"HENTIKAN!!"
Teriak seorang laki-laki marah.
"Siapa kamu?" Tanya Dewi saat melihat Rangga menghampiri mereka dengan tatapan marah.
"Saya adik iparnya Rara, dan saya tahu siapa dia sebenarnya. Tidak mungkin kakak ipar saya mengoda suami anda. Jadi anda jangan berlaku kasar kepada Rara atau saya laporkan anda ke kepolisian!" Ancam pria itu tegas.
"Laporkan saja saya tidak takut. Kenyataanya Kakak ipar mu ini memang menggoda suami ku. Mau apa kamu?"
"Ada bukti yang menunjukkan jika kakak ipar saya mengoda suami anda? Ada fotonya? Atau ada video yang menunjukkan jika Rara selingkuh dengan suami Anda? Jika anda tidak punya bukti apa-apa jangan asal tuduh. Itu fitnah namanya dan anda bisa kami penjarakan dengan tuduhan pencernaan nama baik."
Seketika Bu Dewi terdiam. Dia memang tidak punya bukti jika Kamal selingkuh dengan Rara, tidak ada video ataupun foto saat mereka berduaan, tapi dari gosip yang beredar dan para tetangga yang ngomong kalau mereka sering keluar bareng. Serta pengakuan Kamal yang mengatakan jika dia menyukai Rara, dan sayang nya Dewi tidak merekam semua itu. Apakah pernyataan suaminya bisa di jadikan bukti.
"Suami ku bilang jika dia menyukai Rara, kalau bukan karena prempuan itu yang mengoda suami ku dulu tentu dia tidak akan tertarik dan rumah tangga kita jadi berantakan bukan? Karena itu saya marah sama dia," aku Dewi.
Rangga Smrik, "kalau kejadian nya kayak gitu harus anda marah sama suami anda bukan dengan kakak ipar saya, dan untuk memastikan tentu anda bisa bertanya baik-baik bukan dengan main hakim sendiri. Karena pada kenyataannya perselingkuhan itu terjadi karena kedua belah pihak yang memiliki rasa dan saling mau berkhianat, bukan hanya seorang saja. Sekarang anda lihat akibat perbuatan anda pada Rara? Anda sudah menyakitinya. Lalu bagaimana anda akan bertanggung jawab dengan ini semua? Akan kah kita selesaikan masalah ini secara hukum? Karena anda sudah menyakiti dan merusak nama baiknya?"
Lagi-lagi Dewi terdiam.
"Lebih baik anda pulang saja sekarang. Biar kami yang urus masalah ini!" Tegas Rangga.
"Pak Kamal bawa istri anda pergi dari sini, atau saya yg akan menyeretnya dengan kasar!" Ancam Rangga garang.
"Ayo bu, kita pulang malu kalau marah-marah di sini, apa lagi sampai di seret!" Ujar Kamal sambil menyeret lengan istrinya yang masih tidak mau pergi.
"Inget ya prempuan sundel urusan kita belum selesai," Ujar Dewi sambil menunjuk Rara dan pergi mengikuti Kamal lantaran di tarik paksa oleh suaminya. Dan keduanya pergi dari rumah Rara.
Begitu mereka berdua pergi Rara terduduk lemas di teras, air matanya langsung mengalir deras hingga tubuhnya terguncang.
"Aku tidak selingkuh bang, demi Allah," ucap Mahmud Abbas itu diantara Isak tangisnya.
"Iya Abang tahu Rara. Aku tahu siapa kamu, dan kamu tidak mungkin berbuat serendah itu," Rangga menenangkanya, menepuk-nepuk bahu Rara. Menyalurkan beberapa Amper kekuatan pada kakak iparnya itu. Di genggam nya jemari Rara yang terasa sedingin es. Menunjukkan jika mama Ali begitu sangat ketakutan.
"Rara tidak tahu kenapa bisa begini, padahal Rara tidak ada hubungan apa-apa sama pak kamal. Rara sedih bang!" Ucap Rara masih sesegukan.
Rangga tidak tega, sehingga dia memeluk kakak iparnya itu.
"Sabar ya Ra."
"Rara malu bang."
"Abang tahu."
"Rara juga takut."
"Tenang Ra, Abang akan selalu ada buat kamu juga Ali. Buat melindungin dan jagain kalian berdua," Rangga mencoba menenangkan kakak iparnya.
Rara menangis dalam pelukan Rangga cukup lama. Menumpahkan semua beban yang di deritanya lewat tangisan itu.
Tidak perduli dengan pandangan tetangga sekitar, karena yang dirasakan hatinya kini hanyalah sakit dan sangat takut juga sedih yang teramat sangat.
Dia ingin melepaskan semua beban itu, tapi tak kuasa.
Andai ada Adam di rumah mungkin hal ini tidak akan terjadi. Mungkin tidak akan ada orang yang memperlakukan dia sekasar tadi, mungkin dia tidak harus dianiaya seperti tadi. Tubuhnya sakit tapi hatinya lebih sakit lagi.
Oh teganya Adam yang begitu kejam padanya, meninggalkan dia sendirian hingga harus mengalami hal buruk sedemikian rupa. Apa salahnya hingga Rara harus di perlakukan seperti itu? Padahal dia tidak merebut atau menyukai suami orang lain. Kenapa fitnah begitu kejam menghampiri dirinya? Kenapa harus dia?
*****
Rangga tahu benar siap Rara dan apa yang tengah dirasakan oleh kakak iparnya. Seumur hidupnya Rara tidak pernah di bentak ataupun di perlakukan dengan kasar, baik itu oleh keluarga sendiri ataupun orang lain.
Didalam keluarga nya dia selalu di sayang dan dimanja karena merupakan anak perempuan satu-satunya karena kedua Kakak Rara semuanya laki-laki.
Rangga juga tahu jika Rara tidak mungkin bermain hati dan menghianati pernikahan nya dengan Adam. Jika memang dia ingin selingkuh dari Adam, tentu Rangga lah orangnya. Mengingat hubungan mereka yang begitu sangat dekat tidak mungkin jika tidak ada rasa diantara mereka berdua.
Namun nyatanya baik Rara ataupun Rangga tidak ada yang mengungkapkan rasa guna untuk memulai penghianatan itu terjadi.
Rangga yang begitu menyayangi Rara menerima wanita itu menjadi kakak iparnya meski itu berat. Dia hanya menjaga dan melindungi sekuat tenang orang yang di cintai nya. Bagi Rangga cinta terlalu suci untuk di nodai.
Jika memang Allah menginginkan mereka untuk bersama pasti ada jalan untuk itu, meski tanpa perselingkuhan ataupun penghianat.
Begitu pun Rara, meski dia tahu jika Rangga adalah mantan kekasihnya tapi istri Adam juga tidak pernah mengutarakan niatnya untuk berhiyanat dibelakangnya sang suami, walau dia sadar seratus persen Adam tidak pernah perhatian pada dia dan Ali. Menurut Rara, cintanya kepada Rangga terlalu suci untuk di nodai, dan pernikahan dengan Adam juga terlalu sakral untuk di hianati. Menurut Rara, selingkuh itu suatu penyakit, jika sudah mencoba akan sulit untuk berhenti.
Mungkin sekarang dia bilang sembuh saat sudah mendapatkan pasangan yang dia sayang namun kelak jika dia mengalami masalah dengan pasangannya pasti penyakit itu akan kambuh lagi dan yang membuat dia akhirnya selingkuh lagi, begitu seterusnya hingga ajal menjemput. Karena itu, dari pada mencoba hal yang di nistain Agam mending tidak pernah mendekati nya sama sekali.
Itu yang menyebabkan Rara tidak pernah menjalin hubungan lagi dengan Rangga mesti peluang untuk berkhianat begitu sangat besar.
***
Hampir satu jam Rara menangis di bahu Rangga. Menumpahkan segala kesedihan dan sesak di dada. Hingga bahu Rangga basah oleh ingus dan air mata Rara.
"Maaf bang, baju Abang kotor," ujar Rara pelan penuh penyesalan juga rasa bersalah.
"Tak apa Ra, nanti bisa di cuci."
" Biar nanti Rara yang cucikan," tawarnya.
"Boleh," jawab Rangga.
Setelah di rasa Rara cukup tenang, Rangga memuntun kakak iparnya masuk ke dalam rumah. Mendudukkan Rara di kursi ruang tengah, disana sudah ada si mbok sedang memeluk Ali yang juga menangis.
Begitu melihat Rangga datang Ali langsung berlari ke pelukan Rangga.
"Om, aku takut!" Adu bocah itu.
"Sabar ya boy!" Rangga balas memeluk dan mengelus kepala keponakannya.
"Mama gak apa-apa?" Tanya Ali sambil mendongakkan menatap wajah sang ibu.
Rara mengeleng, "gak apa-apa sayang," jawabnya pelan.
"Pipi mama merah," Ali mengelus pipi Rara dengan jemari kecilnya, "apa ini sakit ma?"
Rara mengeleng, "tidak, kan sudah Ali sentuhan, jadi sudah sembuh, tidak sakit lagi."
Ali beralih memeluk sang mama, "maafkan Ali ya ma, Ali belum bisa melindungi mama. Kelak saat Ali besar, Ali akan selalu melindungi mama dari orang-orang jahat itu," tutur anak Rara yang membuat air mata Rara kembali turun.
"Terimakasih sayang," jawab Rara pelan, sambil memeluk Ali penuh sayang.
*
*
*
*
Di tunggu
Like dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Reader
Mahmud mksdnya mama muda kali yaaa
2022-05-11
0
Momy Victory 🏆👑🌹
semangat Thor 💪🏿🔥🌹
2022-04-29
0
Momy Victory 🏆👑🌹
sekuat tenaga
2022-04-29
0