11# Kekasih baru, lembaran baru.

Terdengar obrolan yang lumayan seru dari beranda halaman belakang, antara Queen dan Ricky. Mereka yang duduk terpisah dengan Athar dan Kimmy, tampak begitu akrab dan terkadang tertawa bersama.

Kimmy yang duduk disebelah Athar di tepi kolam ikan, menatap ke arah Queen dan Ricky. Ia tersenyum puas melihat keakraban antara keduanya.

"Cepat banget akrab nya, wah cocok ini," Ucap Kimmy sambil terus mengunyah bakwan hangat yang baru saja di antar oleh asisten rumah tangga nya untuk mereka nikmati pada malam itu.

"Lu serius jodohin kak Queen dengan atasan lu itu Kim?" Tanya Athar sambil menatap Queen dengan tak percaya.

"Iya lah masa enggak?" Queen terus mengunyah dan menjawab pertanyaan Athar tanpa menoleh kepada lelaki itu.

"Kenapa?" Tanya Athar penasaran.

"Katanya lu mau nikah sama gue, gimana sih? ya kakak lu nikah duluan lah," Sahut Kimmy sambil menatap Athar.

"Jadi lu beneran setuju menikah sama gue?"

Kimmy terdiam, ia merasa salah berbicara.

"Au ah.." Kimmy membuang pandangannya kembali ke arah Queen dan Ricky.

"Tapi kok atasan lu rada gimana gitu ya?"

"Gimana apa nya?" Kimmy kembali menatap Athar dengan seksama.

"Dari tadi dia menatap gue gitu, waktu kita duduk berempat di beranda. Apa lagi waktu lu tinggal kita berdua aja saat lu menjemput kak Queen kedepan."

"Maksud nya?" Tanya Kimmy penasaran.

"Maksud nya ya gitu, kayak mau makan gue gitu. Ah, susah jelasin nya.. by the way, dia normal gak sih? Kira-kira begitu Kim." Jelas Athar.

"Ngawur aja lu, kalai dia minta jodoh, berarti dia normal lah. Tapi ya gitu, Pak Ricky itu orang yang perfeksionis dan juga terlihat rapi dan bersih. Jadi ya kesan nya kayak rada feminim gitu gak sih?"

"Nah iya, maksud gue begitu Kim," Athar membenarkan kalimat terakhir yang Kimmy ucapkan.

"Tapi gak ah, dia suka tuh sama kak Queen. Lihat aja mereka akrab begitu,"

Athar mengamati kakak nya dan lelaki bernama Ricky yang sedang tertawa dan terlibat obrolan seru.

"Yah, semoga saja. Kasihan kak Queen. Dia gagal menikah gara-gara gue. Gue gak tahu berapa banyak deh dosa gue sama kak Queen. Dia orang baik, tetapi dapat cobaan yang begitu berat. Dia cinta banget sama Mas Antoni. Tetapi, mereka terpaksa gagal menikah gara-gara aku sakit." Athar tampak merasa bersalah, ia mengusap wajahnya dengan penuh penyesalan.

Begitupun Kimmy yang merasa ikut bersalah. Karena kejadian saat Athar kecelakaan, itu adalah saat Athar berusaha menemui dirinya saat hendak berangkat ke Jerman.

"Maafin gue ya," Ucap Kimmy.

"Bukan salah lu Kim, gue yang gak berhati-hati saat berkendara," Ucap Athar, mencoba menenangkan Kimmy yang merasa bersalah.

...

"Ya ampun, dunia itu sempit ya. Jadi kamu kakak kelas aku waktu di SD?" Queen tertawa sambil menatap Ricky dengan seksama.

"Iya aku juga baru ingat waktu kamu bilang kalau kamu dulu sekolah disana dan baru ingat juga wajah kamu dulu," Ucap Ricky sambil tertawa lebar.

Ternyata Ricky adalah kakak kelas Queen di sekolah dasar dulu.

Queen tersenyum dan menatap Ricky dengan seksama. Ada perasaan lega dihatinya karena ia merasa tidak perlu mengenal orang yang baru. Hanya saja, ia seperti bertemu dengan teman lama yang tidak asing baginya, karena cerita mereka dan masa kecil mereka mempunyai cerita yang sama. Maka, tidak ada jarak atau sungkan untuk saling terlibat dalam obrolan yang menarik untuk dibicarakan.

"Eh, Ibu Sri masih ngajar gak sih? Tau kan guru matematika kita yang galak itu, dia ngajar juga gak di kelas kamu?" Tanya Queen dengan bersemangat.

"Iya dia ngajar di kelas aku, gak tahu deh masih ngajar lagi apa enggak sekarang. Kalau ngamuk itu guru serem banget," Ucap Ricky sambil tertawa geli.

"Kamu pernah di hukum sama dia? Aku pernah loh, di suruh hormat di lapangan menghadap bendera," Cerita Queen dengan bersemangat sambil tersenyum geli menceritakan masa kecil nya.

"Iya.. aku juga di suruh lari keliling lapangan! Hahahaha...! Parah..!"

Mereka pun tertawa bersama dan bercerita hingga hampir larut malam.

Sebelum mereka berpisah karena harus pulang ke rumah masing-masing, Queen dan Ricky saling bertukar nomor ponsel, untuk dapat saling menghubungi di luar campur tangan Kimmy yang telah berjasa mempertemukan mereka berdua.

Saat ini, Queen benar-benar merasa mendapatkan teman bicara yang asik dan seru. Hanya saja, untuk kesan pertamanya kepada Ricky, biasa saja. Tidak ada kearah terpesona atau menyukai lelaki itu seperti pertama kali ia bertemu dengan Antoni.

Lagi-lagi Antoni!

Jauh dilubuk hati Queen, ia belum juga bisa move on. Antoni adalah lelaki paket komplit yang pernah Queen temui. Tampan, perhatian, dewasa, baik, mengalah, lucu, menghibur, melindungi, dan paling terpenting, Antoni adalah sosok yang sangat mencintai dirinya.

Tetapi, Queen tidak putus asa. Ia bertekad akan mengenal Ricky lebih jauh. Komunikasi di antara dirinya dan Ricky sangat baik dan Ricky juga mulai perhatian dengan dirinya setelah mereka bertemu di rumah Kimmy.

Ricky juga romantis, tak jarang, lelaki itu kerap muncul dan membawa sebuket bunga di kantor Queen. Atau sekedar mengirim cake untuk Queen ke rumah nya.

Hari demi hari, Ricky semakin menunjukan keseriusan nya. Lelaki itu mengatakan cintanya kepada Queen dan menyampaikan bahwa dirinya berniat akan menikahi Queen.

Queen sempat ragu untuk menerima Ricky. Tetapi, usia nya yang sudah 29 tahun membuat dirinya mulai berpikir bila dirinya tidak banyak pilihan. Di usia itu sangat jarang mendapatkan lelaki single yang lebih tua dari nya. Lebih banyak lelaki yang lebih muda yang tertarik kepada dirinya atau suami orang lain.

Sedangkan Queen, sangat menyukai lelaki yang lebih tua dari dirinya. Mungkin karena ia merasa, sosok Ayah yang sempat hilang saat dirinya kecil.

Sejak lahir hingga usia enam tahun, Queen kehilangan sosok seorang Ayah. Karena Ayah dan Bundanya tidak dapat bersama saat dirinya masih didalam kandungan.

Setelah usia 6 tahun, Bundanya menikah dengan seorang lelaki, hingga Athar lahir. Tetapi, lagi-lagi Queen tidak menemukan sosok seorang Ayah dari lelaki yang dinikahi Bundanya. Walaupun sempat suami baru Bundanya memberikan kasih sayang kepada dirinya, tetapi setelah Athar lahir, Queen seperti mendapat perbedaan dan kerap diperlakukan kasar oleh Ayah sambungnya itu.

Beruntung, setelah Bundanya bercerai dari Ayah kandung Athar, Bundanya kembali menikah lagi dengan lelaki yang kini menemani bundanya dimasa tua. Lelaki yang ia panggil Ayah itu, adalah lelaki yang luar biasa. Walaupun hubungan Queen dengan Ayah kandungnya sudah membaik, tetapi ia tetap merasa Ayah yang terbaik, tetap Ayah yang kini hidup bersama dengan dirinya. Yang selalu melindungi dirinya, Bundanya dan adik nya, Athar.

"Bagaimana Queen? Apa kamu mau melangkah bersama dengan ku? Kita menikah dan membangun sebuah keluarga yang bahagia?" Tanya Ricky saat mereka berkencan berdua disebuah Cafe setelah tepat 1 bulan mereka berkenalan.

"Maksud mu?" Tanya Queen berpura-pura tidak mengerti dengan ucapan Ricky.

"Mau kah kamu menjadi kekasih ku? Dan kita menikah secepatnya." Ucap Ricky.

Queen terlihat salah tingkah.

"Queen, aku berjanji, tidak akan mengecewakan kamu. Aku serius dan berniat ingin menikahi kamu," Ricky terus mencoba meyakinkan Queen.

"Rick, kita jalani dulu ya.. Untuk menikah... biar kita saling mengenal terlebih dahulu. Aku tidak apa-apa dilangkahi adik ku, yang terpenting... aku ingin menikah dengan proses, tidak seperti orang panik. Mari kita saling mengenal, minimal 1 tahun saja."

Ricky terdiam, ada rasa kecewa karena Queen tidak mau diajak menikah secepatnya. Tetapi, ada rasa bersyukur juga Queen tidak menolak cintanya dan bersedia menjadi kekasihnya.

"Satu tahun?" Tanya Ricky.

Queen mengangguk dengan cepat.

"Baiklah, satu tahun itu waktu yang singkat. Kita bisa saling mengenal satu dengan yang lain nya. Tapi ingat, bersiap lah, kamu akan aku lamar tepat satu tahun dari sekarang."