Deretan para anggota Vian yang sudah masuk kedalam wilayah Alfonso itu terlihat bersembunyi dibalik pepohonan rimbun yang mengelilingi Lautan Atlantis yang terdapat di Bangunan Markas King Latina itu.
Mereka menatap bingung, untuk apa selokan-selokan besar dan panjang yang dibuat mengelilingi pondasi Bangunan disebelah Kiri utara itu? bukanya Gorong-Gorong besar yang ada didalam tanah sana sudah berfungsi untuk menyerap air ketika hujan? sungguh, tempat ini sangat Misterius.
"Senor!"
Roman berdiri dibelakang Vian yang sedang menganalisis daerah ini, mereka sudah lama tak kesini, hampir bertahun-tahun lamanya Vian pergi hingga perombakan Daerah terkutuk ini tak lagi ia ketahui.
"Bangunan sebelah kiri itu untuk Ruang Tawanan sekaligus Penyiksaan, kalian coba periksa disana!"
"Baik Senor!"
Roman membagi kelompok mereka menjadi beberapa bagian, ia sendiri memimpin kelompok dua yang sudah melesat masuk kedalam Benteng besar sana.
"Kalian masuk! lihat apa yang ada didalam sana!"
"Baik Senor!"
Mereka melakukan tugasnya masing-masing, sekarang, hanya tinggal Vian yang masih memantau keadaan.
"Aku harap! Shena masih ada!"
Gumam Vian lalu meloncati Beton besar yang menjadi tempat persembunyian anggotanya tadi, ia menyalip dibalik pilar-pilar kokoh itu, lalu masuk kedalam selipan Gang sempit seukuran dengan depaan tangan.
"Kenapa kosong?"
Vian sungguh bingung melihat Ruang-Ruang yang kosong ini, ia menepis pikiran yang bisa saja membuat ia tak konsentrasi.
"Sian!!"
"Shena!" gumam Vian berbinar mendengar suara lembut istrinya, ia semakin masuk kedalam sana dengan langkah yang tak sabaran, jantungnya sudah berdegup kencang seiring dengan geburan hati yang menggelora.
"Sian!!"
"Apa. hm?"
"Mana Pesananku?"
Vian bersembunyi dibalik dinding pembatas sana, ia sungguh bingung, dengan siapa wanita itu bicara? tidak mungkin Mark yang notabennya sangat membenci wanita.
Deggg..
Vian meneggang ditempatnya melihat siapa yang duduk diatas kursi meja makan sana dengan Shena yang tampak akrap dengan pria itu.
"Mark!"
Shena masih tak menyadari keberadaan Vian, ia terlihat fokus mengambilkan pria itu makanan, sesekali ia menatap wajah Mark yang ditutupi topeng seperti biasa.
"Mana Mukenahnya?"
"Lihat diatas ranjangmu!"
"Tidak ada! kau berbohong padaku!"
Mark menghela nafas, ia menggapai pinggang Shena yang langsung menghindar dari rangkuhan tangan kekar itu.
"Katakan dulu dimana Mukenahnya!"
"Tapi kau temani aku makan!"
"Baiklah!" Shena pasrah duduk disamping Mark yang dengan senang hati berdekatan dengan Bidadari ini, ia tahu, siapa yang sedang menatap mereka dengan panas.
"Suapi aku!"
"Buka dulu topengmu!"
"Cepatlah!"
"Tapi jangan banyak-banyak! yang lain belum makan!"
"Shena!!" suara geram Mark yang tak suka dibantah, Shena hanya menyengir menunjukan lesung pipinya, ia hanya bercanda, Mark orang yang terlalu serius dan kaku, ia bosan begitu terus.
"Yasudah! buka mulutnya!"
"Shena!!!!"
Parnkk..
Sendok ditangan wanita itu jatuh dengan mata bulatnya yang membelo penuh keterkajutan, tubuhnya meneggang mendengar suara yang beberapa hari itu ia abaikan.
"Vi..Vian!"
"Shena!"
Vian keluar dari persembunyiannya, Shena berbalik menatap penuh keterjutan pada Vian yang menatapnya lembut, hati pria itu bergetar melihat wajah cantik istrinya yang masih bisa ia lihat, bahkan, wajah itu lebih berseri dari yang pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Shena sayang!!"
"Kenapa kau kesini?"
Darrr..
Vian tercekat mendengar suara datar itu, ia menatap penuh harap pada Shena yang tampak masih menuai rasa sakit padanya.
"Sayang! kita pulang ya?"
"Untuk apa?"
"Shena! sayang, aku minta maaf! aku mohon kita kembali seperti dulu sayang!" ucap Vian dengan suara yang bergetar, ia ingin kembali memeluk dan mencium aroma tubuh wanita itu, ia sangat merindu.
"Bukankah ini yang kau inginkan?"
"Shena!!" lirih Vian yang sudah berhadapan dengan wanita itu, ia tak menghiraukan tatapan tajam pria yang masih duduk dengan aura yang mengerikan itu.
"Bukankah memang ingin aku mati?"
"Tidak sayang! bukan aku yang..!"
"Kau tak puas menyiksaku selama ini ha? kau tak puas Vian!!" bentak Shena dengan mata yang mengembun, ia kembali sakit melihat Vian yang datang tapi telah menuai banyak luka dihatinya.
"Shena! sayang, aku bisa jelaskan, kita pulang ya sayang?"
"Aku ingin pulang.." menjeda ucapannya.
Mark langsung berdiri dari duduknya, gertakan gigi pria itu terdengar nyaring dengan kepalan tangan yang menguat.
"Tapi tidak bersamamu!"
Vian semakin dibuat sakit dengan ucapan itu, ia menggeleng lemah meminta harapan dan kesempatan untuknya, ia ingin kembali seperti dulu, dimana Shena masih bersamanya.
"Shena!"
"Kau sudah bahagiakan bersama wanita yang kau cintai itu?"
"Tidak sayang! aku..!"
"Kau tak perlu membuang tenaga untuk menyelamatkan aku, bahkan, mereka lebih punya hati dibanding kalian yang malah memperdagangkan manusia!!!"
"Mereka hanya memanfaatkan mu!!"
Kedua manusia itu bertentangan, Shena masih teguh akan kepercayaannya dan Vian sungguh hilang akal dengan semua itu.
"Kau jangan membual Vian!!!"
"Sayang! percayalah padaku, kau jangan percaya dengan iblis ini!"
Dorr...
Terdengar suara tembak menembak di Bangunan seberang sana, sepertinya anggota mereka sudah saling menyerang. sedangkan diruangan ini.
Vian tersungkur akibat pukulan panas dan keras dari tinjuan Mark yang langsung membuat sudut bibirnya koyak, rasanya tulang rahangnya remuk redam.
"Vian!!!" pekik Shena melihat Vian yang terlihat memprihatinkan, ia sakit melihat pria itu tersungkur na'as.
"She.Shena!!" lirih Vian mengadah menatap Shena yang menangis, ia tak sanggup melihat luka di wajah pria yang masih memiliki hatinya itu babak belur.
"Vian. hiks!"
Srett..
Mark menarik kasar tangan Shena yang ingin mendekati Vian, ia tak akan pernah melepaskan wanita ini, begitu juga Vian yang sudah masuk kedalam rencananya.
"Kau tetap disini!"
"Tapi Vian..!"
Grett..
Mark memasang rantai itu kembali keleher Shena dan kedua tangan wanita itu, Shena terkejut melihat apa yang dilakukan Mark padanya.
"Si..Sian! Kau..!"
"Sudahku bilang! kau itu bodoh!"
Duarr..
Shena meneggang ditempatnya mendengar ucapan pria itu, ia menatap Vian yang menatap Mark membara.
"Mark! aku tak akan mengampunimu jika kau melukainya!"
"Dia Milikku!"
Srett..
"Aaa!!" Shena terpekik karna rambutnya ditarik kebelakang oleh Mark membuat ia menjauh dari Vian yang menggeram marah.
"Lepas!!" Shena meronta-ronta dari cengkraman kasar tangan pria ini, ia masih tak bisa mencerna apa yang telah terjadi.
"Mark!!!" bentak Vian bangun dan menyerang Mark yang terlihat tenang ditempatnya, ia sudah tahu bagaimana kemampuan Vian bertarung, memang tak bisa diremehkan, tapi ia tahu titik lemah pria ini.
Bugh..
Mark menendang bagian tulang belakang Vian dengan keras membuat pria itu terpelanting ke samping Meja makan, Shena hanya bisa menangis karna rambutnya terasa terlepas akibat tarikan Mark yang kuat.
"Brengsek kau!!" bentak Vian tak mau kalah, ia menghapus lelehan darah yang keluar dari mulutnya, ia kembali mengayun tinjuan ke wajah pria itu, tapi, Mark memutar tubuhnya dan Shena menghindar lalu menjadikan Kursi sebagai tempat penolakan.
Kaki jenjang nan kokoh Mark menyalto telak membuat Vian langsung terbentur ke dinding sana, Shena histeris melihat Vian yang terluka parah.
"Vian hiks!"
"Kau diamlah!" Mark membelit pinggang Shena kuat membuat tubuh wanita itu berdempet dengannya.
"Shena uhukkk!"
"Vian! kau jangan memukulinya!!" bentak Shena tak tahan, meski Vian pernah menorehkan luka padanya, tapi Vian adalah suaminya, apalagi, Cinta itu masih bersemayam dihatinya.
"Shena!!! berhenti menangisinya!!"
Grettt..
Mark terbakar panas dan menarik rantai yang ada dileher wanita itu kuat membuat Shena tak bisa bernafas.
"Mark!!! jangan sakiti dia!!"
"Kau begitu mencintainya. hm? maka ikutlah dia ke Neraka!!"
Geram Mark membuat leher Shena terluka mengeluarkan darah akibat belitan rantai itu, Mark seakan menggila dengan rasa panas didadanya.
"Le..Lepas hiks!"
"Mark! kau bisa membunuhku, tapi tidak dengan istriku!"
Bugh..
Mark menendang wajah pria itu keras, anggota Vian sudah ia perangkap lebih dulu, ia tak akan melepaskan Vian kali ini.
"Ikut aku!!"
Mark menarik rantai Shena kuat membuat Wanita itu langsung menyeret langkahnya mengikuti Mark yang sudah menjelma menjadi iblis.
"Lepas hiks hiks!!"
"Kau harus diberi ganjaran!"
"Mark! lepaskan istriku!!"
Teriak Vian ingin mengejar pria itu tapi tubuhnya sudah dibekap Janson yang sudah menduga kalau pria ini akan datang.
.........
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Sary Alula
aku tak tega
2024-11-25
0
Shepty Ani
si mark kesetanan antara dendam dan cemburu jd satu mky berubah jd iblis
2023-08-30
3
mama yuhu
keren thorr
2022-09-17
0