Queen menoleh kebelakang, mencoba untuk memastikan Antoni tidak mengikuti dirinya. Tangan nya masih terkait di lengan lelaki asing yang baru saja mengaku sebagai tunangan nya di depan Antoni.
Sedangkan lelaki itu terus menatap Queen. Senyum manis terus tersemat di wajah lelaki itu. Tampaknya ia sangat menikmati saat berjalan sambil di gandeng oleh wanita cantik bernama Queen.
Queen? dia sangat menyukai nama itu. Memang, dia baru saja mendengar nama gadis itu dari lelaki yang menghadang Queen saat di depan toilet tadi.
Setelah memastikan keadaan aman, Queen menatap lelaki yang sedang ia gandeng. Sejenak, mereka bertemu pandang. Yang membuat mereka sama-sama tersenyum dan salah tingkah.
Queen melepaskan tangan nya dari lengan lelaki itu dan mulai bersikap formal. Sedangkan lelaki itu tampak masih salah tingkah kepada Queen.
"Maaf," Ucap Queen sambil melepaskan tangan nya dari lengan Raka.
Lelaki itu tersenyum dan menundukkan tubuhnya sedikit di depan Queen.
"Siapa tadi nama mu?" Tanya Queen lagi.
"Raka, nama ku Raka," Ucap nya.
"Ah, iya Raka, terima kasih atas pertolongan nya," Ucap Queen.
"Sama-sama," Ucap Raka sambil terus menatap Queen dengan seksama.
"Kamu kok tahu nama aku Queen?" Tanya Queen penasaran.
"Ah, iya. Soal nya dia tadi menyebutkan namamu," Ucap Raka.
"Oh, begitu..." Queen mengangguk paham.
"Senang berkenalan dengan mu," Ucap Raka.
"I-iya, aku juga. Dengan apa aku bisa membalas kebaikan kamu," Ucap Queen yang tampak semakin salah tingkah.
"Nomor ponsel mungkin," Ucap Raka sambil tersenyum malu-malu.
Queen membulatkan matanya dan menatap Raka sambil tersenyum kecil.
"Bukan, aku bukan modus. Hanya saja, ingin menambah pertemanan." Tegas Raka.
Queen tertawa kecil, lalu ia mengangguk dan mulai menyebutkan nomor ponselnya.
Dengan cepat, Raka mengeluarkan ponselnya dan langsung mencatat nomor ponsel milik Queen dan menyimpan nya di folder nomor, dalam ponsel miliknya.
"Terima kasih ya," Ucap Raka.
Queen tersenyum dan mengangguk pelan.
"Ya sudah, aku pergi dulu," Ucap Queen.
Raka tersenyum dan mengangguk.
Raka menatap Queen yang berjalan memunggunginya. Lelaki itu tersenyum sendiri dan menghela nafasnya.
"Cantik banget..., entah apa masalah nya dengan lelaki itu. Tetapi, aku merasa sangat beruntung dapat berkenalan dengan gadis secantik dia." Gumam Raka.
Raka terus menatap Queen, hingga Queen menghilang di keramaian Mall tersebut. Setelah Raka tidak lagi melihat Queen, ia memandangi nomor ponsel Queen di layar ponselnya.
"Kalau kata orang, terkadang pertemuan dengan jodoh itu.... unik. Bisa jadi dia jodoh gue. Dua tahun sudah, hati ini kosong. Jenuh juga..." Batin Raka.
Raka, lelaki single. Berusia 32 tahun, dengan wajah oriental. Tubuh yang atletis, kulit yang putih, serta potongan rambut yang persis seperti aktor Korea. Membuat dirinya terlihat sangat sempurna.
Ada banyak gadis yang mendekati dirinya. Tetapi, tidak satupun yang mampu menyita perhatian nya. Setelah ia berpisah dengan mantan kekasih nya dua tahun lalu, Raka sedikit menutup diri. Tetapi, entah mengapa ia tertarik untuk menyelamatkan Queen dari situasi yang tampak sangat mengganggu gadis itu, saat di depan toilet tadi.
"Aku akan mendekati dirinya, mana tahu berjodoh." Batin Raka, sambil tersenyum sendiri dan berjalan menuju ke parkiran Mall tersebut.
..
Queen menghempaskan paper bag belanja nya di kursi belakang mobilnya, seakan ia membuang perasaan risau yang sedang menghampiri hatinya. Lalu, ia bergegas masuk kedalam mobil. Ia termenung beberapa saat di belakang kemudinya. Mengingat pertemuan dirinya dengan Antoni. Tetapi, ia perlahan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia masih belum percaya ada seorang lelaki yang mengaku-ngaku menjadi tunangan nya disaat yang tepat. Perkenalan yang unik itu sangat menggelitik hati Queen.
"Dasar konyol," Ucap Queen sambil menyalakan mesin mobilnya.
Baru saja Queen hendak melajukan mobilnya, matanya tertuju kepada Antoni dan keluarganya yang berjalan ke arah mobil mereka.
Queen mengurungkan niat nya untuk melajukan mobil itu. Tatapan nya terus mengikuti Antoni dan keluarga kecilnya.
Ada perasaan sedih dan iri saat melihat istri Antoni yang selalu tersenyum saat menggandeng tangan Antoni yang sedang menggendong putra mereka.
"Harusnya aku yang kini berada di samping Antoni. Tetapi, apa daya.... kami tidak berjodoh. Tampak nya mereka terlihat bahagia. Beruntung sekali wanita itu mendapatkan Antoni. Aku mengenal Antoni dengan sangat baik. Ia pasti tidak akan pernah mampu menyakiti hati pasangannya." Batin Queen.
Tanpa ia sadari, air mata kembali menetes di pipinya. Tetapi, ia buru-buru menghapus air mata nya dan mencoba tersenyum, menertawai kebodohan dirinya yang terus memikirkan Antoni yang sudah tampak bahagia saat ini.
"Dia bilang masih mencintai aku, tetapi... lihat Queen! Dia bahagia! Raut bahagia istrinya tidak bisa di pungkiri, bila mereka memang bahagia!" Jerit nya di dalam hati.
Queen menggelengkan kepalanya, ia mencoba tidak peduli dan mulai melajukan mobilnya untuk meninggalkan Mall itu.
...
"Eh, kamu sudah pulang..." Sapa Bunda saat melihat Queen yang berjalan ke arah nya.
Seperti biasa, setiap Queen hendak pergi atau pulang ke rumah, ia selalu menemui orang tuanya.
Queen meraih tangan Bundanya dan mengecup punggung tangan wanita yang telah melahirkan dirinya itu. Queen tersenyum dan menatap wajah Bunda yang terlihat sedikit lelah hari ini.
"Bunda capek?" Tanya Queen sambil memijat tangan Bundanya.
Bunda tersenyum dan membelai pipi Queen dengan lembut.
"Enggak kok nak, Bunda sedang memikirkan kasus anak nya Tante Rara."
"Loh, kenapa dengan Farhan?" Tanya Queen dengan wajah serius.
Tante Rara adalah salah satu sahabat Bundanya. Sedangkan Farhan adalah anak kandung Tante Rara. Farhan sebenarnya adalah kekasih Kimmy, gadis yang akan dinikahi oleh Athar. Entah bagaimana ceritanya, Queen kurang paham dengan itu semua. Yang ia tahu, keluarga mereka memutuskan Kimmy harus menikahi Athar.
Bunda mulai menceritakan tentang Farhan yang terlibat skandal dengan Vania, anak dari sahabat Bunda yang lain nya. Masalah ini menjadi besar karena menyangkut hubungan persahabatan orang tua mereka.
Queen menghela nafasnya saat mendengar cerita Bunda.
"Kok bisa begitu ya Bun," Ucap Queen setelah Bunda selesai menceritakan masalah yang terjadi di antara persahabatan nya.
"Yah begitulah," Ucap Bunda sambil menghela nafas panjang.
"Oh iya Queen, katanya kamu mau membuka usaha. Tante Rara mau menjual boutique nya. Apa kamu mau membelinya?"
Queen membulatkan matanya, ia tampak tertarik dengan tawaran Bunda.
"Serius Bun? Boutique Tante Rara kan boutique sukses, kenapa harus di jual?" Tanya Queen penasaran.
"Iya, dia sudah tua. Lagi pula, Om Fathur juga sudah meninggal. Anak nya begitu, yah... kasihan sih.. dan sayang sekali boutique nya. Makanya, Tante Rara menawarkan nya kepada Bunda. Tapi kan, bunda sudah ada Cafe, Bunda males harus banyak urusan. Bunda juga sudah tua. Kalau kamu mau, kamu beli saja. Tinggal melanjutkan kok, tidak perlu merintis. Tante Rara juga mengizinkan bila merk nya di pakai. Tidak menjadi masalah kok,"
Queen berpikir beberapa saat, lalu ia menatap Bunda dengan penuh pertimbangan.
"Menurut Bunda, bagus gak aku beli?"
"Bagus lah, kamu tidak perlu ngantor juga kan. Kamu jadi pengusaha Boutique seperti cita-cita kamu." Ucap Bunda.
Queen tersenyum semringah, ia mengangguk setuju.
"Iya Bun, tolong sampaikan kepada Tante Rara ya, kalau Queen tertarik," Ucap Queen dengan bersemangat.
"Ok kalau begitu. Oh iya, kamu jadi membuka hotel?"
"Jadi Bun, Ayah Gunawan sudah membeli gedung untuk Queen. Dia bilang sih, warisan untuk Queen," Ucap Queen sambil tersenyum.
"Bagus deh, kalau begitu. Jadi, siap untuk jadi pengusaha?" Tanya Bunda.
"Insya Allah," Ucap Queen dengan mata yang berbinar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Andien Zahro
selamat Quennn semoga sukses
2021-11-07
1
Nur Zihane
karena kangen karya mu
melipir kesini
aku banyak ketinggal
2021-08-17
1
fhayy
beruntung nya dikau Queen.. walaupun hadirmu dari sebuah kesalahan,, tetapi dirimu setidaknya lahir dari orang-orang hebat... dan pelangi' pun tiba di saat yang tepat 👍... intine koe entuk warisan 🤣🤣🤣🤣
2021-08-17
4