Mbok yang melihat drama Ali dan Rara pun menitikkan air matanya haru, ikut sedih atas musibah yang menimpa majikannya.
Dalam hati prempuan itu pun berujar, kenapa yang menjadi suami mbak Rara itu tidak mas Rangga saja. Seorang pria yang perduli dan bertanggung jawab terhadap keluarga, kenapa harus mas Adam yang selalu membuat istrinya selalu menangis. Tidak bisakah mereka tukar tempat?
Lamunan mbok Atun terhenti ketika terdengar suara Rangga.
"Mbok tolong bikin kan Rara teh hangat mbok!" Pinta Rangga pada mbok.
"Iya mas, sebentar saya bikinkan," Jawab prempuan yang usianya sudah lebih lima puluh tahun tapi masih tampak sangat sehat, langsung beranjak dari duduknya masuk ke dalam membuatkan pesanan Rangga.
Mbok tadi memang menelpon Rangga, mengatakan kalau di rumah ada seorang perempuan yang marah-marah sama Rara sampai melakukan kekerasan fisik terhadap kakak iparnya dan meminta Rangga lekas datang ke sini untuk melerai pertengkaran mereka.
Rangga yang memang sedang dalam perjalanan menuju rumah Rara guna mengantarkan sayur buatan sang mama langsung menginjak gasnya kuat-kuat hingga mobil Toyota miliknya melesat bagaikan setan, di tambah suara tangisan Ali yang terdengar saat telpon tersambung membuat dia jadi tidak sabar untuk lekas mencapai rumah Rara.
Karena bagi Rangga, menjaga dan melindungi Rara juga Ali itu adalah tangung jawab dan membuat keduanya bahagia itu adalah tujuannya.
Tidak perduli seberapa berat usaha yang dia lakukan, tapi jika bisa melihat senyum dan tawa Rara juga Ali itu saja sudah cukup membahagian bagi Rangga.
Karena Rangga merasa jika Rara tidak bahagia dalam pernikahannya tentu di juga tidak akan bahagia, jika Rara menangis maka dia akan sedih juga.
Sebucin itu kah Rangga pada Rara? Mungkin iya, karena cinta suci tidak mudah untuk di nodai.
****
Setelah Rara menghabiskan segelas teh hangat yang mbok Atun berikan, mereka sholat magrib berjamaah di rumah Rara, Rangga yang jadi imam disana. Karena hari memang sudah sore dan magrib juga sudah datang.
"Ra, saran ku untuk sementara waktu kamu tinggal di rumah mama saja dulu. Soalnya aku takut Bu dewi bakal datang lagi dan marah-marah seperti tadi.
Rangga memberi tahu maksud hatinya begitu mereka selesai membaca doa selepas sholat.
"Nanti biar aku yang ngomong sama mama dan papa."
"Jangan bang, Rara tidak mau mereka ikutan sedih."
"Tidak masalah Ra, mereka juga orang tua kamu, jadi mereka berhak tahu apa yang terjadi padamu saat ini. Memberi tahu mereka secara langsung itu lebih baik dari pada mereka tahu dari orang lain, juga biar kita bisa bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi masalah mu kali ini."
"Tapi bang? Aku ragu, jika mereka percaya."
"Itu tidak mungkin Ra, mama dan papa pasti percaya dengan apa yang kamu omongkan, karena mereka berdua sayang sama kamu. Kamu Positif tingking saja," Rangga menepuk bahu Rara.
Setelah memberi tahu mbok bahwa Rara akan tinggal sementara ke rumah mama Eka dan mbok bisa libur untuk sementara waktu, Rangga membatu Rara membereskan barang-barang Ali dan Rara kedalam koper kecil. Lalu mereka pergi ke rumah Syaputra yang berada di kecamatan sebelah.
*****
Rara duduk di atas tempat tidur, menopangkan dagunya pada lutut, sedangkan kedua tangan memeluk kaki.
Pikirannya melayang pada ke kejadian beberapa jam lalu, dia teringat kata-kata Bu Dewi yang marah padanya.
Flashback On.
"Aku bosan dengar suami ku setiap pulang kerja selalu cerita tentang kamu. Kamu yang pinter masak, kamu cantik, baik, menarik, kamu yang ini dan itu. Sambil membanding-bandingkan aku dengan kamu.
Setiap hari dia selalu bilang lebih suka makan di sekolah karena kamu yang masak ketimbang makan masakan ku di rumah," Ujar ibu tiga anak itu emosi.
Kamu tahu kan aku jadi gendut dan jelek begini juga karena dia. Tapi bisa-bisanya saat aku sudah berkorban jiwa raga demi rumah tangga ku kalian malah selingkuh seperti ini.
Flashback off
Kenapa pak Kamal harus seperti itu pada istrinya? kenapa harus menceritakan kejadian di sekolah kepada istrinya di rumah sehingga membuat wanita itu cemburu dan salah paham begitu.
Rara memang suka membawa sayur dan lauk-pauk ke sekolah untuk makan siang dia di sana. Tapi bukan hanya dia yang melakukan hal itu, semua teman perempuannya di kantor melakukan hal yang sama. Mereka membawa bontot dari rumah dan mereka makan siang bersama-sama di kantor saat jam istirahat. Karena makan bersama lebih mengasikkan, mereka juga bisa bertukar menu dengan yang lain, menghemat uang saku, juga bisa menjalin hubungan kekeluargaan antara sesama guru, sehingga bisa mengurangi terjadinya berselisih paham rekan kerja yang lain.
Dan Rara menyarankan bapak-bapak membawa nasi dari rumah dan ibu-ibu yang akan membawa lauk. Soalnya kasihan jika bapak-bapak bawa lauk nanti dia bakal maksa istrinya buat masak pagi-pagi, kan kasihan mereka, yang sudah repot ngurus anak mesti repot juga ngurus suami yang harus bawa sayur ke sekolah, Kalau nasi kan selalu ada di Magicom jadi tidak usah repot-repot Bagun pagi.
Kalau tidak sempat masak juga bisa beli di rumah makan, yang harganya sangat murah, lima ribu sudah dapat banyak.
Jika pun mereka tidak membawa juga tidak masalah, tetap saja bisa makan bersama-sama karena menu yang teman-teman bawa selalu berlebihan sehingga bisa di santap mereka yang tidak sempat membawa bekal.
Apakah perbuatan ku selama ini salah?
Apakah semua yang aku lakukan itu salah?
Apakah itu salah?
Rara benar-benar tidak tahu jika makan siang di sekolah harus berakhir menjadi bencana untuk dirinya.
Rara menangis sendiri di tengah malam buta, saat Ali sudah terlelap tidur disisih nya.
Ternyata menjadi istrinya di atas kertas itu tidak mudah.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
eza
ya gimana ya thor. jaman sekarang harus hati".
niat baik boleh tapi kalo sampe suami orang diurusin apa lagi kalo tu laki baper wafuh bahaya.
mendingan ya jaga jarak aman aja lah biar gak kena sruduk 😁😁
2022-05-23
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
nyicil tipis2 ya Kak. feedback ya😘😘
2021-12-12
0
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
,,👍👍👍 semangat kak
2021-09-03
1