malam harinya via datang ke rumah erza. dia mengetuk beberapa kali namun tidak ada yang membukakan pintu. setelah ketukan yang ke sekian kalinya pintu itu akhirnya terbuka.
"lo ngapain ke sini?" tanya erza dingin. ternyata yang membukakan pintu adalah erza.
"bantuin lo bikin proyek" kata via
"telat proyeknya udah selesai" erza hendak menutup pintunya namun via menahannya.
"lo ngusir gue?" erza mengangguk sebagai balasan.
"ih lo nyebelin banget. setidaknya biarin gue masuk. gue udah capek capek ke sini tapi langsung lo suruh pulang" kata via kesal.
"yang nyuruh lo kesini siapa?" tanya erza
"gak ada, tapi gue kan niat baik mau bantuin lo sebagai permintaan maaf" kata via
"tapi proyeknya udah selesai" kata erza
"gue bakal lakuin apa pun sebagai permintaan maaf" kata via
"ok lo yang minta" erza membuka pintunya lebih lebar mempersilahkan via untuk masuk. via pun masuk ke rumah itu.
"tante rika mana?" tanya via karna tidak melihat rika di manapun.
"luar kota" kata erza
"papa lo?"
"luar kota"
"jadi lo sendiri?" erza hanya mengangguk dan naik ke lantai dua. via memilih untuk duduk di salah satu sofa di ruang tamu.
BRAAK
via terkejut saat mendengar bunyi benda jatuh. saat dia menoleh ternyata erza yang melempar buku ke meja.
"lo kerjain tugas gue, harus selesai malam ini gue mau tidur" setelah mengatakan itu erza langsung melangkah menuju kamarnya. via masih syok dia belum bisa mencerna perkataan erza tadi.
'gue di suruh ngerjain tugas dia?' batin via. setelah beberapa detik ia pun dapat mencerna perkataan erza dan segera mengerjakan tugas kimia erza.
'gak sesulit yang gue pikirin' batin via.
***
Erza tengah memainkan game di ponselnya. tidak ada suara lain selain suara berisik dari handphone erza. erza meletakkan handphone nya di nakas karena dia sudah kalah tadi. dia melirik jam di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 23.00.
'via pasti udah pulang karna gak bisa ngerjain tugas kimia gue. siapa suruh sok pinter mau bantuin bikin proyek yang ada malah makin ancur' batin erza.
ia keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk mengambil minum di dapur. lampu ruang tamu masih menyala. erza pun berjalan kesana untuk mematikan lampu namun ia terkejut saat melihat seseorang sedang tertidur di sana.
'dia belum pulang?' batin erza. dia menghampiri via yang sedang tertidur di ruang tamunya dengan kepala telungkup di meja dan buku yang berserakan di hadapannya. erza mengambil buku tugas kimianya. dia kembali di kejutkan dengan semua jawaban yang tertulis di sana. erza membacanya sekilas.
'semuanya benar' batin erza.
dia melirik via yang sedang tertidur.
'kok dia masuk IPS?' Erza benar benar heran. via dapat mengerjakan semua soal kimia yang lumayan susah, tapi kenapa dia bisa masuk IPS.
erza meletakkan bukunya di meja, dan mendekati via. dia mencoba membangunkan via namun gagal, wanita itu tetap tertidur pulas. erza berdecak kesal.
'ck dasar kebo' batin erza.
ia tidak tega membiarkan via di sini. walupun erza sangat dingin dan menyebalkan dia masih punya hati nurani. erza mengangkat rubuh via ala bridal style menuju kamarnya di lantai dua. erza meletakkan via di kasurnya dan menyelimutinya hingga bahu. erza menatap via sebentar.
'cantik' batin erza. namun dengan segera dia menggelengkan kepalanya mencoba menghapus pikiran itu.
'gak dia cuma cewek jail yang sok imut' batin erza. namun matanya tak bisa berbohong, dia tetap menatap via yang tampak sangat tenang dan cantik saat tidur. seperti ada sebuah magnet yang menarik pandangannya untuk terus menatapnya.
tanpa sadar Erza mendekatkan wajahnya ke wajah via. dia bergerak perlahan semakin mengikis jarak. wajah mereka sekarang hanya berjarak sepuluh centi, namun tiba tiba
"erza kamu ngapain?"
***
"Erza kamu ngapain?" teriak seseorang di ambang pintu kamar erza. erza terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.
"Erza kamu apain anak orang, kalo hamil gimana, mama gak mau tau kamu harus tanggung jawab" rika menarik telinga Erza keras.
"aduh ma sakit. Erza gak ngapa ngapain kok" Erza berteriak ke sakitan.
"jangan bohong, sekarang ikut mama ke bawah" rika menarik Erza ke ruang tamu. rika duduk di hadapan anaknya yang sedang mengusap telinganya yang memerah.
"cerita" kata rika.
"hah cerita apa ma?" tanya Erza bingung.
"ck jangan pura pura tidak tahu, kamu mau mama jewer lagi ha?" rika mengancam Erza.
"nggak ma makasih jangan di jewer lagi" kata Erza memelas.
"apa yang kamu lakuin sama via?" tanya rika
"Erza gak ngelakuin apa apa ma sumpah" kata Erza.
"kok bisa via ada di kamar kamu?" tanya rika
"itu tadi via ketiduran, karna gak bisa di bangunin ya udah Erza bawa ke kamar" kata Erza jujur.
"terus kenapa tadi mukanya deket banget? kamu mau nyium via kan?" kata rika curiga
"nggak ma sumpah" Erza mengacung kan jari tengah dan telunjuknya bersamaan membentuk simbol damai.
"gak mau tau pokok nya kamu mama jodohin sama via biar kamu gak khilaf" kata rika tegas.
" ma mama becanda kan, Erza masih SMA ma" kata Erza
"berarti kalo udah lulus mau nikah sama via?" tanya rika dengan senyum jahilnya
"eh nggak itu" entah kenapa erza tiba tiba gugup.
"ciee kamu suka ya sama via ayo ngaku" gida rika
"apaan sih ma, udah ah erza mau tidur" erza bangkit dari duduknya dan hendak pergi kekamarnya.
"eits kamu mau cari kesempatan ya? pake acara pura pura lupa kalo ada via di kamar. mau mama jodohin beneran?" rika dengan sigap meraih kerah belakang baju Erza saat meliahat anak itu hendak pergi ke kamarnya.
"eh ngak ma damai" Erza tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.
"awas aja kalo kamu berani macem macem hari itu juga mama jodohin kamu" kata rika tegas.
"erza gak bakal macem macem ma janji" erza mengulurkan jari kelingkingnya.
"ck kamu ini jangan ngomong aja buktiin. ya sudah sana kamu tidur di kamar mama. mama cuma mau ngambil berkas tadi,eh malah liat kamu sama cewek haduhhh. mama pergi dulu ya" kata rika dan berjalan menuju pintu.
"Erza janji ma gak bakal macem macem. paling cuma satu macem" teriak erza dan langsung berlari menuju kamar mama nya.
"ERZA" teriak rika kesal.
'benar benar ya anak satu ini' batin rika.
***
Erza tidak bisa tidur sekarang. dia hanya membolak balikkan badannya sedari tadi. entah mengapa Erza tidak pernah merasa nyaman bila tidur di tempat selain kasurnya sendiri.
Erza berdecak sebal, besok dia harus sekolah namun dia tidak bisa memejamkan matanya barang sedikit saja. akhirnya erza pun memilih untuk begadang, dia turun ke dapur untuk membuat kopi. namun setelah itu erza tidak kembali ke kamar mamanya, ia lebih memilih begadang di kamarnya sendiri.
erza meletakkan gelas kopinya di nakas. dia mengulurkan tangannya untuk membetulkan selimut via. matanya terus memandangi wajah via yang tetap cantik walau pun sedang tidur. di singkirkannya rambut via yang menutupi wajahnya, tangannya turun menuju pipinya. di usapnya pipi via yang terasa lembut di tangan Erza.pandangannya tak bisa lepas dari wajah via. entah mengapa saat memandang wajah via Erza merasakan desiran aneh di dadanya.
'gue kenapa?' batin Erza.
Erza pun memilih untuk beranjak dari sana, ia berjalan menuju balkon kamarnya.
setelah beberapa lama Erza masih duduk di balkon kamarnya. ia memandangi kepulan asap dari segelas kopi yang di pengangnya. ia melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul 05.00. Erza memandang langit yang semakin terang. semburat jingga menemani terbitnya matahari. Erza memejamkan matanya menikmati hangatnya mentari yang menerpa wajahnya. sangat nyaman, namun rasanya nyaman itu sirna karena suara teriakan
AAAAAAA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments