Belitan rantai itu begitu kuat mengikat lengan dan kedua kaki pria yang sudah dibantai habis-habisan itu, tetesan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya membuktikan, betapa kejamnya pukulan demi pukulan yang ia terima.
"Katakan dimana wanita sialan itu kau sembunyikan?"
Vian hanya diam dengan wajah yang nyaris hancur, ia tak bisa melawan karna Pria ini bukanlah tadingannya.
"A..Aku tidak tahu!"
Bugh..
Vian terbentur kedinding dingin sana, tubuhnya sudah remuk redam sedari tadi dipukuli, Mark seakan kesetanan menyiksanya habis-habisan.
"Lepaskan rantainya!!"
Anggota Latina lainnya melepas ikatan yang membelit tubuh Vian erat, pria itu sudah tak bisa menyadari apa yang terjadi disekitarnya.
"Kau jangan diam! lawan aku sekarang juga!!" tekan Mark geram, ia tahu, Vian pasrah dan ia tak suka Manusia lemah, itu hanya sampah dunia ini saja.
"Ma..Mark! Le..Lepaskan istriku uhukk!'
Mark menyeringai iblis, ini yang ia suka, Vian akan tersiksa berkalilipat atas apa yang pria itu lakukan pada keluarganya.
"Dia Milikku! kau sendiri yang memberikannya padaku!"
"Ta..Tapi uhukk! Tapi Shena itu tak tahu apapun, dia hanya wanita lugu dan..!"
"Dan dia Milikku!"
"Mark!!!!" bentak Vian panas, melihat Shena yang begitu dekat dengan pria ini saja sudah membuat ia menggila, ia tak tahan wanita itu dimiliki pria iblis seperti Mark Sian Alfoenzo ini.
"Kau akan mati Vian! kau itu penghianat Generasi!"
Mark mendekati Vian yang hanya bisa pasrah, ia tak mungkin melawan Mark yang sedari kecil sudah menjadi mesin pembunuh bagi Keluarga Alfoenzo itu.
"Selamat berjumpa di Neraka!" ucap Mark menekan tombol hijau yang dimana menghidupkan mesin penggiling daging manusia yang sudah ada dibelakang Vian.
Mesin itu menyala, anggota Latina lainnya hanya bisa bungkam melihat kebengisan Kingnya.
"Vian!!!"
Mereka terkejut melihat Shena yang langsung masuk keruangan bawah tanah ini dan menghampiri tubuh Vian yang lemah.
Grepp..
Tubuh kedua manusia itu berbenturan, Vian berbinar memeluk tubuh molek istrinya yang dibaluti Mukenah, sangat cantik bak bidadari surga yang membuat hati mereka damai.
"Vian hiks!"
"Sa..Sayang!"
Shena menangis melihat tubuh gagah ini berlumuran darah, ia tadi selesai melaksanakan Sholat, tapi ia penasaran dengan apa yang dilakukan Mark diruang bawah ini, makanya ia mengikuti pria itu.
"Shena!! kau keluar dari kandangmu?" tanya Mark dengan suara yang kelam, kepalan tangan pria itu menguat dengan sorot mata yang mengerikan.
Jantungnya berdebar erat melihat paras Shena yang memang tak bisa dibantah, tapi ia semakin terbakar melihat kedekatan wanita itu dengan musuhnya.
"Sian! aku sudah mengatakan. kau itu jangan terlalu mementingkan emosi!" suara lembut Shena menuai remangan diruangan lembab dan amis itu.
"Aku tak pernah diajarkan menahan emosi! bahkan aku diajarkan menimbun emosi!" geram Mark menarik kasar tangan lembut itu membuat Shena terseret sadis.
"Ma..Mark! jangan sakiti istriku, aku mohon!"
"Dia bukan lagi istrimu!"
Duarr..
Vian meneggang ditempatnya, ia menatap Shena yang terlihat pucat pasih dengan bibir yang bergetar.
"A..Apa maksudmu?"
"Kau sudah menandatangani surat cerai kalian!"
"Mark!!!" bentak Vian berdiri lunglai, ia ingin menyerang Mark yang juga tak segan menantang amarah pria ini.
Bugh..
"Hentikan!!!" teriak Shena merasa pusing dengan Pertengkaran pria-pria ini, ia sangat lelah, sungguh, tadi pagi Mark seakan menyanggupi ucapannya untuk tak melukai Vian, tapi sekarang pria itu malah menjelma seperti iblis.
"Shena!!" Pekik Vian ingin mengggapai tubuh Shena yang ingin tumbang, tapi, Mark dengan cepat menagkapnya kilat.
"Kau kenapa?"
"Berhentilah berkelahi!" lirih Shena dengan mata yang satu-sayu, ia berpeggangan ke lengan kekar pria itu untuk menahan pusing yang melanda kepalanya.
"Panggil Petter ke sini!"
"Baik King!"
Janson segera pergi meninggalkan ruangan itu, Mark terlihat menatap wajah cantik Shena dalam, hatinya bergejolak, ia seakan berhenti bernafas merasakan denyutan didadanya yang perih.
"Vi..Vian!"
Mark menggeram, apa sepenting itukah Vian bagi Shena? ia merasa sangat panas, ia benci pria itu yang selalu mendapatkan hal yang baik.
"Shena!!"
"Si..Sian! aku mohon percayalah padaku!" ucap Shena dengan suara lemah, ia memang pusing sekarang, apalagi melihat keadaan Vian yang tak lagi bisa dikatakan baik.
"Bawa dia keruangan Rileksasi!"
"Baik King!"
"She..Shena!!" teriak Vian saat tubuhnya sudah dibawa keruangan atas sana, Roman yang juga dikurung itu terlihat bernafas lega karna siksaan Senornya telah berhenti, tapi bukan berarti Vian lepas begitu saja.
"Kau senang?" tanya Mark dengan suara yang dingin, Shena bisa merasakan betapa dendamnya Mark pada Vian.
"Aku ingin kekamar!"
Mark langsung menggendong tubuh molek itu menuju ke kamar mereka disebelah sana, ia tak mungkin menyiksa Vian dihadapan wanita ini.
Setibanya disana, Mark langsung membaringkan Shena diatas ranjangnya, ia membuka sarung tangannya dan melemparnya kesembarang arah.
"Mukenah. ku!" pekik Shena melihat Mukenahnya berlumuran darah dari sarung tangan Mark tadi, ia menatap tajam Mark yang terlihat menghela nafas berat.
"Akan ku carikan lagi!"
"Cihh!"
Shena mencabik sinis, ia memijat pelipisnya yang berdenyut, memang, hidupnya selalu saja dilanda masalah yang tak pernah berhenti.
"Ya Allah! semoga iblis satu ini diberi hidayah!"
"Shena!!!" suara bentakan Mark dari dalam kamar mandi sana, pria itu mendengar semua yang diucapkan wanita cantik itu.
"Cihh!" decih Shena bersandar kekepala ranjangnya, ia seketika termenung mendengar ucapan Sian tadi.
"Vian!"
Batin Shena lirih, ia merasa sesak sekaligus terluka dengan permainan hidup ini, tapi ia bisa apa, menangis? Cihh..itu sudah sering ia lakukan ketika sendiri dikamar mandi, ia tak bisa terus terang dengan rasa sakit ini.
"Kau menangis?"
Suara Mark membuat Shena tersentak dari lamunannya, wanita itu menghapus lelehan bening yang tadi keluar dari netranya.
"Tidak!"
"Kau menangis!"
"A..Aku tidak menangis!" lirih Shena bergetar, ia ingin merah, tapi ia tak bisa, ia hanya akan tambah terluka jika berteriak membentak siapapun.
"Kau memang sudah bercerai!"
"Sian!" lirih Shena bergetar, ia tak sanggup mendengar kata itu, sedari dulu ia tak berniat bercerai, tapi sekarang?
"Cobalah untuk menerima kenyataan!"
"Kau .. kau yang membuat semuanya rumit!" gumam Shena tersenyum miris, ia hanya bisa menangis dalam diam saja membendung rasa sakit yang siapapun tak akan pernah mengerti.
"Kau ingin marah? membunuhku, menghakimiku! kau bisa lakukan itu!"
Shena diam dengan sekugukan yang mulai melanda pernafasannya, ia tak ingin menatap Mark yang sesak melihat air mata itu keluar pilu.
"A..Aku bisa apa hiks hiks! bu..bukankah aku lemah?" isak Shena dengan mata yang merah, ia sesekali menghapus lelehan bening itu.
"Aku tahu kau marah!"
"Lalu?"
"Keluarkanlah!"
Shena hanya diam, ia tak bisa mengeluarkan segalanya karna ia memang Tipe wanita yang tersembunyi dan memendam, entahlah, mungkin suatu hari ia akan lelah dengan semua ini.
"Kita akan menikah!!"
Duarr..
Bagai disambar petir, Shena menatap Mark dengan rasa keterkejutan yang nyata, ia menggeleng lemah dengan air mata yang semakin deras meruak.
"Ka..Kau jangan bercanda!"
"Siapkan dirimu!"
"Mark!!!! hiks hiks, kau jangan menyiksaku lagi hiks hiks!" teriak Shena melempar bantal itu ketubuh Mark yang sudah keluar dari kamar ini.
Shena turun dari ranjangnya untuk mengejar Mark yang sudah menutup pintu itu rapat.
"Mark hiks hiks! Jangan permainkan aku lagi!!!!" teriak Shena menggedor-gedor pintu itu, Mark yang ada dibalik sana pun hanya diam meratapi pintu kamarnya sendiri.
"Kenapa Vian selalu beruntung dibanding aku?"
........
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Rika_Faris
malah sempat2nya bilang cih... padahal udh mau pingsan, piye iki thor....
2023-05-18
0
Inyhhlstryyy
😂😂
2022-12-24
2
R
kesuksesan mu hanya sementara, dan tersiksanya dirimu juga sementara, itu sudah diatur oleh Allah. Jika kau sukses tapi lupa akan Pencipta-Nya, maka kesusahan lah yang akan datang menimpa, sungguh setiap kehidupan ada sebuah masalah yang tidak tahu kapan datang
2022-09-23
1