Allen yang bersembunyi di belakang gundukan tiga preman berhasil mengelabuhi para wanita yang mengejarnya.
"Selamat."
Napas panjang dihembuskan Allen yang merasa tenang. Dia mendapati para preman yang masih pingsan.
"Biarkan saja."
Allen langsung pergi ke kontrakan untuk melihat barang-barangnya. Sebelum sampai di kontrakan, dia berhenti sejenak ke sebuah toko kelontong.
"Aku tidak akan pernah melupakan jasamu," katanya melihat penjual warung kelontong. Penjual itu adalah orang yang menyelamatkan nyawanya.
Kala itu dia diputuskan Clarissa dan mencoba bunuh diri dengan melompat ke lautan. Namun penjual warung kelontong yang memakai kacamata itu menariknya. Walaupun akhirnya Allen tetap melompat dari atas gedung.
Langkah kakinya terus berlanjut hingga ke kontrakan, kunci dikeluarkan dari saku sebelah kanan.
Suara pintu terbuka, Allen melangkahkan kakinya masuk. Debu bertebaran dimana-mana, pakaian yang berserakan serta barang-barang yang sudah tidak tertata lagi.
Tidak mau mengulangi kehidupan sebelumnya, Allen membersihkan kontrakan yang dia sewa 25 juta setahun.
Sapu dia ambil dengan tangan kanan dan segera menggoyangkan pinggulnya untuk membersihkan lantai.
"Aku lupa, harusnya membersihkan yang atas dulu ya."
Allen sudah selesai membersihkan lantai, dia baru sadar ternyata di atas almari masih banyak debu.
Tangan terampil Allen mengambil pakaian dan barang-barang yang berserakan. Pakaian dimasukkan kedalam keranjang khusus, sedangkan barang-barang lainnya diletakkan pada tempatnya.
Tangan kanannya segera mengambil kemoceng dan mengusapkannya pada debu yang menempel di langit-langit dan atas almari.
Debu beterbangan tapi Allen masih melanjutkannya. Karena merasa sesak dada, dia menggunakan masker yang terbuat dari kaos dalamnya.
Tidak berasa dua jam berlalu, Allen sudah selesai membersihkan seluruh sudut ruangan.
"Akhirnya selesai juga, melihat rumah yang bersih bisa meningkatkan kualitas udara."
Allen tidur di atas kasurnya yang tidak terlalu empuk. Matanya memandang lampu terang yang berwarna putih.
Tangannya diangkat seolah ingin meraih lampu tersebut. "Aku akan merebut semua yang seharusnya aku miliki di kehidupan sebelumnya!"
Jam menunjukkan pukul 7 malam, Allen masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia berencana mencari peluang lain untuk mencari uang.
"Wah, aku ternyata tidak terlalu buruk ya..."
Allen melihat penampilannya di cermin kecil berukuran 15 centimeter kali 20 centimeter. Dia hanya memiliki itu karena menurutnya cermin tidak terlalu berguna.
Rambutnya disisir ke belakang dan membusungkan dadanya. Tubuhnya yang kokoh berotot membuatnya sangat menawan.
"Aduh kenapa aku jadi narsis begini. Sampai lupa pakai celana pula," kata Allen sambil mengambil celana jin panjang berwarna biru.
Perpaduan warna biru tua dan putih membuat Allen tampak sangat menawan.
Tepat setelah dia melangkahkan kaki keluar pintu, 2 gadis sudah menunggunya di depan pintu sambil menyodorkan ponselnya.
"Berikan aku nomormu." Keduanya mengatakan hal yang sangat berani bersamaan.
Allen menggelengkan kepala. "Tidak, jangan melakukan hal seperti ini. Biarkan aku hidup tenteram, kalian salah mendengar rumor."
"Aku tidak peduli dengan rumor itu, melihatmu sekarang sudah cukup membuatku melakukan ini. Jadi berikan nomormu atau aku sebarkan alamat rumahmu!" ancam salah satu gadis.
Allen teringat seseorang dalam ingatannya, William masih menggunakan nomor lama sampai tahun 2010. Dia mengetahui semua sejarah nomor HP William karena pekerjaannya bersentuhan dengan teknologi.
"Baiklah, tapi jangan beritahu siapa pun ya. Mungkin aku jarang membalasnya," kata Allen pelan dan mengambil HP salah satu gadis.
Dengan cepat Allen mengetik nomor Hp dan segera mengunci pintu rumahnya. Setelah memberikan nomor William, Allen kabur dari mereka berdua.
Tujuannya adalah alun-alun kota, dia bisa melihat keramaian di sana. Matanya yang sayu membuat semua orang melihatnya seperti sedang mengantuk.
Langkah kakinya yang pelan sedang mencari sebuah pekerjaan yang mungkin dilakukan.
Namun setelah mengitari seluruh alun-alun kota, dia tidak menemukan pekerjaan yang mumpuni. Bakat dalam berjualan memang diperlukan di masyarakat, jadi Allen harus segera belajar.
"Ini tahun 2009, seharusnya menjadi artis dunia maya sangat menguntungkan kalau sudah menginjak tahun 2015, para penonton akan membludak karena perkembangan internet."
Allen berpikir sejenak, dia tidak bisa berbicara di depan orang. Apalagi harus berbicara di depan kamera yang tidak mempunyai ekspresi.
"Lupakan, mungkin itu kesempatan orang lain. Hari ini belum mendapatkan ide bisnis, mari ulangi lagi esok hari."
Allen berniat untuk pulang, tetapi dia melihat dua gadis yang menemui di depan kontrakannya.
"Apakah sudah terbongkar?" gumam Allen yang salah perhitungan. Biasanya William sangat jarang mengangkat atau membalas telepon seseorang yang tidak dia kenal.
Dengan mengendap-endap Allen pergi dan segera mengambil beberapa baju di kontrakan untuk dipindahkan ke kantor.
Allen membawa satu tas berisi 2 kaos, 3 celana hitam dan 4 kemeja putih. Dia berencana tinggal di kantor untuk sementara karena itu adalah tempat yang paling aman.
Tubuhnya langsung di lempar ke kasur kecil kesayangannya. Di dalam ruangan Allen mempunyai kasur kecil yang selalu dia gunakan untuk bermalam.
Hari ini dia tutup dengan tidur terlentang karena telah berlari terus menerus.
[Selamat telah meningkatkan Stamina dan Kekuatan Tubuh 1 poin]
Allen tidak mendengarnya karena sudah tidur lelap, dia sangat lelah.
Matahari belum menunjukkan wujudnya, Allen sudah terbangun dari tidurnya. Gerakan pertamanya tidak lain adalah mengusap kedua matanya supaya bisa melihat dengan jelas.
Setelah mengusap matanya, Allen meregangkan tangan dan kakinya.
Matanya langsung tertuju ke jam digital. "Wah, sudah jam 5. Aku harus segera menyelesaikan misi harian."
Dengan cepat Allen melepas sepatu dan mulai berlari keluar kantor. Setelah berlari selama 3 hari berturut-turut, tubuhnya mulai terbiasa.
Akibatnya waktu yang dia habiskan untuk berlari jadi lebih singkat. Sekarang dia hanya perlu membutuhkan 30 menit atau berlari dengan kecepatan 20 kilometer per jam.
Walaupun tidak bisa menyaingi pelari tercepat di dunia, Allen sudah dapat dikategorikan sebagai pria sehat.
Tanpa menunggu lama Allen langsung melakukan meditasi di ruangannya. Dia berencana melakukan meditasi selama 1 jam penuh.
[Selamat telah menyelesaikan misi harian, mendapatkan 1 poin Kekuatan Tubuh, Aura Power, dan Poin Bebas.]
"Bagus, sudah waktunya aku mandi."
Tidak butuh waktu 5 menit untuk Allen menyelesaikan mandinya. Dia segera menuju loteng untuk menjemur bajunya, karena tidak ingin mengulang kejadian sebelumnya. Allen mengambil kaos di ruangannya.
Setelah selesai memakai kaos, Allen melangkahkan kakinya ke loteng. Siapa yang menyangka ternyata ada lebih dari 5 gadis sudah menunggu di loteng.
"Hai, bukankah ini sedikit berlebihan?" gumamnya pelan. Allen langsung melangkah mundur perlahan.
Soalnya dia ditangkap oleh para gadis dari belakang. Walaupun menggunakan kaos, tubuh indahnya dapat terlihat.
Semua gadis langsung melihatnya dengan kagum. Mereka haus dengan pria gagah, dan langsung melemparkan tubuhnya ke Allen.
Dengan cekatan Allen menghindari para gadis dan segera masuk ke dalam ruangannya.
"Apa-apaan ini!"
Allen hanya bisa tersenyum kecut melihat dunianya sudah tidak tenang lagi. Padahal dia hanya mempunyai tubuh yang cukup kekar, tetapi banyak gadis yang mengejarnya.
Tidak mempunyai kesempatan menjemur baju, Allen terpaksa menjemur di dalam ruangan seperti kemarin.
Dia langsung menyalakan komputernya untuk melihat tugas yang harus diselesaikan hari ini.
Matanya terbelalak melihat 20 tugas yang harus diselesaikan dalam satu hari. "Ini benar-benar kerja paksa, aku harus bertahan sedikit lebih lama!" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Everiel
g bisa thor. kalo dalam kasus kaya gini tuh 1+1≠2. tapi yaudh lh y...
2024-12-04
0
Marwah Sayuti
MC nya goblok y...
2023-12-05
1
AitchAre
kalo jad pelari tercepat, namanya berubah jadi Barry Allen
2023-10-04
0