OMIH-07

"Lea sama sekali tidak mengingat kejadian malam itu, Pah." jawab Alea dengan singkat. Karena memang seperti itu kenyataannya. Alea tidak menyangka, jika niatnya mencari hiburan seperti biasanya malam itu akan menjadi nasib buruk padanya. Walaupun kecewa dengan sifat kedua orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaan, tetapi Alea sama sekali tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa akan dirinya yang tidak bisa menjaga diri.

"Lantas bagaimana video ini bisa ada, Lea?" tekan Bara. "Apa yang kamu lakukan di dalam hotel bersama pria itu, Lea?" lirih Bara mencoba berpikir tenang. Karena pria itu pun sudah mengetahui fakta yang sebenarnya dari Rangga.

"Lea sama sekali tidak ingat, Pah." Alea menunduk. Melihat wajah Papahnya yang menyiratkan kekecewaan sekaligus amarah membuat nyalinya menciut untuk menjawab panjang lebar.

"Apa kamu tahu dengan perbuatan kamu ini bisa mencoreng nama baik dua keluarga dan juga yang terpenting nama baik kamu sebagai gadis yang masih menempuh pendidikan, Lea?" pertanyaan Bara seakan duri tajam yang menusuk relung hatinya.

"Maafkan Lea, Pah..." ucap Alea yang sudah berderai air mata. Mama Zaskia yang melihat putrinya tertekan hanya bisa menenangkannya dengan mengelus punggung Alea.

"Kata maaf kamu sudah tidak berguna, Lea. Sekarang bagaimana caranya kamu bisa memperbaiki keadaan yang sudah rusak ini, Lea?" tegas Bara.

"Lea tidak tau, Pah.."

"Hanya ada satu cara yang bisa membuat keadaan ini membaik, Lea." ucap Bara menyiratkan arti. Helaan nafas kasar dari Bara membuat Alea bertanya-tanya apa maksud ucapan dari Papahnya itu.

"Papa tidak tau lagi bagaimana caranya menyelamatkan kamu dari keadaan ini Lea. Apa kamu tahu akibat perbuatan kamu ini bisa membuat usaha yang selama ini Papa rintis bisa hancur. Dan bukan hanya itu, nama baik kamu yang menjadi taruhannya jika video itu sampai tersebar luas di masyarakat. Apa kamu tidak mengerti jika selama ini kesibukan Papa hanya untuk membahagiakan kamu dan Mamah sehingga tidak ada lagi orang yang akan merendahkan keluarga kita, Lea? Hanya kamu anak Papa satu-satunya, Lea. Hanya kamu harapan dan penyemangat Papa untuk berjuang selama ini bersama Mama kamu dan itu semua hanya untuk kamu di kemudian hari, Lea." lanjut Bara lagi dengan lirih.

Alea hanya bisa menangis di dalam pelukan Zaskia. Selama ini Papanya itu sangat jarang berbicara banyak dengannya. Alea tidak tahu jika perbuatan satu malamnya bisa membuat Papanya sehancur ini. Alea pikir selama ini Papanya tidak pernah memperdulikan dirinya. Tetapi ketika mendengar perkataan Papanya, Alea tahu, ada banyak ungkapan rasa sayang yang selama ini tidak bisa diungkapkan Papanya dengan kata-kata.

"Katakan cara apa yang harus Lea lakukan, Pah.." ucap Lea dengan terisak. Mama Zaskia yang tidak tega melihat tangisan pilu putrinya pun akhirnya ikut menangis.

"Menikahlah dengan pria itu, Lea."

"Tidak, jika harus menikah yang menjadi pilihannya. Lea tidak mau, Pah.." tolak Alea. Mengangkat wajahnya menatap permohonan kepada Papanya. "Alea masih ingin kuliah, Pah... Dan Alea juga tidak mengenal siapa pria itu." ungkapnya.

"Kamu tidak punya pilihan selain menuruti permintaan Papa, Lea. Kamu masih bisa kuliah walau sudah menikah. Dan yang harus kamu tahu, jika Aidan adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Dia adalah pria yang pantas untuk kamu." terang Bara. Walau merasa berat, tetapi Bara terpaksa melakukannya. Apalagi mengingat dirinya yang harus segera kembali ke luar negeri dan mungkin memakan waktu cukup lama di sana membuat Bara menyetujui permintaan Rangga untuk menikahkan Aidan dan Alea. Selain untuk menyelamatkan nama baik dua keluarga, Bara juga berharap dengan menikahkan Alea maka akan ada yang menjaga putrinya itu selama ia berada di negeri orang.