Tak seberapa lama setelah sholat HP Rara berbunyi menandakan ada panggilan masuk, "Pak Kamal" nama yang tertera di monitor HP.
"Hallo, Assalamualaikum."
"Walaikumsalam. Kamu sudah siap belum Ra? ini saya sudah ada di depan rumah kamu."
"Oh iya pak, tunggu sebentar. Ini lagi mau keluar."
"Ok. Gak usah buru-buru. Yang penting saya tidak nungguin kamu makan siang saja," jawab Kamal konyol.
Rara pun tersenyum mendengar itu meski Kamal tidak dapat melihat senyumnya.
"Tidak pak, kalau masih mau makan siang, mungkin butuh tiga puluh menit untuk bapak menunggu saya," Jawab Rara memberi tahu.
Cepat-cepat Rara melipat mukenanya kemudian keluar untuk mencari Ali yang ternyata sedang bermain di ruang tengah dengan Yuda anak dari mbak yang membersikan rumah mertuanya.
"Ali, ayo kita pulang?" pinta Rara.
"Ali sini saja ma. Ali masih mau main sama mas Yuda."
Rara berjongkok di depan putranya, menyentuh pundak lelaki kecil itu guna memberikan pengertian, "Kita pulang dulu, besok main lagi. Mas Yuda juga mau pulang kok, mau bobok siang dulu."
"Iya Ali. Kamu pulang dulu, besok kita main lagi" Kata Yuda menambahkan.
"Bener ya mas, besok kita main lagi."
"Iya. Besok mas bawakan gambaran yang banyak banget buat kita main bareng," ucap Yuda sambil merentangkan kedua tangannya sebagai ekspresi banyak banget yang dia ucapkan, "Sekarang kamu pulang dulu sama mama kamu."
"Besok Ali juga bawa robot-robotan Ali yang baru ya ma? Buat main sama mas Yuda?" Pinta Ali sambil mendongak menatap Rara meminta jawaban.
"Iya, besok mama bawakan Robot sama mobilan kamu kalau buat main. Yok, salam dulu sama Nenek sebelum pulang," Pinta Rara sambil menuntun putranya mencari Eka di halaman belakang, diikutin oleh Yuda.
Seperti biasa, setiap pulang dari rumah mertuanya pasti Rara mendapatkan banyak bekal makanan, terutama untuk putranya. Seolah mereka berdua kelaparan saat berada di rumah.
Lihatlah tas sekolah Ali yang sudah penuh dengan berbagai makanan ringan, entah apa saja isinya. Belum lagi rantang sayur yang sudah tersusun rapi di atas meja. Passi isinya pepes ikan dan rendang daging yang barusan dimasak oleh mama eka.
*****
"Kamu sudah makan siang Rara?" Tanya Kamal ketika mobil mereka sedang melintasi kawasan pasar.
"Sudah, bapak sendiri sudah makan siang apa belum?" tanya Rara sambil menoleh pada Kamal yang duduk disebelahnya.
"Kebetulan kalau saya belum. Jadi gak masalah kan kalau kita berhenti sebentar untuk makan siang?"
"Gak masalah kok. Toh waktu kita juga masih ada satu jam lagi, sebelum jam masuk kantor," ujar Rara sambil melirik jam di pergelangan tangannya.
Kini mobil Kamal berhenti pada sebuah rumah makan lesehan yang masih ada di kawasan kota K.
Rara dan Ali memesan jus jeruk sedangkan Kamal menikmati makan siangnya.
Ketika sedang asik dengan kegiatan masing-masing tiba-tiba seseorang menepuk bahu Rara.
"Hay...lagi makan Ra?" sapanya ramah.
Rara nemoleh kearah suara tersebut dan, "Mas Mahmud, lagi makan juga?" tanya Rara begitu tahu siapa yang menyapanya yaitu tetangga rumah Eka.
"Gak, saya lagi nyapa kamu," jawab Mahmud ngaco.
Rara meringis.
"Hai brow, apa kabar?" sapa Mahmud begitu tahu ada Kamal di sebelah Rara.
"Eh..ternyata elo brow," jawab Kamal ketika tahu yang menyapa adalah sahabat sendiri.
"Wah...kayaknya laper bener nih makhluk satu. Makan sampai gak lihat ada orang lewat," ejek Mahmud.
Kamal tersenyum, "Biasalah, kalau lagi makan enak mah pura-pura gak kenal saja, apa lagi yang lewat model kadal ijo kayak elo gitu. Sekali senggol saja duit gue langsung habis."
"Hahaha," Mahmud tertawa mendengar penuturan Kamal, "bisa aja loh brow. Btw dari mana nih kalian, kok bareng-bareng gini? Tumben?" Mahmud mengerling kan matanya genit.
"Dari rumah mama."
"Dari rumah elo."
Jawab Rara dan Kamal berbarengan.
"Oh..., ngapain elo kerumah gue? Mau ngerampok ya?" todong Mahmud pada Kamal.
"Gile loh ndro. Emang sekaya apa elo sekarang? Sampai takut gue rampok segala. Makan juga masih ikut bokap sok gaya loh."
"Ya elah, emang elo kagak tahu kalau sekarang gue udah jadi pak lurah?" jawab Mahmud jumawa.
"Cie, iya sampai lupa gue kalau kadal ijo ini sekarang sudah jadi lurah," Kamal tertawa, "Sendirian saja elo?"
"Tidak, tadi lagi bareng tim, tapi habis makan siang langsung pada bubar."
"Emang sibuk apa sih? Kata bapak, elo sekarang sibuk banget sampai jarang pulang."
"Biasa lah. Ngurusin pembangunan desa, kemarin dana yang turun tidak sesuai dengan proposal yang gue ajukan dan ternyata ketuker dengan desa sebelah, makanya tadi kita rapat lagi."
"Kalau yang turun lebih banyak dari yang dianggarkan gak apa-apa mas, Mayan itu," Sambung Rara.
"Kalau itu sih, mas gak pusing Ra. Tinggal masukin kantong saja kalau ada sisi, tapi masalahnya kurang sih."
"Dasar Kadal Ijo. Baru juga jadi kepala desa berapa bulan, sudah mencoba untuk korupsi," Cemooh Kamal sambil memukul lengan sahabatnya.
Tapi Mahmud tidak peduli dengan ejek Kamal, "Kok kalian bisa berdua-duaan gini sih? Emang kalian sengaja janjian buat pergi bareng ya? Atau jangan-jangan ada apa-apa ini?" Selidik Mahmud penuh curiga.
"Janjian gimana? Rara kan teman satu kantor gue."
"Hah, masak iya. Wah....kamu wajib mengajukan pindah nih Ra, kalau satu kantor sama monyet gila model dia ini," tutur Mahmud sambil tertawa. Dia gak nyangka jika Rara adalah teman sekantor sang sahabat.
"Hus, ada anak kecil ngomongnya hati-hati." Ujar Rara sambil menunjuk Ali dengan dagunya memberi tanda kepada dua bapak-bapak yang tak tahu malu itu.
Seketika itu tawa Mahmud terhenti. "Aku pikir tadi kamu lagi makan sama Adam ternyata sama Kamal," Ujar Mahmud, "Adam apa kabar Ra?"
"Baik."
"Masih di luar kota juga."
"Iya."
"Suruh kerja disini-sini saja loh Ra. Lagi pula di tempat kita sini juga banyak proyek pembangunan. Kalau ada dia kan biar semua proyek pembangunan desa dan proyek-proyek yang lain aku kasih ke dia semua."
Rara tersenyum.
"Coba Ngomong sama Adam ya Ra?" pinta Mahmud.
"Insyaallah mas, entar deh Rara sampaikan."
"Bener ya Ra!"
"Iya. Oh bapak sudah selesai belum makannya sekarang sudah jam dua nih. Nanti kena marah kalau kita terlambat datang," Rara mengingatkan Kamal, tentang waktu istirahat mereka yang sudah mau habis.
"Sudah siap kok. Kalau begitu kamu tunggu di mobil, biar saya yang bayar makan dulu!" Pinta Kamal.
Rara mengangguk, "Duluan ya mas Mahmud. Selamat berpusing ria," Pamit Rara pada Mahmud sambil mengajak Ali pergi, namun ketika mereka belum terlalu beberapa langkah Ali berbalik lagi kearah Mahmud dan bertanya, "Om kadal ijo itu apa?" Tanya bocil itu.
Mahmud tersenyum, "Oh itu artinya cicak yang besar," jawabnya sambil mengacak-acak rambut Ali yang masih rapi karena diberi Gel rambut khusus anak-anak.
"Oh..." Ali ber ooohhh panjang dan Mahmud tersenyum senang.
Dasar anak pinter selalu penasaran dengan berbagai hal, pikir Rara.
****
Benar dugaan Rara, begitu sesampainya di kantor mereka berdua di omelin oleh teman-teman yang lain karana menghilang tanpa kabar saat jam makan siang dan terlambat kembali ke sekolah.
"Sorry deh, besok gak lagi-lagi," jawab Rara santai.
Sedang Kamal, tidak ambil pusing dengan omelan teman sekantornya, pria itu memindahkan Ali dari dalam mobil ke Ruang UKS yang ada di sebelah Ruang guru dan menidurkan bocah berumur lima tahun itu disana.
Sedangkan Rara langsung bergabung dengan guru dan para staf yang lain untuk membereskan barang-barang mereka agar tidak berantakan dan menindahkan map dari ruang guru ke Aula sekolah.
"Rara, bawa Staples sama kain panjangnya sekalian ya?" pinta Bu Liana saat Rara hendak pergi ke aula.
"Yes mom," jawab ibu satu anak itu memenuhi permintaan teman-temannya.
Karena akreditasi dilaksanakan di Aula sekolah, dan mereka sekarang sedang gotong royong merapihkan juga membersihkan ruangan itu agar layak dan terlihat indah dipandang mata pagi tim asesor besok pagi.
Setelah berkerja kurang lebih tiga jam, kini semua telah siap sedia Dan untuk saat ini, pertama kalinya setelah dua minggu berturut-turut para guru dan para staf SMA NEGERI NUSANTARA tidak lembur sampai malam.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Afseen
waah biasanya klo didunia nyata suami kerja ditmpat lain pulang sbulan ampe dua bulan sekali, apalagi hanya nginap sehari dua hari, pasti punya istri lagi tuh
2022-01-12
1
Nurhayati
si Adam beneran kerja kan ya,bukan beristri lg
2021-12-18
0
QQ
Bang Toyib alias si Adam gmn kabarnya??? Ngga inget punya anak bini kali, keluar rumah berasa bujangan aja atau dia udah punya gandengan makanya tenang aja.
2021-12-14
0