Bab 3. Teman Lama

Tak seberapa lama setelah sholat HP Rara berbunyi menandakan ada panggilan masuk, "Pak Kamal" nama yang tertera di monitor HP.

"Hallo, Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Kamu sudah siap belum Ra? ini saya sudah ada di depan rumah kamu."

"Oh iya pak, tunggu sebentar. Ini lagi mau keluar."

"Ok. Gak usah buru-buru. Yang penting saya tidak nungguin kamu makan siang saja," jawab Kamal konyol.

Rara pun tersenyum mendengar itu meski Kamal tidak dapat melihat senyumnya.

"Tidak pak, kalau masih mau makan siang, mungkin butuh tiga puluh menit untuk bapak menunggu saya," Jawab Rara memberi tahu.

Cepat-cepat Rara melipat mukenanya kemudian keluar untuk mencari Ali yang ternyata sedang bermain di ruang tengah dengan Yuda anak dari mbak yang membersikan rumah mertuanya.

"Ali, ayo kita pulang?" pinta Rara.

"Ali sini saja ma. Ali masih mau main sama mas Yuda."

Rara berjongkok di depan putranya, menyentuh pundak lelaki kecil itu guna memberikan pengertian, "Kita pulang dulu, besok main lagi. Mas Yuda juga mau pulang kok, mau bobok siang dulu."

"Iya Ali. Kamu pulang dulu, besok kita main lagi" Kata Yuda menambahkan.

"Bener ya mas, besok kita main lagi."

"Iya. Besok mas bawakan gambaran yang banyak banget buat kita main bareng," ucap Yuda sambil merentangkan kedua tangannya sebagai ekspresi banyak banget yang dia ucapkan, "Sekarang kamu pulang dulu sama mama kamu."

"Besok Ali juga bawa robot-robotan Ali yang baru ya ma? Buat main sama mas Yuda?" Pinta Ali sambil mendongak menatap Rara meminta jawaban.

"Iya, besok mama bawakan Robot sama mobilan kamu kalau buat main. Yok, salam dulu sama Nenek sebelum pulang," Pinta Rara sambil menuntun putranya mencari Eka di halaman belakang, diikutin oleh Yuda.

Seperti biasa, setiap pulang dari rumah mertuanya pasti Rara mendapatkan banyak bekal makanan, terutama untuk putranya. Seolah mereka berdua kelaparan saat berada di rumah.

Lihatlah tas sekolah Ali yang sudah penuh dengan berbagai makanan ringan, entah apa saja isinya. Belum lagi rantang sayur yang sudah tersusun rapi di atas meja. Passi isinya pepes ikan dan rendang daging yang barusan dimasak oleh mama eka.

*****

"Kamu sudah makan siang Rara?" Tanya Kamal ketika mobil mereka sedang melintasi kawasan pasar.

"Sudah, bapak sendiri sudah makan siang apa belum?" tanya Rara sambil menoleh pada Kamal yang duduk disebelahnya.

"Kebetulan kalau saya belum. Jadi gak masalah kan kalau kita berhenti sebentar untuk makan siang?"

"Gak masalah kok. Toh waktu kita juga masih ada satu jam lagi, sebelum jam masuk kantor," ujar Rara sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

Kini mobil Kamal berhenti pada sebuah rumah makan lesehan yang masih ada di kawasan kota K.

Rara dan Ali memesan jus jeruk sedangkan Kamal menikmati makan siangnya.

Ketika sedang asik dengan kegiatan masing-masing tiba-tiba seseorang menepuk bahu Rara.

"Hay...lagi makan Ra?" sapanya ramah.

Rara nemoleh kearah suara tersebut dan, "Mas Mahmud, lagi makan juga?" tanya Rara begitu tahu siapa yang menyapanya yaitu tetangga rumah Eka.

"Gak, saya lagi nyapa kamu," jawab Mahmud ngaco.

Rara meringis.

"Hai brow, apa kabar?" sapa Mahmud begitu tahu ada Kamal di sebelah Rara.

"Eh..ternyata elo brow," jawab Kamal ketika tahu yang menyapa adalah sahabat sendiri.

"Wah...kayaknya laper bener nih makhluk satu. Makan sampai gak lihat ada orang lewat," ejek Mahmud.

Kamal tersenyum, "Biasalah, kalau lagi makan enak mah pura-pura gak kenal saja, apa lagi yang lewat model kadal ijo kayak elo gitu. Sekali senggol saja duit gue langsung habis."

"Hahaha," Mahmud tertawa mendengar penuturan Kamal, "bisa aja loh brow. Btw dari mana nih kalian, kok bareng-bareng gini? Tumben?" Mahmud mengerling kan matanya genit.

"Dari rumah mama."

"Dari rumah elo."

Jawab Rara dan Kamal berbarengan.

"Oh..., ngapain elo kerumah gue? Mau ngerampok ya?" todong Mahmud pada Kamal.

"Gile loh ndro. Emang sekaya apa elo sekarang? Sampai takut gue rampok segala. Makan juga masih ikut bokap sok gaya loh."

"Ya elah, emang elo kagak tahu kalau sekarang gue udah jadi pak lurah?" jawab Mahmud jumawa.

"Cie, iya sampai lupa gue kalau kadal ijo ini sekarang sudah jadi lurah," Kamal tertawa, "Sendirian saja elo?"

"Tidak, tadi lagi bareng tim, tapi habis makan siang langsung pada bubar."

"Emang sibuk apa sih? Kata bapak, elo sekarang sibuk banget sampai jarang pulang."

"Biasa lah. Ngurusin pembangunan desa, kemarin dana yang turun tidak sesuai dengan proposal yang gue ajukan dan ternyata ketuker dengan desa sebelah, makanya tadi kita rapat lagi."

"Kalau yang turun lebih banyak dari yang dianggarkan gak apa-apa mas, Mayan itu," Sambung Rara.

"Kalau itu sih, mas gak pusing Ra. Tinggal masukin kantong saja kalau ada sisi, tapi masalahnya kurang sih."

"Dasar Kadal Ijo. Baru juga jadi kepala desa berapa bulan, sudah mencoba untuk korupsi," Cemooh Kamal sambil memukul lengan sahabatnya.

Tapi Mahmud tidak peduli dengan ejek Kamal, "Kok kalian bisa berdua-duaan gini sih? Emang kalian sengaja janjian buat pergi bareng ya? Atau jangan-jangan ada apa-apa ini?" Selidik Mahmud penuh curiga.

"Janjian gimana? Rara kan teman satu kantor gue."

"Hah, masak iya. Wah....kamu wajib mengajukan pindah nih Ra, kalau satu kantor sama monyet gila model dia ini," tutur Mahmud sambil tertawa. Dia gak nyangka jika Rara adalah teman sekantor sang sahabat.

"Hus, ada anak kecil ngomongnya hati-hati." Ujar Rara sambil menunjuk Ali dengan dagunya memberi tanda kepada dua bapak-bapak yang tak tahu malu itu.

Seketika itu tawa Mahmud terhenti. "Aku pikir tadi kamu lagi makan sama Adam ternyata sama Kamal," Ujar Mahmud, "Adam apa kabar Ra?"

"Baik."

"Masih di luar kota juga."

"Iya."

"Suruh kerja disini-sini saja loh Ra. Lagi pula di tempat kita sini juga banyak proyek pembangunan. Kalau ada dia kan biar semua proyek pembangunan desa dan proyek-proyek yang lain aku kasih ke dia semua."

Rara tersenyum.

"Coba Ngomong sama Adam ya Ra?" pinta Mahmud.

"Insyaallah mas, entar deh Rara sampaikan."

"Bener ya Ra!"

"Iya. Oh bapak sudah selesai belum makannya sekarang sudah jam dua nih. Nanti kena marah kalau kita terlambat datang," Rara mengingatkan Kamal, tentang waktu istirahat mereka yang sudah mau habis.

"Sudah siap kok. Kalau begitu kamu tunggu di mobil, biar saya yang bayar makan dulu!" Pinta Kamal.

Rara mengangguk, "Duluan ya mas Mahmud. Selamat berpusing ria," Pamit Rara pada Mahmud sambil mengajak Ali pergi, namun ketika mereka belum terlalu beberapa langkah Ali berbalik lagi kearah Mahmud dan bertanya, "Om kadal ijo itu apa?" Tanya bocil itu.

Mahmud tersenyum, "Oh itu artinya cicak yang besar," jawabnya sambil mengacak-acak rambut Ali yang masih rapi karena diberi Gel rambut khusus anak-anak.

"Oh..." Ali ber ooohhh panjang dan Mahmud tersenyum senang.

Dasar anak pinter selalu penasaran dengan berbagai hal, pikir Rara.

****

Benar dugaan Rara, begitu sesampainya di kantor mereka berdua di omelin oleh teman-teman yang lain karana menghilang tanpa kabar saat jam makan siang dan terlambat kembali ke sekolah.

"Sorry deh, besok gak lagi-lagi," jawab Rara santai.

Sedang Kamal, tidak ambil pusing dengan omelan teman sekantornya, pria itu memindahkan Ali dari dalam mobil ke Ruang UKS yang ada di sebelah Ruang guru dan menidurkan bocah berumur lima tahun itu disana.

Sedangkan Rara langsung bergabung dengan guru dan para staf yang lain untuk membereskan barang-barang mereka agar tidak berantakan dan menindahkan map dari ruang guru ke Aula sekolah.

"Rara, bawa Staples sama kain panjangnya sekalian ya?" pinta Bu Liana saat Rara hendak pergi ke aula.

"Yes mom," jawab ibu satu anak itu memenuhi permintaan teman-temannya.

Karena akreditasi dilaksanakan di Aula sekolah, dan mereka sekarang sedang gotong royong merapihkan juga membersihkan ruangan itu agar layak dan terlihat indah dipandang mata pagi tim asesor besok pagi.

Setelah berkerja kurang lebih tiga jam, kini semua telah siap sedia Dan untuk saat ini, pertama kalinya setelah dua minggu berturut-turut para guru dan para staf SMA NEGERI NUSANTARA tidak lembur sampai malam.

*****

Terpopuler

Comments

Afseen

Afseen

waah biasanya klo didunia nyata suami kerja ditmpat lain pulang sbulan ampe dua bulan sekali, apalagi hanya nginap sehari dua hari, pasti punya istri lagi tuh

2022-01-12

1

Nurhayati

Nurhayati

si Adam beneran kerja kan ya,bukan beristri lg

2021-12-18

0

QQ

QQ

Bang Toyib alias si Adam gmn kabarnya??? Ngga inget punya anak bini kali, keluar rumah berasa bujangan aja atau dia udah punya gandengan makanya tenang aja.

2021-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teman Satu Tim
2 Bab 2. Tidak dianggap Istri
3 Bab 3. Teman Lama
4 Bab 4. Tim Asesor
5 Bab 5. Kekesalan Rara
6 Bab 6. Panitia Ujian
7 Bab 7. Ada apa ini?
8 Bab 8. Ungkapan Hati
9 Bab 9. Penolakan Rangga
10 Bab 10. Gosip
11 Bab 11. Aku Cinta Kamu
12 Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13 Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14 Bab 14. Apakah itu Salah
15 Bab 15. Kepulangan Adam
16 Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17 Bab 17. Begitu Egois
18 Bab 18. Seandainya
19 Bab 19. Pemberi Saran
20 Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21 Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22 Bab 22. Alasan
23 Bab 23. Liburan
24 Bab 24. Bad Mood
25 Bab 25. Bebas
26 Bab 26. Hari kedua
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Kakak Adik
29 Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30 Bab 30. Kencan
31 Bab 31. Kencan 2
32 Bab 32. Informasi Dari Monic
33 Bab 33. Menghindari Masalah
34 Bab 34. Pinjam Bentar
35 Profil Tokoh
36 Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37 Bab 36. Pulang
38 Bab 37. Pusing
39 Bab 38. Panggil Aku Ayah
40 Bab 39. Ketua Baru
41 Bab 40. Marcell
42 Bab 41. Mulai Dekat
43 Bab 42. Bermain Api
44 Bab 43. Ketahuan
45 Bab 44. Kemarahan Eka
46 Bab 45. Nasehat Syaputra
47 Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48 Bab 47. Kisah Monica
49 Bab 48. Perasaan Monica
50 Bab 49. Demam
51 Bab 50. Tak Tega
52 Bab 51. Pak Tua 1
53 Bab 52. Pak Tua 2
54 Bab 53. Maafkan Aku
55 Bab 54. Pengganggu
56 Bab 55. Curiga
57 Bab 56. Belum Terungkap
58 Bab 57. Mencoba Jujur
59 Bab 58. Melepas Rindu
60 Bab 59. Bermain Cantik
61 Bab 61. Semua Demi Kamu
62 Informasi
63 Bab 62. Makan Malam
64 Bab 63. De Javu
65 Bab 64. Jebakkan
66 Bab 65. Ketahuan
67 Bab 66. Terungkap
68 Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69 Bab 68. Ada Apa Ini?
70 Bab 69. Bumerang 1
71 Bab 70. Bumerang 2
72 Bab 71. Perang Badai 1
73 Bab 72. Perang Badai 2
74 Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75 Bab 74. Kesempatan Ke dua
76 Bab 75. Berubah
77 Bab 76. Tetap Sabar
78 Bab 77. Keresahan Hati
79 Bab 78. Tumben
80 Bab 79. Berkunjung
81 Bab 80. Tidak Percaya
82 Bab 81. Keluarga Rara 1
83 Bab 82. Keluarga Rara 2
84 Bab 83. Nasehat Ibu
85 Bab 84. Kebersamaan
86 Bab 85. Rahasia Rara
87 Bab 86. Rahasia Rara 2
88 Bab 87. Semua Karena Dia
89 Bab 88. Mencari Informasi
90 Bab 89. Mencari Informasi 2
91 Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92 Bab 91. Memberi Hukuman
93 Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94 Bab 93. Papa Siaga
95 Bab 94. We Time
96 Bab 95. Saling Mengerti
97 Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98 Bab 97. Mencoba Hal Baru
99 Bab 98. Permintaan Rara
100 Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101 Bab 100. Informasi Terbaru
102 Bab 101. Bad Mood
103 Bab 102. H -
104 Bab 103. Persiapan
105 Bab 104. Malam Yang Panjang
106 Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107 Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108 Bab 107. Obrolan
109 Bab 108. Bertemu Lagi
110 Bab 109. Janji Yang Terucap
111 Bab 110. Tidak Jodoh
112 Bab 111. Kecewa
113 Bab 112. Rain
114 PENGUMUMAN
115 Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116 Bab 114. Kecewa
117 Bab 115. Kecewa 2
118 Bab 116. Pencerahan
119 Bab 117. Karma Untuk Monica
120 Bab 118. Akhir dari Monica
121 Bab 119. Masih Marah
122 Bab 120. Titik Buntu
123 Bab 121 Kencan Mainstream
124 Bab 122. Kencan Mainstream 2
125 Bab 123. Tempat Favorit
126 Bab 124. Tempat Favorit 2
127 Bab 125. Akhirnya
128 Bab 126. Menghilang
129 Bab 127. Mencari Mu
130 128. Menemukan Mu
131 Bab 129. Perjalanan
132 Bab 130. Bertemu Sahabat
133 Bab 131. Rencana Menghilangkan
134 Bab 132. Sampai Bali
135 Bab 133. Musuh Baru
136 Bab 134. Ada Yang Kurang
137 Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138 Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139 Bab 137. Pria Sejati
140 Bab 138. Paket Bulan Madu
141 Bab 139. Waktu untuk Berdua
142 Bab 140. Promil ke 2
143 Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144 Bab 142. Kangen
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1. Teman Satu Tim
2
Bab 2. Tidak dianggap Istri
3
Bab 3. Teman Lama
4
Bab 4. Tim Asesor
5
Bab 5. Kekesalan Rara
6
Bab 6. Panitia Ujian
7
Bab 7. Ada apa ini?
8
Bab 8. Ungkapan Hati
9
Bab 9. Penolakan Rangga
10
Bab 10. Gosip
11
Bab 11. Aku Cinta Kamu
12
Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13
Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14
Bab 14. Apakah itu Salah
15
Bab 15. Kepulangan Adam
16
Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17
Bab 17. Begitu Egois
18
Bab 18. Seandainya
19
Bab 19. Pemberi Saran
20
Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21
Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22
Bab 22. Alasan
23
Bab 23. Liburan
24
Bab 24. Bad Mood
25
Bab 25. Bebas
26
Bab 26. Hari kedua
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Kakak Adik
29
Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30
Bab 30. Kencan
31
Bab 31. Kencan 2
32
Bab 32. Informasi Dari Monic
33
Bab 33. Menghindari Masalah
34
Bab 34. Pinjam Bentar
35
Profil Tokoh
36
Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37
Bab 36. Pulang
38
Bab 37. Pusing
39
Bab 38. Panggil Aku Ayah
40
Bab 39. Ketua Baru
41
Bab 40. Marcell
42
Bab 41. Mulai Dekat
43
Bab 42. Bermain Api
44
Bab 43. Ketahuan
45
Bab 44. Kemarahan Eka
46
Bab 45. Nasehat Syaputra
47
Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48
Bab 47. Kisah Monica
49
Bab 48. Perasaan Monica
50
Bab 49. Demam
51
Bab 50. Tak Tega
52
Bab 51. Pak Tua 1
53
Bab 52. Pak Tua 2
54
Bab 53. Maafkan Aku
55
Bab 54. Pengganggu
56
Bab 55. Curiga
57
Bab 56. Belum Terungkap
58
Bab 57. Mencoba Jujur
59
Bab 58. Melepas Rindu
60
Bab 59. Bermain Cantik
61
Bab 61. Semua Demi Kamu
62
Informasi
63
Bab 62. Makan Malam
64
Bab 63. De Javu
65
Bab 64. Jebakkan
66
Bab 65. Ketahuan
67
Bab 66. Terungkap
68
Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69
Bab 68. Ada Apa Ini?
70
Bab 69. Bumerang 1
71
Bab 70. Bumerang 2
72
Bab 71. Perang Badai 1
73
Bab 72. Perang Badai 2
74
Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75
Bab 74. Kesempatan Ke dua
76
Bab 75. Berubah
77
Bab 76. Tetap Sabar
78
Bab 77. Keresahan Hati
79
Bab 78. Tumben
80
Bab 79. Berkunjung
81
Bab 80. Tidak Percaya
82
Bab 81. Keluarga Rara 1
83
Bab 82. Keluarga Rara 2
84
Bab 83. Nasehat Ibu
85
Bab 84. Kebersamaan
86
Bab 85. Rahasia Rara
87
Bab 86. Rahasia Rara 2
88
Bab 87. Semua Karena Dia
89
Bab 88. Mencari Informasi
90
Bab 89. Mencari Informasi 2
91
Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92
Bab 91. Memberi Hukuman
93
Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94
Bab 93. Papa Siaga
95
Bab 94. We Time
96
Bab 95. Saling Mengerti
97
Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98
Bab 97. Mencoba Hal Baru
99
Bab 98. Permintaan Rara
100
Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101
Bab 100. Informasi Terbaru
102
Bab 101. Bad Mood
103
Bab 102. H -
104
Bab 103. Persiapan
105
Bab 104. Malam Yang Panjang
106
Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107
Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108
Bab 107. Obrolan
109
Bab 108. Bertemu Lagi
110
Bab 109. Janji Yang Terucap
111
Bab 110. Tidak Jodoh
112
Bab 111. Kecewa
113
Bab 112. Rain
114
PENGUMUMAN
115
Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116
Bab 114. Kecewa
117
Bab 115. Kecewa 2
118
Bab 116. Pencerahan
119
Bab 117. Karma Untuk Monica
120
Bab 118. Akhir dari Monica
121
Bab 119. Masih Marah
122
Bab 120. Titik Buntu
123
Bab 121 Kencan Mainstream
124
Bab 122. Kencan Mainstream 2
125
Bab 123. Tempat Favorit
126
Bab 124. Tempat Favorit 2
127
Bab 125. Akhirnya
128
Bab 126. Menghilang
129
Bab 127. Mencari Mu
130
128. Menemukan Mu
131
Bab 129. Perjalanan
132
Bab 130. Bertemu Sahabat
133
Bab 131. Rencana Menghilangkan
134
Bab 132. Sampai Bali
135
Bab 133. Musuh Baru
136
Bab 134. Ada Yang Kurang
137
Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138
Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139
Bab 137. Pria Sejati
140
Bab 138. Paket Bulan Madu
141
Bab 139. Waktu untuk Berdua
142
Bab 140. Promil ke 2
143
Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144
Bab 142. Kangen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!