Jam mata kuliah pertama sudah selesai. Alea, Cika dan Maudy keluar dari kelas menuju ruangan kelas mata kuliah kedua mereka yang berada di ujung gedung kampus. Di saat melewati lorong kelas, Alea berpapasan dengan Aidan, Leo dan Aksa yang juga sedang berjalan menuju kelas mereka. Alea hanya acuh melihat keberadaan Aidan. Berbeda dengan Cika dan Maudy yang salah tingkah melihat Aidan.
"Eh, Cik, cewek yang jalan sama Kak Aidan dkk tadi siapa? Perasaan tuh cewek gak pernah gue lihat dari kemarin." Ucap Maudy membuat langkah mereka terhenti.
"Iya juga, ya. Mana tu cewek lumayan cantik lagi. Walau cantikan kita kemana-mana sih..." Ucap Cika meninggi. "Tapi sepertinya cewek itu begitu dekat dengan Kak Aidan. Lihat saja tadi mereka begitu akrab ketika berbicara."
"Bener juga tuh! Wah... Bisa-bisa dia jadi saingan kita nih buat dapetin Kak Aidan!" Gerutu Maudy tak terima.
"Elah... Kan udah gue bilang cantikan kita kemana-mana. Tenang aja kali, Dy!" Yakin Cika lagi menolak kenyataan.
"Bukannya cantikan dia, ya?" Maudy nampak berpikir membayangkan wajah wanita bersama Aidan tadi.
"Apaan sih kalian! Gak penting banget pembahasannya!" Ketus Alea yang sudah merasa kupingnya panas mendengar ucapan sahabatnya yang menurutya tidak penting. Bahkan dirinya saja yang sudah berstatus sebagai istri Aidan tidak mempermasalahkannya.
"Lo gak asik banget sih, Le!" Sungut Maudy.
Alea yang sudah malas mendengar ucapan sahabatnya memilih berjalan cepat menuju kelas meninggalkan Cika dan Maudy.
"Dasar si ale-ale!" Ucap Cika dan Maudy bersamaan. Mereka pun berlari mengejar langkah Alea yang kian menjauh.
*
"Cewek yang bertiga tadi mahasiswa baru? Kayaknya gue baru lihat mereka." Tanya Velissa pada tiga sahabatnya ketika mereka baru saja mendudukkan tubuh di kursi dalam kelas.
"Iya, adik kelas kita yang baru..." Jawab Leo.
Velissa mengangguk mengerti. "Lumayan cantik-cantik juga... Apalagi yang di tengah tadi..." Ucapnya membayangkan wajah Alea.
"Beuh, itu bukan lumayan cantik... Tapi cantik banget..." Puju Leo. "Sayang, sikapnya terlalu bar-bar." Ucapnya mengingat sikap Alea yang selalu ketus pada mereka.
"Bar-bar gimana?" Kening Velissa nampak mengkerut.
"Masa dia bilang Aidan cowok gila? Seumur-umur berteman sama ni anak, belum ada satu pun cewek yang berani ngatain dia." Kali ini Aksa yang menjawab.
"Apa?" Velissa nampak terkejut. Pandangannya beralih pada Aidan yang hanya acuh memainkan tab di tangannya. "Emang kapan kejadiannya?"
"Belum seminggu. Waktu lo gak masuk kuliah karena sakit kemarin." Jawab Aksa.
Velissa mengangguk mengerti. "Lo gak marah dibilang seperti itu?" Tanya Velissa pada Aidan yang sudah selesai memainkan tabnya.
"Biasa aja." Jawabnya acuh.
Melihat Aidan yang nampak biasa saja membahas Alea membuat bibir Velissa sedikit tertarik ke atas.
"Aidan mah biasa aja... Nah gue darah tinggi waktu dia bilang setan sama kita." Sungut Aksa.
"Baru kali ini gue lihat ada cewek yang gak tertarik sama sekali sama si Aidan. Salut juga tuh sebenarnya gue sama tu cewek." Timpal Leo.
"Mungkin aja pesona Aidan udah berkurang, makanya tuh cewek gak tertarik sama sekali sama dia." Kelakar Aksa. "Mungkin aja dia lebih tertariknya sama gue, secara gue lebih pandai senyum manis dibandingkan Aidan." Lanjutnya terkekeh.
"Pandai aja mulut lo!" Ucap Leo memukul bahu Aksa.
*
*
*
*
Lanjut? Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
Terimakasih sudah membaca karya recehku:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI VELISA NAKSIR AIDAN NIH.
2024-06-27
1
Mayus Rita
baca novel ini jd inget waktu kuliah..... hihihihi... jd kangen masa masa kuliah
2023-08-08
2
andi hastutty
ngga taunya mereka padahal suami istri hahahahha
2023-07-27
0