Bab 15. Kepulangan Adam

Sesudah beberapa hari Rara tinggal di rumah mertua. Eka bilang Rara tidak boleh pulang sampai Adam datang menjemput.

Sebenarnya Rara agak ragu, harap-harap cemas juga. Apakah Adam akan datang atau tidak? Jika tidak kan berarti Rara harus lumutan di rumah mertua.

Meski di rumah Eka dia juga bebas, tapi tetep saja tidak seleluasa ketika kita tinggal di rumah sendiri.

Mungkin mama marah-marah sama Adam hingga membuat Eka sampai mengeluarkan ultimatum seperti itu.

Mama dan papa memang syok saat Rangga bercerita apa yang di lakukan Bu Dewi, istrinya Kamal pada Rara.

Dan Syaputra bilang akan mengurus masalah itu lewat jalur hukum jika memang Bu Dewi tidak mau meminta maaf, karena menurut papa apa yang dilakukan istri Kamal itu adalah bentuk penganiayaan dan penyemaran nama baik. Mengingat semua yang wanita itu lakukan hanya berdasarkan katanya, tidak ada bukti nyata yang dapat meyakinkan tuduhan perselingkuhan itu.

Entah ancaman apa yang Rangga dan Syaputra lakukan kepada istri Kamal, sehingga ke esok harinya Bu Dewi datang menemui Rara di rumah mama Eka untuk minta maaf karena sudah bertindak kasar dan melakukan penganiayaan terhadap dia.

Bahkan prempuan itu juga bersedia membayar semua biaya pengobatan atas luka-luka yang Rara derita.

Wanita itu juga meminta Rara tidak melaporkan perbuatannya pada pihak yang berwajib dan menyelesaikan masalah yang terjadi secara kekeluargaan saja. Bahkan Bu Dewi sampai menangis saat mengatakan jika dia tidak mau di penjara karena perbuatannya.

Sebenarnya Rara begitu sangat sakit hati pada ibu tiga anak itu, tapi lagi-lagi logikanya mengalahkan hatinya, karena bagaimanapun juga jika Rara berkeras hati membawa masalah ini ke penjara berarti sama saja Rara tidak ada bedanya dengan Dewi karena membuat anak-anak Kamal yang kecil-kecil akan terlantar karena tidak ada yang urus.

Nalurinya sebagai seorang ibu dan seorang perempuan membuat Rara memaafkan prempuan berusia empat puluh tahun itu.

Mesti kabar istri Kamal melabrak Rara langsung menyebar di mana-mana, dan menghancurkan nama baiknya seketika yang membuat label pelakor melekat di belakang nama Rara.

Bahkan mulut-mulut julid itu selalu berbisik-bisik di belakangnya setiap Rara lewat. Padahal saat kejadian itu berlangsung tak ada satupun tetangga Rara yang datang ke TKP untuk melerai perkelahian mereka kecuali Rangga.

Tapi bagaimana mereka tahu dan bercerita kejadian itu dengan sama persis seperti yang ada di TKP layaknya siaran ulang.

Membuat Rara curiga jika ternyata tembok rumahnya punya mulut dan telinga. Atau jangan-jangan tetangga Rara ngintip di bawah pagar rumah, Rara juga tidak tahu.

Bukan hanya para tetangga yang heboh, teman-teman di sekolah juga ikut heboh akan kejadian yang menimpanya. Semua bertanya tentang benar tidaknya kejadian yang menimpa Rara atau semua berita itu hanya hoax layaknya informasi pemilihan presiden kemarin, dan alasan kenapa hal itu bisa terjadi.

Rara saja sampai bingung, padahal baru semalam, tapi semua orang bisa tahu apalagi kalau sebulan?

Memang benar kalau cepetnya mulut orang itu melebihi cepetnya roket meluncur ke angkasa. Apa lagi yang beredar berita jelek, walah sedetik saja langsung jadi hot topik.

Membuat Rara menjadi risih juga kesal karena harus mengorek-ngorek luka yang di deritanya guna melakukan konferensi pers agar tidak terjadi salah paham, karena bagaimanapun juga nama baiknya di pertaruhkan disini.

Namun Rara cukup bersyukur karena keluarga suaminya percaya jika dia tidak selingkuh dengan Kamal, sehingga membuat Rara bisa bernafas lega saat di rumah.

***

Apa yang di harapkan mama Eka tercapai, dia dapat memaksa putra tercintanya pulang

Entah apa ancaman yang mertuanya berikan, sehingga Jumat sore, selepas asar Adam sudah ada di rumah.

Rara baru saja selesai sholat ketika sang suami menampakkan wajahnya dari balik pintu,

"Baru sampai mas?" Tanya Rara berbisa basi ketika melihat Adam.

"Iya," jawab pria itu singkat.

Rara langsung beralih mengambil tas kerja suaminya dan mencium punggung tangan Adam seperti biasa saat mereka bertemu.

Di taruhannya tas hitam dari bahan kulit itu di atas meja rias. Sedang Adam membuka jas dan dasinya kemudian menyerahkan ke Rara untuk di gantung dengan hanger seperti biasa.

Rara melihat wajah letih Adam yang habis menempuh perjalanan hampir tiga jam dengan kendaran pribadi dari kantor menuju rumah, lumayan jauh bukan? Jika ashar begini Adam sudah sampai di rumah kemungkinan besar sang suami dari kantor setelah jam istirahat usai.

Adam adalah seorang CEO sebuah prusahaan kontruksi terbesar di kotanya. Agak sia-sia mungkin, dengan gelar cumlaude universitas ternama di Inggris tapi harus bekerja di perusahaan sekecil milik Adam sekarang.

Tapi mau bagaimana lagi. Perusahaan kecil itu saja sudah membuat suaminya jarang pulang apalagi kalau perusahaan besar yang ada di kota besar sana, mungkin Adam bakal kawin lagi.

Huss....khilaf deh Rara. Jangan sampai dia dapat madu yang rasa racun begitu.

Adam menggulung lengan kemeja putihnya hingga batas siku sehingga menampilkan otot-otot lengannya yang kokoh, membuat Rara ingin memeluk lengan itu seraya bersandar pada bahunya, bermanja-manja ria pada sang suami layaknya istri-istri sungguhan. Namun sayangnya itu cuma imajinasi Rara yang jablay, karena nyataannya semua itu tidak akan pernah terjadi.

Kemudian sang suami duduk di tepi ranjang sambil membuka beberapa kancing atas kemejanya.

"Mas mau di bikinkan teh hangat?" Rara menawarkan, karena Adam itu unik jika dia tidak pengen gak bakal mau minum, jadi bagus di tawarkan dulu mau teh atau kopi atau air putih biasa biar tidak mubazir gula dan tenaganya.

"Tidak usah aku tadi sudah minum," jawabnya seraya merebahkan diri diatas kasur untuk istirahat.

"Mas capek, mau Rara pijitin?" Tanya Rara sambil mendekati Adam.

"Boleh," jawab Adam.

Rara langsung melancarkan aksinya memijit kaki suaminya penuh sayang layaknya istri-istri Sholihah.

Adam memang tipe lelaki idaman, selain wajahnya yang ganteng tubuhnya juga sixpack dengan tinggi 183 yang membuat dia terlihat sempurna. Pria itu juga selalu rapi dan wangi membuat Rara betah berlama-lama di sisihnya.

Selain semua kelebihan yang Adam miliki, yang membuat Rara selalu kesal adalah sifat dingin dan cuek Adam yang nauzubillah, belum lagi sombongnya yang gak lebih tinggi dari tugu Monas membuat Rara kadang ingin menyumpahi suami sendiri, belum lagi kata-kata Adam yang setajam silet kalau ngomong.

Duh Rara khilaf lagi. Malah ngebongkar keburukan suaminya.

Gak jadi lanjut guys. Adam itu baik, duitnya banyak dan dia juga gak pelit kalau sama Rara dan Ali. Gak tahu kalau sama yang lain.

Pada dasarnya Rara sama sekali tidak tahu apa-apa tentang suaminya selain kelebihan fisik yang terlihat nyata. Karena selama hampir tujuh tahun pernikahan mereka hubungan kedua tidak terlalu dekat satu sama lain.

"Gimana sekarang hubungan kamu dengan laki-laki itu?" Tanya Adam tiba-tiba sambil menatap lurus Rara yang duduk bersimpuh di dekat kakinya.

"Laki-laki yang mana?" Tanya Rara bingung mendengar pertanyaan suaminya yang rada aneh.

"Laki-laki mana lagi, tentu teman kerjamu yang istrinya marah-marah itu?" Tanya Adam dengan suara datar.

Rara tersenyum, oh berarti mas Adam pulang lantaran mama ngadu masalah Rara padanya. Atau suaminya di marah mama gara-gara kejadian itu, batin Rara.

"Ya mau gimana lagi. Namanya habis berantem pasti jaga jarak dan saling diam."

Kenyataan memang seperti itu, hubungan Rara dengan Kamal langsung merenggang puluhan kilo meter mesti teman Rara itu malam harinya langsung minta maaf lewat WA dan paginya secara langsung, tapi semua itu tidak membuat hubungan mereka langsung membaik seperti semula lagi.

"Makanya sih kamu jadi perempuan itu jangan keganjenan biar gak bikin orang cemburu. Gak usah sok cantik."

Rara menghentikan aksinya memijat kaki Adam. Menatap suaminya dengan ekspresi bingung.

Kok bisa dia malah nyalahin aku begitu, batin Rara.

"Kok mas jadi nyalahin Rara gini? Bukanya membela malah ikut nyalahin gitu," Rara protes, "itu semua salah mas juga, karena gak pernah pulang ke rumah, makanya ada kambing tetangga yang datang," Rara berkilah, "kenapa sih mas gak cari kerja di dekat-dekat sini saja, kan disini juga banyak proyek."

"Kamu jangan ngaco deh Ra, perusahan ku itu perusahaan besar yang karyawannya banyak. Kalau aku ngambil proyek kecil-kecil gitu mau dikasih makan apa anak istri mereka nanti."

"Makan nasi lah, emang mau makan apa lagi?"

"Mana ada untungnya kalau proyek kecil, di bagi juga gak rata."

"Ya habis mas gitu."

"Udah ah, ngobrol sama kamu bukanya bikin aku seneng malah tambah pusing, bikin aku tambah dongkol," ujar Adam marah.

"Rara lagi yang salah," guman Rara pelan.

"Sudah mijitin nya aku mau tidur dulu, kamu pergi sana!" usir Adam pada Rara tanpa rasa terimakasih.

Dengan perasaan dongkol hingga ubun-ubun Rara pergi dari kamar suaminya dan meninggalkan Adam sendiri istirahat di sana.

****

Jika tidur pulas begini Adam menjadi imut seperti Bayi., Rara suka melihatnya. Wajah ganteng itu begitu tenang dan lucu.

Dia ingin membiarkan suaminya tetap terlelap terbuai mimpi, tapi sekarang sudah sore dan sebentar magrib. Menurut orang Jawa pantang kalau magrib-magrib begini tidur, nanti bisa gila katanya.

Mesti hubungan tidur sore sama gila sangat jauh dan menurut Rara juga agak tidak nyambung. Maklum saja lah Rara kan orang matematika jadi segala sesuatu harus bisa di nalar dengan logika, bukan asal saja. Meski begitu untuk membantah juga dia tidak berani, takut kena omel sama mertua.

"Mas bangun sudah sore," Rara membangunkan suaminya, dia mengoyang-goyang bahu lebar itu.

"Ah....aku masih ngantuk," Ucap Adam tetep merem, sambil mengubah posisi tidurnya dari terlentang menjadi miring.

"Mas, ini sudah mau magrib, bangun! Gak boleh tidur magrib-magrib gini," Rara kekeh.

Adam tidak menjawab.

"Bagun heh. Nanti mama marah loh kalau lihat mas Jam segini masih tidur," Rara memberi tahu, "Mas bangun terus mandi. Itu air hangat nya sudah aku siapkan di ember."

"Aku masih males," Jawab Adam mesra.

Adam memang gitu kalau suruh bangun tidur jadi mesra, biar Rara ikut tidur lagi sama dia. Tapi sekarang kan Rara lagi gak tidur dan dia juga tidak mau tergoda dengan rayuan Adam saat ini. Apa lagi sekarang waktunya gak pas, Mau magrib.

"Ya sudah kalau mas gak mau bangun. Tapi jangan salah kan Rara kalau mama sama papa marah ya!" Ancam Rara.

Sambil berjalan menyiapkan baju ganti yang akan Adam gunakan sore ini.

Rara memang begitu, selalu menyiapkan baju ganti untuk suaminya, hal itu diajarkan oleh sang ibu untuk menyiapkan baju ganti bagi suaminya sebagi bentuk bakti suami pada sang istri seperti hal nya ibu yang selalu menyiapkan baju ganti bagi sang ayah.

Kemudian Rara keluar kamar, meninggalkan Adam yang masih tertidur. Dia kembali ke dapur membantu mama mertuanya memasak menu makan malam mereka nanti.

*****

Terpopuler

Comments

eza

eza

ya Rata nya juga terlalu naif. kalo udah jadi istri mnfapain pake naik .mobil berdua, makan berdua, kan gak baik.

2022-05-23

0

Reader

Reader

ga relaaate ama cewe yg mampu 'makan ganteng', maksudnya bertahan ama suami yg emang good-looking tp lainnya mines (Adam materipun ooooke siiih)...scr bagi umumnya cewe tuu lebi penting kelakuan, fisik oke bgt tp timpang ama kelakuan ogah bertahan...klo cewe bisa dibodohi laki2nyg kerap bermulut manis/ romantis thdnya, tu bs relate krn tu kelemahan umumnya perempuan

2022-05-11

0

Reader

Reader

laaagi sok baik, mikirin anak org engga mikir anak sendiri!Laaa kan nanti resiko kena imbas, ibunya diomongin!klo Si Dewi kesetanan itu dipenjara, scr hitam-putih hukum kan tertegaskan bhw gosip itu salah jg gada yg berani menggosipkan!

2022-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teman Satu Tim
2 Bab 2. Tidak dianggap Istri
3 Bab 3. Teman Lama
4 Bab 4. Tim Asesor
5 Bab 5. Kekesalan Rara
6 Bab 6. Panitia Ujian
7 Bab 7. Ada apa ini?
8 Bab 8. Ungkapan Hati
9 Bab 9. Penolakan Rangga
10 Bab 10. Gosip
11 Bab 11. Aku Cinta Kamu
12 Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13 Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14 Bab 14. Apakah itu Salah
15 Bab 15. Kepulangan Adam
16 Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17 Bab 17. Begitu Egois
18 Bab 18. Seandainya
19 Bab 19. Pemberi Saran
20 Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21 Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22 Bab 22. Alasan
23 Bab 23. Liburan
24 Bab 24. Bad Mood
25 Bab 25. Bebas
26 Bab 26. Hari kedua
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Kakak Adik
29 Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30 Bab 30. Kencan
31 Bab 31. Kencan 2
32 Bab 32. Informasi Dari Monic
33 Bab 33. Menghindari Masalah
34 Bab 34. Pinjam Bentar
35 Profil Tokoh
36 Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37 Bab 36. Pulang
38 Bab 37. Pusing
39 Bab 38. Panggil Aku Ayah
40 Bab 39. Ketua Baru
41 Bab 40. Marcell
42 Bab 41. Mulai Dekat
43 Bab 42. Bermain Api
44 Bab 43. Ketahuan
45 Bab 44. Kemarahan Eka
46 Bab 45. Nasehat Syaputra
47 Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48 Bab 47. Kisah Monica
49 Bab 48. Perasaan Monica
50 Bab 49. Demam
51 Bab 50. Tak Tega
52 Bab 51. Pak Tua 1
53 Bab 52. Pak Tua 2
54 Bab 53. Maafkan Aku
55 Bab 54. Pengganggu
56 Bab 55. Curiga
57 Bab 56. Belum Terungkap
58 Bab 57. Mencoba Jujur
59 Bab 58. Melepas Rindu
60 Bab 59. Bermain Cantik
61 Bab 61. Semua Demi Kamu
62 Informasi
63 Bab 62. Makan Malam
64 Bab 63. De Javu
65 Bab 64. Jebakkan
66 Bab 65. Ketahuan
67 Bab 66. Terungkap
68 Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69 Bab 68. Ada Apa Ini?
70 Bab 69. Bumerang 1
71 Bab 70. Bumerang 2
72 Bab 71. Perang Badai 1
73 Bab 72. Perang Badai 2
74 Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75 Bab 74. Kesempatan Ke dua
76 Bab 75. Berubah
77 Bab 76. Tetap Sabar
78 Bab 77. Keresahan Hati
79 Bab 78. Tumben
80 Bab 79. Berkunjung
81 Bab 80. Tidak Percaya
82 Bab 81. Keluarga Rara 1
83 Bab 82. Keluarga Rara 2
84 Bab 83. Nasehat Ibu
85 Bab 84. Kebersamaan
86 Bab 85. Rahasia Rara
87 Bab 86. Rahasia Rara 2
88 Bab 87. Semua Karena Dia
89 Bab 88. Mencari Informasi
90 Bab 89. Mencari Informasi 2
91 Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92 Bab 91. Memberi Hukuman
93 Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94 Bab 93. Papa Siaga
95 Bab 94. We Time
96 Bab 95. Saling Mengerti
97 Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98 Bab 97. Mencoba Hal Baru
99 Bab 98. Permintaan Rara
100 Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101 Bab 100. Informasi Terbaru
102 Bab 101. Bad Mood
103 Bab 102. H -
104 Bab 103. Persiapan
105 Bab 104. Malam Yang Panjang
106 Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107 Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108 Bab 107. Obrolan
109 Bab 108. Bertemu Lagi
110 Bab 109. Janji Yang Terucap
111 Bab 110. Tidak Jodoh
112 Bab 111. Kecewa
113 Bab 112. Rain
114 PENGUMUMAN
115 Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116 Bab 114. Kecewa
117 Bab 115. Kecewa 2
118 Bab 116. Pencerahan
119 Bab 117. Karma Untuk Monica
120 Bab 118. Akhir dari Monica
121 Bab 119. Masih Marah
122 Bab 120. Titik Buntu
123 Bab 121 Kencan Mainstream
124 Bab 122. Kencan Mainstream 2
125 Bab 123. Tempat Favorit
126 Bab 124. Tempat Favorit 2
127 Bab 125. Akhirnya
128 Bab 126. Menghilang
129 Bab 127. Mencari Mu
130 128. Menemukan Mu
131 Bab 129. Perjalanan
132 Bab 130. Bertemu Sahabat
133 Bab 131. Rencana Menghilangkan
134 Bab 132. Sampai Bali
135 Bab 133. Musuh Baru
136 Bab 134. Ada Yang Kurang
137 Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138 Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139 Bab 137. Pria Sejati
140 Bab 138. Paket Bulan Madu
141 Bab 139. Waktu untuk Berdua
142 Bab 140. Promil ke 2
143 Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144 Bab 142. Kangen
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1. Teman Satu Tim
2
Bab 2. Tidak dianggap Istri
3
Bab 3. Teman Lama
4
Bab 4. Tim Asesor
5
Bab 5. Kekesalan Rara
6
Bab 6. Panitia Ujian
7
Bab 7. Ada apa ini?
8
Bab 8. Ungkapan Hati
9
Bab 9. Penolakan Rangga
10
Bab 10. Gosip
11
Bab 11. Aku Cinta Kamu
12
Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13
Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14
Bab 14. Apakah itu Salah
15
Bab 15. Kepulangan Adam
16
Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17
Bab 17. Begitu Egois
18
Bab 18. Seandainya
19
Bab 19. Pemberi Saran
20
Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21
Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22
Bab 22. Alasan
23
Bab 23. Liburan
24
Bab 24. Bad Mood
25
Bab 25. Bebas
26
Bab 26. Hari kedua
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Kakak Adik
29
Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30
Bab 30. Kencan
31
Bab 31. Kencan 2
32
Bab 32. Informasi Dari Monic
33
Bab 33. Menghindari Masalah
34
Bab 34. Pinjam Bentar
35
Profil Tokoh
36
Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37
Bab 36. Pulang
38
Bab 37. Pusing
39
Bab 38. Panggil Aku Ayah
40
Bab 39. Ketua Baru
41
Bab 40. Marcell
42
Bab 41. Mulai Dekat
43
Bab 42. Bermain Api
44
Bab 43. Ketahuan
45
Bab 44. Kemarahan Eka
46
Bab 45. Nasehat Syaputra
47
Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48
Bab 47. Kisah Monica
49
Bab 48. Perasaan Monica
50
Bab 49. Demam
51
Bab 50. Tak Tega
52
Bab 51. Pak Tua 1
53
Bab 52. Pak Tua 2
54
Bab 53. Maafkan Aku
55
Bab 54. Pengganggu
56
Bab 55. Curiga
57
Bab 56. Belum Terungkap
58
Bab 57. Mencoba Jujur
59
Bab 58. Melepas Rindu
60
Bab 59. Bermain Cantik
61
Bab 61. Semua Demi Kamu
62
Informasi
63
Bab 62. Makan Malam
64
Bab 63. De Javu
65
Bab 64. Jebakkan
66
Bab 65. Ketahuan
67
Bab 66. Terungkap
68
Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69
Bab 68. Ada Apa Ini?
70
Bab 69. Bumerang 1
71
Bab 70. Bumerang 2
72
Bab 71. Perang Badai 1
73
Bab 72. Perang Badai 2
74
Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75
Bab 74. Kesempatan Ke dua
76
Bab 75. Berubah
77
Bab 76. Tetap Sabar
78
Bab 77. Keresahan Hati
79
Bab 78. Tumben
80
Bab 79. Berkunjung
81
Bab 80. Tidak Percaya
82
Bab 81. Keluarga Rara 1
83
Bab 82. Keluarga Rara 2
84
Bab 83. Nasehat Ibu
85
Bab 84. Kebersamaan
86
Bab 85. Rahasia Rara
87
Bab 86. Rahasia Rara 2
88
Bab 87. Semua Karena Dia
89
Bab 88. Mencari Informasi
90
Bab 89. Mencari Informasi 2
91
Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92
Bab 91. Memberi Hukuman
93
Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94
Bab 93. Papa Siaga
95
Bab 94. We Time
96
Bab 95. Saling Mengerti
97
Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98
Bab 97. Mencoba Hal Baru
99
Bab 98. Permintaan Rara
100
Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101
Bab 100. Informasi Terbaru
102
Bab 101. Bad Mood
103
Bab 102. H -
104
Bab 103. Persiapan
105
Bab 104. Malam Yang Panjang
106
Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107
Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108
Bab 107. Obrolan
109
Bab 108. Bertemu Lagi
110
Bab 109. Janji Yang Terucap
111
Bab 110. Tidak Jodoh
112
Bab 111. Kecewa
113
Bab 112. Rain
114
PENGUMUMAN
115
Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116
Bab 114. Kecewa
117
Bab 115. Kecewa 2
118
Bab 116. Pencerahan
119
Bab 117. Karma Untuk Monica
120
Bab 118. Akhir dari Monica
121
Bab 119. Masih Marah
122
Bab 120. Titik Buntu
123
Bab 121 Kencan Mainstream
124
Bab 122. Kencan Mainstream 2
125
Bab 123. Tempat Favorit
126
Bab 124. Tempat Favorit 2
127
Bab 125. Akhirnya
128
Bab 126. Menghilang
129
Bab 127. Mencari Mu
130
128. Menemukan Mu
131
Bab 129. Perjalanan
132
Bab 130. Bertemu Sahabat
133
Bab 131. Rencana Menghilangkan
134
Bab 132. Sampai Bali
135
Bab 133. Musuh Baru
136
Bab 134. Ada Yang Kurang
137
Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138
Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139
Bab 137. Pria Sejati
140
Bab 138. Paket Bulan Madu
141
Bab 139. Waktu untuk Berdua
142
Bab 140. Promil ke 2
143
Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144
Bab 142. Kangen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!