Bab 17. Begitu Egois

Liburan semester telah tiba. Para guru dan staf di SMA NUSANTARA akan jalan-jalan ke Yogjakarta.

Wisata kali ini sudah di rencanakan sejak awal tahun ajaran baru kemarin dan mereka juga sudah menabung setiap bulanya di koprasi sekolah guna uang saku perjalanan mereka.

Rara dan Kamal yang menjadi team terkompak, sekaligus team yang mendapatkan nilai terbaik saat akreditasi sekolah kemarin, mendapatkan tiket gratisan PP liburan kali ini sebagai hadiah.

Tapi hal itu tidak serta merta membuat Rara senang. Karena syarat liburan mereka kali ini tidak boleh membawa anak, suami atau istri mereka.

Melainkan full hanya untuk guru dan staf SMA saja, tanpa adanya anggota keluarga yang ikut bergabung.

Alasannya kalau bawa anak, dan sama suami nanti para emak-emak hanya akan sibuk ngurusin keluarga mereka, sehingga tidak bisa bersantai dan bersenang-senang dengan teman-teman yang lain.

Untung saja di kantor mereka tidak ada pasangan pasutri, sehingga tidak harus bingung dengan nasib anak-anak mereka saat ditinggal orang tuanya pergi liburan nanti.

Seperti Rara saat ini yang tujuh keliling meski menitipkan Ali kemana saat dia pergi besok.

Rara menimang-nimang Handphone nya. Bingung, apakah dia harus menghubungi Adam daneminta tolong pada suaminya atau tidak. Berkali-kali dia menatap wajah putranya yang sudah tertidur lelap di sebelahnya.

Karena putra nya masih kecil, sehingga dia membutuhkan banyak waktu untuk istirahat karena itu Rara menetapkan jam tidur Ali adalah jam sembilan malam. Sedangkan sekarang jam sebelas malam, biasanya jam segini Rara juga sudah terbuai mimpi bersama putranya.

Namun kini matanya tak mau terpejam, masalah piknik sekolah menganggu pikirannya membuat kantuk engaan menyapa.

Setelah berfikir berulang kali akhirnya Rara memutuskan untuk menelpon Adam, dengan harapan semoga suaminya itu memiliki jalan keluar untuk masalahnya kali ini, beruntung jika Adam mau menolongnya menjaga Ali selama Rara pergi.

"Assalamualaikum mas Adam!" sapa Rara begitu telepon di seberang sudah di angkat.

"Walaikumsalam, ada apa telepon malam-malam begini? Apa ada masalah penting yang harus kita bicarakan?" Tanya Adam pada istrinya.

"Iya, Rara mau minta izin untuk ikut wisata liburan sekolah Minggu depan."

"Emang mau liburan kemana sekolah kamu?"

"Ke Yogjakarta."

"Berapa hari?"

"Lima hari. Kita pergi Sabtu sore dan pulang Kamis sore."

"Ya sudah, pergi saja kalau sekiranya  itu memang penting buat kamu."

"Iya....tapi....

"Apa lagi? Kamu tidak punya uang?"

"Bukan.

"Terus apa?"

"Mas bisa pulang tidak?"

"Lho, kenapa aku harus pulang? Tapi kamu mau liburan? Kalau kamu mau liburan ya liburan saja kenapa pakai menyuruh aku pulang segala?" Suara Adam terdengar tidak suka.

"Terus Ali gimana?"

"Ya di bawa dong. Kan dia anak kamu."

"Tidak bisa mas. Syarat liburannya tidak boleh bawa anak atau suami. Emang full untuk guru dan para staf saja tak boleh bawa keluarga. Jadi kalau aku pergi liburan Ali di rumah tidak ada yang jaga."

"Kan ada simbol, ada mama juga, dan ada ibu. Ali bisa kamu titipkan sama mereka."

"Si mbok tidak ada mas. Dia izin karena mbak Fika melahirkan, jadi mbok jagain mbak Fika sampai selapan. Kalau mama, dia baru keluar dari rumah sakit, kemarin jantungnya kambuh jadi sekarang mama masih proses pemulihan. Kan aku gak enak kalau menitipkan Ali sama mama, nanti kalau mama kecapaian terus drop lagi gimana? Apa lagi sekarang Rangga tidak ada di rumah. Pasti mama bakal capek ngurusin Ali sendirian nantinya."

"Kan ada ibu kamu? Titipkan saja Ali sama beliau dulu."

"Kan mas tahu Ali tidak dekat sama ibu. Jadi dia tidak mau tinggal di sana. Lagipula ibu juga sekarang lagi ada di tempat mbak Wahyu, tidak ada di rumah. Masak aku suruh ibu pulang cuma gara-gara Ali sih mas."

"Lha memang kenapa? Kan Ali juga cucunya? Nyatanya juga kamu nyuruh aku pulang gara-gara Ali kan?

"Yang berang dong mas, kalau ibu kan neneknya, kalau mas kan Papanya. Lagipula Ali juga tidak mau kalau sama ibu, karena mereka jarang ketemu jadi dia tidak dekat. Mas saja deh yang pulang buat jagain Ali seminggu saja ya?"

"Lagi pula kalau memang Ali tidak bisa di tinggal ya di bawa liburan saja nanti aku Transfer uangnya."

"Bukan masalah uangnya mas, tapi masalahnya emang tidak boleh bawa anak atau suami."

Adam jengkel mendengar penuturan Rara yang jelas memaksa.

"Siapa sih yang bikin aturan aneh begitu? Ada-ada saja, namanya punya anak ya di jagain lah, dibawa kemana-mana, masak mamanya seneng-seneng anaknya di tinggal di rumah."

"Nah makanya mas pulang jagain Ali buat aku."

"Jangan ngaco deh Ra, aku itu kerja dan kerjaan ku banyak. Kalau aku pulang ke rumah siapa yang mau menghendel semua pekerjaan ku yang sebanyak ini."

"Ya kerja mas di bawa pulang juga dong, di kerjakan di rumah. Kalau tidak Ali yang di ajak ke sana, di apartemen mas."

"Kamu makin ngawur saja. Kalau Ali di sini siapa yang jagain dia di apartemen."

"Bawa ke kantor, biar sekertaris mu yang jagain anak kita. Lagi pula Ali anaknya bisa di bilangi kok, kalau dia bilang jangan nakal dan jangan lasak juga dia nurut, penting di bawakan mainan biar dia gak bosan."

"Kamu ini ya, jadi ibu kok tidak tanggung jawab. Bisa-bisa masalah anak kamu di limpahkan pada sekertaris ku. Kamu pikir sekertaris ku itu babysister yang kerjanya ngurusi anak-anak. Dia itu di bayar buat meringankan pekerjaan ku bukan buat jagain anak kamu!" Suara Adam meninggi.

"Ali juga anak kamu mas, bukan cuma anak aku saja. Emang salah kalau aku minta tolong kamu buat janganin dia. Karena kamu memang papanya dan punya hak juga buat jaga dan mendidik dia."

"Terus kamunya seneng-seneng gitu. Aku yang disini ke susahan dan kamu yang di sana happy-happy bareng teman-teman kamu, jalan sini jalan sana gitu. Kok enak bener ya hidup kamu. Bisa seenak sendiri."

"Gantian, sesekali," sungut Rara.

"Aku gak mau, aku gak dudi."

"Trus aku bagaimana?" Tanya Rara frustasi.

"Bagaimana apanya? Kalau Ali tidak bisa ikut ya kamu tidak usah liburan. Kamu di rumah saja."

"Kok gitu sih mas. Ini kan liburan pertama aku di sekolah. Tahun-tahun kemarin juga kamu tidak pernah izinkan aku buat pergi kalau pergi jalan-jalan bersama teman-teman yang lainnya padahal saat itu boleh bawa anak suami, gak pakai syarat, tapi kamu tetep gak bolehin akubpergi. Dan sekarang saat aku dapat tiket gratis karena nilai ku di sekolah bagus kamu jugatidak izinkan aku pergi lagi?" Rara kesal sekali sama Adam.

"Ya kamu aku suruh ngajak Ali tidak mau, lalu mau apa lagi?"

"Kamu kan bapaknya. Masak kamu tidak bisa ngalah sedikit saja sama aku. Toh selama ini aku juga tidak pernah minta tolong sama kamu, apalagi sampai minta kamu ngajak kami liburan bersama, tidak pernah kan? Kamu sibuk kerja terus," Rara mulai ngomel dan menuntut.

"Cukup Rara! Kamu telepon aku malam-malam begini cuma mau ngajakin ribut saja?" Tanya Adam yang dari suaranya terdengar emosi.

"Jika memang Ali tidak ada yang jaga di rumah, kamu tidak usah pergi kemana-mana, di rumah saja. Aku tidak izinkan kamu pergi kalau sendirian tahu.

Besok aku ajak kamu liburan sendiri kalau waktu ku sudah agak longgar.

Tidak usah merengek-rengek begini, bikin aku tambah pusing saja," Adam marah.

"Tapi kapan? Toh selama ini kamu juga gak pernah ngajak kita kemana-mana."

"Ya tunggu aku tidak sibuk dong Ra, yang jelas bukan sekarang. Lagipula kamu itu kalau jadi istri jangan suka ngeyel kenapa kalau di bilangin suami. Ngebantah terus sukanya."

Rara terdiam.

"Jangan bikin aku tambah emosi, dan tambah pusing. Di sini masalahku sudah banyak, jadi kamu jangan nambahin masalah lagi."

Rara tidak menjawab, hatinya beneran dongkol.

"Kamu dengar kan yang aku omongkan?"

"Iya," jawab Rara lemah.

"Kalau memang Ali tidak bisa kamu bawa kamu tidak usah pergi liburan di rumah saja."

"Iya."

"Kalau begitu teleponnya aku tutup, aku mau istirahat, aku capek. Kamu juga habis ini langsung tidur jangan telpon-telponan sama laki-laki lain, apa lagi suami orang, biar tidak ada perempuan yang datang ke rumah ngelabrak kamu lagi seperti kemarin." Perintah Adam pada Rara sebelum mengakhiri sambungan obrolan mereka.

Begitu telepon terputus Rara tertunduk lemas dia memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya disana hatinya benar-benar remuk, air mata Rara mengalir deras.  Dia menangis di atas tempat tidur. Rara tidak menyangka jika Adam akan egois ini.

Adam bahkan tidak mau meninggalkan pekerjaannya sebentar saja demi dia dan Ali. Alasannya selalu sibuk dan sibuk. Setiap Rara minta tolong dia selalu tidak bisa. Padahal usia pernikahan mereka sudah hampir tujuh tahun, tapi tidak pernah sekali pun Adam berkorban untuk Rara maupun Ali.

Rara menatap putranya yang tertidur dengan pandangan nanar. Perasaan menyesal menyusup hatinya. Kenapa dulu dia mau menerima lamaran Adam jika hanya untuk menderita begini. Jika hanya untuk selalu di buat nangis.

*****

Terpopuler

Comments

Ririn Savetalyana

Ririn Savetalyana

nyeselkan.....
pikirin z tetus tu sich maelin...

2021-10-26

0

Neng iren

Neng iren

sabar ea sabar...setiap ujian pernkhn emng beda2

2021-09-19

2

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐

semangat Rara,masih banyak yg sayang kok,,kaya aku like terus🤭🤭👍👍💪

2021-09-06

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Teman Satu Tim
2 Bab 2. Tidak dianggap Istri
3 Bab 3. Teman Lama
4 Bab 4. Tim Asesor
5 Bab 5. Kekesalan Rara
6 Bab 6. Panitia Ujian
7 Bab 7. Ada apa ini?
8 Bab 8. Ungkapan Hati
9 Bab 9. Penolakan Rangga
10 Bab 10. Gosip
11 Bab 11. Aku Cinta Kamu
12 Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13 Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14 Bab 14. Apakah itu Salah
15 Bab 15. Kepulangan Adam
16 Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17 Bab 17. Begitu Egois
18 Bab 18. Seandainya
19 Bab 19. Pemberi Saran
20 Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21 Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22 Bab 22. Alasan
23 Bab 23. Liburan
24 Bab 24. Bad Mood
25 Bab 25. Bebas
26 Bab 26. Hari kedua
27 Bab 27. Siapa Dia?
28 Bab 28. Kakak Adik
29 Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30 Bab 30. Kencan
31 Bab 31. Kencan 2
32 Bab 32. Informasi Dari Monic
33 Bab 33. Menghindari Masalah
34 Bab 34. Pinjam Bentar
35 Profil Tokoh
36 Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37 Bab 36. Pulang
38 Bab 37. Pusing
39 Bab 38. Panggil Aku Ayah
40 Bab 39. Ketua Baru
41 Bab 40. Marcell
42 Bab 41. Mulai Dekat
43 Bab 42. Bermain Api
44 Bab 43. Ketahuan
45 Bab 44. Kemarahan Eka
46 Bab 45. Nasehat Syaputra
47 Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48 Bab 47. Kisah Monica
49 Bab 48. Perasaan Monica
50 Bab 49. Demam
51 Bab 50. Tak Tega
52 Bab 51. Pak Tua 1
53 Bab 52. Pak Tua 2
54 Bab 53. Maafkan Aku
55 Bab 54. Pengganggu
56 Bab 55. Curiga
57 Bab 56. Belum Terungkap
58 Bab 57. Mencoba Jujur
59 Bab 58. Melepas Rindu
60 Bab 59. Bermain Cantik
61 Bab 61. Semua Demi Kamu
62 Informasi
63 Bab 62. Makan Malam
64 Bab 63. De Javu
65 Bab 64. Jebakkan
66 Bab 65. Ketahuan
67 Bab 66. Terungkap
68 Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69 Bab 68. Ada Apa Ini?
70 Bab 69. Bumerang 1
71 Bab 70. Bumerang 2
72 Bab 71. Perang Badai 1
73 Bab 72. Perang Badai 2
74 Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75 Bab 74. Kesempatan Ke dua
76 Bab 75. Berubah
77 Bab 76. Tetap Sabar
78 Bab 77. Keresahan Hati
79 Bab 78. Tumben
80 Bab 79. Berkunjung
81 Bab 80. Tidak Percaya
82 Bab 81. Keluarga Rara 1
83 Bab 82. Keluarga Rara 2
84 Bab 83. Nasehat Ibu
85 Bab 84. Kebersamaan
86 Bab 85. Rahasia Rara
87 Bab 86. Rahasia Rara 2
88 Bab 87. Semua Karena Dia
89 Bab 88. Mencari Informasi
90 Bab 89. Mencari Informasi 2
91 Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92 Bab 91. Memberi Hukuman
93 Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94 Bab 93. Papa Siaga
95 Bab 94. We Time
96 Bab 95. Saling Mengerti
97 Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98 Bab 97. Mencoba Hal Baru
99 Bab 98. Permintaan Rara
100 Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101 Bab 100. Informasi Terbaru
102 Bab 101. Bad Mood
103 Bab 102. H -
104 Bab 103. Persiapan
105 Bab 104. Malam Yang Panjang
106 Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107 Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108 Bab 107. Obrolan
109 Bab 108. Bertemu Lagi
110 Bab 109. Janji Yang Terucap
111 Bab 110. Tidak Jodoh
112 Bab 111. Kecewa
113 Bab 112. Rain
114 PENGUMUMAN
115 Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116 Bab 114. Kecewa
117 Bab 115. Kecewa 2
118 Bab 116. Pencerahan
119 Bab 117. Karma Untuk Monica
120 Bab 118. Akhir dari Monica
121 Bab 119. Masih Marah
122 Bab 120. Titik Buntu
123 Bab 121 Kencan Mainstream
124 Bab 122. Kencan Mainstream 2
125 Bab 123. Tempat Favorit
126 Bab 124. Tempat Favorit 2
127 Bab 125. Akhirnya
128 Bab 126. Menghilang
129 Bab 127. Mencari Mu
130 128. Menemukan Mu
131 Bab 129. Perjalanan
132 Bab 130. Bertemu Sahabat
133 Bab 131. Rencana Menghilangkan
134 Bab 132. Sampai Bali
135 Bab 133. Musuh Baru
136 Bab 134. Ada Yang Kurang
137 Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138 Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139 Bab 137. Pria Sejati
140 Bab 138. Paket Bulan Madu
141 Bab 139. Waktu untuk Berdua
142 Bab 140. Promil ke 2
143 Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144 Bab 142. Kangen
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Bab 1. Teman Satu Tim
2
Bab 2. Tidak dianggap Istri
3
Bab 3. Teman Lama
4
Bab 4. Tim Asesor
5
Bab 5. Kekesalan Rara
6
Bab 6. Panitia Ujian
7
Bab 7. Ada apa ini?
8
Bab 8. Ungkapan Hati
9
Bab 9. Penolakan Rangga
10
Bab 10. Gosip
11
Bab 11. Aku Cinta Kamu
12
Bab 12. Hadiah untuk Pelakor
13
Bab 13. Aku Tahu Siapa Kamu
14
Bab 14. Apakah itu Salah
15
Bab 15. Kepulangan Adam
16
Bab 16. Kehilangan Momen Berharga
17
Bab 17. Begitu Egois
18
Bab 18. Seandainya
19
Bab 19. Pemberi Saran
20
Bab 20. Lagi-lagi Di kecewakan
21
Bab 21. Apakah ini Jawabannya
22
Bab 22. Alasan
23
Bab 23. Liburan
24
Bab 24. Bad Mood
25
Bab 25. Bebas
26
Bab 26. Hari kedua
27
Bab 27. Siapa Dia?
28
Bab 28. Kakak Adik
29
Bab 29. Dia itu Seperti Apa?
30
Bab 30. Kencan
31
Bab 31. Kencan 2
32
Bab 32. Informasi Dari Monic
33
Bab 33. Menghindari Masalah
34
Bab 34. Pinjam Bentar
35
Profil Tokoh
36
Bab 35. Hak Dan Kewajiban
37
Bab 36. Pulang
38
Bab 37. Pusing
39
Bab 38. Panggil Aku Ayah
40
Bab 39. Ketua Baru
41
Bab 40. Marcell
42
Bab 41. Mulai Dekat
43
Bab 42. Bermain Api
44
Bab 43. Ketahuan
45
Bab 44. Kemarahan Eka
46
Bab 45. Nasehat Syaputra
47
Bab 46. Nasehat Syaputra 2
48
Bab 47. Kisah Monica
49
Bab 48. Perasaan Monica
50
Bab 49. Demam
51
Bab 50. Tak Tega
52
Bab 51. Pak Tua 1
53
Bab 52. Pak Tua 2
54
Bab 53. Maafkan Aku
55
Bab 54. Pengganggu
56
Bab 55. Curiga
57
Bab 56. Belum Terungkap
58
Bab 57. Mencoba Jujur
59
Bab 58. Melepas Rindu
60
Bab 59. Bermain Cantik
61
Bab 61. Semua Demi Kamu
62
Informasi
63
Bab 62. Makan Malam
64
Bab 63. De Javu
65
Bab 64. Jebakkan
66
Bab 65. Ketahuan
67
Bab 66. Terungkap
68
Bab 67. Ada Apa Dengannya?
69
Bab 68. Ada Apa Ini?
70
Bab 69. Bumerang 1
71
Bab 70. Bumerang 2
72
Bab 71. Perang Badai 1
73
Bab 72. Perang Badai 2
74
Bab 73. Tidak Sesuai Ekspektasi
75
Bab 74. Kesempatan Ke dua
76
Bab 75. Berubah
77
Bab 76. Tetap Sabar
78
Bab 77. Keresahan Hati
79
Bab 78. Tumben
80
Bab 79. Berkunjung
81
Bab 80. Tidak Percaya
82
Bab 81. Keluarga Rara 1
83
Bab 82. Keluarga Rara 2
84
Bab 83. Nasehat Ibu
85
Bab 84. Kebersamaan
86
Bab 85. Rahasia Rara
87
Bab 86. Rahasia Rara 2
88
Bab 87. Semua Karena Dia
89
Bab 88. Mencari Informasi
90
Bab 89. Mencari Informasi 2
91
Bab 90. Menjadi Lebih Baik
92
Bab 91. Memberi Hukuman
93
Bab 92. Hukuman Masih Berlanjut
94
Bab 93. Papa Siaga
95
Bab 94. We Time
96
Bab 95. Saling Mengerti
97
Bab 96. Tak Untuk Di Tahan
98
Bab 97. Mencoba Hal Baru
99
Bab 98. Permintaan Rara
100
Bab 99. Akhir Dari Segalanya
101
Bab 100. Informasi Terbaru
102
Bab 101. Bad Mood
103
Bab 102. H -
104
Bab 103. Persiapan
105
Bab 104. Malam Yang Panjang
106
Bab 105. Pertemuan Tak Terduga
107
Bab 106. Dia yang Kamu Cinta
108
Bab 107. Obrolan
109
Bab 108. Bertemu Lagi
110
Bab 109. Janji Yang Terucap
111
Bab 110. Tidak Jodoh
112
Bab 111. Kecewa
113
Bab 112. Rain
114
PENGUMUMAN
115
Bab 113. Apa yang Kau Lakukan?
116
Bab 114. Kecewa
117
Bab 115. Kecewa 2
118
Bab 116. Pencerahan
119
Bab 117. Karma Untuk Monica
120
Bab 118. Akhir dari Monica
121
Bab 119. Masih Marah
122
Bab 120. Titik Buntu
123
Bab 121 Kencan Mainstream
124
Bab 122. Kencan Mainstream 2
125
Bab 123. Tempat Favorit
126
Bab 124. Tempat Favorit 2
127
Bab 125. Akhirnya
128
Bab 126. Menghilang
129
Bab 127. Mencari Mu
130
128. Menemukan Mu
131
Bab 129. Perjalanan
132
Bab 130. Bertemu Sahabat
133
Bab 131. Rencana Menghilangkan
134
Bab 132. Sampai Bali
135
Bab 133. Musuh Baru
136
Bab 134. Ada Yang Kurang
137
Bab 135. Tamu Tak Di Undang
138
Bab 136. Tamu Tak Di undang 2
139
Bab 137. Pria Sejati
140
Bab 138. Paket Bulan Madu
141
Bab 139. Waktu untuk Berdua
142
Bab 140. Promil ke 2
143
Bab 141. Mulai Memahami Sang Kekasih
144
Bab 142. Kangen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!