Dreettt..! Dreettt...!
Dering ponsel Queen membangunkan dirinya yang sedang tertidur lelap. Tanpa membuka kedua matanya, Queen meraih ponselnya dan menerima panggilan tersebut.
"Queennnn.... sorry...." Terdengar suara Tika dari seberang sana.
"Hmmm Tik, kenapa?" Queen membuka matanya dan melirik jam di dindingnya. Jarum jam menunjukan pukul setengah empat pagi.
"Sorry gue membangunkan elu ya Queen. Gue minta maaf banget Queen. Kita gak bisa berangkat tiga hari lagi."
Rasa kantuk Queen pun hilang, ia langsung beranjak duduk di atas ranjangnya.
"Seriusan?" Tanya Queen sambil mengusap matanya.
"Iya, maaf ya.. Kita undur sampai tanggal tiga puluh saja gimana?" Tanya Tika.
"Ih, elu mah edan! Gue sudah mengajukan cuti tau! Masalah tiket bagaimana? Duh, elu ini.." Ucap Queen yang merasa kesal dengan Tika.
"Tiket gampang, bisa kita reschedule ke tanggal tiga puluh. Sorry banget ya... gue harus menghadiri seminar di Balikpapan. Gue seminggu disana. Please ya... jangan marah.." Ucap Tika.
"Ya udah, tapi lu yang urus tiket! Gue gak mau tahu!" Ucap Queen sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.
"Iya iya... Queen cantik.. jangan marah ya neng," Ucap Tika dengan suara yang manja.
"Iya... gue juga mau batalin cuti gue. Eh, enggak deh. Gue mau, liat boutique aja."
"Boutique?"
"Iya, gue mau keluar kerja aja deh. Gue mau beli Boutique sahabat Bunda gue." Terang Queen.
"Ish mantep banget, anak sultan emang beda yak. Gue banting tulang sampe retak-retak. Elu mah enak banget, kerja cuma buat status. Sekarang mau buka usaha." Celetuk Tika.
"Alah... suka begitu elu mah! Doain aja, gue punya usaha kan bisa kapan aja lu ajak jalan. Gak perlu pengajuan cuti atau di buru waktu," Ucap Queen sambil tersenyum.
"Iya deh, pulang dari Balikpapan, gue langsung mampir ke boutique elu deh. Kali ada yang mau lu gratisin buat gue," Seloroh Tika.
"Aman deh," Ucap Queen sambil tertawa.
"Ok deh, see you next week ya babe.. Masalah tiket aman."
"Iya... iya.." Ucap Queen sambil mengakhiri sambungan telepon nya.
..
Pagi ini, Queen yang sedang cuti, menikmati sarapan nya dengan santai. Tidak seperti biasanya, ia selalu sarapan dengan terburu-buru.
Bunda menaruh air putih yang baru saja ia tuangkan kedalam gelas kaca di hadapan Queen. Queen pun tersenyum kepada Bunda dan mengucapkan terima kasih.
"Jadi kamu berangkat hari rabu ke Korea?" Tanya Bunda.
"Enggak Bun," Jawab Queen.
Bunda menatap Queen dengan seksama.
"Kenapa? Katanya kalian mau beberapa minggu di Korea?" Tanya Bunda penasaran.
"Dia ada seminar di Balikpapan Bun. Baru tadi pagi dia batalkan dan reschedule ke tanggal tiga puluh," Terang Queen.
"Terus cuti kamu bagaimana?" Tanya Bunda lagi.
"Bisa buat yang lain kan? Ngurus boutique contohnya," Ucap Queen sambil tersenyum.
"Jadi?" Tanya Bunda dengan wajah yang bersemangat.
"Pagi ini kita ke rumah Tante Rara yuk Bun,"
"Siap...! Bunda akan dukung kamu!" Ucap Bunda dengan bersemangat.
Pagi itu juga mereka bertemu dengan Tante Rara. Tante Rara merasa senang sekali, bila Queen yang meneruskan usaha nya dan tidak jatuh ke tangan orang lain. Tante Rara juga memberikan harga khusus untuk Queen, agar Queen tidak merasa berat untuk membeli boutique nya yang sudah memiliki nama tersebut.
Mereka pun langsung mengurus proses jual beli boutique tersebut. Sementara menunggu legalitas surat-surat nya, Queen pun di izinkan untuk langsung menjalankan boutique tersebut pada esok hari. Tentu saja hal itu disambut dengan semangat oleh Queen dan ia langsung mengurus surat pengunduran dirinya dari perusahaan nya saat ini.
Saat itu juga Ayah Gunawan juga mengabarkan bila gedung yang sudah ia beli, sudah di isi dengan furniture yang dibutuhkan untuk membuka sebuah hotel dan masalah perijinan nya sudah di urus dan tinggal menunggu persetujuan saja. Queen sangat bahagia sekali. Ia merasa keputusan nya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan nya pada saat itu adalah pilihan yang sangat tepat sekali.
Satu minggu, sambil menunggu Tika pulang dari Balikpapan, Queen isi dengan banyak kegiatan untuk mengurus segala keperluan bisnis nya. Sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk mengecek pesan-pesan yang masuk ke nomor ponselnya.
Siang ini, Queen yang baru saja memindahkan barang-barang pribadinya ke boutique tersebut, sedang beristirahat di ruang kerjanya. Queen terlihat puas dengan ruang kerjanya. Ia terus tersenyum sambil melihat ke sekeliling ruangan itu.
Ia meraih ponsel milik nya yang terletak di atas meja kerja. Lalu, ia memeriksa pesan masuk di ponselnya. Ia pun tersenyum saat mengetahui Tika akan pulang esok hari. Setelah itu ia membaca pesan-pesan yang telah ia lewatkan, termasuk pesan dari Ricky yang terus bertanya-tanya tentang dirinya.
Queen membalas pesan dari Ricky dan menceritakan mengapa ia tidak sempat mengangkat panggilan bahkan membalas pesan dari kekasihnya itu.
Lalu, ia melihat ada pesan yang belum sempat ia baca. Pesan dari nomor yang tidak ada di daftar kontak nya.
"Hai... ini aku Raka." Pesan itu ia terima satu hari setelah berkenalan dengan Raka.
"Hai, apa kabar mu? Kenapa tidak membalas pesan ku?" Bunyi pesan yang ia terima dua hari yang lalu dari orang yang sama.
Queen tersenyum sendiri saat membaca pesan dari Raka. Tidak bisa di pungkiri oleh nya, Raka adalah sosok lelaki yang sopan, tampan dan termasuk lelaki tipe dirinya.
Dengan ragu, Queen membalas pesan dari Raka.
"Hai, kabar ku baik. Maaf baru membalas pesan mu. Kamu apa kabar?" Balas Queen.
Tidak menunggu lama, Queen langsung mendapat balasan pesan dari Raka.
"Syukurlah, bisakah kita bertemu untuk makan malam?" Balas Raka.
Queen mengigit bibir nya dan tertegun sejenak. Satu sisi ia ingin sekali menolak ajakan lelaki itu. Tetapi, satu sisi ia ingin berterima kasih kepada lelaki itu. Lalu, Queen pun memutuskan untuk membalas dan menyanggupi pertemuan nya dengan Raka.
"Makan malam? Dimana?" Balas Queen.
"Rooftop hotel X ya... pukul tujuh malam. Itu pun bila kamu bersedia."
Queen tersenyum tipis, ajakan Raka begitu sulit untuk ia tepis begitu saja.
"Ok, sebagai ucapan terima kasih ku, aku akan datang," Ucap Queen.
"Terima kasih. See you..." Balas Raka.
"See you," Balas Queen.
Queen menaruh ponsel miliknya di atas meja. Lalu, kembali terdiam. Ada rasa bersalah kepada Ricky, bila diam-diam ia menemui lelaki lain di belakang Ricky.
Tetapi, perasaan itu buru-buru ia tepis. Ia merasa Pertemuan nya dengan Raka adalah hal yang wajar, karena ia menemui Raka sebagai seorang teman baru yang sudah berjasa kepada dirinya. Queen merasa perlu untuk menemui Raka dan mengucapkan terima kasih secara langsung.
Queen beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan itu. Ia berniat memilih gaun dari etalase di boutique miliknya. Ia merasa perlu memiliki gaun baru untuk menemui lelaki bernama Raka itu.
Setelah melihat-lihat koleksi gaun di etalase, lalu pilihan nya jatuh ke sebuah gaun berwarna Rose gold dengan model sabrina. Queen meraih gaun itu dan membawa gaun itu kedepan cermin. Lalu, ia menyandingkan gaun tersebut ke tubuhnya yang ramping.
"Yap... ini gaun yang tepat!" Queen tersenyum puas melihat gaun itu. Ia merasa pilihan nya begitu sempurna. Queen membawa gaun itu bersamanya dan beranjak pulang untuk bersiap-siap mandi dan berdandan, serta memakai gaun tersebut untuk bertemu Raka pada pukul 7 malam nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Annie
saat yg mendebarkan😉
2021-08-18
2
handayani herni
suit suit eciyeeeeeee
2021-08-18
1
fhayy
ahayyy detik-detik terbongkar nya siapa asli nya Ricky 🤣🤣🤣
2021-08-18
2