Bab 19. Pemberi Saran

Lelah menangis Rara meletakkan handphonenya di atas nakas, merebahkan tubuhnya di sebelah Ali, memeluk putranya yang selama ini menjadi kekuatan untuk nya menjalani hari.

Namun saat Rara mulai memejamkan mata, mencoba untuk menjemput mimpi HPnya kembali berbunyi.

Nada dering yang di setinggi dengan volume full menusuk telinganya. Takut Ali bangun karena suara berisi itu maka tangan Rara lekas meraih handphone itu kembali guna mengutuk orang yang tidak punya sopan santun karena menelponnya di tengah malam begini.

Kemarahan Rara seketika sirna ketika melihat nama Rangga muncul di layar ponselnya.

Ada apa? Kenapa Abang menelpon tengah malam begini? Apa ada masalah atau sesuatu? Tanya hati Rara.

Karena tidak biasanya Rangga menelpon malam-malam begini, terlebih lagi posisi adik iparnya sedang di Singapura.

Pikiran buruk tiba-tiba masuk di kepala Rara, membuat ibu satu anak itu cepat-cepat mengeser ikon berwarna hijau dari handphone nya sebagai tanda panggilan masuk di terima.

"Hallo Assalamu'alaikum!" Sapa Rara pada sang penelpon.

"Walaikumsalam Ra, sedang apa?"

"Baru siap-siap mau tidur bang. Abang sendiri sedang apa? Ada apa telpon tengah malam begin?"

"Gak ada apa-apa, Abang cuma lagi susah tidur saja, jadi iseng telpon kamu. Abang gak ganggu waktu istirahat kamu kan Ra?"

Bohong Rangga karena sedari tadi dia memang tidak bisa tidur. Entah kenapa setelah pertemuan nya dengan mantan Adam siang tadi membuat pikiran Rangga penuh dengan sosok Rara dan Ali sehingga membuat pria itu tidak dapat memejamkan mata.

Daripada suntuk sendiri iseng Rangga menelpon Rara, berharap Ali belum tidak sehingga mereka bisa bercanda seperti biasanya.

"Gak bang, Rara juga belum tidur kok, jadi Abang santai saja."

"Hm, makasih ya Ra?"

"Sama-sama."

Lama keduanya saling diam, tidak tahu apa yang mau mereka bicarakan, keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya.

"Ra!"

"Bang!"

Kedua saling memanggil secara bersamaan.

"Abang saja dulu."

"Lady first!" Rangga memberi perintah.

"Kapan Abang pulang?"

"Kenapa? Rara dah kangen sama Abang?" Goda Rangga.

"Bukan cuma tanya saja."

"Oh...Abang pikir kamu kangen. Kurang tahu, kalau gak Senin ya Selasa. Nunggu semua teman-teman selesai mengerjakan tugasnya baru kita pulang. Sabar ya, kalau kangen di tahan dulu."

"Aku gak kangen bang, Abang jangan geer."

"Buka kamu tapi Ali yang kangen sama aku. Kalau kamu sih aku percaya gak bakal kangen."

Sebenarnya aku juga kangen bang, tapi terlalu malu untuk mengakui, kata hati Rara.

"Ra!" Panggil Rangga lagi ketika tidak terdengar suara Rara.

"Iya bang, Rara masih di sini," jawab Rara memberi tahu.

"Bagaimana nilai akreditasi nya? Kemari kamu bilang Minggu ini nilainya keluar bukan?"

"Alhamdulillah bang, sekolah Rara dapat nilai A+. Makasih ya bang," tulus Rara.

"Sama-sama, itu semua kan hasil kerja keras kalian. Oh ya, kata ibu liburan ini kamu mau jalan-jalan kemana?"

"Gak jadi bang," ujar Rara sedih.

"Loh kenapa? Kok gak jadi?" Rangga terkejut mendengar nya.

"Ali gak ada yang jaga di rumah, jadi aku milih gak pergi."

"Lho Ali gak ikut apa?"

"Gak, syarat nya jalan-jalan kali ini gak boleh bawa kelurga. Mana aku dapat tiket gratis PP karena team ku sebagai team terbaik dan terkompak saat akreditasi kemarin, eh malah gak bisa pergi."

Terdengar nada suara Rara yang begitu sedih dan kecewa.

"Kenapa gak minta mas Adam buat jaga Ali sementara waktu, selama kamu gak ada?"

Rara pun bercerita jika Adam tidak bisa menjaga Ali karena pekerjaan nya banyak dan tidak bisa di tinggal kan. Sehingga dia meminta Rara untuk di rumah saja jika Ali memang tidak ikut.

"Ya sudah Ra, Ali kamu bawa saja, biar sekalian dia jalan-jalan liburan sekolah."

"Ih Abang kan udah di bilang syarat gak boleh bawa keluarga," Rara memberi tahu lagi.

"Emm...coba kamu bilang gini sama kepala sekolah dan teman-teman kamu, kalau hadiah tiket perjalanan kamu itu di ganti dengan memperbolehkan Ali ikut serta dalam liburan sekolah kalian. Abang yakin pasti mereka setuju."

"Jadi tiket Rara itu hangus gitu ya?"

"Ya, sebagai gantinya Ali boleh ikut."

Rara mengangguk mengerti mesti Rangga tidak tahu itu.

"Gak masalah kan kalau tiket perjalanan mu tidak cair, yang penting kan Ali bisa ikut liburan bareng kamu. Kalau kamu keberatan biar tiketnya Abang yang ganti deh. Abang yang belikan tiket kamu dan Ali PP."

"Gak usah bang. Rara gak masalah kok tiket Rara gak cair. Yang penting Rara bisa pergi bareng Ali. Toh kalau masalah uang insyaallah Rara ada kok."

Karena nyatanya uang gaji Rara semenjak dia menikah hingga sekarang, hampir tujuh tahun itu utuh tidak di pakai. Karena segala kebutuhan hidup Rara dan rumah tangga mereka di cukupi oleh Adam, sehingga gaji Rara utuh.

Paling berkurang karena di dia kirim untuk ibu dan THR keponakan Rara, itupun tak seberapa banyak.

"Ya, coba saja kamu rembukkan masalah itu sama mereka. Mereka kan rata-rata punya anak dan keluarga pasti bisa memahami posisi kamu."

"Iya bang, besok Rara coba Ngomong sama mereka."

"Ngomong-ngomong kamu liburannya kemana?" Tanya Rangga.

"Ke Yogjakarta bang."

"Oh ya udah nanti kalau Abang pulang, biar Abang langsung ke Yogya buat jemput Ali biar gak ganggu waktu kamu dengan teman-teman kamu yang lain.

Jadi kamu bisa seneng-seneng dengan teman-teman kamu dan aku bisa jalan-jalan sama Ali."

"Iya, maksih ya bang. Makasih udah selalu nolongin Rara."

"Sama-sama Ra. Abang akan selalu ada buat kalian berdua, jadi gak usah kwatir."

Rara mengangguk lagi.

Setelah bercerita dengan Rangga perasaan Rara menjadi lebih tenang ketimbang tadi.

Rangga memang selalu bisa memberikan solusi yang pas saat hati Rara sedang bingung dan ada masalah.

****

Beda Rara dan Rangga beda pula dengan Adam yang ada di apartemen nya.

Katanya mau tidur tapi nyatanya matanya tak mau terpejam.

Kata-kata Rara mengganggu pikirannya membuat kantuk enggan menyapa. Adam hanya berguling ke kiri dan ke kanan di kasur king size miliknya.

Apakah aku memang sebegitu kejam pada istri dan anak ku? Apakah selama ini aku begitu egois pada mereka? Tanya Adam dalam hati.

Sebenarnya Adam juga tidak ingin menjalin hubungan seperti ini. LDR dengan sang istri. Bagaimana pun juga dia lelaki normal, kebutuhan biologis nya kerap kali menyapa tiba-tiba apalagi saat menjelang subuh, sungguh sangat menyiksa.

Namun bagaimana lagi, hatinya belum bisa menerima kehadiran Rara. Dia masih mencintai Maelin, pacaranya ketika di Inggris dulu.

Perbedaan agama yang membuat Eka menentang hubungan mereka hingga berakhir perjodohan Adam dan Rara.

Adam tidak ingin dekat dengan Rara karena dia tidak mau memberi harapan lebih terhadap wanita itu, sehingga tidak terlalu sakit jika suatu saat mereka akan bercerai. Begitu pun juga dengan Ali putranya.

Karena bagaimanapun juga Adam masih mengharapkan suatu saat Maelin akan menjadi istrinya, ibu dari anak-anaknya dan pendamping hidupnya sebagaimana janji yang telah mereka ucapkan dulu saat di pusat kota London.

Mungkin terdengar begitu jahat, tapi itu adalah kenyataan. Dan sekarang setelah tujuh tahun menunggu Maelin tak pernah satupun membalas email yang Adam berikan, membuat pria itu ragu.

Apakah Maelin masih mencintainya seperti dia mencintai gadis itu atau sang pujaan hati sudah menikah dengan pria lain seperti halnya Adam menikah dengan Rara.

Atau memang sudah tiba saatnya Adam harus membuka sedikit hatinya untuk lebih dekat dengan Ali. Menjalin hubungan ayah dan anak layaknya orang lain?

Saat adam bingung harus bagaimana, tanpa sadar jemarinya sudah mengetik pesan kepada Rara, prihal masalah Ali.

"Ais, apa yang barusan aku lakukan."

Panik Adam saat melihat pesannya sudah terkirim.

Cepat-cepat dia mencoba menghapus tulisan itu, namun gagal karena pesannya lebih dulu terbaca oleh Rara.

Pria berusia tiga puluh tiga tahun itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Mengutuki kebodohannya yang telah dia lakukan.

****

Siapa yang setuju Rara dan Adam bercerai?

Terpopuler

Comments

Tuminah tuminah

Tuminah tuminah

mendingan bercerai dr slng tersakiti kasihan rara

2023-06-12

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

setujuuuuuuuuuu thor✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋✋

2022-08-10

0

Yuni Shopia

Yuni Shopia

lebih baik adam sama rara pisah, biar rara bahagia sama rangga dn anknga

2022-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teman Satu Tim
2 Bab 2. Tidak dianggap Istri
3 Bab 3. Teman Lama
4 Bab 4. Tim Asesor
5 Bab 5. Kekesalan Rara
6 Bab 6. Panitia Ujian
7 Bab 7. Ada apa ini?
8 Bab 8. Ungkapan Hati
9 Bab 9. Penolakan Rangga
10 Bab 10. Gosip
11 Bab 11. Aku Cinta Kamu
12 Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13 Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14 Bab 14. Apakah itu Salah
15 Bab 15. Kepulangan Adam
16 Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17 Bab 17. Begitu Egois
18 Bab 18. Seandainya
19 Bab 19. Pemberi Saran
20 Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21 Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22 Bab 22. Alasan
23 Bab 23. Liburan
24 Bab 24. Bad Mood
25 Bab 25. Bebas
26 Bab 26. Hari kedua
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Kakak Adik
29 Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30 Bab 30. Kencan
31 Bab 31. Kencan 2
32 Bab 32. Informasi Dari Monic
33 Bab 33. Menghindari Masalah
34 Bab 34. Pinjam Bentar
35 Profil Tokoh
36 Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37 Bab 36. Pulang
38 Bab 37. Pusing
39 Bab 38. Panggil Aku Ayah
40 Bab 39. Ketua Baru
41 Bab 40. Marcell
42 Bab 41. Mulai Dekat
43 Bab 42. Bermain Api
44 Bab 43. Ketahuan
45 Bab 44. Kemarahan Eka
46 Bab 45. Nasehat Syaputra
47 Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48 Bab 47. Kisah Monica
49 Bab 48. Perasaan Monica
50 Bab 49. Demam
51 Bab 50. Tak Tega
52 Bab 51. Pak Tua 1
53 Bab 52. Pak Tua 2
54 Bab 53. Maafkan Aku
55 Bab 54. Pengganggu
56 Bab 55. Curiga
57 Bab 56. Belum Terungkap
58 Bab 57. Mencoba Jujur
59 Bab 58. Melepas Rindu
60 Bab 59. Bermain Cantik
61 Bab 61. Semua Demi Kamu
62 Informasi
63 Bab 62. Makan Malam
64 Bab 63. De Javu
65 Bab 64. Jebakkan
66 Bab 65. Ketahuan
67 Bab 66. Terungkap
68 Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69 Bab 68. Ada Apa Ini?
70 Bab 69. Bumerang 1
71 Bab 70. Bumerang 2
72 Bab 71. Perang Badai 1
73 Bab 72. Perang Badai 2
74 Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75 Bab 74. Kesempatan Ke dua
76 Bab 75. Berubah
77 Bab 76. Tetap Sabar
78 Bab 77. Keresahan Hati
79 Bab 78. Tumben
80 Bab 79. Berkunjung
81 Bab 80. Tidak Percaya
82 Bab 81. Keluarga Rara 1
83 Bab 82. Keluarga Rara 2
84 Bab 83. Nasehat Ibu
85 Bab 84. Kebersamaan
86 Bab 85. Rahasia Rara
87 Bab 86. Rahasia Rara 2
88 Bab 87. Semua Karena Dia
89 Bab 88. Mencari Informasi
90 Bab 89. Mencari Informasi 2
91 Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92 Bab 91. Memberi Hukuman
93 Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94 Bab 93. Papa Siaga
95 Bab 94. We Time
96 Bab 95. Saling Mengerti
97 Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98 Bab 97. Mencoba Hal Baru
99 Bab 98. Permintaan Rara
100 Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101 Bab 100. Informasi Terbaru
102 Bab 101. Bad Mood
103 Bab 102. H -
104 Bab 103. Persiapan
105 Bab 104. Malam Yang Panjang
106 Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107 Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108 Bab 107. Obrolan
109 Bab 108. Bertemu Lagi
110 Bab 109. Janji Yang Terucap
111 Bab 110. Tidak Jodoh
112 Bab 111. Kecewa
113 Bab 112. Rain
114 PENGUMUMAN
115 Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116 Bab 114. Kecewa
117 Bab 115. Kecewa 2
118 Bab 116. Pencerahan
119 Bab 117. Karma Untuk Monica
120 Bab 118. Akhir dari Monica
121 Bab 119. Masih Marah
122 Bab 120. Titik Buntu
123 Bab 121 Kencan Mainstream
124 Bab 122. Kencan Mainstream 2
125 Bab 123. Tempat Favorit
126 Bab 124. Tempat Favorit 2
127 Bab 125. Akhirnya
128 Bab 126. Menghilang
129 Bab 127. Mencari Mu
130 128. Menemukan Mu
131 Bab 129. Perjalanan
132 Bab 130. Bertemu Sahabat
133 Bab 131. Rencana Menghilangkan
134 Bab 132. Sampai Bali
135 Bab 133. Musuh Baru
136 Bab 134. Ada Yang Kurang
137 Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138 Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139 Bab 137. Pria Sejati
140 Bab 138. Paket Bulan Madu
141 Bab 139. Waktu untuk Berdua
142 Bab 140. Promil ke 2
143 Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144 Bab 142. Kangen
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1. Teman Satu Tim
2
Bab 2. Tidak dianggap Istri
3
Bab 3. Teman Lama
4
Bab 4. Tim Asesor
5
Bab 5. Kekesalan Rara
6
Bab 6. Panitia Ujian
7
Bab 7. Ada apa ini?
8
Bab 8. Ungkapan Hati
9
Bab 9. Penolakan Rangga
10
Bab 10. Gosip
11
Bab 11. Aku Cinta Kamu
12
Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13
Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14
Bab 14. Apakah itu Salah
15
Bab 15. Kepulangan Adam
16
Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17
Bab 17. Begitu Egois
18
Bab 18. Seandainya
19
Bab 19. Pemberi Saran
20
Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21
Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22
Bab 22. Alasan
23
Bab 23. Liburan
24
Bab 24. Bad Mood
25
Bab 25. Bebas
26
Bab 26. Hari kedua
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Kakak Adik
29
Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30
Bab 30. Kencan
31
Bab 31. Kencan 2
32
Bab 32. Informasi Dari Monic
33
Bab 33. Menghindari Masalah
34
Bab 34. Pinjam Bentar
35
Profil Tokoh
36
Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37
Bab 36. Pulang
38
Bab 37. Pusing
39
Bab 38. Panggil Aku Ayah
40
Bab 39. Ketua Baru
41
Bab 40. Marcell
42
Bab 41. Mulai Dekat
43
Bab 42. Bermain Api
44
Bab 43. Ketahuan
45
Bab 44. Kemarahan Eka
46
Bab 45. Nasehat Syaputra
47
Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48
Bab 47. Kisah Monica
49
Bab 48. Perasaan Monica
50
Bab 49. Demam
51
Bab 50. Tak Tega
52
Bab 51. Pak Tua 1
53
Bab 52. Pak Tua 2
54
Bab 53. Maafkan Aku
55
Bab 54. Pengganggu
56
Bab 55. Curiga
57
Bab 56. Belum Terungkap
58
Bab 57. Mencoba Jujur
59
Bab 58. Melepas Rindu
60
Bab 59. Bermain Cantik
61
Bab 61. Semua Demi Kamu
62
Informasi
63
Bab 62. Makan Malam
64
Bab 63. De Javu
65
Bab 64. Jebakkan
66
Bab 65. Ketahuan
67
Bab 66. Terungkap
68
Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69
Bab 68. Ada Apa Ini?
70
Bab 69. Bumerang 1
71
Bab 70. Bumerang 2
72
Bab 71. Perang Badai 1
73
Bab 72. Perang Badai 2
74
Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75
Bab 74. Kesempatan Ke dua
76
Bab 75. Berubah
77
Bab 76. Tetap Sabar
78
Bab 77. Keresahan Hati
79
Bab 78. Tumben
80
Bab 79. Berkunjung
81
Bab 80. Tidak Percaya
82
Bab 81. Keluarga Rara 1
83
Bab 82. Keluarga Rara 2
84
Bab 83. Nasehat Ibu
85
Bab 84. Kebersamaan
86
Bab 85. Rahasia Rara
87
Bab 86. Rahasia Rara 2
88
Bab 87. Semua Karena Dia
89
Bab 88. Mencari Informasi
90
Bab 89. Mencari Informasi 2
91
Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92
Bab 91. Memberi Hukuman
93
Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94
Bab 93. Papa Siaga
95
Bab 94. We Time
96
Bab 95. Saling Mengerti
97
Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98
Bab 97. Mencoba Hal Baru
99
Bab 98. Permintaan Rara
100
Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101
Bab 100. Informasi Terbaru
102
Bab 101. Bad Mood
103
Bab 102. H -
104
Bab 103. Persiapan
105
Bab 104. Malam Yang Panjang
106
Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107
Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108
Bab 107. Obrolan
109
Bab 108. Bertemu Lagi
110
Bab 109. Janji Yang Terucap
111
Bab 110. Tidak Jodoh
112
Bab 111. Kecewa
113
Bab 112. Rain
114
PENGUMUMAN
115
Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116
Bab 114. Kecewa
117
Bab 115. Kecewa 2
118
Bab 116. Pencerahan
119
Bab 117. Karma Untuk Monica
120
Bab 118. Akhir dari Monica
121
Bab 119. Masih Marah
122
Bab 120. Titik Buntu
123
Bab 121 Kencan Mainstream
124
Bab 122. Kencan Mainstream 2
125
Bab 123. Tempat Favorit
126
Bab 124. Tempat Favorit 2
127
Bab 125. Akhirnya
128
Bab 126. Menghilang
129
Bab 127. Mencari Mu
130
128. Menemukan Mu
131
Bab 129. Perjalanan
132
Bab 130. Bertemu Sahabat
133
Bab 131. Rencana Menghilangkan
134
Bab 132. Sampai Bali
135
Bab 133. Musuh Baru
136
Bab 134. Ada Yang Kurang
137
Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138
Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139
Bab 137. Pria Sejati
140
Bab 138. Paket Bulan Madu
141
Bab 139. Waktu untuk Berdua
142
Bab 140. Promil ke 2
143
Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144
Bab 142. Kangen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!