Rangga menghela nafasnya melihat Vara yang masih terisak didalam pelukannya. "Sayang, tenanglah. Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan!" Rangga menepuk lembut punggung Vara yang masih naik turun.
Vara melepaskan pelukannya ketika mendengar perkataan Rangga. "Maksud kamu gimana, Mas?" tanya Vara. Keningnya nampak mengkerut.
"Aidan tidak melakukan perbuatan di luar batas. Dia hanya menolong Alea yang sedang mabuk di klab malam itu. Dan kebetulan Aidan berada di sana saat itu."
"Alea?" Vara berpikir. Nama yang tidak asing. Nama yang seperti pernah didengarnya.
"Iya. Alea, Sayang. Alea anaknya Bara teman Mas selama kuliah dulu." terang Rangga melihat kebingungan istrinya.
"Apa?!" pekik Vara yang terkejut mendengarkan penjelasan Rangga. Sedikit banyaknya Vara sudah mengetahui kehidupan wanita cantik bernama Alea itu.
"Hust.. Jangan berteriak seperti itu." Rangga kembali membawa Vara ke dalam pelukannya.
"Bagaimana bisa Alea berada di tempat itu dan bertemu dengan Aidan, Mas? Dari kecil Alea selalu kekurangan kasih sayang dari Bara dan istrinya."
"Kamu benar, Sayang. Yang mas tahu Alea memang sering pergi ke klab malam bersama dua orang sahabatnya. Tetapi bukan berarti mereka melakukan tindakan di luar batas. Dan malam itu, seperti Alea sedang ada masalah dengan Bara."
"Masalah yang sama seperti biasanya?"
"Sepertinya begitu."
"Kasihan sekali anak itu. Karena keegoisan kedua orangtuanya yang lebih mementingkan bisnis. Sampai tidak memikirkan perasaan dari gadis yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang mereka sedari kecil." lirih Vara.
"Itulah yang menyebabkan Mas meminta Aidan untuk menikahi wanita itu."
Setelah mendengar sepenggal penjelasan Rangga. Vara mulai berpikir akan tindakannya yang sudah menampar Aidan. Air matanya yang sudah mengering kembali menganak sungai.
"Hei, kenapa menangis?"
"Aku sudah menampar Aidan atas apa yang tidak pernah dilakukannya, Mas. Bagaimana ini?" air matanya masih mengalir deras. Aidan pasti sangat kecewa kepadanya saat ini. Karena Vara yang biasanya selalu mencari tahu kebenaran dari sebuah masalah terlebih dahulu kini dengan mudahnya mempercayai berita yang belum pasti akar permasalahannya.
"Sudahlah, itu lebih baik walau menyakitkan. Dengan begitu Aidan akan menikahinya." mengingat putranya itu yang sama seperti dirinya dulu yang tidak tersentuh dengan namanya wanita. Rangga memutuskan untuk secepatnya menikahkan Aidan. Rangga takut, jika perbuatannya di masa lalu akan terjadi pada Aidan.
"Semoga saja Aidan bisa belajar menyayangi dan mencintai Alea, Mas. Tapi, apa Bara akan setuju dengan ide kamu ini, Mas?"
"Mas akan membuat Bara setuju. Apa kamu tidak yakin dengan kemampuan Mas-mu ini?" Rangga menaikkan salah satu alisnya. Memang benar. Jika Rangga bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Dan Vara tidak bisa mengelak akan hal itu.
"Ya, ya. Kamu sombong sekali!" cebik Vara. Bibirnya mengkerut kesal melihat suaminya yang dulu sedingin gunung es itu kini berubah menjadi pria yang sangat menyebalkan jika bersamanya.
Rangga yang melihat bibir Vara yang mengkerut dengan cepat membungkam bibir mungil Vara dengan bibirnya. Ciuman panas mereka pun tak dapat dielakkan. Bibir Rangga yang mulai turun ke leher jenjang Vara harus terhenti ketika mendengar suara pintu yang dibuka paksa.
"Bundaa.." teriakan dari gadis yang masih memakai seragam sekolahnya. Gadis itu menatap kedua orangtuanya bergantian yang nampak gugup melihat kedatangannya.
"Bunda dan Ayah sedang ngapain?" tanya Alula melihat posisi Vara yang masih duduk dipangkuan Rangga dengan baju sedikit berantakan.
***
*
*
*
Lanjut? Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
Terimakasih sudah membaca karya recehku:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Masriah Masriah
ketahuan nih ama Alula
2024-10-25
0
Anonim
weleeehhh pintunya tidak dikunci wkwkwk
2024-10-18
0
Sulaiman Efendy
WADUHH, KCIDUK SI BONTOT😅😅😅😅😅
2024-06-27
1