sambutan

Air mata via mengalir dengan deras. ia tak peduli dengan tatapan heran sang sopir taksi.

'kenapa kakak malah belain papa. papa itu brengsek. apa kakak gak sayang sama mama?kenapa kakak gak marah saat tau papa dinner bareng wanita baru sedangkan belum genap setahun mama meninggal' batin via.

Tak berapa lama ia pun sampai di sekolah. Menyadari itu di keluarkannya bedak dari dalam tas. Setelah wajahnya rapi kembali ia pun turun dari taksi.

Di sepanjang koridor menuju ruang kepala sekolah banyak pasang mata yang melihatnya dengan berbagai pandangan, ada yang bingung dan ada pula yang kagum. Tak heran lagi. Kulitnya yang putih, rambutnya yang panjang tergerai indah sampai ke punggung dan parasnya yang cantik dengan polesan make up yang natural pasti menarik untuk di lihat. Apa lagi para kaum adam yang tak mau melepas pandangannya barang sedetik saja.

Sesampainya di ruang kepala sekolah ia pun mengetuk pintu. setelah di persilahkan masuk ia baru masuk dan duduk di hadapan ibu kepala sekolah.

"Selamat pagi, oh jadi kamu murid barunya?" ibu kepala sekolah tersenyum ramah.

"iya benar bu" kata via

"Perkenalkan nama saya Malika anda bisa memanggil saya bu ika." bu ika mengulurkan tangannya.

"saya viana putri mahendra. ibu bisa panggil saya via." via menerima uluran tangan bu ika.

"salam kenal. baiklah kamu bisa menemui bu rosa di TU untuk mengetahui kamu masuk kelas mana." kata bu ika.

"baik bu" kata via beranjak dari kursinya.

"ruang TU ada di ujung koridor" kata bu ika.

"terima kasih bu saya permisi dulu" via pun beranjak meninggalkan ruangan.

Via pun mulai melangkahkan kakinya menuju TU. setelah sampai di ruang TU ia langsung di sambut oleh seorang guru yang masih muda.

"oh jadi kamu murid barunya? mari duduk" kata bu rosa.

"terima kasih bu" via pun duduk di hadapan bu rosa.

"mmm kamu masuk kelas XI IPS 3" kata bu rosa setelah beberapa lama fokus pada buku di hadapannya.

'IPS? apakah nilai ku seburuk itu? padahal di bandung aku masuk ipa. sadarlah via kamu di jakarta sekarang' batin via

"hei via kau tidak apa apa?" tanya bu rosa.

"ah iya bu saya tidak apa apa" kata via

"saya heran wajah kamu sangat menunjukkan kalau kamu itu anak yang pintar tapi.. nilaimu hmmm tidak cocok dengan wajah mu" kata bu rosa

"hehe iya bu" kata via

"mari saya antar ke kelas mu" bu rosa beranjak dari tempat duduk nya.

"baik bu" via pun ikut bangkit dari tempat duduknya dan pergi mengikuti langkah bu rosa.

mereka pun sampai di sebuah kelas di dekat ruang BK. dilihat dari luar tempat ini seperti kelas kosong. sangat sepi dan lengang. jika di lihat kelas lainnya di hias sedemikian rupa agar tampak menarik. namun kelas ini tidak, kelas ini sangat bersih tanpa sampah tanpa hiasan. benar benar membosankan.

"silahkan masuk saya hanya mengantar sampai sini, semoga kamu betah di kelas ini" setelah mengatakan itu bu rosa langsung melenggang pergi meninggal kan via di depan kelas ini sendirian.

'kelasnya sepi banget? mungkin ada guru di dalam jadi merka diam. jika tidak pasti mereka akan ribut seperti pasar. kira kira itulah gambaran dari kelas IPS' batin via

Dengan ragu perlahan tanganya bergerak meraih knop pintu di depan nya setelah tangan nya berhasil memegang knop pintu tersebut via menghela nafas untuk menghilangkan keraguan di hatinya, dengan ucapan bismillah di tariknya pintu itu secara perlahan tiba tiba

WUUUUS

***

WUUUUS

   Via memejamkan matanya karena dedaunan kering yang mengguyur badannya. suara gelak tawa terdengar nyaring memenuhi setiap sudut kelas yang tadinya sepi dan lengang tanpa suara.

     'parah' batin via.

     "selamat datang murid baru" kata salah seorang siswi berambut pendek seraya mengalungkan rangkaian sampah bungkus makanan ringan dan gelas plastik.

     "semoga harimu menyenangkan" kata seorang siswa berambut ikal seraya menyerahkan buket bunga, bukan bunga sebenarnya melainkan gumpalan kertas yang ditusuk menggunakan lidi dan di ikat menyerupai buket bunga.

     "kami sebagai ketua dan wakil kelas ingin memberikan hadiah selamat datang" kata seorang siswi berambut panjang bergelombang dan siswa berambut hitam seraya menyerahkan tong sampah berisi berbagai macam sampah bungkus makanan.

     'ini yang mereka sebut sambutan, bukan hanya sekedar air kotor seperti yang ada di novel novel. ini lebih parah, gila. mereka pasti tidak waras. ya tuhan kenapa gue bisa masuk kelas ini. ntar gue ketularan gak waras lagi' batin via.

     via masih syok dia hanya berdiri mematung dengan semua pemberian dari penghuni kalas. panampilannya benar benar berantakan, tubuhnya penuh dengan daun kering, berkalungkan sampah, memegang buket bunga dari gumpalan kertas dan tong samapah. oh god dia benar benar berantakan persis orang gila. mungkin tubuhnya memang diam namun hatinya terus berbicara meragukan kewarasan penghuni kelas dan tak lupa seluruh nama hewan di kebun binatang turut ambil bagian.

     "kalian gak waras" satu kata yang mampu keluar dari mulut via sebelum ia membuang semua pemberian penghuni kelas kelantai dan berlari meninggalkan kelas XI IPS 3.

     "apa tadi dia bilang gue ganteng?" kata cowok berambut ikal

     "gila lo bon, kuping lo budek tadi itu dia bilang gie langsing" kata wanita bertubuh gemuk.

     "lo yang budek dis dia itu bilang gue tinggi" kata wanita berambut pendek dan bertubuh pendek pula.

     perdebatan mereka disambut tawa seluruh penghuni kelas.

     "udah lah pada sadar diri. boni, lo itu jelek, dista lo itu gemuk, dan cika lo itu pendek" kata cowok berambut hitam yang tampaknya dia adalah ketua kelas.

     "heh enak aja lo albino bilang gue pendek. lo aja kali yang ketinggian kayak pohon kelapa." kata cika yang tadi memberikan kalung sampah sambil berdiri berkacak pinggang.

     "heh denger ya cik nama gue itu Aldino bukan Albino. lo kira gue monyet Albino?" kata al si ketua kelas seraya mendorong dahi cika dengan telunjuknya.

     "mirip sih Al sama monyet" kata wanita berambut panjang si wakil ketua kelas.

     "udah lah cher sesama monyet jangan saling mengejek" kata dista

     "idih ngiri aja lo, cewek se cantik gue lo bilang monyet. lo tuh ya jangan banyak ngejek orang, olah raga yang bener biar tuh lemak di tubuh lo pada minggat" kata chery yang di sambut gelak tawa seisi kelas. begitulah mereka 5 serangkai yang super jail, walau saling mengejek mereka tidak pernah menganggap serius ejekan tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!