Tepat pukul 6 sore, Queen tiba di stasiun kereta. Kali ini dirinya diantarkan oleh Bunda. Bunda sengaja mengantar Queen untuk sambil memberikan wejangan-wejangan untuk anak gadisnya itu sepanjang jalan menuju ke stasiun.
"Bun, Queen berangkat dulu ya."
Bunda yang duduk dibalik kemudi menatap Queen dengan sorot mata yang menandakan dirinya agak keberatan bika Queen berangkat ke Bandung sendirian.
"Bun, ayo lah.." Queen merengek bagaikan bocah berusia 5 tahun.
"Iya deh, hati-hati ya. Jangan nakal, jangan macam-macam, jaga diri, ingat semua yang Bunda bilang sama kamu sepanjang jalan tadi."
"Iyaaaaaaaa Bundaaaaaaaa..." Ucap Queen sambil tersenyum.
"Ya sudah, hati-hati," Ucap Bunda sambil mengecup pipi Queen.
Queen kembali tersenyum dan beranjak keluar dari mobil Bundanya. Ia melambaikan tangan kepada Bundanya sebelum ia memasuki stasiun kereta api.
Setelah check-in, Queen menunggu kereta tiba di ruang tunggu penumpang. Ia asik bermain ponsel sambil melihat-lihat media sosial kekasih nya, Langit. Ia tersenyum menatap foto Langit yang sedang bermain basket bersama teman mahasiswa nya di Bandung.
"Aku datang sayang, tunggu aku ya," Ucap nya pelan sambil mengusap layar ponselnya yang terpampang foto lelaki yang ia cintai itu.
Setengah jam berlalu, terdengar panggilan untuk para penumpang kereta api eksekutif jurusan Jakarta-Bandung dari pengeras suara. Queen pun bergegas menuju kereta yang terparkir di jalur 3. Setelah menemukan gerbong keretanya, Queen pun masuk dan mencari tempat duduknya.
Setelah menemukan tempat duduknya, yang sesuai dengan nomor yang tercetak di tiket, Queen pun menaruh kopernya di bagasi atas gerbong kereta tersebut. Lalu, ia duduk dengan nyaman tepat disamping jendela.
Queen menatap ke luar jendela kereta api. Ia terus tersenyum, membayangkan dirinya bertemu dengan Langit yanga akan bertambah usia esok hari.
Tidak terbayangkan rasa bahagia dihatinya bila bertemu dengan Langit setelah dirinya tidak bertemu selama 4 bulan.
Tidak sengaja, seseorang menyenggol tangan nya saat ia berkhayal tentang Langit.
"Sorry," Ucap lelaki yang telah menyenggol tangan nya.
Queen menoleh dan menatap lelaki itu dengan seksama. Ia mengerutkan keningnya saat ia seperti mengenal lelaki itu.
"Queen?" Ucap lelaki yang baru saja duduk di samping Queen.
"Mas Antoni?" Ucap Queen tak percaya.
"Queen.. gak bisa ku percaya, kita bertemu disini. Kamu sendirian?"
"Eh, iya.. sendirian. Mas juga mau ke Bandung?" Tanya Queen yang bingung saat berbasa basi dengan Antoni.
"Iya, ada tugas dari kantor," Ucap Antoni dengan salah tingkah.
"Oh, mas sudah kerja ya?"
"Sudah, kerja sambil kuliah lagi," Ucap Antoni sambil tersenyum grogi.
"Kamu sendiri, ngapain ke Bandung?"
"Ahhhh....ya, ya, ya, ya, aku ingat,"
Belum sempat Queen menjawab, Antoni sudah langsung paham dengan tujuan Queen berangkat ke Bandung.
Queen hanya tersenyum tersipu malu.
Perjalanan yang Queen kira akan membosankan, ternyata begitu menyenangkan. Bertemu dengan Antoni, cukup membuat dirinya terhibur.
Mereka berdua banyak bercerita tentang apa saja pengalaman mereka selama ini. Tak jarang Queen tertawa mendengar cerita yang terkadang terdengar konyol di telinganya, saat Antoni bercerita tentang pengalaman nya.
Sedangkan bagi Antoni, bertemu kembali dengan Queen adalah suatu anugerah yang benar-benar sangat ia syukuri. Berbicara dengan Queen memiliki chemistry tersendiri bagi Antoni. Ingin sekali ia berlama-lama berbicara dengan gadis itu.
Tetapi, 3 jam adalah waktu yang sangat sebentar. Antoni terus melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 21.45. Yang berarti, pertemuan itu akan berakhir 15 menit lagi.
Dengan berat hati, Antoni harus rela pertemuan itu berakhir sampai disitu. Antoni menatap Queen yang terlihat sedang tersenyum sendiri saat melirik arlojinya yang melingkar di tangan mungil nya.
"Kamu menginap dimana?"
"Hah?" Queen yang sedang asik berkhayal menatap Antoni dengan sorot mata yang berbinar.
"Kamu menginap dimana?" Antoni mengulangi pertanyaannya.
"Oh, di Dago," Ucap Queen.
"Hotel apa?" Tanya Antoni dengan bersemangat.
"Hotel grand H."
"Yes!" Raut wajah sedih Antoni berubah menjadi kembali bersemangat.
"Mas juga menginap disana?" Tanya Queen.
"Iya! Kita bisa kesana satu taksi kan?" Tanya Antoni yang terus tersenyum, karena ia bisa terus dekat dengan Queen.
"Bi-bisa," Queen mengangguk dengan wajah yang bingung, melihat keceriaan Antoni.
"Ok, sebentar lagi kita turun," Ucap Antoni sambil terus tersenyum dan menatap Queen dengan seksama.
Queen membalas tatapan Antoni. Beberapa saat mereka saling berpandangan. Tak ada kata diantara mereka. Senyum Antoni pun sirna dari wajahnya, berganti dengan tatapan yang sangat mengagumi gadis yang sedang duduk disamping dirinya.
"Kamu semakin cantik dan terlihat dewasa," Ucapan Antoni membuat Queen tersadar, bila dirinya tidak berkedip beberapa saat, karena bertatapan dengan lelaki itu.
"Te-terima kasih," Ucap Queen sambil tertunduk malu.
..
Kereta yang mereka tumpangi berhenti di stasiun kereta di Bandung. Antoni membantu Queen untuk menurunkan koper gadis itu. Setelah itu tanpa sengaja ia menggandeng tangan Queen hingga keluar dari gerbong kereta itu.
"Mas,"
"Ya?" Antoni menoleh kepada Queen dan menatap gadis itu yang terlihat risih dengan tangan Antoni yang terus menggenggam tangan nya.
"Ah, maaf." Antoni menjadi salah tingkah. Ia benar-benar tidak sengaja melakukan hal itu kepada Queen.
Queen hanya tersenyum dan berjalan di samping Antoni.
"A-aku gak sadar, sorry," Ucap Antoni sambil mengusap wajah nya dengan panik.
"Gak apa-apa kok mas, ayo kita cari taksi," Ucap Queen.
"Yuk," Antoni kembali menggandeng tangan Queen. Setelah beberapa langkah mereka berjalan, Antoni kembali tersadar bila dirinya menggandeng tangan Queen lagi.
"Ah, lupa, maaf. Kirain pacar sendiri," Ucap Antoni sambil menepuk dahinya.
Queen kembali tertawa, ia merasa Antoni adalah lelaki paling lucu yang pernah ia temui.
...
Setibanya di hotel, mereka pun check-in bersama-sama. Dua kamar yang berbeda telah mereka dapatkan. Masing-masing dari mereka memegang kunci dengan nomor yang berbeda.
Antoni yang meminta kamar yang bersebelahan dengan Queen pun, terus tersenyum saat melihat Queen berjalan di depan nya, saat di lorong menuju ke kamar mereka.
Saat mereka tiba di depan pintu kamar masing-masing, Queen menatap Antoni dan mengucapkan terima kasih karena Antoni sudah membayar ongkos taksi yang telah membawa mereka ke hotel tersebut.
Lalu, mereka berpisah dan menghilang dibalik pintu masing-masing.
Antoni melompat kegirangan saat berada di dalam kamarnya. Ia tertawa bahagia, akhirnya ia dapat bertemu dengan gadis yang selalu tinggal di memori otak nya.
Sedangkan Queen, mencoba meluruskan pinggangnya di atas ranjang yang nyaman di kamar hotelnya.
"Apa gue samperin malam ini aja ya, tepat jam dua belas malam?" Gumam Queen.
Ia pun langsung mencari toko kue yang masih buka, lewat aplikasi di ponselnya.
Akhirnya, Queen melihat toko kue yang akan segera tutup 15 menit lagi.
"Bismillah, semoga ada yang menerima orderan ku." Batin Queen.
Nasib baik bagi Queen, orderan nya langsung di terima. Toko kue pun siap mengantarkan tart pesanan nya ke hotel tempat dirinya menginap.
Bahagia tak terbendung, Queen langsung melompat dari ranjangnya dan bergegas mandi, sebelum tart pesanan nya datang. Ia ingin terlihat cantik saat memberikan surprise untuk Langit. Pada malam ini, ia ingin Langit semakin mencintai dirinya, karena ia telah berusaha jauh-jauh datang hanya untuk menemui Langit, saat malam ulang tahun lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Andien Zahro
jangan sampai queeen kecewa😭😭😭
2021-11-07
1
Muh. Yahya Adiputra
Anthoni mah modus banget sama Queen. ampe tdk sadar aja pegangin tangan orang terus, dikira mau nyeberang kali ya,
😂😂😂😂
2021-08-12
2
Sri Utari
haha antoni ayo buruan berdoa lg supaya quen putus😅😅
2021-08-11
1