Rara yang keluar dari dapur dengan membawa nampan berisi tiga gelas minuman dingin, bersamaan dengan papa dan mama mertuanya yang datang dari pintu depan.
"Panas," ucap Eka sambil berjalan masuk ke ruang keluarga dia mana anak, menantu dan cucunya kumpul.
Perempuan berusia lebih dari setengah abad itu langsung berdiri di depan kipas angin guna mengeringkan keringat yang membanjir tubuhnya.
Beda Eka beda pula Syaputra, lelaki berusia enam puluh tahun itu langsung mengambil gelas dari atas meja dan meneguk isinya hingga separuh.
"Ah...segar!" Ucap pria berambut hitam putih itu mengakhiri aksinya.
Ali yang melihat aksi sang kakek langsung duduk tegak.
"Kakek itukan milik Ali!" Teriak anak Rara begitu melihat jeruk miliknya di minum oleh Syaputra.
"Maaf sayang kakek gak tahu," ucap Syaputra.
Ali yang marah langsung melipat kedua lengannya di dada, memanyunkan bibirnya. Bocah kecil itu berjalan cepat ke belakang sambil menghentak-hentakan kakinya tanda dia sedang kesal.
Syaputra yang merasa bersalah meletakkan gelasnya kembali, kemudian menyusul sang cucu untuk merayunya, begitu juga dengan Rangga, pria itu melakukan hal yang sama seperti yang sang ayah lakukan. Merayu bocil kesayangan yang sedang ngambek.
Kini di ruang keluarga hanya ada Eka dan Rara, keduanya duduk berdampingan sambil menonton sinetron ikan terbang.
"Memang habis kondang dari mana ma? Kok perginya siang-siang gini?" Tanya Rara sambil menoleh pada Eka yang sedang melepas Bros dan jarum pentul dari hijab pashmina nya.
"Dari tempat pak haji Ruslam, Ra. Kata papa mu biar sekalian makan siang. Makanya datangnya pas panas-panas gini.
"Pak haji Ruslam itu yang tokonya ada di sebelah toko papa kan ma?" Tanya Rara, karena dia tidak tahu siapa saja nama tetangga toko ayah mertuanya yang berada di pasar kota U, "yang punya toko elektronik itu?"
"Iya."
"Terus yang nikah yang mana? Apa anak gadisnya pak haji yang cantik itu ma?"
Karena setahu Rara, anak pak haji Ruslam yang belum nikah tinggal satu, dan itu prempuan.
"Iya."
"Bukanya dia masih kuliah ma? Kok tiba-tiba nikah? Perasaan baru kemarin dia tanya-tanya sama Rara tentang kuliah itu enek atau tidak," kata Rara memberitahu, dan kejadian itu juga itu juga belum lama, paling baru setahun yang lalu.
"Iya, emang masih kuliah. Dari gosip yang mama dengar sih katanya dia hamil duluan. Mungkin karena itu makanya dia nikah."
"Oh....," Rara membulatkan mulutnya, "gak apa-apa lah ma, malah bagus kok biar prosesnya di permudah makanya ngasih DP duluan."
"Kamu ini, ada orang kena musibah malah di bilang bagus," tegur Eka yang membuat Rara tersenyum tipis.
"Lagipula itu juga cuma gosip kan ma, yang kebenarannya juga belum terbukti."
"Bener Ra, mama juga gak kepo kok. Biar lah. Toh mereka suka sama suka," ujar Eka, "tapi ngomong-ngomong tentang gosip kok mama jadi ke inget sama kamu ya? Sebenarnya mama udah mau tanya sama kamu dari kemarin-kemarin tapi sayang kamu gak pernah main ke sini, makanya mama lupa," lanjut Eka.
"Emang mama mau tanya apa sama Rara?"
"Kata temen arisan mama Katanya kamu selingkuh sama teman sekantor kamu, bener gak Ra?"
Deg,
Seketika Jantung Rara berhenti berdetak begitu mendengar pertanyaan Eka.
"Gak bener ma, Rara gak selingkuh," sangkal perempuan itu cepat.
"Mama juga mikirnya gitu, kamu gak selingkuh. Tapi temen mama bilang kamu sering pergi dengan laki-laki yang pakai mobil warna maroon. Bener Ra, kamu sering pergi sama lelaki itu?"
"Maksud mama pak Kamal?" Karena seingat dia teman kerjanya yang punya mobil warna maroon itu cuma Kamal saja.
"Mama tidak tahu, tapi kata temen-temen mama orang nya tinggi dan agak kurus."
"Itu pak Kamal ma. Di teman sekantor Rara."
"Kamu sering pergi sama dia, ndok? Pergi kencan berdua?" Tanya Eka intens.
"Astagfirullah hal azim!" Rara mengelus dadanya, "mama itu cuma gosip dan semua gak bener. Memang pernah beberapa kali Rara pergi sama pak Kamal, tapi semua dalam urusan pekerjaan. Karena Rara sama dia dalam satu kelompok yang sama. Bukan karena Rara selingkuh sama dia ma, apa lagi pergi kencan. Itu gak bener ma. Toh kalau kita pergi juga Ali selalu ikut dengan Rara bukan hanya berdua," Rara menyangkal habis-habisan gosip yang memperburuk citranya sebagai wanita baik-baik itu.
"dan tetangga kamu juga bilang kalau laki-laki itu sering main ke rumah kamu.
"Tidak sering ma, hanya beberapa kali saja. Rara yang minta dia buat ngajarin bikin aplikasi pembelajaran baru yang Rara tidak bisa. Karena pas di sekolah Rara sibuk dengan jadwal masuk, jadi Rara minta dia buat datang di rumah. Itu juga di rumah ada si mbok dan kita ngobrol di ruang tamu bersama-sama," Rara memberikan konfirmasi ke pada Eka agar mertua tidak curiga dan menuduh dirinya yang bukan-bukan.
"Itu lah Ra, semua hanya gosip, tapi gosip itu bisa bikin kuping kita panas. Apa lagi dengan seratus mu yang sekarang ini. Kamu di rumah sendiri tanpa suami, tentu jika ada laki-laki yang datang ke rumah mu pasti tetangga mu pada heboh semua. Karena itu tolong jaga diri baik-baik. Jaga jarak terhadap lelaki. Meskipun tidak ada Adam di sisih mu, tapi status mu tetep istri dia.
"Iya ma," jawab Rara pelan.
"Ingat ndok, kamu itu istri orang dan Kamal juga suami orang. Dia punya anak dan istrinya. Kalau bisa kamu itu jangan jadi perusak rumah tangga orang. Kasihan anak-anak nanti kalau mereka harus berpisah gara-gara kamu," Eka menasehati sang mantu.
"Rara ngerti kok ma. Lagipula Rara juga gak ada hubungan apa-apa dengan pak Kamal selain hanya rekan kerja, tidak lebih."
"Sebenarnya mama gak enak Ngomong gini sama kamu Ra, bagaimana pun semua ini bukan salah kamu, tapi salah anak mama. Mama sudah berkali-kali bilang sama Adam, nyuruh dia pulang, tapi nyatanya anak itu selalu saja bilang sibuk, banyak kerjaan, lagi banyak proyek, lagi ini dan itu yang berujung tidak pernah nongol. Mama sebenarnya sedih lihat rumah tangga kalian seperti ini, tapi mama dan papa gak bisa berbuat apa-apa," curhat Eka dengan wajah sendu.
"Gak apa-apa loh ma, mungkin mas Adam memang beneran sibuk jadi belum bisa pulang. Aku sama Ali baik-baik saja kok ma. Kami juga sering telponan sama mas Adam kok kalau pas Ali kangen. Dan Rara juga bisa maklum sama keadaan mas Adam. Dia kerja di perusahaan orang yang gak bisa sembarang ambil cuti, dan Rara bisa ngerti dengan itu kok ma," tukas Rara lembut, "Mama gak usah banyak pikiran nanti mama sakit."
"Gimana mama gak kuatir Ra, kalau lihat keadaan kamu kayak gini. Yang jadi gosip orang lantaran suami mu jarang ada di rumah.
Mama cuma gak mau gara-gara Adam sibuk kerja jadinya kamu nyeleweng dari dia," kesedihan begitu tampak di mata sang mertua. Membuat Rara tidak tega harus menambah bebannya.
Rara kembali menatap mertuanya untuk meyakinkan dia, "Ma, itu semua gak bener. Rara gak selingkuh dengan pak Kamal. Dan Rara masih setia sama mas Adam. Jadi mama gak usah kuatir," tegas Rara sama Eka.
"Ya sudah kalau memang tidak ndok, mama lega dengernya. Dari kemarin-kemarin mama selalu kepikiran sama masalah ini. Mau ngomong sama kamu tapi gak pernah ketemu," tutur Eka.
Rara tersenyum, "gak apa-apa ma, Rara bisa maklu," jawab istri adam.
Dia memang harus sabar mengahadapi cobaan rumah tangganya tak seolah tak pernah ada habisnya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ugieh Azha Sugiharti
Adam pst pny slingkuhan.
2021-12-31
1
N∆🥂
Status Thor, masak seratus sih
2021-10-14
0
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
semangat kak,ceritanya seru👍👍
2021-08-25
1