Langkah besar kaki pria itu begitu cepat menapaki satu persatu anak tangga menuju Manshionnya ia beberapa kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dengan wajah yang berubah mengeras.
"Shitt! ini sudah jam 11!" gumam Vian sedikit khawatir, Asisten Roman yang memikuti langkah Tuannya hanya diam dengan wajah yang datar, sejujurnya hatinya mencolos membayangkan siapa yang setiap hari menunggu kedatangan Pria ini.
"Kau pergilah pulang! ingat, hapus semua jejakku!"
"Baik Senor!"
Vian melanjutkan langkahnya dengan Asisten Roman yang berbalik pergi, pria itu tak ingin ikut campur lebih dalam lagi.
"Senor!!" Para pelayan yang menghampiri Vian didepan pintu utama sana, namun. tatapan pria itu lansung tertuju pada Tubuh Molek wanita yang berpangku tangan diatas meja makan sana dengan wajah yang tersuruk.
"Sejak kapan dia disana?"
"Nyonya tadi memasak pukul 6 hingga setengah delapan Senor! dia menunggu anda sedari tadi!"
Hati Vian mencolos, ia sedikit bergetar membayangkan, betapa tulusnya Cinta seorang Shena padanya.
"Pergilah!"
"Baik Senor!"
Vian menghela nafas berat, ia melangkah mendekati meja makan sana dengan jantung yang tak bisa diam, kapan ia akan tahan membentengi dirinya terus menerus dari Ketulusan cinta istrinya sendiri?
"Shena!"
Vian menepuk punggung wanita itu pelan, Shena tak merespon sedikitpun karna ia sudah sangat ngantuk dan lelah.
jari Vian terangkat menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Shena, ia tertegun menatap dalam pahatan sempurna itu.
Bibir mungil berisi, bulu mata lentik dengan rahang tirus dan putih, alisnya saja sudah seperti semut beriring dengan bibir merah delima yang seakan menariknya untuk melabuhkan kecupan lembut.
"Kau sangat cantik Shena, Kau polos, lembut dan keibuan, kau wanita sempurna yang begitu mencintai Suamimu!" gumam Vian lirih, begitu beruntung siapa yang memiliki wanita ini.
Tapi bukanlah dia, karna sedari awal, Pernikahan ini hanya sekedar Rencana saja untuk menghambat langkah Shena untuk berkarya mengguncang Dunia Fashion.
"Maafkan aku jika aku terlalu Munafik!" gumam Vian lalu mengecup kening wanita itu lembut, ia sudah memiliki Kekasih, dan tentu ia tak ingin menghianati Kekasihnya itu.
"Emm, Sayang!" suara serak wanita itu bergumam terbangun saat merasakan belaian tangan besar Vian diwajahnya, ia mengangkat kepalanya dari tumpuan meja.
Alangkah senangnya wanita itu melihat siapa yang sudah berada dihadapannya.
Grepp..
"Sayang! kau kenapa selalu pulang Tengah malam? apa banyak pekerjaan?" tanya Shena seraya memeluk tubuh gagah pria itu.
"Hm yah! Kau tentu tahu aku tak punya waktu banyak dirumah!"
Shena menghela nafas halus, sebenarnya ia kesepian, ia tak pernah keluar Mashion sama sekali karna Vian pasti melarangnya, ia menurut akan hal itu, tapi, ia tak tahan jika pria ini selalu sibuk.
"Sayang!"
Vian meneggang saat belaian tangan lembut itu mengelus dada bidangnya abstrak, inilah yang harus ia tahan, kobaran hasrat yang selalu muncul setiap bertemu dan bersentuhan dengan Shena.
"A..aku lelah!"
"Apa ada masalah?" lirih Shena sedikit kecewa, sudah satu tahun mereka menikah, tapi Vian tak pernah menyentuhnya, ia bingung, apa dia begitu menjijikan atau tak menarik sama-sekali?
"Aku hanya lelah!"
"Tapi..!"
"Shena!!" tekan Vian sedikit menggeramkan suaranya, Shena terlihat tertegun menatap wajah tampan suaminya, tatapannya selalu sendu membuat Vian tak tahan bersitatap lama.
"Apa kau sudah makan, sayang?"
"Sudah!"
"oh! baiklah, ayo kekamar!"
Shena menatap hampa deretan masakannya yang sudah dingin, ia hanya bisa pasrah dan menggandeng Vian kekamar mereka.
"Apa yang tadi kau yang memasak?"
"Hmm Tidak! aku hanya membantu Nani saja!" ucap Shena sedikit mengelak, ia tak ingin memaksa Vian untuk memakan masakannya yang mungkin tak disukai pria itu.
Vian hanya diam dengan perasaan rasa bersalah yang mendalam, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, ia memiliki Kekasih sebelum Shena, bahkan pernikahan ini hanya sekedar jebakan dari wanita itu.
"Sayang! lain kali kau jangan terlalu giat bekerja, kau harus perhatikan juga kesehatanmu!"
"hm, Yah!"
Shena melepas pakaian Vian yang biasa ia lakukan setiap mengurus pria ini, namun, ia harus menahan keinginan dan sentuhan karna Vian tak mungkin mau melayaninya.
"Air hangatkan sayang?" tanya Shena menyetel air di Shower sana, Vian hanya diam dengan tubuh yang panas dingin disentuh tangan lembut itu.
"Yang dingin!"
"Tapi ini sudah malam sayang! kau bisa masuk angin!"
Ucap Shena seraya mengambil handuk dan Peralatan mandi suaminya, ia sangat teliti dalam memeriksa suhu air karna takut ini kepanasan.
"Sini sayang!"
"A..Aku bisa mandi sendiri!"
"Sayang! ayolah, ini tugasku!"
Vian yang hanya memakai Boxer itupun hanya bisa pasrah dikeloni wanita ini, ia duduk diatas kursi di bawah Sower sana dengan wajah yang lansung berhadapan dengan perut datar Shena yang hanya memakai Gaun malamnya yang sangat tipis dengan seutas tali di bahunya membuat Vian panas dingin.
"Apa panas?"
"Tidak!"
Shena mengangguk, ia memeggang Sower itu dengan satu tangan dan tangan satunya mengkramasi rambut suaminya.
"Heyy!" pekik Vian saat Shena mengecup puncak kepalanya membuat ia meleleh akan perlakuan memabukan wanita ini.
"Baunya harum!"
"Ta..Tapi jangan dicium!"
Shena hanya mengulum senyum geli, setidaknya Vian tak sedingin tadi padanya.
"Angkat tangannya anak Momy!"
"Kau menggelikan.sayang!" ucap Vian akhirnya meloloskan kata itu membuat Shena begitu bahagia.
"Kan memang anak Momy! ayo, mana keteknya, hm?"
Shena menyabuni dan menggosok tubuh pria itu lembut, Vian hanya bisa pasrah dengan kedua tangan yang membelit pinggang ramping itu.
"Yang ini biar aku saja!"
Shena mengangguk patuh saat Vian kembali mengambil Shower dari tangannya, mungkin Vian masih malu untuk menunjukan benda besar itu? pikir Shena yang menduga baik saja.
"Aku tunggu diluar ya. sayang?"
"Yah!!"
Shena melangkah keluar, ia lansung menuju ke ruang ganti karna Tubuhnya juga basah, ia mengantinya dengan Lingerie seperti biasa karna ia tak biasa tidur dengan pakaian tertutup.
Drettt..
Ponsel Vian berbunyi, Shena menghentikan langkahnya sejenak menatap benda pintar Suaminya itu berdering.
"Siapa yang menelfon jam segini?"
Gumam Shena bingung, ia ingin memberi tahu Vian tapi mungkin saja Pria itu sedang mandi tak ingin di ganggu.
"Sayang!!!" teriak Shena, tapi Vian tak mendengarnya karna suara Shower yang cukup deras.
"Aku angkat saja ya?" gumam Shena lalu mengambil benda itu, ia menautkan alisnya bingung melihat nama yang tertera disana.
"Ket!"
Apa ini Klien kerja Vian? atau ini Temannya Vian?
"Hello!"
Tak ada jawaban dari seberang sana, Shena sedikit bingung akan hal itu.
"Hello Mis! Are you ok?"
Tuttt..
Suara lembut Shena malah membuat si Penelfon mematikan sambungannya, Shena hanya menggeleng saja.
"Ada apa sayang?" tanya Vian yang baru keluar dengan handuk yang menutupi bagian inti pria itu.
Shena meneggang ditempatnya, ia berusaha menormalkan aliran darahnya, begitu juga Vian yang menegguk ludahnya kasar melihat bentuk tubuh Shena yang membuat ia mendesir kuat.
"Ta..Tadi ada yang Telfon!"
"Si..Siapa?"
"Ket!"
Deggg..
.......
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Sedih banget sih dan malang banget nasib hidupmu shena... tak seindah namamu perjalanan hidupmu itu.
Keluarga, sahabat dan suami tiada yang menyayangimu dan mencintaimu dengan tulus. Walau ayah dan ibu menyayangimu tapi mereka tak berdaya, mereka lemah tak berguna. 😖😢
2023-09-09
0
💥💚 Sany ❤💕
Apa ket itu selingkuhan Vian ya?. alias pacarnya. Pande banget Vian bersandiwara. Kasian hidup mu Shen. Dibuang kluarga, dapat suamipun settingan orang.
2023-08-06
0
lalalicious
Hai thor salam kenal ya👋
"My Favorite Wife" sudah mampir nih, jangan lupa mampir juga ya thor 🤗
2023-05-30
0