via berjalan menuruni tangga, di meja makan sudah ada papanya bang zuko dan seorang wanita yang tak lain adalah calon mama tirinya- abel.
"pagi sayang" sapa abel ramah. via tidak menanggapi sapaan itu dan terus berjalan ke luar rumah.
"vi lo gak sarapan?" teriak zuko dari meja makan.
"enggak bang males gak nafsu" teriak via yang sedang memasang sepatu di dekat rak sepatu.
"via mama siapin bekal ya" kata abel menghampiri via.
"anda bukan mama saya"kata via ketus dan langsung keluar rumah
BLAAAM
via membanting pintu.
pagi nya benar benar buruk. via melangkah memasuki sekolah.
"pagi via" teriak seseorang di sebelahnya.
"berisik" via memutar bola matanya malas saat melihat kia di sebelahnya.
"pagi pagi udah cemberut kenapa lo? bad mood?" kata kia
" lo tau aja gue lagi bad mood" kata via dengan cengirannya.
"muka lo kusut gitu, jelas tau lah kalo lo lagi bad mood" kata kia
"emang keliatan banget ya" tanya via
"iya, coba lo senyum biar gak jelek" kata kia
"eh gue gak jelek ya" kata via tak terima
"eh vi ada erza tuh" kia menunjuk ke belakang via
"mana ?" via menoleh kebelakang namun matanya tak menemukan sosok erza.
"cieeee nyariin, kangen ya? tenang bentar lagi ketemu kok" kia tersenyum jahil.
"ih bisa gak kadar nyebelin lo di turunin darah tinggi gue lama lama" via melipat tangannya di dada karna kesal.
"lo kira apa kadarnya di turunin, ini tuh udah dari sononya" kata kia
"serah capek gue ngomong sama lo" via berlari ke ruang TU. bu rosa kemarin bilang akan mengantarkan mereka ke kelas barunya.
"vi sumpah lari lo cepet banget" kia mengatur nafasnya yang memburu karna berlari mengejar via.
"lo nya aja yang lambat" cibir via.
"dasar" ketus kia
"via kia silahkan duduk" kata bu rosa saat mereka berdua masuk ke ruang TU.
"ini bu tutik wali kelas XI IPS 3. kia kamu ikut bu tutik ke kelas" kata bu rosa pada kia.
"siap bu" kia pun keluar mengikuti langkah bu tutik.
"via ini bu vera, wali kelas XI IPA 1, kamu ikut bu vera ke kelas" kata bu rosa.
"baik bu" via pun mengikuti langkah bu vera.
bu vera berhenti di depan sebuah kelas
"ini kelasnya" kata bu vera ramah.
kelas ini jauh berbeda dengan kelas nya dulu. kelas ini lebih menarik.
"ayo masuk" via pun masuk ke kelas bersama bu vera
"assalamualaikum anak anak" kata bu vera
"waalaikumsalam bu guru" jawab para murid serentak.
"sekarang kita kedatangan murid baru yang akan menggantikan kia. karna ada kesalahan teknis kelas kia dan via tetukar, silahkan perkenalkan diri" kata bu vera
"perkenalkan nama saya viana putri mahendra, mohon bantuannya" kata via tersenyum ramah.
"ada yang ingin di tanyakan?" tanya bu vera
semua murid terdiam
"jika tidak ada, ibu akan melanjutkan pelajaran. via silahkan kamu duduk di samping Erza. Erza angkat tangan mu agar via tau letak tempat duduknya" kata bu vera. Erza mengangkat tangannya. sebenarnya itu tidak perlu karna via sudah kenal Erza.
"hai" sapa via saat tiba di sebelah Erza.
Erza hanya menatap via sekilas dan kembali fokus ke depan. mendapat perlakuan seperti itu via merasa kesal.
"baik anak anak seperti yang kita jadwalkan hari ini kita akan ada kuis biologi. kalian sudah siap?" kata bu vera
"siap bu" kata para murid serentak.
"baik lah kita mulai, soal pertama di manakah letak jaringan tulang rawan elasti?" via mengacungkan tangannya.
"daun telinga" kata via mantap
"benar, soal ke dua. terdiri dari apa sajakah jaringan matriks ikat?" via mengacungkan tangannya lagi.
"cairan ekstraseluler dan serabut substansi dasar" kata via
"benar, selanjutnya. apa fungsi jaringan epitel pipih berlapis tunggal?" via mengacungkan tangannya lagi
"sebagai pelaksana difusi dan absorbsi" jawab via lantang
"mana yang katanya lo pinter" cibir via pada Erza.
"liat aja gue masih gak minat materi ini, terlalu mudah" kata Erza percaya diri.
"ok, let see. siapa yang menang" kata via.
beberapa menit telah berlalu, sekarang saatnya pembacaan soal terakhir. skor via dan Erza seri 20: 20.
"pasti gue yang menang" kata via
"jangan terlalu percaya diri" cibir Erza
"apa yang dimaksud dengan peroksisom?" kata bu reva
'peroksisom? apaan tuh? ya ampun gue lupa' batin via. via menoleh ke arah Erza.
"lo nyerah" cibir Erza yang melihat via tidak lekas menjawab
"ck dasar" kata via kesal. Erza pun mengangkat tangannya.
"Peroksisom adalah organel yang terbungkus oleh membran tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap atau reseptor. Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50 enzim, seperti katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya" kata Erza dengan lugas.
"benar sekali, jadi pemegang nilai tertinggi dalam kuis ini adalah erza, baiklah pelajaran kita akhiri sampai sini. wasslamualaikum" bu reva pun keluar dari kelas di ikuti semua murid yang ingin pergi ke kantin kecuali Erza dan via.
"gimana ngaku kalah" ejek erza
"iya iya emang lo yang paling pinter" via memajukan bibirnya kesal.
"gak usah di majuin gitu bibirnya, gak ada yang mau nyium" kata Erza.
"sapa juga yang minta di cium" kata via kesal, dia menutupi pipinya yang memerah karna malu
"itu pipi kenapa merah?" goda Erza
"ih nybelin, cepet bilang apa permintaan lo" kata via kesal
"gak sekarang. gue belum mikirin permintaan gue" kata Erza santai.
"awas lo aneh aneh" kata via
"gak ada perjanjian mintanya gak boleh aneh aneh" kata Erza
"kok gitu sih" kata via cemberut.
"serah gue" Erza berjalan keluar kelas meninggalkan via dengan emosinya yang telah sampai di ubun ubun.
"ERZA NYEBELIN"
***
Hari ini adalah hari rabu. hari tersial di hidup via. bagaimana tidak, tadi dia di hukum karna buku pr nya ketinggalan, terus baksonya tumpah di kantin karna kia. benar benar sial.
Via berjalan ke luar gerbang. langkahnya gontai, dia benar benar bad mood sekarang. nanti papanya akan menikah lagi, dan dia harus datang ke pernikahan itu. sungguh dia sangat enggan untuk datang.
tiiin
via terkejut mendengar bunyi klakson yang sangat nyaring dari arah belakangnya. dengan sepontan dia menoleh.
"lo mau bikin gue jantungan" teriak via kesal.
"lo nya aja di panggil gak denger" kata Erza santai.
"emang lo manggil gue?" tanya via
"iya lah budek, dari lo masih di depan kelas" kesal Erza geram.
"ya maap" kata via dengan cengirannya.
"dasar" ketus Erza
"emang ada apa sih?" tanya via.
"nanti malem gue jemput lo jam 7" kata Erza.
"mau ngapain" tanya via bingung.
"ke pernikahannya Alan" kata Erza
"bukannya hari sabtu ya?" tanya via.
"di majuin jadi nanti malem" kata Erza.
"ok gue ikut" kata via
"emang lo harus ikut, mama yang suruh dia kangen lo katanya" kata Erza.
"ya udah" kata via
"awas ngaret" kata Erza
"iya iya gue gak pernah ngaret kok" kata via
"ya udah" Erza bersiap untuk menjalankan motornya.
"eh za. lo tega ninggalin gue sendiri di sini? sekolah udah sepi loh" kata via. Erza hanya mengangguk
"anterin gue pulang ya" rengek via dengan puppy eyes nya.
"enggak" ketus Erza
"pliiiis" kata via memohon.
"ck cepet naik" kata Erza
"yess makasih" kata via senang dengan segera via naik ke motor Erza.
"awas ke tiduran lagi" kata Erza
"gue gak bakal tidur" kata via. Erza pun melajukan motornya membelah keramaian kota jakarta.
Erza menghentikan motornya di depan rumah Via.
"mau mampir dulu?" tanya via.
"boleh deh gue haus" kata Erza.
"ok let's go" via berjalan ke dalam rumahnya di ikuti oleh Erza di belakangnya.
"eh via udah dateng" kata papanya
"hmmm" via hanya bergumam
"eh sama temennya juga, sini duduk dulu" kata abel ramah. via pun berjalan ke arah sofa dan duduk di hadapan papanya di ikuti oleh Erza.
"via mama udah nyiapin gaun buat nanti malem" kata Abel.
"kamu boleh ajak temen kamu sekali. siapa namanya?" tanya hendra.
"Erza om" kata Erza ramah.
"gak perlu via gak bakal dateng" kata via ketus.
"via jaga sikap kamu" kata hendra tegas.
"ada apa sama sikap via pa?" tanya via
"kamu kurang ajar" kata hendra.
"dari pada papa brengsek, belum setahun di tinggal mama udah dapet yang baru" kata via sarkas. dia sudah tak sanggup air matanya hampir tumpah namun ia tahan.
"via jaga omongan kamu" teriak hendra
"via muak pa, via muak. via gak mau dateng ke pernikahan papa, apa lagi nganggep ****** ini mama. via gak sudi. sampai kapan pun mama via cuma satu gak ada yang bisa gantiin" via berdiri dan menarik Erza keluar dari rumah.
"tunggu" Erza menahan tangan via yang terus menariknya. via masih terdiam membelakangi Erza.
"vi" tak ada jawaban hanya isak tangis via yang terdengar.
'vi jangan nangis' batin Erza. hatinya teras sakit saat melihat via menangis. dia tak bisa melihat via menangis. dia ingin selalu melihat senyum via.
"via " Erza menarik bahu via agar menghadapnya.
"vi dengerin gue" via masih menunduk. dia berusaha menyembunyikan tangisnya.
"vi tatap gue" Erza menarik dagu via. sekarang Erza bisa melihat wajah via dengan jelas
"jangan nangis" Erza menghapus air mata via dengan lembut.
"gue gak kuat za" kata via lirih
"lo harus kuat vi. bagaimana pun itu keputusan papa lo. lo harus hargai. lo harus dateng ke pernikahan papa lo" kata Erza lembut
"gue gak mau" kata via.
"lo harus dateng via. dia papa lo" kata Erza
"gue gak mau za. jangan paksa gue. buat apa gue dateng ke pesta yang bikin gue sakit. gue gak mau ngerasain sakit lagi. gue gak kuat" via kembali terisak. Erza menarik via kedalam dekapannya, dan mengusap punggungnya mencoba menenangkan via.
"gak papa walupun cuma sebentar. yang penting lo harus dateng. lo gak sendiri vi, gue bakalan nemenin lo kesana" kata Erza.
"gue gak mau za" kata via di sela isak tangisnya.
"ini permintaan pertama gue. lo gak boleh nolak" kata Erza
"lo boleh minta yang lain, tapi jangan suruh gue dateng ke pesta itu" kata via.
"gue cuma mau lo dateng ke sana sebentar aja" kata Erza.
"tapi.." via tak sempat menyelesaikan perkataannya.
"gue gak terima penolakan." kata Erza. ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu via.
"lo harus dateng. gue tau lo kuat. kalo misalkan lo hancur, ada gue yang bakal perbaiki" kata Erza. via hanya mengangguk.
"ya sudah lo masuk, jam 7 gue jemput" kata Erza.
"za gue punya permintaan" kata via lirih.
"apa?" tanya Erza.
" bawa gue ke pantai waktu itu. gue butuh nenangin diri gue" kata via.
"of caurse" Erza menggandeng via menuju motornya. setelah siap, mereka pun meluncur ke pantai yang dulu pernah mereka datangi.
"udah nyampe" kata Erza.
"makasih" via turun dari motor Erza. dia mulai melangkahkan kakinya mendekati bibir pantai. helaian rambutnya yang terlepas dari ikatan melambai lambai tertiup angin.
"coba senyum" kata Erza yang tiba tiba berada di samping via. membuat via terkejut
"ngagetin aja" kata via kesal
"coba lo senyum" kata Erza lagi.
"kenapa?" tanya via bingung.
"cerahnya pasti ngalahin matahari" kata arza.
"lo ngegombal?" tanya via.
"gak" Erza kesal menyadari bahwa usahanya untuk membuat via tersenyum, gagal.
"lo kalo gak bisa gombal gak usah gombal" cibir via
"sapa juga yang gombal" elak Erza.
"tadi itu apa?" tanya via.
"gue cuma pengen lo senyum" kata Erza lirih.
"tenang lo gak gagal kok, buktinya gue senyum" via tersenyum sangat manis.
'cantik' batin Erza.
"iya" kata Erza
"eh za. lo masih takut laba laba?" tanya via. Erza hanya mengangguk.
"lo masih takut ulat?" tanya Erza.
"iya, emang kenapa?" tanya via.
"itu ada ulat" kata Erza.
"beneran? mana ? ambilin" kata via takut
"dalem mimpi lo" Erza berlari menjauhi via.
"ERZA LO BOHONGIN GUE" teriak via kesal . dia mengejar Erza yang sudah lumayan jauh dari nya.
"erza sini lo, dasar nyebelin" teriak via kesal
"satu sama, lo juga pernah nipu gue" teriak Erza.
"ih nyebelin" teriak via lagi. mereka terus berkejaran. Erza menjatuhakan tubuhnya di pasir karna lelah. nafasnya tidak teratur. via yang sampai di dekat Erza melakukan hal yang sama. dia benar benar lelah.
"dasar nyebelin" cibir via
"tapi ngangenin" kata Erza.
"dih gue gak kangen lo ya" kata via
"yang bilang lo kangen gue sapa. gue cuma bilang ngangenin. jangan jangan lo kangen ya" goda Erza.
"eh nggak gitu" kata via
"hahaha muka lo lucu kalo gugup" kata Erza.
"ih dasar" kata via.
"mulai sekarang lo gak boleh nangis" kata Erza serius
"kanapa?" tanya via.
"karna kalo nangis muka lo tambah jelek" kata Erza.
"erza, lo kok nyebelin banget sih" teriak via kesal. sementara erza tertawa puas.
"gue serius" Erza menghentikan tawanya tiba tiba.
"gue ngerasa sakit pas liat lo nangis, gue gak tau kenapa. yang jelas gue gak suka liat lo nangis dan gue selalu ingin liat lo senyum" kata Erza tersenyum.
via terpaku mendengar ucapan Erza. detak jantungnya mulai tidak terkontrol.
"janji lo gak bakal nangis lagi " Erza mengulurkan jari kelingkingnya.
"janji" via mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Erza. dia tersenyum manis. matanya terus memandang wajah Erza.
'kayaknya gue beneran suka sama lo za, bahkan sayang'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments