Cengkraman tangan pria tua itu menguat kepeggangan kursinya, sorot mata tak lagi bisa dibantahkan dengan gertakan gigi yang beradu nyaring.
"Bagaimana bisa kalian lengah. ha?"
"Tuan besar! kami tak bisa masuk kedalam Markas besar Alfonso, King sangat ketat menjaga wilayahnya!"
"Bukannya dia masih sibuk mengurus perdagangan?"
"Iya Tuan! Perdagangan organ masih sibuk dilakukan, bahkan, belakangan ini anggota King Latina memasok Manusia dari pasar Gelap Eropa, semuanya terkendali Tuan!"
Tuan Antonio menghela nafas berat, Mark selalu bisa diandalkan dalam Bisnis kotor ini, tapi, ia tak yakin, kenapa Pria itu seperti menyembunyikan sesuatu darinya? ia mulai curiga dengan semua ini.
"Apa dia memang mencari Putra penghianatku itu?"
"Iya Tuan! King mencari Tuan Muda kedua dan saya yakin dia telah menemukannya!"
"Baguslah! dia harus cepat ditangkap, kalau tidak, Harta keluarga Keylee akan terbuang sia-sia!" ucap Tuan Antonio menyeringai licik, ia mengambil Dupa didekat kursinya dan membakar benda itu untuk memuja Kakek Alfoenzo dan keturunan ketiga dari keluarga bergenerasi ini.
"Salamku Yang Mulia agung!" anggota suruhan pria itu juga tampak menundukan tubuhnya menghadap lukisan besar yang selalu dipuja bagi kepercayaan keluarga Alfoenzo.
..........
"Sian!!"
Shena berlari dari kamarnya menuju lantai dibawah sana, pagi ini sudah cerah, ia seakan melupakan masalahnya sejenak dengan berdekatan dengan pria itu.
"Apa?"
"Hmm! bisa aku minta sesuatu?" tanya Shena yang sudah berdiri dilantai bawah sana, Tempat ini sudah lebih rapi dari biasanya, Tapi, aura menakutkan itu masih saja tetap kental.
"Tidak dengan Kebebasan!"
Shena menghela nafas halus, sedari semalam ia dan pria itu berunding tentang Kebebasannya, tapi Mark tetap saja kekeh menolaknya dengan alasan tak menentu.
"Bukan itu!"
Mark menghentikan seduannya pada Kopi yang ia minum, tangannya yang tadi menyentuh layar Ponselnya pun beralih turun masuk kedalam saku celananya.
"Mau apa?"
Shena sedikit ragu mengucapkannya, bukan apa-apa, ia tahu kalau Mark tidak memiliki kepercayaan, sedangkan ia sudah ingin memperbaiki diri.
"Hmm! Boleh aku minta Mukenah?"
Kerutan dahi pria itu muncul, ia berbalik menatap Shena yang salah tingkah dipandang Netra kecoklatan yang sama dengannya itu, Mark memang punya pesona tersendiri untuk membuat hatinya bergetar.
"Senjata model apa itu?"
"Ha?" pekik Shena kuat mengundang tatapan tajam Mark yang tak suka kebisingan, pria itu selalu suka suasana tenang dan hanya ia yang boleh menciptakan suara keras apapun.
"Kerongkonganmu butuh Servis.hm?" tanya Mark dingin, Shena menelan ludahnya kasar, kenapa ada pria sangat menakutkan?
"I..Itu bukan senjata! tapi peralatan Sholat!"
"Sholat?"
Shena mengangguk lalu perlahan mendekati Mark yang masih berfikir ditempatnya, ia tak pernah mendengar nama itu karna ia hanya hidup dilingkungan orang tak punya kepercayaan dan tentunya tak ada Tuhan.
"Bisa pinjam Ponselmu?"
"Untuk?"
"Mencari benda itu!"
Mark mengeluarkan Ponselnya, Shena mengambilnya dengan berbinar, senyuman diwajah cantik itu membuat Mark tersihir, lesung pipi yang ada diwajah wanita itu sangat manis dan menggemaskan.
"Hmm! aku punya tempat sendiri untuk..!"
Mark langsung merampas Ponselnya membuat Shena terkejut, ia menatap wajah Mark masam.
"Berikan!"
"Kau melanggar aturanku!"
"Kan aku hanya ingin memesan dari tempatku!"
"Biar aku yang carikan!"
"Sian! aku..!"
"Shena!!"
Shena mengangkat tangannya pasrah, kalau membantah maka Mark bisa mengasarinya lagi.
"Baiklah, kau carikan. ya? aku mau memasak!"
"Cihh! jangan sok bisa!"
"Kau meragukan aku?" sinis Shena melangkah menuju ruang dibelakang sana, Mark menyeringai licik menatap kepergian wanita itu, ia melangkah mengiringi Shena dari belakang.
"Dimana dapurnya Sian?"
"Belok kiri!"
Shena langsung masuk kedalam sana, kening wanita itu mengkerut melihat ruangan gelap yang tampak Misterius itu.
"Sian!!"
"Hmm!"
"Ini bukan dapur. ya?"
"Menurutmu?"
Shena meneruskan langkahnya, rasanya disini dingin, kulitnya sedikit meremang dengan bau amis yang meruak.
"Sian!"
"Apa?"
"Jangan bilang kau..!"
Takk..
Lampu itu menyala, Shena membulatkan matanya melihat apa yang sedang bergelantungan diatas sana, bahkan gelantungan kepala manusia itu tepat didepan wajahnya.
"Aaaaa!!!!!"
Shena berteriak histeris dan berlari menubruk tubuh kekar Mark yang bersandar kedaun pintu .
"Kau gila!!!"
"Kau yang Bodoh!" sinis Mark menjitak kening mulus Shena yang berkeringat dingin, kedua tangan wanita itu membelit leher Mark gemetar, ia masih Trauma melihat semua itu.
"A..Aku ingin keluar!"
"Kau mau memasak. hm? masaklah, lihat daging yang mau kau Masak!"
"Sian!!" pekik Shena sedikit merengek, ia tak menyadari kalau pendekatan tubuh mereka berdua membangunkan sesuatu yang sedari lama menahan untuk membengkak.
"Kenapa kau sangat Bodoh?"
Shena hanya manyun, ia tak tahu apa yang dimaksud Mark karna ia hanya ingin keluar dari tempat ini.
"Kalau begitu aku saja yang.... Sian!!!" Shena terpekik diakhir kalimatnya saat tubuhnya malah melayang ringan kegendongan tubuh kekar itu.
"Kau mau meninggalkan aku sendiri?"
"Kau kan biasa sendiri!" ketus Shena manyun mengalungkan kedua lengannya keleher kokoh itu.
Mark hanya mengulum senyum geli, setidaknya ia bisa bermain lebih lama dengan wanita lugu ini.
"King!"
Janson terkejut melihat apa yang dilakukan Kingnya, ia meneggang ditempatnya menatap apa yang baru pertama ia lihat ini selama bertahun-tahun tak pernah ia temui.
"Siapkan bahan didapur Utama!"
Janson masih terdiam ditempatnya, ia sungguh tak bisa bergerak sama sekali dengan tatapan mata penuh keterkejutan itu.
"Janson!!"
"Eh. iya King!"
Janson langsung tersigap karna suara Dingin Mark yang bisa saja mengulitinya hidup-hidup.
"Sian!"
"Hm."
"Turunkan aku!"
"Diamlah!"
Shena pasrah saat tubuhnya dibawa Pria itu menuju ruang disamping sana, dahinya mengkerut melihat lekukan bangunan besar ini.
"Ini kemana?"
"Menurutmu?"
"Cihh!" Shena berdecih malas, ia mengamati semua jalan yang mereka lewati, perlahan, Mark membawanya ke belakang , ini seperti Koridor dengan tepian kayu-kayu pinus yang asri.
"Sian!"
"Hm!"
"Ini berbeda dengan ruangan didalam! Exsteriornya lebih berwarna dan hidup!"
"Terserah kau saja!"
Mark sesekali tersenyum simpul melihat wajah Shena yang terlihat berbinar menatap Lingkungan yang sangat berbeda dari Bangunan yang mereka tempati sebelah kiri ini.
"Mana dapurnya?"
"Sebentar lagi! diamlah, kau cerewet sekali!"
"Tapi aku ingin memasak! Tanganku sudah gatel, Sian!"
"Kalau begitu, kau bantu aku Mengkuliti daging saja! bagaimana. hm?"
"Tidak mau!"
"Cihh! pergilah memasak!"
Mark menurunkan Shena ketempat Dapur Utama yang sudah dikelilingi Maid yang langsung di Rekrut dari Mashion Latina sana.
"Selamat Datang King, Nyonya!"
"Aku bukan Nyonya kalian! maaf!" Shena menolak sopan, ia tak selaras dengan panggilan itu karna ia disini hanya sebagai Tawanan yang menjadi teman.
"Jangan membantah apapun" ucap Mark yang nggak jengkel dengan Shena yang terlalu keras membentengi sesuatu yang membuat dadanya panas.
Ia juga tak tahu kenapa, yang jelas ia ingin mendekati wanita ini untuk memancing kedatangan Pria penghianat incarannya.
.....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Baca novel ini ngeri ngeri sedap. Kadang ikut merinding campur mual klu bab yg ada King nya. Ada ya manusia sadis lebih dari iblis kayak mark n anggotanya. Ngeriii....
Kasian Shenanya klu Mark yg jd jodohnya nanti. Shena terlalu sempurna.
2023-08-07
2
💥💚 Sany ❤💕
Apa Vian ya yg dimaksud Mark pengkhianat?. Kayaknya Ayahnya Mark itu jahat dech n cuma ngincar harta.
2023-08-07
0
mama yuhu
memancing vian dtng?
2022-09-17
0