DOOOOR
"Via" Erza berlari mendekati via yang tertembak oleh cika.
"vi via" kata cika lirih.
"kenapa lo tembak via *******" teriak boni kesal.
chery memberontak. dia tidak bisa apa apa tangannya di ikat ke kursi tempatnya duduk
"via" teriak chery. dia terus memberontak. boni menghampiri chery saat melihat cika yang masih terdiam.
"via, maafin gue karna gue lo jadi kayak gini" chery yang sudah lepas dari ikatannya langsung berlari mendekati via.
"gu..gue min..ta..maaf, u..dah ben..ci lo wak...tu itu" kata via terbata bata. perutnya yang tertembak terasa sangat sakit.
'ya tuhan ini sakit banget' batin via. tangannya menekan bagian perutnya yang terluka.
"gue yang harusnya minta maaf" kata chery lirih , air matanya terus mengalir deras.
"gue gak maksud nembak via" kata cika yang sedari tadi terdiam
"gak sengaja kata lo. lo pikir dengan lo bilang gitu via bisa sembuh iya?" teriak boni marah
"udah mending kita bawa via ke rumah sakit" kata Erza.
"chery aja yang nganter, biar gue ngurus cika" kata boni.
"ok" kata chery. Erza menggendong via ke dalam mobil. chery melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"za.. gu..gue..gak ..kuat" kata via menahan sakit
"lo gak boleh bilang kayak gitu. lo pasti kuat" kata Erza. suaranya bergetar, dia tidak tega melihat via kesakitan.
"gu gue udah gak ku kuat za. gu gue i ingin nye nyerah" kata via lagi.
"ini permintaan kedua gue. gue minta lo bertahan, gue ingin lo berjuang. gue mohon" kata Erza
"gu gue gak bi bisa" kata via.
"lo harus bisa" tanpa sadar Erza menitikkan air matanya.
"ja jangan na nangis" via mengusap air mata Erza lembut.
"gu gue sayang lo za" via menutup matanya perlahan. dia tak sadarkan diri.
"via bangun" teriak Erza. saat mereka tiba di rumah sakit, via segera di tangani oleh dokter. Erza menunggu via di depan ruang oprasi bersama chery.
"za gue di suruh ke kantor polisi sama boni" kata chery. Erza hanya mengangguk, tatapannya kosong.
"za, gue tau lo khawatir. tapi lo harus percaya. via itu cewek kuat" chery menepuk bahu Erza pelan sebelum dia pergi dari rumah sakit.
tatapan Erza masih kosong. dia seperti kehilangan nyawanya.
"dengan keluarga pasien?" kata seorang dokter yang keluar dari ruang oprasi.
"saya dok" Erza menghampiri sang dokter.
"pasien kekurangan banyak darah, dia membutuhkan donor darah" kata sang dokter
"apa golongan darahnya dok" tanya Erza.
"O" kata dokter.
"golongan darah saya O dok, dokter bisa mengambil darah saya"kata Erza
"baiklah silahkan ikut suster ke lab" kata dokter.
tak berapa lama Erza sudah selesai mendonorkan darah.
"Erza bagaimana keadaan via" kata hendra yang baru tiba di rumah sakit, di sebelahnya ada abel yang sudah berurai air mata.
"masih di dalam om" kata Erza.
"kok bisa kayak gini" kata abel di sela isak tangisnya.
"jadi begini" Erza pun menceritakan kejadian yang dia alami pada hendra dan abel.
"masyaallah" abel terkejut mendengar cerita Erza. mereka pun menunggu di depan ruang operasi dengan gelisah.
"bagaiman keadaan via dok" kata abel pada dokter yang baru keluar dari ruang operasi.
"peluru sudah berhasil di keluarkan dari tubuhnya. namun kemungkinan besar di akan koma dalam waktu yang tidak di tentukan.
mendengar itu tangis abel semakin kencang. hendra merusaha menenangkan abel.
"saya akan memindahkan pasien ke ruangan VIP" kata sang dokter
"baik dok" jawab Erza.
"za, kamu bisa urus administrasi atas nama saya" kata hendra, dia tengah menangani abel yang pingsan. Erza hanya mengangguk.
setelah mengurus administrasi Erza langsung menuju ruangan via.
"za, tolong jaga via. saya pulang dulu mengantar abel" kata hendra
"siap om" hendra pergi dari sana. Erza menatap pintu di hadapannya. tangannya meraih knop pintu perlahan.
saat pintu terbuka Erza melihat via terbaring lemah di brankar. Erza berjalan mendekati tempat via berbaring.
tangannya menyingkirkan rambut via yang menutupi wajah cantiknya.
"vi, lo gak mau bangun?" kata Erza bermonolog.
Erza duduk di dekat brankar tangannya menggenggam tangan via yang terasa dingin.
"vi bangun" lirih Erza.
dia menatap wajah via yang terlihat damai.
'gue sayang lo vi'
***
sudah dua minggu via koma.Erza masih setia menunggu via sadar. dia merasa dunia nya hilang tanpa via. dia merasa sepi. dia merindukan sosok via di dekatnya. sekarang dia tengah duduk di dekat brankar via.
"vi lo betah banget tidurnya"
"lo gak kangen gue apa?" tanya Erza. tangannya mengusap pipi via lembut.
"gue kangen sama lo" Erza menggenggam tangan via.
"ini permintaan terakhir gue. gue minta lo bangun. pliss bangun vi. gue sayang sama lo" via menelungkupkan kepalanya di tangan via.
"gue juga sayang lo za" Erza terkejut mendengar suara itu.
"vi via" kata Erza terkejut.
"gue haus za" kata via dengan suara serak. dengan sigap Erza menagmbil air di atas nakas. setelah membantu via minum Erza ke luar ruangan untuk memanggil dokter. dokter memeriksa keadaan via.
"keadaannya mulai stabil. dia hanya butuh istirahat yang cukup" kata dokter, Erza hanya mengangguk. sang dokter pun keluar.
"gimana keadaan chery?" tanya via
"dia jadian sama boni" kata Erza seraya mengupas sebuah jeruk.
"cika?" tanya via
"chery gak nuntut dia, jadi dia gak dapat hukuman, tapi mungkin dia malu jadi dia pindah ke manado" kata Erza.
"terus Al sama siapa?" tanya via
"lo bawel, dari pada lo mikirin itu mending lo pikirin diri lo sendiri" Erza menyerahkan sepotong jeruk pada via.
via menerimanya.
"gue kan cuma penasaran" kata via.
"dasar kepo" kata erza
"biarin" kata via.
"gue mau ngabarin papa sama mama lo dulu" Erza keluar ruangan untuk memberi kabar pada orang tua via.
tak lama kemudian, abel dan hendra tiba di rumah sakit.
"via, kamu gak papa" kata abel
"via gak papa bun" kata via.
"kamu sudah baikan vi?" tanya hendra
"alhamdulillah pa" kata via
"vi gue ke kantin dulu ya" Erza keluar dari ruangan via memberikan privasi untuk via dan orang tuanya.
kriiing
telpon erza berbunyi ia pun mengangkatnya.
"assalamualaikum bu" kata erza
"waalaikumsalam"kata bu rosa di seberang telepon.
"ada apa bu?" tanya Erza.
"ibu mau membicarakan tentang pertukaran pelajar. besok lusa kamu akan berangkat ke jepang." kata bu rosa.
"kok mendadak bu?" tanya Erza
"sebenarnya kamu berangkat ke jepang setelah akhir semester satu. tapi karna ada suatu masalah jadi meberangkatannya di tunda" kata bu rosa.
"berapa lama saya di sana bu?" tanya Erza
"sampai kenaikan kelas" kata bu rosa.
"baik bu" kata Erza
"ya sudah. ibu tutup teleponnya" bu rosa pun memutuskan sambungan telepon.
Erza menatap handphonenya dengan tatapan kosong.
'haruskan gue ninggalin via selama itu?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments