Allen yang mendengar suara Clarissa tersenyum manis, ia mengenakan kaos berkerah dan sepatu ala kadarnya. Meskipun begitu ia tampak sangat percaya diri dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya.
“Hei, Clarissa. Sudah lama ya...”
Jawaban Allen tampak sangat hangat, tapi sebenarnya hatinya sangat panas. Siapa yang tidak cemburu melihat kekasih idamannya jalan dengan orang lain. Namun Allen bukan orang yang mudah marah, ia masih tersenyum dan menjabat tangan David.
“David,” katanya sambil mengulurkan tangan.
David yang selalu berpikir positif segera menerima sapaan Allen. “Ya, kau sekarang tampak sangat menawan, Kawan.”
“Haha, masih jauh darimu. Ngomong-ngomong kalian sedang ... ?”
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Clarissa segera menjawab, “Aku tidak sengaja bertemu dengannya, perusahaan ayah punya sedikit rencana dengannya.”
Allen yang belum kehilangan senyumnya mengangguk, David disisi lain menyempitkan matanya. Ia segera mengerti bahwa dua darah muda di sebelahnya sedang dilanda rasa kasih.
“Kamu sendiri?” tanya David.
“Ada investor yang bekerja sama dengan usahaku, jadi ingin mengajukan pinjaman atas namanya.”
Clarissa tanpa sadar menarik tangan Allen, ia adalah anak dari pemilik Bank Rakyat, jadi mudah untuk memberinya akses. “Ayo ikuti aku, manajer pasti menyetujui proposalmu!” katanya sambil menarik tangan Allen.
David yang di tinggal sendiri hanya bisa mengangkat bahu dan meninggalkan Bank Rakyat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun dia pria yang ceria dan humoris, hatinya terasa sakit ketika perempuan idamannya bersama orang lain.
Sebelum melangkah, David tersenyum tipis. “Takdir akan mempertemukan kita.”
Allen menghadap Manajer Bank Rakyat dengan sopan, tanpa melihat proposal yang diajukan manajer langsung menandatanganinya dengan biaya awal 10 miliar rupiah. Jumlah yang tidak mungkin bisa didapatkan tanpa orang dalam.
Tidak dapat dipungkiri, Clarissa memang anak orang super kaya. Tapi semua perusahaan yang dia bina sekarang adalah hasil kerja kerasnya, walaupun dana untuk mengembangkannya dari ayahnya.
“Terima kasih, Clarissa. Aku tidak bisa memikirkan proposal tidak masuk akal ini bisa di terima dengan mudah.”
“Santai saja, kau harus membayarku tahu!” ucap Clarissa dengan wajah imut. Tidak dapat dipungkiri dia sangat manis dan cantik di waktu yang sama.
Allen tersenyum manis dan menjawab, “Baiklah, ayo makan di Young Restaurant.”
“Oke!”
Allen melepas kacamata dan masuk ke dalam mobil, kali ini ia akan mengendarai mobil tanpa surat izin mengemudi. Meskipun begitu, sistem dapat membantunya menyesuaikan dirinya.
Keduanya meluncur dengan kecepatan normal, anehnya Clarissa dan Allen tidak mengatakan apa-apa ketika dalam mobil. Mereka memikirkan apa yang harus dibahas ketika makan siang nantinya.
Sesampainya di depan pintu restoran, semua pengunjung berlarian keluar. Mereka tampak ketakutan sambil berteriak, “Teroris! Tolong!”
Allen tanpa pikir panjang langsung menancap gas untuk keluar dari lingkungan restoran, tapi pintu keluar restoran mewah itu sudah di blokir oleh para penjahat bersenjata api.
Rem di injak dan kemudi diputar ke kanan, Allen menghentikan mobilnya dengan gerakan manuver mengerikan. Tepat setelah berhenti Allen keluar dan menarik Clarissa untuk keluar mobil.
“Ayo lari!”
Dengan langkah tergesa-gesa, keduanya segera menuju pintu lift. Namun suara sepatu terdengar bergerak mendekatinya, Allen segera menarik Clarissa ke belakang tong sampah di dekatnya.
“Tenang,” kata Allen sambil menenangkan Clarissa yang gemetar.
Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya untuk Clarissa, tapi para penjahat bisa melakukan apa saja. Meskipun sudah mengalami ini berkali-kali, Clarissa masih saja gemetar ketakutan, berbanding terbalik dengan Allen yang sangat tenang dan mengintip para penjahat.
[Status : Pemain Allen]
Level : 1
Kekuatan tubuh : 10
Stamina : 10
Konsentrasi : 10
Mental : 1
Wibawa : 5
Aura : 10
---- Keterampilan ----
Pemain pengguna sistem dewa.
Mata Dunia.
Seni Beladiri.
---- Bonus ----
Bonus poin bebas : 0
Bonus poin skill : 0
Meskipun terlihat tenang, Allen sebenarnya juga panik. Hal itu bisa tercermin dalam poin mentalnya yang masih 1 atau sama seperti orang biasa pada umumnya, tapi ia sudah melewati beberapa kejadian tidak masuk akal. Salah satunya adalah pria gila yang selalu mengatakan, “Seni adalah ledakan!”
“Tunggu di sini!” ucap Allen dengan suara lirih.
Kakinya melangkah mendekati penjahat, kedua tangan Allen segera meraih kepala musuh dan memutarnya.
“Krek,” suara patahan leher terdengar.
Sebelum berteriak Allen segera menutup mulut penjahat dan menariknya ke belakang tong sampah. Meskipun tidak bisa membunuhnya dengan sekali serang, setidaknya penjahat itu tidak akan bisa bangun dalam beberapa jam.
Senjata dan pakaiannya dilucuti, Allen segera mengenakan rompi dan penutup wajahnya. Ia ingin menyamar sebagai penjahat untuk melihat situasi. Namun tangan Clarissa menghentikannya melangkah.
“Jangan lakukan hal aneh, cepat lepas!”
“Kenapa?”
“Pasukan khusus sudah bergerak, tidak perlu melangkah lebih jauh.” Clarissa percaya pasukan khusus ayahnya akan segera datang. Tugasnya sekarang adalah bertahan.
Allen menghentikan langkahnya dan melepas pakaiannya, ia segera berpindah tempat dengan lari kecil bersama Clarissa. Tujuannya adalah pos pengamanan di ruang bawah tanah, mereka berharap di sana ada sesuatu yang dapat digunakan.
Meskipun melepaskan pakaiannya, Allen masih membawa senjata laras panjang di punggungnya. Menurutnya membawa senjata bisa menyelamatkan nyawanya yang terancam saat ini.
Setelah berjalan cukup lama, Allen mendengar suara sepatu lagi. Ia segera menarik Clarissa bersembunyi di balik tembok. “Apa yang datang,” katanya lirik.
Clarissa mengangguk, ia hanya bisa percaya pria di sampingnya. Ia berhasil selamat sampai sejauh ini karena insting Allen yang selalu tepat. Benar saja, dua penjahat dengan senjata api berjalan keluar dari pos pengaman.
“Sial, mereka lama sekali!” ungkap salah satu penjahat.
Allen segera mengerti mereka dari Kota R karena menggunakan bahasa lokal. Clarissa juga sadar bahwa mereka bukan berasal dari Kota K.
“Jangan berisik, bodoh. Para orang kaya diatas pasti kencing di celana, haha!” ucap pria lainnya.
Keduanya terlihat santai karena semua orang kaya sudah di bawa ke atas dan diperas sampai habis. Allen dan Clarissa baru datang, jadi mereka tidak tahu apa yang terjadi di atas.
Namun suara tembakan senjata api terdengar dari ruang atas, bahkan ada beberapa orang berteriak tepat setelah suaranya terdengar. Allen segera menutup mulut Clarissa yang ingin berteriak karena takut ada orang tertembak.
Meskipun sudah berhasil menutup mulutnya, suara Clarissa terdengar dua penjahat. Keduanya langsung siaga dan memegang senjatanya dengan erat, Allen menjadi tegang karena tidak percaya situasi menjadi seperti ini.
Allen mendorong pelan Clarissa untuk berjalan mengitari tembok, penjahat memeriksa belakang tembok dan kosong.
“Mungkin aku terlalu banyak mabuk!”
Tiba-tiba kaki dengan sendal jepit langsung menghantam kepala satu penjahat di belakang. Tendangan kaki kanan Allen berhasil menumbangkan musuh hanya dengan sekali serang.
Penjahat lainnya segera menembak membabi buta ke arah rekannya, tanpa sadar ia menembaki rekannya hingga mati. Kedua tangan Allen segera muncul di belakang lehernya dan mematahkannya, tanpa sadar Allen mengeluarkan terlalu banyak tenaga hingga membunuhnya.
“Allen, kamu?”
“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, ayo lari!”
Ini pertama kalinya Allen membunuh secara sengaja, karena hal tersebut pemberitahuan sistem tampil di depan matanya.
[Selamat, pemain Allen berhasil meningkatkan 1 poin Mental.]
Tidak peduli dengan pemberitahuan sistem, Allen berlari cepat menuju kantor pos yang punya tempat perlindungan anti peluru. Namun tindakannya itu cukup memakan risiko karena 3 penjahat lainnya menghujani mereka dengan tembakan senjata api.
Tanpa pikir panjang, Allen menarik Clarissa dan menggendongnya di depan. Kedua otot kakinya menegang dan berlari sekuat tenaga hingga akhirnya berhasil melempar dirinya ke dalam pos pengamanan.
Tangan kanannya segera mengunci pintu, mereka aman untuk sementara. Allen mengalihkan pandangannya ke Clarissa yang ketakutan, ini pertama kalinya ia menghadapi penjahat langsung, sebelumnya ia hanya perlu menyerahkan diri dan pasukan khusus akan datang.
Suara tembakan masih terdengar terus menerus, kaca anti peluru berhasil menghentikan serangan para penjahat. Untuk sementara mereka tidak bisa melukai Allen dan Clarissa yang ada di dalam.
Kedua tangan Allen segera menggenggam tangan Clarissa. “Lihat aku, percayalah padaku!” ucap Allen sambil menatap tajam ke arah Clarissa.
Tepat setelah Clarissa menatap Allen, entah apa yang menguatkan hatinya, tiba-tiba ia menjadi lebih tenang dan mengangguk.
“Sekarang buka ponselmu dan hubungi ayahmu, mungkin kita bisa selamat.”
Clarissa langsung mengambil ponsel dan meminta bantuan ayahnya, tanpa harus menunggu lama suara pertempuran senjata api terdengar. Clarissa memeluk Allen dengan erat, pasukan khusus datang tidak lebih dari 3 menit dari panggilan Clarissa.
“Maaf, Nona. Kami sedikit terlambat karena ada pengguna kekuatan khusus di antara para penjahat.” Laporan seorang kapten pasukan khusus pada Clarissa.
Setelah mendengar suara kapten pasukan khusus, Clarissa berdiri seperti tidak terjadi apa-apa. Ia tampak tenang dan memerintahkan pasukan khusus untuk membantu mereka keluar dari tempat ini.
Allen hanya mengikuti mereka dan selamat dari kepungan para penjahat dari Kota R. Kejadian ini memakan 3 korban meninggal karena menolak memberi mereka harta, dan 20 orang luka-luka. Perlu diketahui, mereka semua yang makan di Young Restourant orang kaya, mereka semua akan balas dendam ke para penjahat Kota R.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Nurul
Pasti kakek nya Deidara
2023-05-08
0
Nurul
KEKUATAN ORANG DALAMMMMMMM
2023-05-08
0
Trisnajati Nuswantoro
ntahlah
2022-10-03
3