rumah via. ternyata sedang ada tante rika dan om verdi, mereka adalah orang tua sahabat Alan.karena via masih keluar jadilah Alan duduk bersama orang tua via.

     "gimana sama rencana kita dulu del" kata rika.

    "jangan buru buru lah rik, via masih SMP" kata adel mama via.

    " aku sudah tidak sabar menjodohkan anakku dengan via" kata rika.

    "aku juga tidak sabar rik" kata adel.

    deg

   'via mau dijodohkan dengan gean?'batin Alan terkejut, pasalnya dia baru saja mendengar bahwa via akan di jodohkan dengan sahabatnya,gean.

     entah mengapa tiba tiba Alan merasakan sesak di dadanya. dia merasakan sakit dihatinya. tak apa jika via di jodohkan dengan lelaki lain, dia masih bisa merebutnya. tapi ini gean sahabatnya yang telah membantunya saat dia dalam masalah. saat dia terpergok pergi ke club oleh ayahnya. gean lah yang membantunya agar terbebas dari amukan ayahnya. dan sebaliknya gean lah yang terkena amukan itu karna gean mengaku dia yang mengajak Alan ke club. padahal sebenarnya Alan lah yang mengajak gean.

    'gue gak mungkin membatalkan perjodohan ini'

     "alan alan hey kamu kenapa" Alan tersadar dari lamunannya saat mendengar panggilan Adel.

     "ah ya ada apa tante?" kata Alan

    "jika menurut mu via cocok tidak dengan gean?" tanya rika

   "ah iya cocok tante" kata Alan

   "tuh kan benar via itu cocok dengan via" kata rika

   "iya cocok" kata adel.

   "mm tante aku pulang dulu tante" kata Alan

   "loh katanya mau nunggu via" tanya adel

   "ngak tante sudah sore soalnya lain kali aja" kata Alan ia pun pergi dari rumah itu.

   'gue harus ngeikhlasin via' batin Alan.

   sesampainya di rumah alan menemui papa nya.

   "pa alan mau pindah ke jogja" kata Alan. papanya memang menyuruh alan pindah ke jogja karna di sana ada saudara yang bisa memantau kelakuan Alan

  "akhirnya kamu membuat keputusan yang tepat" kata rendi papa Alan

   "kamu berangkat besok" imbuhnya lagi. Alan hanya mengannguk.

    dan akhirnya alan pun memilih pergi dan memulai kehidupan baru untuk melupakan perasaannnya pada via. besoknya Alan berangkat ke jogja tanpa memberi tahu siapapun termasuk via.

     "Alan ada fira di bawah" teriakan mamanya menyadarkan Alan dari lamunannya.

    'yah inilah pilihanku. sekarang aku telah menemukan kebahagiaan ku, fira'

    "iya ma" teriak Alan

    Alan pun turun dan menemui tunangannya ,fira.

    "hai Alan jadi jalan kan?" tanya fira

    "jadi dong ayo" kata Alan ia merangkul pundak fira menuju ke mobilnya. merekapun pergi jalan jalan menghabiskan malam bersama layaknya pasangan kekasih pada umumnya.

***

Via baru saja selesai mandi. dia sedang duduk di tepian kasurnya. dia masih memikirkan pertemuannya dengan Alan.

     'ok stop pikirin itu masih ada yang lebih penting' batin via.

    ia pun bangkit dan melongokkan kepalanya keluar pintu.

    'sepi berarti papa belum pulang' batin via. ia berlari keluar rumah untuk mengecek motor kakak nya dan benar saja garasinya kosong hanya ada satu mobil berwarna dark blue milik via.

    'bagus gak ada orang di rumah' batin via senang.

     Via berjalan menuju ruang kerja papanya, ia memeriksa berkas berkas tentang data murid SMA Bina jaya. dia mencari berkas itu dan ketemu. dia mulai membaca data itu dengan teliti. jika kalian penasaran apa yang di lakukan via. dia sedang mencari alamat rumah seorang murid bernama.

     gean erzano verdinata

    ya via sedang mencari alamat erza. setelah beberapa lama mencari akhirnya ketemu.

    'Jl. #######  komplek sini dong? gue kok gak pernah keliatan" batin via. ternyata erza masih satu komplek dengannya.

   via pun segera mengembalikan berkas itu sebelum papanya kembali. karna terburu buru via tidak sengaja menyenggol tumpukan berkas di meja kerja papa nya.

     'haduh lo ceroboh banget sih vi' batin via. ia pun merapikan berkas itu. namun ada satu kertas yang menarik perhatiannya, ia pun membaca isi berkas itu.

     'bener apa yang gue duga, cepat atau lambat ini bakal terjadi' batin via. ia tersenyum miris. hatinya kembali sakit saat membaca kertas itu yang tak lain adalah surat nikah antara papa nya dan seorang wanita bernama Bianca Abelina.

     'ini pasti wanita itu gue gak mungkin salah duga' sebulir cairan bening menetes dari sepasang mata indahnya.

    'gue gak boleh nangis lo harus kuat via, dunia ini memang keras' batin via ia mengusap air matanya kasar.

    "via lagi ngapain" via terkejut saat mendengar suara kakanya Zuko.

   "gak gak papa" kata via lirih.

   "yang kamu pegang itu apa?" tanya Zuko. Via pun menyerahkan surat itu. saat membaca itu Zuko merasa terkejut namun dengan cepat dia kembali mengontrol keterkejutannya. di lihatnya via yang sedang menunduk.

    "vi..." lirih Zuko

    "apa yang gue bilang benerkan kak? via tau ini bakal terjadi" lirih via dengan susah payah dia menahan isak tangisnya.

    "iya vi, kakak percaya sama via sekarang" kata Zuko.

    "kenapa gak dari dulu kakak percaya sama via? kenapa kakak biarkan via mendem ini sendiri? kenapa kakak biarkan via ngerasain sakit sendiri? kenapa baru sekarang kak?" tanya via dia tak bisa menahan dorongan dari air matanya dan akhirnya dia pun menangis. melihat itu Zuko menarik via kedalam dekapannya dia berusaha menenangkan adik kesayangnnya itu.

    "maaf vi, sebenarnya kakak juga pernah liat papa lagi sama cewek. tapi kakak cuma mau positif thingking. dan ternya semuanya terjadi" kata Zuko.

    "Via benci sama papa, papa brengsek" teriak via dalam dekapan Zuko.

    "sttt via gak boleh ngomong gitu. bagaimana pun dia papa kita. kita harus tetap hormat" kata Zuko.

   "tapi kak papa udah gak sayang sama mama lagi" kata via. ia melepaskan pelukan Zuko.

    "papa pasti punya alasan untuk nikah lagi" kata Zuko.

    "tapi- "via belum sempat menyelesaikan ucapannya Zuko sudah memotongnya terlebih dahulu.

    "via untuk kali ini aja kakak mohon via ngertiin papa. bayangkan dari dulu papa sudah nuruti kemauan kita. dulu waktu via minta main kuda kudaan padahal papa baru pulang kerja, papa gak marah dia mau nurutin kemauan via. jadi kakak mohon kali ini aja via  kita turutin kemauan papa. kakak yakin papa pasti punya alasan. jadi apa pun yang terjadi kita harus terima" kata Zuko panjang lebar. via menundukkan kepalanya memikirkan perkataan Zuko.

     'bener juga kata kakak' batin via

    "udah dong jangan sedih terus mending kita jalan jalan ke pasar malem. mumpung malem minggu" kata Zuko.

    "kenapa tiba tiba ngajak ke pasar malem?" tanya via.

    "buat ngehibur lo dong" kata Zuko.

   "buat ngehibur atau biar gak keliatan jones malem minggu cuma diem di rumah?"kata via jail.

    "kok tau, lo kan cantik jadi cocok tuh. gue ganteng lo cantik" kata Zuko.

    "dih gombal. keliatan banget kalo jones" cibir via tak terima dia di jadikan alat agar kakak nya tidak terlihat jones keluar sendiri saat malam minggu.

   "yuk ah siap siap nanti kakak traktir ice cream" Zuko bangkit dari duduknya.

    "yuk capcus" via langsung bersemangat saat mendengar kata ice cream.

  

    Zuko yang melihatnya tersenyum senang.

     'semoga senyum itu selalu terukir di bibir mu via' batin Zuko.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!