"Kak Lea, ayo istirahat di kamar Lula!" Ajak Alula menarik tangan Alea ke arah kamarnya ketika sudah berada di lantai dua.
"Eh..." Alea yang ditarik paksa tangannya oleh tangan mungil Alula nampak bingung.
Mendengar ucapan adiknya, Yura dengan sigap menahan pergelangan tangan mungil Alula. "Hey, mau dibawa kemana Kak Alea, huh?" Tanya Yura ketus membuat Alula memberengut.
"Tentu saja ke kamar, Lula! Masa ke kamar Kakak!" Cebiknya kesal. "Kakak, Lea, ayo...." Alula kembali mengajak Alea menuju kamarnya.
"Ish, anak kecil ini..." Yura melepas kembali tangan Alula yang masih memegang tangan Alea. "Apa kau lupa jika Kak Alea itu sudah punya suami. Dan suaminya itu Kak Aidan—"
"Iya, Lula tau, Kak... Lalu kenapa?" Sungutnya. Ia sudah tidak sabar membawa kakak iparnya ke dalam kamar dan memamerkan boneka barunya.
"Kalau kau sudah tau, lalu kenapa membawa Kak Alea ke kamarmu?"
"Karena Kak Alea tidak punya kamar di rumah kita, Kakak... Jadi sebaiknya Kak Lea tidur di kamar Lula saja!" Jelasnya melipat kedua tangan di dada.
"Kau ini..." Yura menarik kuat kedua pipi Alula gemas.
Merasakan sakit pada kedua pipinya, Alula pun mengangis dengan keras. "Hua.. Pipi Lula sakit..." Tangis Alula semakin keras. Hingga suaranya terdengar oleh Vara yang masih berada di lantai satu bersama Aidan.
"Alula... Tenanglah..." Alea nampak bingung melihat situasi di depannya. Sedangkan Yura hanya menggeleng melihat sikap berlebihan Alula.
Vara menaiki tangga dengan tergesa-gesa mendengar tangisan Alula. "Ada apa ini, Yura? Kenapa adik kamu menangis?" Tanya Vara mendekati Alula.
Melihat kedatangan Vara, Alula langsung berlari ke arah Vara. "Kakak jahat, Bunda..." Adunya berderai air mata.
"Yura..." Ucap Aidan dengat tatapan tajamnya. Kakak beradik itu memang sering membuat masalah dengan berbagai keributan mereka yang membuat Aidan sakit kepala dibuatnya.
Alea menggeruk tengkuknya yang tidak gatal. Drama di depannya kali ini membuatnya bingung. Alhasil Alea hanya diam saja melihat Alula yang masih menangis di pelukan Vara sambil memegang boneka kelinci Alula.
"Alula kan hanya ingin membawa kakak Lea ke kamar Lula karena Kak Lea tidak punya kamar di sini, tapi Kak Yura melarangnya, Bunda... Bahkan Kak Yura mencubit pipi Lula dengan keras..." Rengek Alula di pelukan Vara. Alula melirik ke arah Yura dengan tatapan tajam.
"Kau ini ada-ada saja! Jelas-jelas Kak Alea sudah punya suami, pasti dia akan tidur di kamar suaminya!" Ucap Yura jengah dengan adik kecilnya.
Vara akhirnya paham akar permasalahan kedua putrinya. "Alula, sayang... Kak Lea sudah memiliki kamar di rumah kita... Dan kamarnya kak Lea itu di kamar Kak Aidan karena Kak Lea sudah menjadi istri Kak Aidan. Jadi mereka akan tidur di kamar yang sama." Jelas Vara mengelus rambut pirang putrinya.
"Tidak boleh tidur bersama Lula?" Tanyanya mencebik.
"Boleh.. Tapi tidak sekarang, sayang..." Vara mencoba memberi pengertian putrinya.
Setelah drama keluarga kecil itu selesai, Alea pun masuk ke dalam kamar Aidan diikuti Aidan di belakangnya. Senyum Alea nampak melebar mengingat tingkah lucu Alula. Sepertinya akan menyenangkan jika ia memiliki adik perempuan seperti Alula. Sayang, ia hanyalah anak tunggal. Jika pun sekarang Alea meminta adik pada mama dan papanya rasanya tidak mungkin.
Kening Aidan nampak berkerut melihat Alea yang masih senyum-senyum sendiri. "Kenapa Lo senyum-senyum?" Tanyanya datar.
"Suka-suka gue!" Ketus Alea menatap tak suka.
***
*
*
*
Lanjut? Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
Terimakasih sudah membaca karya recehku:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
andi hastutty
rindu kasi sayang kasian
2023-07-27
0
Fhebrie
kayaknya al-Ula waktu lahir Yura sekitar umur 4 sampe 5tahunan deh koq ini al-Ula masih kayak kecil ya kelakuannay
2023-06-30
0
Nailott
lea,lea kok ketus sama suami,.dikit lagi lo bucin,entar suami digondol cewek lain,tahu rasa lo lea,
2023-02-23
0