Erza berjalan kembali ke ruangan via. ternyata orang tua via sudah pulang. di lihatnya via sedang terbaring di atas brankar, matanya terpejam damai. Erza berjalan mendekati tempat via berbaring.
"gue sayang lo vi.gue sadar, desiran aneh yang gue rasain pas liat lo senyum, debaran aneh pas gue deket sama lo, dan rasa sikit pas liat lo nangis itu cinta. gue suka sama lo via, gue cinta sama lo, gue gak mau kehilangan lo." kata Erza pelan. tangannya menggenggam tangan via. dia tak pernah mengungkapkan perasaannya sebelumnya, bahkan dia tidak pernah kenal dengan yang namanya cinta. namun, sosok gadis di hadapannya ini sudah mengenalkan nya pada cinta. lucu memang, Erza yang tidak suka pada via karna kejailannya, jatuh cinta padanya sekarang.
sekarang dia harus pergi jauh dari via, di saat rasa cinta itu mulai mengakar kuat di hatinya. Erza mengecup dahi via, dia mempertahankan posisi itu untuk sementara. menikmati debaran debaran aneh di hatinya. Erza menjauhkan wajahnya dari via.
"good night, have a nice dream" Erza berbalik ingin meninggalkan ruangan via. namun sebuah suara menghentikan langkahnya.
"jangan pergi za, temenin gue di sini. sebentar aja" kata suara itu. Erza berbalik dan mendekati brankar via.
"lo gak tidur?" tanya Erza.
"udah tadi tapi kebangun" kata via
"sory kalo gue ganggu tidur lo" Erza menatap wajah via. merekam setiap inci wajah cantik itu.
"gue pengen jalan jalan" kata via
"lo harus istirahat" kata Erza lembut
"gue pengen jalan jalan" rengek via. Erza terkekeh pelan.
"ok ok" Erza beranjak mengambil sebuah kursi roda.
"makasih kamu baik deh" kata via.
Erza membantu via duduk di kursi roda. setelah itu erza mendorong kursi roda itu pelan menuju taman yang ada di rumah sakit itu. Erza melepas jaketnya dan memakaikan pada tubuh via
"biar lo gak kedinginan" kata Erza.
"makasih" kata via
mereka hanya membisu. tidak ada yang membuka pembicaraan, mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
'benarkah Erza sayang sama gue?' batin via. sebenarnya sejak Erza masuk ke ruangannya tadi via tidak tidur. dia mendengar semua perkataan Erza. bahkan kecupan Erza di dahinya masih terasa. kejadian itu terekam jelas di otak via.
'lo mau pergi kemana za. jangan tinggalin gue. gue juga sayang sama lo, tapi gue takut. gue takut lo gak sayang sama gue. gue takut lo bakal ninggalin gue nanti. gue gak siap kehilangan orang yang gue sayang untuk kesekian kalinya' batin via. dia memejamkan matanya menikmati rasa sakit di hatinya. dia mencintai Erza namun hatinya terlalu takut akan sebuah rasa sakit karna kehilangan yang mungkin akan terjadi. dia terlalu takut.
tak terasa sebulir air mata menetes dari mata indahnya. sekuat tenaga via menahan isak tangisnya. ia tak ingin Erza melihatnya menangis. namun dia gagal. sebuah isakan lolos dari bibir mungilnya
Erza berlutut di hadapan via saat mendengar isakan itu.
"kenapa nangis?" tanya Erza. tangannya bergerak menghapus air mata via. via hanya terdiam, tangisnya semakin menjadi. melihat itu erza menarik via ke dalam dekapannya.
"jangan nangis" kata Erza
"gue ikut sedih kalo lo nangis. cerita kalo lo punya masalah" kata Erza.
"jangan pergi" gumam via pelan
"gue gak akan pergi" kata Erza
'setidaknya untuk sekarang' batin Erza
"gue tau lo bakal pergi" kata via
"gak akan" kata Erza
"jujur" via menatap mata Erza dalam. Erza menundukkan kepalanya.
'mungkin ini saatnya' batin Erza
"jawab za" kata via
"iya gue bakal pergi" kata Erza pelan
"gue ikut pertukaran pelajar ke jepang. besok lusa gue berangkat" kata Erza. matanya terus menatap kedua mata berwarna karamel yang juga menatapnya.
"lusa?" kata via terkejut
"iya, gue satu semester di sana. setelah kenaikan kelas gue pulang" kata Erza
"satu semester?" gumam via
"gue akan selalu ngabarin lo selama di sana" kata Erza
"gak perlu. emang apa hak gue? gue bukan siapa siapa lo" via tersenyum miris. dia sadar dia bukan siapa siapa Erza. dia hanya sekedar temannya. apa haknya meminta Erza selalu mengabarinya?
"gue mau lo tunggu gue. lo mau kan?" Erza menatap mata via dalam. kedua tangannya menggenggam tangan via erat
"buat apa?" tanya via.
"plisss , gue mau lo tunggu gue" kata Erza
"ini permintaan terakhir lo, lo udah minta dua permintaan sebelumnya" kata via
"jadi ?" tanya Erza
"gue bakal tunggu lo" kata via
"makasih" Erza memeluk via erat
'semoga gue mampu nunggu lo selama itu'
***
via sudah boleh pulang dari rumah sakit. sekarang dia tengah mematut di dirinya di cermin. dia menggunakan rok selutut berwarna hitam dan kaos lengan panjang berwarna soft pink. rambutnya di ikat seperti ekor kuda.
malam ini Erza akan mengajak via jalan jalan, sebelum besoknya Erza akan pergi ke jepang.
"vi cepetan, Erza udah nunggu" teriak zuko dari balik pintu
"iya ini udah siap" kata via. ia meraih sling bag hitam miliknya yang ada di atas nakas.
dengan segera ia menuruni tangga dan berjalan ke ruang tamu.
"udah lama?" tanya via
"nggak baru aja gue dateng" kata Erza
"ayo berangkat nanti kemaleman" kata via. ia berjalan ke luar rumah di ikuti Erza.
setelah siap di posisi masing masing, Erza melajukan mobilnya membelah keramaian kota jakarta.
Erza menghentikan mobilnya di sebuah bukit.
"ayo turun" Erza melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil di ikuti oleh via di belakangnya.
via berdecak kagum melihat gugusan bintang yang bertabur di langit malam yang gelap.
"bagus banget" kata via takjub. Erza hanya terkekeh mendengar penuturan via.
"ada yang lebih indah dari bintang" Erza duduk di atas rumput di bukit itu.
"apa?" tanya via yang duduk di samping Erza
"lo, bagi gue gak ada yang lebih indah dari lo" kata Erza. matanya memandang mata via dalam
via merasakan pipinya memanas. dia blushing.
"bisa blushing juga lo" kata Erza seraya mencubit pipi via gemas.
"eh enggak gue gak blushing" elak via. tangannya menutupi pipinya yang memerah. Erza gemas sendiri melihat kelakuan via.
"gak usah di tutupin" Erza menggenggam tangan via yang awalnya menutupi wajahnya.
"lo gemesin kalo lagi blushing" Erza menatap wajah via. dia meneliti setiap inci wajah via. merekamnya di otak sehingga Erza dapat melihat wajah via saat ia memejamkan matanya.
"kalo bisa gue gak mau pergi jauh dari lo" Erza menarik kepala via agar bersandar di bahunya.
"gue ingin selalu ada di samping lo" via hanya diam mendengarkan setiap perkataan Erza.
"gue sayang lo via" Erza menolehkan kepalanya menghadap via membuat jarak antara wajah via dan Erza semakin menipis.
"gue sayang lo" kata Erza pelan. via dapat merasakan hembusan nafas Erza.
"janji lo bakal nunggu gue" via hanya mengangguk.
Erza semakin mengikis jarak di antara mereka berdua. untuk kali ini saja Erza ingin tidak ada jarak di antara mereka sebelum jarak memisahkan mereka selama 6 bulan. Erza terus menatap mata karamel via, begitu pun via, ia terus menatap mata hitam Erza.
Pelan tapi pasti Erza terus mendekatkan wajahnya. via memejamkan matanya saat hidung mereka bersentuhan.
setelah sekian lama, via masih terpejam. dia merasakan angin meniup wajahnya. setelah itu via mendengar kekehan Erza.
"ngapain nutup mata pengen banget gue cium" via membuka matanya saat mendengar perkataan Erza. wajah erza sudah tak sedekat tadi.
"ish lo nyebelin" kata via kesal. dia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"tatap gue" kata Erza
"gak mau" katus via
"liat gue via" erza menarik dagu via agar menatapnya.
"gue ingin ngeliat wajah lo untuk terakhir kalinya" kata Erza.
Erza mengecup dahi via. via memejamkan matanya, menikmati rasa hangat yang merambat ke dalam hatinya.
'tuhan tolong hentikan waktu untuk sebentar saja. biarkan hamba menikmati moment ini lebih lama'
***
"lo udah siap vi?" tanya zuko yang tiba tiba sudah berdiri di ambang pintu kamar via. membuat via yang sedang memperhatikan dirinya di cermin terkejut
"ngagetin aja lo bang" kata via kesal. zuko terkekeh pelan.
"sory sory, gimana lo udah siap?" tanya zuko lagi
"udah, ayo cepet ntar telat" via menyambar sling bag putihnya yang ada di atas meja
"keburu banget mau ketemu gebetan" goda zuko
"bacot, yuk ah ntar pesawatnya udah berangkat" via dan zuko akan mengantar Erza ke bandara. sekarang adalah hari keberangkatan Erza ke jepang.
zuko dan via melaju kencang menuju bandara. sesampainya di sana via segera turun dari mobil.
"gue tunggu sini aja, gak mau jadi nyamuk" kata zuko
"dasar" via berjalan ke dalam bandara. dia mengedarkan pandangannya mencari sosok Erza.
"nyari gue?" via terkejut.
"ih lo ngagetin aja" kata via kesal
"sory sory, jangan cemberut dong" kata Erza. via tersenyum manis
"nah gitu, kan cantik" kata erza
"gombal" via memukul bahu Erza pelan.
hening
mereka saling menyampaikan perasaan melalui tatapan mata. mulut mereka terkunci rapat.
"gue bakal nunggu lo" kata via pelan
"gue janji, gue akan selalu ngabarin lo" via mengangguk
"baik baik di sana" via bersusah payah menahan air matanya. sungguh, rasanya sangat sakit berpisah dengan orang yang kita sayang.
"gue bakal kangen sama lo via" kata Erza
"gue juga" kata via pelan
"jaga diri lo baik baik" Erza memeluk via erat. cukup via sudah tidak kuat. air matanya kembali membasahi pipinya.
"janji lo bakal nunggu gue" kata Erza. via hanya mengangguk dalam pelukan Erza.
"gue pergi" Erza melepas pelukannya saat mendengar pemberitahuan bahwa pesawat akan segera berangkat.
"jangan nangis" Erza manghapus air mata via.
"gue gak nangis" via tersenyum manis
"gue pergi" Erza memeluk via sebentar dan berjalan menuju tempat pemberangkatan pesawat.
via terus menatap punggung Erza yang perlahan menghilang di antara banyaknya orang di bandara itu.
'aku akan selalu nunggu kamu za. aku berharap aku kuat nunggu kamu, hingga kamu kembali ke sisi ku'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments