"Ali belum tidur siang loh Ra," ujar Eka memberi tahu menantunya yang sedang rebahan di depan TV sambil mengelus-elus perutnya karena kekenyangan, "Tadi sudah mama suruh, tapi dia gak mau karena asik mainan sama Yuda," Eka menjelaskan.
"Iya ma, nanti biar dia tidur di kantor saja. Lagipula sekolah hari ini libur kok, jadi Ali bisa tidur siang di UKS nanti."
"Kalau memang kamu lembur lagi, biar Ali di sini saja, nanti malam biar papa yang nganterin pulang."
"Gak usah ma, hari ini hari terkahir, jadi bisa pulang cepet dan semua berkas penilaian juga sudah selesai tadi. Paling nanti tinggal menyusun ruangan yang akan digunakan untuk penilaian."
"Jadi, penilaian akreditasinya besok."
"Iya. Insyaallah selama dua hari ma. Besok kalau si Embok (Panggilan untuk asisten rumah tangga Rara) belum datang minta tolong jemputkan Ali lagi ya ma, untuk dua hari."
"Iya, kamu gak usah khawatir, kalau gak bisa jemput tinggal telepon saja, biar mama yang jemput Ali. Kamu fokus sama pekerjaan kamu saja."
"Makasih ya ma," kata Rara tulus.
"Sama-sama, mama juga trimakasih kamu sudah ngasih cucu ke mama," jawab Eka.
"Mas Adam kapan pulang ya ma?" tanya Rara pada mama mertuanya itu karena sudah beberapa bulan ini suaminya belum pulang ke rumah.
"Entahlah mama juga gak tahu, emang kamu gak pernah telepon Adam?"
"Biasanya telepon, cuma sudah beberapa hari ini nomornya gak bisa dihubungi"
"Mungkin dia masih di Hongkong jadi nomornya susah di hubungi."
"Memang mas Adam sekarang di Hongkong ma?" tanya Rara kaget.
"Loh kamu gak tahu kalau Adam ada di Hongkong?" Eka balik bertanya.
"Gak, mas Adam gak pernah cerita."
"Gimana sih Adam itu, punya istri kok pergi gak ngomong dulu," Eka nampak kesal dengan perlakuan putranya. "Iya, Adam di Hongkong sudah seminggu yang lalu. katanya mesti ketemu investor disana. Mama pikir dia sudah ngomong sama kamu, makanya mama diam saja, ternyata dia gak pamit dulu. Sudah nanti biar mama marahin tuh anak, sudah punya istri kok sembrono. Pergi gak pamit dulu."
"Gak usah ma, mungkin sangat mendesak jadi dia gak sempat pamit sama Rara," Rara gak enak hati ketika membahas tentang suaminya yang berujung pertengkaran antara ibu dan anak.
"Gak apa Rara, kalau gak diomelin nanti jadi kebiasaan pergi gak pamit dulu," Jawab sang mama.
Rara tidak menyahut, dia enggan kalau harus membahas suaminya yang berujung hanya membuat dia sakit hati.
Begini kah nasip ku? menjadi seorang istri yang tidak di anggap oleh suaminya, batin Rara terluka.
Tidak ingin Eka membahas Adam lagi maka Rara memilih pergi meninggalkan mama mertuanya.
"Rara mau sholat Dzuhur dulu ya ma, nanti keburu jam istirahatnya habis."
"Oh ya sudah sholat dulu sana. Biar mama yang bereskan perlengkapan Ali buat dia bawa nanti."
Rara mengaguk setuju lalu beranjak dari ruang TV menuju kamarnya. Sebenarnya bukan kamar dia tapi kamar Adam, namun karena mereka sudah menikah tentu kamar itu beralih kepemilikan menjadi kamar mereka berdua.
Rara masih tidak mengerti dengan jalan pikiran suaminya yang teramat cuek terhadap dia dan Ali putra semata wayang mereka.
Padahal usia pernikahan mereka sudah berjalan selama enam tahun dan selama itu Rara selalu merasa tidak pernah punya suami.
Memang benar Adam tinggal di luar kota dan hubungan mereka berjalan jarak jauh. Namun itu bukanlah suatu alasan jika keduanya memang saling menyayangi dan mencintai.
Selama ini Adam bahkan tidak pernah meneleponnya terlebih dahulu, harus selalu Rara yang memulai duluan. Rara yang selalu memberi kabar kepada Adam tentang dirinya dan Ali, baru kemudian Adam berkata dia baik-baik saja.
Bahkan menurut Rara suaminya lebih mementingkan urusan pekerjaan ketimbang urusan rumah tangga mereka.
Adam pulang kerumah tiga bulan sekali dan paling lama di rumah cuma dua malam. Kadang malah cuma sehari di rumah langsung balik pergi lagi, alasanya ada pekerjaan mendadak lah, yang ini lah, yang itu lah yang membuat Rara pengen marah saja pada suaminya itu.
Jika tidak teringat pernikahan mereka sudah memiliki seorang anak, mungkin Rara memilih berpisah dari Adam. Namun apa yang harus dilakukan, semua keluarga suaminya begitu sangat sayang padanya terutama pada Ali. Sehingga membuat Rara tidak tega untuk menyakiti hati mereka semua hanya karena perlakuan suami yang tidak bertanggung jawab.
"Tok tok tok!" terdengar pintu kamar Rara di ketuk dari luar.
Cepat-cepat ibu satu anak itu menghapus air matanya dan bergegas membuka pintu kamar.
Yang ternyata papa mertua nya sudah berdiri di depan pintu.
"Kalau mau balik ke kantor ayok bapak antar. Sekalian bapak juga mau balik ke toko."
"Gak usah pa, Rara sudah janjian sama teman mau pulang bareng dia kok. Bentar lagi dia jemput. Papa duluan saja," ujar Rara menolak tawaran mertuanya.
"Yasudah kalau gitu papa pergi dulu. Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam. Hati-hati di jalan pa!"
Laki-laki itu mengangguk, kemudian pergi meningalkan kamar menatunya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
demi anak😭
2022-08-10
0
Sugi Harti
punya istri lagi kali ya, masak pulang paling lama cuma 2 hari lebih lama di luaran
2022-08-07
0
Astri Lestari
..g1
2021-12-26
0