"Kalian tidak berangkat bersama saja, nak?" Tanya Vara ketika melihat Alea sudah memegang kunci mobilnya.
"Tidak, Bunda... Alea bisa berangkat sendiri." Jawab Alea tersenyum. "Lagi pula kami memiliki jadwal kuliah berbeda, Bunda." Jelasnya.
Lagian, yang benar saja gue berangkat sama kulkas itu. Apa kata teman-teman gue di kampus nantinya?
"Ya sudah kalau begitu, hati-hati di jalan ya, sayang..." Pesan Vara mengelus punggung Alea yang kini sedang menyaliminya.
Alea mengangguk seraya tersenyum.
"Aidan juga mau berangkat dulu, Bunda..." Pamit Aidan menyalimi tangan Vara.
"Kamu langsung ke kantor Ayah, Aidan?" Tanya Vara yang tahu jika pagi ini Rangga meminta Aidan ke perusahaan untuk memeriksa berkas-berkas yang akan disampaikan saat meeting siang nanti.
"Iya, Bunda..."
"Aidan, ayo berangkat!" Titah Rangga yang sudah berdiri di belakang Vara. Pagi ini Rangga memilih berangkat bersama Aidan ke kantornya. "Aku berangkat dulu ya, sayang..." Pamit Rangga pada Vara yang dibalas Vara dengan senyuman. Setelah menyalimi Vara dan mencium keningnya, Rangga pun masuk ke dalam mobil Aidan.
Sedangkan Alea dengan terpaksa ikut menyalimi tangan Aidan sebelum masuk ke dalam mobilnya. Jika tidak mengingat pesan Mamanya untuk bersikap sopan di depan mertua, ia sungguh tidak ingin melakukannya.
*
"Lea..." Pekik Cika dan Maudy ketika melihat Alea baru saja turun dari mobilnya. Cika dan Maudy nampak berjalan tergesa-gesa menghampiri Alea.
"Lo kemana aja sih udah dua hari gak bisa dihubungi!" Cecar Cika menatap Alea dengan tatapan mengintimidasi.
"Eh, itu... Gue—"
"Itu apa, Lea!" Tukas Cika tidak sabar.
"Lo diam dulu, Cika! Tunggu Alea selesai bicara!" Ucap Maudy jengah.
"Iya, iya... Jadi lo kemana dua hari ini, Lea?" Tanyanya lagi.
"Gue pergi sama Mama Papa ke rumah saudara jauh Papa di luar kota. Kebetulan di sana jaringannya susah, makanya ponsel gue gak bisa dihubungi." Jelas Alea. Untung saja diperjalanan tadi Alea sudah memikirkan jawaban untuk pertanyaan yang pasti ditanyakan dua sahabatnya.
Cika dan Maudy mengangguk mengerti tanpa rasa curiga pada Alea.
"Lain kali kalau mau pergi tu bilang, biar kita gak kecarian!" Peringat Cika memberengut.
"Iya, iya, bawel..." Balas Alea terkekeh.
Alea, Cika dan Maudy pun berjalan meninggalkan parkiran mobil menuju kelas.
"Lo udah buat tugas dari Bu Desi, Le?" Tanya Maudy ketika mereka baru saja duduk di kursi.
"Belum. Lagian masih ada waktu dua hari lagi untuk mengerjakannya!" Kelakar Alea.
"Ish, kebiasaan deh!" Gerutu Maudy yang dibalas Alea dengan terkekeh.
"Emangnya lo udah ngerjain?" Tanya Cika pada Maudy.
"Tentu saja belum..." Jawab Maudy terkekeh.
"Si4lan, Lo!" Ucap Cika mencubit sebelah pipi Maudy.
"Ihh... Sakit, Cika!" Sungut Maudy merasa perih pada pipi nya.
"Hahaha..." Tawa Cika keras melihat ekspresi Maudy yang terlihat menggemaskan. "Bagaimana kalau nanti siang pulang kuliah kita kerjain di rumah gue?" Saran Cika setelah menghentikan tawanya.
"Gue ikut aja." Jawab Alea.
"Lo gimana?" Tanya Cika pada Maudy yang hanya diam dengan wajah masam.
"Terserah!" Ketusnya. Maudy masih merasa kesal karena pipinya masih sakit akibat tarikan Cika.
"Ya elah... Lo marah sama gue?" Tanya Cika merangkul bahu Maudy. Maudy hanya diam membuat Cika kembali terkekeh. "Iya, deh, iya, maafin gue..."
"Maaf, maaf. Gak butuh gue! Paling besok lo lakuin lagi!" Sungut Cika membuat Alea yang sedari tadi memperhatikan kedua sahabatnya ikut terkekeh.
*
*
*
*
Lanjut? Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
Terimakasih sudah membaca karya recehku:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
andi hastutty
enaknya punya sahabat kaya mereka
2023-07-27
0
Nailott
hati hati lea jngn jutek ama aidan,ntar nyesel digondol wewe,bnyk yg. naksir lo,ternasuk cika,sahabatmu
2023-02-23
0
Retno Wulan
Aidan memang uda dipersiapkan bener-bener untuk memegang perusahaan Papa Rangga..👍🙂
2022-06-05
0