Sejenak, suasana begitu canggung kala dua insan yang pernah menjalin kisah asmara, kembali dipertemukan. Tatapan mereka berbicara, bila rindu begitu membara, bila cinta itu masih tertinggal di lubuk hati yang paling dalam. Bila saja waktu bisa di ulang kembali dan dapat diperbaiki, mungkin saat ini mereka sudah berada di ranjang yang sama. Bergandengan tangan kemana pun mereka pergi.
Tetapi, takdir begitu kejam dengan Queen dan Antoni yang masih menyimpan rasa. Mereka terpaku, menatap bola mata yang mencoba menyampaikan pesan-pesan dari hati.
"Ah, hmmmm..." Queen menggelengkan kepalanya, mencoba menyadari bila lelaki yang berdiri didepannya adalah masa lalu nya. Ia menundukkan pandangan mencoba menguatkan hati, sebagai wanita yang merasakan patah hati karena lelaki itu.
"Apa kabar?" Tanya Antoni.
Queen kembali menatap wajah Antoni dan ia pun mencoba tersenyum, seakan ia ingin menyampaikan kepada Antoni, "Dunia ku baik-baik saja, setelah kamu pergi.".
"Ba-ba-baik," Ucap Queen.
"Queen aku rindu," Ucap Antoni, tanpa berbasa basi sebelumnya. Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa mampu ia bendung.
Antoni sangat menyadari bila dirinya dan Queen tidak akan pernah bisa bersatu lagi. Tetapi, ia tidak bisa menahan kata rindu yang bergulir dari bibir nya.
Queen terdiam, ia benar-benar merasa luka lama kembali muncul di benaknya.
"Queen kamu sendirian?" Tanya Antoni sambil berusaha mendekati Queen.
"A-aku..." Queen tercekat, kini Antoni sudah berdiri di hadapan nya begitu dekat. Hingga wangi parfum Antoni yang sangat ia favoritkan, tercium begitu jelas di hidung nya.
"Ke-kemana anak istri mu?" Queen mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin dirinya dan Antoni terlibat pembicaraan tentang hubungan mereka yang kandas begitu saja..
Antoni tertunduk lesu, ia tidak berani menatap mata Queen saat gadis itu bertanya tentang keluarganya.
"Queen, aku minta maaf. Pernikahan itu tidak aku inginkan. Ini semua gara-gara orang tua ku yang terlalu mengatur ku. Sebenarnya aku tidak berniat dan ingin menunggu kamu sampai Athar sembuh. Tetapi, orang tuaku tidak sabar. Ia langsung menjodohkan aku dengan Tasya," Ucap Antoni.
Queen menghela nafas panjang, lalu sekali lagi ia menatap wajah lelaki yang sudah cukup lama tidak terlihat di matanya.
"Apa pun itu, kamu sudah menjadi suami nya." Tegas Queen, tanpa mau membahas semua yang sudah terjadi.
Antoni menatap kedua mata Queen. Air mata mulai mengembang di pelupuk matanya yang sendu.
"Queen, apa kamu masih mencintai aku?" Tanya Antoni.
Queen kembali menghela nafasnya dan membuang pandangannya.
"Aku sibuk, aku pergi dulu ya," Ucap Queen sambil berlalu dari hadapan Antoni.
"Queen!" Antoni menahan Queen dengan memegang tangan gadis itu dengan erat.
Queen menoleh dan menatap tangan Antoni yang sedang menahan tangan kanan nya.
"Antoni, sudahlah....." Ucap Queen dengan wajah yang memohon. Queen merasa takut, saat melihat sikap Antoni yang seperti itu. Ia takut bila jiwa nya kembali goyah. Sudah bertahun-tahun ia berusaha menghapus segala kenangan indah, menghapus nama Antoni dari benaknya. Tetapi, semua terasa sia-sia bila kehadiran Antoni di depan nya dengan wajah yang memohon kepada dirinya.
"Aku tidak bisa melupakan kamu Queen, aku hampir gila karena ini semua," Ucap Antoni tak kalah memohon.
Queen tertawa kecil, lalu ia menundukkan wajahnya dan melepaskan tangan nya dari tangan Antoni.
"Terima takdir mu, jangan pernah berharap apa pun dengan ku. Bila kamu dan keluargamu tidak respect dengan keluarga ku yang meminta untuk menunggu enam bulan saja, bagaimana aku bisa untuk mempercayai kamu yang tidak bisa melupakan aku? Sudahlah... kamu sekarang suami orang lain, aku tidak mau ada yang melihat kita dan memunculkan fitnah. Aku takut, lagi-lagi aku yang salah dimata keluarga kamu." Tegas Queen.
Antoni mulai menangis, ia terus menahan Queen dan mengucapkan segala permohonan maaf untuk meyakinkan Queen.
"Antoni cukup!" Ucap Queen. Kini kedua mata Queen mulai memerah menahan tangis dan emosi yang siap untuk terlepas.
Semua mata menatap mereka berdua. Queen mulai merasa malu, karena telah menjadi pusat perhatian para pengunjung di Mall tersebut.
"Ada apa ini?" Ucap seorang lelaki yang memberanikan diri untuk ikut campur dengan drama yang diciptakan Antoni di Mall tersebut.
"Ti-tidak apa-apa Mas.." Ucap Queen sambil melepaskan tangannya kembali dari cengkeraman tangan Antoni.
"Dia siapa?" Tanya lelaki asing yang berwajah tampan dan bertubuh atletis itu.
"Bu-bu-bukan siapa-siapa," Ucap Queen dengan terbata-bata.
"Dia siapa Queen?" Tanya Antoni dengan dada yang sesak.
"Aku Raka, tunangan Queen," Ucap lelaki itu.
Sontak saja, Queen terperangah dan menatap lelaki yang tidak ia kenal itu.
"Tu-tunangan?" Tanya Antoni dengan wajah yang terkejut.
"Iya saya tunangan Queen, mohon jangan ganggu tunangan saya." Tegas lelaki itu.
"Be-benarkah begitu Queen?" Tanya Antoni.
Queen menatap Antoni, lalu ia menatap Raka dengan seksama.
"Duh, gue males di uber-uber sama Antoni. Ya sudahlah, gue akuin aja ini orang jadi tunangan gue," Batin nya.
"Iya dia tunangan ku, aku sudah move on Antoni. Perpisahan kita mengantarkan aku ke hati yang lebih baik dan sabar. Jadi, mulai saat ini, jangan pernah ganggu aku lagi," Ucap Queen sambil menggandeng tangan lelaki asing itu dan mengajak nya untuk pergi dari hadapan Antoni.
Antoni terdiam membisu, air mata terus mengalir di pipinya. Tubuhnya pun terasa kaku. Penyesalan yang tidak pernah hilang dari benak nya kini semakin membuncah. Rasa amarah kepada kedua orang tuanya yang menjadi penyebab ia kehilangan Queen, kembali membuat hatinya sakit.
Antoni sedang tidak sandiwara sama sekali. Ia masih mencintai Queen dan belum bisa melupakan gadis itu. Bahkan, istrinya pun tidak kunjung bisa membuat dirinya jatuh cinta. Tampak nya, rasa cinta nya kepada Queen sudah membatu di hatinya. Hingga rasa cinta itu sangat sulit untuk tergantikan.
Antoni tersandar di dinding Mall itu. Ia mengusap air matanya. Ia menahan pedih dihatinya. Andaikan orang tua nya mau mendengarkan apa yang ia inginkan dan tidak mengatur kehidupannya, mungkin saat ini ia sudah bahagia dengan Queen.
Dengan tatapan pilu, Antoni menatap kepergian Queen dan lelaki yang mengaku tunangan gadis yang sangat ia cintai itu.
"Tunangan? Apa iya Queen segampang itu melupakan aku?" Gumam nya.
Antoni tidak peduli dengan tatapan orang yang menganggap ia cengeng karena menangis di keramaian. Ia hanya tenggelam dengan perasaan hancur dan pilu. Lalu, ia pun berjalan dengan gontai menuju ke toko buku. Disana lah, anak dan istrinya sedang menunggu dirinya.
Beberapa menit yang lalu, Antoni yang hendak pergi ke toilet, melihat Queen yang baru saja keluar dari restoran langganan dirinya dengan Queen.
Bagaikan melihat sebuah harapan, Antoni pun mengikuti Queen yang ternyata juga akan ke toilet.
Sebenarnya selama ini, Antoni bisa saja mendatangi Queen. Tetapi, ia malu untuk bertemu dengan Queen dan orang tua Queen. Ia juga pernah mendatangi kantor Queen, ternyata Queen sudah pindah dari kantor lamanya.
Untuk menghubungi Queen, ia pun tidak bisa. Nomor ponsel dan segala tentang Queen sudah di hapus oleh Ibu nya. Bahkan, Ibunya mengirim Antoni untuk tinggal di daerah asal istri nya di Kota Solo. Dan, baru 2 minggu ini Antoni kembali pindah ke Jakarta. Itulah mengapa Antoni tidak bisa menahan dirinya saat bertemu dengan Queen.
Memang benar adanya, bagi lelaki, tubuhnya bisa untuk siapa saja. Ia bisa membagi kasih sayang untuk wanita mana saja. Bisa mengatakan cinta kepada siapa saja. Tetapi, bila sudah merasakan cinta yang sesungguhnya, maka hanya ada satu cinta itu saja dihatinya.
"Itu papa," Ucap bocah kecil yang masih berusia sekitar 3 tahun.
Seorang wanita cantik dengan wajah yang teduh menoleh dan menatap Antoni dengan senyum diwajahnya. Wanita itu adalah Tasya, istri dari Antoni.
"Sudah ke toilet nya Mas?"
Antoni mencoba tersenyum, lalu ia mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Mata Mas kok memerah? kenapa Mas?"
"Tadi mata ku terkena debu." Ucap Antoni dengan nada suara yang datar.
"Oh, masih sakit? Mau di tiup?" Tasya pun mendekat dan hendak meniup mata Antoni.
"Tidak usah. Sudah dapat bukunya? Ayo kita bayar," Ucap Antoni, sambil mengelak dari tangan istrinya yang bersiap untuk menyentuh wajahnya. Lalu, ia menggendong putra nya dan beranjak ke kasir.
Di lorong antara dua rak buku itu, tinggal lah Tasya sendiri. Matanya menatap Antoni dan putra mereka yang berjalan menjauh tanpa mempedulikan dirinya.
"Entah sampai kapan kamu akan bersikap sedingin ini dengan ku Mas. Apa salah ku? Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik untuk mu. Aku sudah berusaha memberikan sepenuhnya hidupku. Tidak kah itu cukup bagimu?" Gumam nya dengan raut wajah yang sedih.
Selama ini tidak hanya Antoni yang tersiksa, namun Tasya pun tersiksa. Ia sangat mencintai Antoni, yang masih terhitung kerabatnya. Tetapi, sudah hampir 5 tahun pernikahan mereka, rasa cinta Antoni tak kunjung dapat ia miliki.
Tasya berjalan dengan gontai, menyusul anak dan suami nya yang sudah berdiri di depan meja kasir. Ia berusaha untuk tetap tersenyum, walaupun hatinya penuh luka yang ditorehkan oleh Antoni. Lelaki yang tubuhnya ia nikahi, tetapi tidak hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
kalea rizuky
g cinta tp punya anak munafik lu ton
2024-11-16
0
Andien Zahro
thorr kok pedih banget ya, kayak aq perna ngerasain😭😭😭
2021-11-07
1
Henny R
kasian antoni. kasian tasya, hanya karena ortu terlalu ikut campur. tapi ya kelamaan juga sih tunangannya dgn queen. queen juga terlalu selfish, gak melihat umur antoni yang sdh matang.
2021-09-22
2