Drakkkkkk...!
Queen yang sedang tenggelam dalam pelukan Raka, sontak saja terkejut saat mendengar suara keras itu. Tiba-tiba saja lampu di dalam lift berkedip dan padam. Queen kembali memeluk Raka dengan erat, ia merasa takut karena lift yang tiba-tiba berhenti dan lampu yang padam.
"Ada apa ini?" Tanya Queen dengan suara yang bergetar.
Raka juga tampak bingung, ia melepas pelukannya dari tubuh Queen dan bergegas menekan tombol komunikasi dengan operator, yang berada di antara deretan tombol di dalam lift tersebut. Tetapi, tampaknya tombol itu tidak berfungsi dan apa yang ia lakukan hanya sia-sia belaka.
Raka kembali menatap Queen di gelap nya ruang lift tersebut.
"Tenang ya," Ucap Raka sambil bergegas mengeluarkan ponselnya.
Raka mencoba menghubungi siapa saja. Tetapi, ponsel miliknya tidak mendapatkan sinyal. Saat berada di dalam lift tersebut.
Queen terus memeluk Raka, ia benar-benar merasa ketakutan. Terutama di tempat yang sempit dan gelap seperti itu.
"Aku lupa, ponsel tidak dapat sinyal di dalam lift," Ucap Raka sambil menepuk dahinya.
"Kita hanya bisa menunggu, kamu sabar ya," Raka berusaha menenangkan Queen yang mulai panik.
"Lama gak? Aku takut..."
"Gak, gak lama. Sabar ya," Ucap Raka.
"Biasanya lift tidak pernah begini, kenapa hari ini begini sih?" Keluh Raka.
Raka menatap wajah Queen di remang cahaya layar ponselnya. Ia mulai menyadari bila gadis itu takut dengan kegelapan. Lalu, ia menyalakan senter dari ponselnya dan menuntun Queen untuk duduk di lantai lift tersebut. Ia menaruh ponselnya di atas lantai lift dan ikut duduk disamping Queen.
"Raka ada apa? Apa kita akan mati disini?" Tanya Queen dengan wajah yang terlihat cemas.
Raka tersenyum dan merangkul Queen dengan hangat.
"Mungkin kesalahan tehnik saja. Sebentar lagi kita juga akan keluar," Ucap nya sambil menatap kedua mata gadis yang sedang berada di sisinya itu.
"Jangan khawatir, selama ada aku disamping mu."
Queen tertegun dengan ucapan Raka. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari kedua mata indah yang sedang menatap wajahnya itu.
"Kenapa kamu selalu baik dengan ku?" Tanya Queen.
Raka terdiam, ia meraih tangan Queen yang terasa dingin dan gemetar.
"Salahkah?"
Queen tidak mampu menjawab pertanyaan Raka. Lalu, ia menundukkan pandangan nya.
"Kamu kedinginan? Tangan mu terasa dingin." Raka melepaskan kancing kemejanya dan menuntun telapak tangan Queen ke dadanya yang bidang.
Jantung Queen berdegup kencang, saat ia merasakan hangat nya dada dari lelaki itu.
Suasana panik saat terjebak di dalam lift yang tiba-tiba mati, kini berganti menjadi suasana yang terasa begitu romantis, namun terasa canggung. Tangan Queen masih berada di balik kemeja Raka yang kini duduk berhadapan dengan dirinya.
Raka terus menatap wajah Queen yang perlahan terlihat tenang. Lalu, ia menyentuh rambut Queen yang menghalangi wajah nya yang cantik dan menyelipkan nya ke belakang telinga gadis itu.
Queen terlihat semakin grogi, ia tersenyum canggung dan mengalihkan tatapan nya.
"Aku tidak menyangka dia seperti itu," Queen mulai membuka obrolan tentang Ricky yang begitu tega dengan dirinya.
"Sudah, jangan marah. Harus nya kamu bersyukur, kamu di perlihatkan siapa dia sebelum kamu benar-benar menikah dengan nya."
Queen kembali menatap Raka, apa yang dikatakan Raka memang benar, ia harusnya bersyukur semua terungkap sebelum ia menjadi istri Ricky.
"Iya, hanya saja... aku merasa membuang waktuku dan dipermainkan."
"Queen, kamu akan bertemu dengan orang yang tepat disaat yang tepat. Percayalah, kamu cantik dan juga pintar. Banyak lelaki yang menyukai kamu. Kamu terlalu berharga untuk meratapi orang seperti itu," Ucap Raka.
Queen menundukkan wajahnya, ia merasa malu karena sempat menangis karena Ricky.
"Bisa jadi, setelah ini kamu bertemu jodoh mu. Rahasia Tuhan begitu unik, aku terkadang suka takjub dengan rahasia Tuhan. Terkadang semua tidak tertebak, termasuk hari ini, disini berdua dengan mu terperangkap di dalam lift ini," Ucap Raka sambil tersenyum.
Queen kembali menatap Raka, ia tersenyum tipis.
"Ah, sorry..." Queen menarik tangan nya dari dada Raka. Lalu, ia terlihat salah tingkah.
Raka hanya tersenyum dan mengusap pipi Queen dengan lembut.
"Gak apa-apa, sudah tidak kedinginan?" Tanya Raka.
Queen menggelengkan kepalanya dan beranjak dari duduknya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....!" Teriak Queen dengan keras.
Raka mengangkat kedua alisnya dan ikut berdiri di depan Queen.
"Aaaaaaaaaaa...!" Teriak Raka tak kalah kerasnya.
Queen menutup telinganya dan mengerutkan keningnya. Lalu, ia dan Raka sama-sama tertawa.
"Aaaaaaaaaaa..... bukaaaaaaaaaaa!" Jerit Queen lagi.
"Buka woiiiiii....!" Jerit Raka.
Mereka tertawa lepas, mereka mencoba menghibur diri disaat yang harusnya membuat mereka berdua panik.
Raka terbawa suasana saat melihat Queen tertawa, ia beranjak mendekati Queen. Tawa di wajah Queen pun perlahan menghilang. Mereka saling bertatapan, suasana pun menjadi hening.
Jantung Queen berdegup kencang, saat Raka terus mendekati dirinya. Ia pun melangkah mundur hingga tubuhnya tersender di dinding lift.
Raka memagari Queen dengan kedua tangan nya yang ia tumpu di dinding lift itu. Queen terlihat gugup saat menatap bibir tipis Raka yang terus mendekati bibirnya.
"Ra-Ra... Raka..."
"Ya.." Sahut Raka. Bibir lelaki itu terus mendekat dengan perlahan. Hingga Queen kini bisa merasakan hembusan nafas Raka.
Tinggal beberapa senti lagi, bibir Raka akan menyentuh bibir Queen. Tiba-tiba saja lampu lift kembali menyala dan lift itu pun kembali bergerak turun.
Raka terlihat salah tingkah, ia kembali mengancingkan kemejanya dan berdiri di samping Queen. Sedangkan Queen kini dapat bernafas lega.
"Ting!"
Pintu lift terbuka di lantai dasar hotel tersebut, terlihat Ricky sudah menunggu Queen di sana.
"Queen, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Ricky yang menyambut Queen yang baru saja keluar dari dalam lift tersebut.
Sedangkan Raka disambut beberapa orang pegawai hotel dan berbicara dengan para pegawai hotel itu dengan wajah yang terlihat serius.
Queen berjalan keluar dari lobby hotel itu, di susul oleh Ricky yang terus memanggil namanya.
"Queen!" Panggil Ricky.
"Gak ada yang harus di bicarakan lagi, hubungan kita berakhir." Ucap Queen sambil terus berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan hotel itu.
"Queen... aku minta maaf!"
Queen mengangkat tangan nya dan beranjak masuk kedalam mobilnya.
Dari lobby, Raka terus menatap kearah Queen dan Ricky. Ia pun menghela nafas panjang saat melihat Queen pergi meninggalkan Ricky begitu saja di halaman hotel itu.
"Semoga suatu saat kamu menjadi milik ku Queen. Beri aku waktu untuk membuat mu jatuh cinta kepada ku." Gumam Raka.
Hari ini, 365 hari menuju halal, akan segera dimulai. Raka akan berusaha membuat gadis dambaan nya itu, membuka hati untuk dirinya.
365 hari... Tanpa ia sadari, harapan dan ucapan nya akan dikabulkan oleh Tuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Andien Zahro
wiiiiijhhh romantis banget raka, aq bacanya sampek maraton g terasa ho sampek lobet🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤣🤣🤣🤣
2021-11-07
1
Muh. Yahya Adiputra
uuuccchhh... hampir aja raka dan Queen..
🤗🤗🤗👨❤💋👨👨❤💋👨👨❤💋👨
lagian lift cepat banget sich menyala.
readers kan jadi kecewa.
wkwkwk.
2021-08-20
2
Fani Tsao
lanjutttt
2021-08-19
2