Pukulan tangan dan tinjuan itu begitu keras menghantam tubuh pria yang sudah terkulai lemas tak berdaya, ceceran darah itu begitu kental dilantai dingin sana, namun, mata pria itu terlihat sayu menatap Wanita cantik yang meronta-ronta keras dicengkalan tangan Mark yang menatapnya puas.
"Vian hiks! Vian!!!!" teriak Shena menggila melihat Tubuh Vian yang dipukuli habis-habisan, tiada luka disetiap jengkal kulitnya membuat Shena tak tahan dengan rasa sakit di dadanya.
Bugh..Bugh..
"Hentikan aku Mohon ! Mark Hentikan!!!"
Shena memohon menatap Mark yang terlihat begitu geram dengan Shena yang sangat mencintai pria itu, hatinya terbakar panas dengan aliran darah yang membakar habis mengubun.
"Kau ingin melarikan diri hm?"
"Mark hiks ! jangan pukuli dia!"
Plakkk..
"Shena!!!!" teriak Vian berusaha menggapai tubuh Shena yang tersungkur akibat tamparan telak tangan besar Mark yang begitu menyakitkan.
"Kalian ingin mati bersamakan?" suara dingin Mark yang begitu menggetarkan tungkai, pria itu sudah dikelabuhi emosi dengan semua yang Shena dan Vian lakukan.
"Vi..Vian uhukk!"
Shena terbatuk darah dengan sudut bibir yang koyak dan pipi yang bengkak, ia merasa rahangnya retak dengan kepala yang berdenyut.
"Sa..Sayang ! Maaf..Maafkan aku !" Vian memeluk Shena dengan bergetar, gara-gara kebodohannya, Shena masuk kedalam daerah terkutuk ini, ia yang menjadi penyebab awal masalah ini.
"Percintaan yang luar biasa!" ucap Mark bertepuk tangan, ia mendekati Shena yang terlihat gemetar takut membelit tubuh Vian yang bersimbah darah, bahkan, Vian bisa merasakan jantung Shena yang berdebar kuat.
"Kemarilah sayangku! ikut Tuanmu!"
"Ma..Mark! jangan sakiti dia, kau boleh membunuhku tapi..!"
Bugh..
Untuk kesekian kalinya Vian terpelanting kedinding sana akibat pukulan pria itu, Shena menangis histeris, ia ingin menggapai tubuh Vian tapi kakinya sudah lebih dulu diseret Mark.
"Lepas hiks ! Vian!!!"
"Kau tadi mau lari dariku hm? ayo, kita bermain kejar-kejaran!"
ucap Mark menyeret kaki Shena ke luar sana, tubuh molek wanita itu tersungkur beberapa kali kebebatuan yang menggores kulit lembutnya.
"Buka pintunya!"
Janson terdiam, ia tak tega melihat Shena yang seperti Binatang diseret dari lantai dingin sana, bahkan seluruh kulit wanita itu sudah lebam dan berdarah.
"Ki..King! tapi, ini buaya..!"
"Kau ingin menggantikannya?"
Janson langsung membuka gerbang kawat yang menampakan Rawa dengan air kolam lumutan yang pekat, Shena berteriak ketakutan melihat Buaya katak yang mendekati mereka.
"Mark!!! hiks, lepas!!!"
"Bermainlah sayang! kau ingin bermain kan?"
"Mark hiks!" Shena berpeggangan kuat ke pinggir pintu sana, ia menggeleng lemah saat Mark malah menarik tubuhnya kasar dan melemparnya ke dalam rawa sana.
Suara air yang berpecah akibat tubuh Shena sudah tercebur kedalam sana, Mark dengan kejamnya berdiri didepan pintu menyaksikan Shena yang berteriak pilu ketakutan.
"Mark hiks hiks! Tolong!!!"
Jeritan Shena seraya mencoba berlari dari kejaran 4 Buaya besar yang mendekatinya, ia beberapa kali tersungkur ke lumpur pekat sana karna Dress yang sudah basah, bentuk tubuh indahnya terekspos sempurna membuat darah siapa saja yang melihatnya menggebu ruah.
"Pergilah!"
"Baik King!"
Janson dan anggota lainnya meninggalkan tempat itu, Mark masih diam menyaksikan Shena yang terlihat seperti makanan lezat bagi hewan reptil itu.
"Pergi hiks hiks! pergi!!!" teriak Shena beringsut kesudut kandang sana dengan paha dan kaki yang tergores reranting kayu kolam itu.
"Ya Allah! Hamba Mohon jangan buat hamba mati dalam keadaan seperti ini !"
Batin Shena meminta, ia baru saja menjalankan kewajibanya sebagai seorang muslim, ia masih ingin beribadah lebih banyak untuk menebus dosa-dosanya.
Grrrr...
Suara air yang bergemuruh akibat kibasan ekor Hewan itu, Shena bergetar menggigil bersandar ke dinding kawat disampingnya, ia pasrah memejamkan mata menunggu tubuhnya dikoyak binatang buas ini.
"Ibu!" lirih Shena dengan nafas yang tersendat akibat rasa takut yang sudah menyeluruh didalam tubuhnya.
Namun. Shena terkejut saat tubuhnya digendong seseorang, nafasnya tercekat saat merasakan aroma Maskulin yang selalu membuatnya panas dingin ini.
Perlahan, Shena membuka matanya, netra indahnya membulat melihat leher kekar dan tubuh gagah siapa yang menggendongnya membelah rawa-rawa ini, bahkan, buaya-buaya tadi menepi seakan memberi hormat pada King mereka.
"Ma..Mark!" lirih Shena takut, tubuhnya bergetar dengan tangan yang menggantung tak ingin menyentuh leher atau bahu pria itu.
"Kau ingin jatuh?" suara dingin itu semakin membuat Shena ingin lari, Mark menghentikan langkahnya didepan pintu kandang sana, wajah tampannya yang tertutupi topeng itu mengeras dengan gertakan gigi yang beradu nyaring membuat Shena semakin menangis.
"Kau sepertinya sangat senang bermain dengan Peliharaanku!"
"Ti..Tidak!"
"Kalungkan lenganmu!!!!" bentak Mark langsung dilakukan Shena, ia mengalungkan kedua lengannya keleher kekar Mark dengan wajah yang tersembunyi ke ceruk leher King Latina.
"Berhenti menangis!" geram Mark sesak mendengar suara sekugukan Shena, wanita itu berusaha menghentikan tangisannya tapi tidak bisa.
"A..Aku! Aku tid..tidak bisa hiks hiks!"
Mark menghela nafas berat, ia kembali melanjutkan langkahnya masuk menuju Bangunan Barat untuk melakukan prosesi pernikahan mereka.
"Ma..Mark!"
"Duduk!"
Majelis ulama Islamiah dan Ustadz Hambali yang didatangkan langsung dari Negara Shena itu terlihat terkejut melihat keadaan Shena yang benar-benar memprihatinkan.
"Maaf Tuan! apa pernikahan ini memang didasari suka sama suka?"
"Apa itu perlu?"
Mereka saling pandang gemetar, sungguh, pria ini sangat menakutkan, bahkan aura intimidasi yang kuat itu mengeluarkan keringat dingin dikulitnya masing-masing.
"Dalam Kaidah kami, Pernikahan bisa dilakukan jika tidak ada rasa keterpaksaan!"
Mark diam dengan wajah datar ditutupi topeng itu, ia sedari pagi belajar kata yang tak ia mengerti itu.
"Aku tak perduli! Lakukan tugasmu dengan cepat!"
"Ma..Mark hiks hiks!" isak Shena memohon, ia tak sanggup hidup seperti ini terus dengan Mark yang sangat kejam.
"Apa Nona setuju dengan Pernikahan ini?"
Grett..
Shena tertunduk takut, ia meringis merasakan tangannya remuk digenggam kuat Mark yang menyalurkan kemarahannya.
"Sa..Saya setuju Pak!"
Para petugas Islamiah itu menghela nafas berat, Janson sudah mengurus semua surat perceraian Shena dan Vian, bahkan, surat untuk wali nikah mereka dan orangnya pun sudah duduk menyaksikan Pernikahan aneh ini.
"Vi..Vian!" lirih Shena melihat Vian yang dibawa paksa untuk menyaksikan peristiwa menyakitkan ini, pria itu hanya bisa menangis menatap Shena sendu.
"Lakukan!"
"Baik Tuan!"
Ustadz dan para Majelis ulama itu mulai memimpin Ijab-qobul yang didengarkan teliti oleh Mark yang sudah dari pagi menyiapkan diri.
"Saya terima nikahnya, Shena Shanaya Binti Mahardinata dengan Mark Sian Alfoenzo, dengan maskawin seperangkat alat sholat dan Cicin Berlian 50 gram serta harta lainnya, dibayar Tunai!"
Mark mengucapkan segalanya dengan pas dalam satu tarikan nafas, Shena tercengang melihat ucapan pasih itu, bahkan, suara berat pria ini terdengar begitu halus dan merdu membuat jantung Shena bergetar.
"Sah?"
"Sah!!!!"
Shena dan Vian menangis saling tatap penuh luka, apalagi Vian yang sudah lemas tak punya tenaga lagi untuk menelan kenyataan pahit ini.
Ustadz Hambali memimpin Do'a selamat dan yang lainnya, suara dengungan do'a-do'a itu mengalun membuat Shena diam.
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Fairuz Aurelia
piye e Thor kok salfok Ama mas kawinx cincin 50gram,,,sebesar dan seberat apa itu cincin,,,,hehehehe piss thor
2022-10-28
2
R
polos sih boleh tapi sedikitlah berpikir seperti orang dewasa pada umumnya, pikirkan dulu pilihan yang tepat untuk kau lakukan, kalau salah yah kayak kejadian dirimu saat ini Shena
2022-09-23
0
Sweet Girl
belajar sama siapa itu Sian Ijab Kabul....
2022-07-18
0